Semua Bab Dilarang Hamil Oleh Mertua: Bab 31 - Bab 40
65 Bab
Harus Banyak Bersabar
Hari ini adalah hari yang cukup sibuk bagi keluarga Rayhan. Setelah beberapa hari Claudia sakit, akhirnya ia sudah sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa. Rumah pun kembali dipenuhi dengan kehangatan dan keceriaan seperti sebelumnya.Namun, keceriaan itu tidak berlangsung lama ketika Mamah Eva, mertua Claudia, dengan nada keras memanggilnya, "Claudia, jangan lupa cuci baju di belakang! Gara-gara kamu sakit, cucian numpuk!"Claudia yang sedang berdandan di kamar, terkejut mendengar teguran Mamah Eva. Sambil menghela nafas dalam-dalam, Claudia menahan diri agar tidak merespons dengan nada yang sama keras."Baik, Mah. Saya akan segera mencuci bajunya," jawab Claudia dengan senyum manis. Pagi-pagi, di antara deretan amukan muntah pagi, terdengarlah alunan suara gemerincing perhiasan yang mengiringi langkah gemulai Claudia. Dengan wajah yang dipenuhi kelelahan dan perut yang semakin membesar, ia tetap mencoba menyelesaikan segudang pekerjaan rumah.Claudia bergegas menuju belakang r
Baca selengkapnya
Selalu Salah
Rayhan duduk di dekat istrinya, Claudia, dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia meraih tangannya dengan penuh kasih sayang, mencoba menyampaikan kepadanya bahwa ia benar-benar percaya sikap Mamah Eva akan berubah lambat laun."Claudia, sayangku," kata Rayhan dengan lembut. "Aku mengerti betapa sulitnya bagimu dalam situasi ini. Tetapi aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat menyayangi kedua wanita yang ada dalam hidupku. Aku punya keyakinan yang kuat bahwa lambat laun sikap Mamah Eva akan berubah."Claudia menoleh ke arah Rayhan, matanya mencerminkan keraguan. "Tapi Rayhan, sudah begitu lama Mamah Eva bersikap dingin padaku. Aku merasa seperti aku tidak ada tempat di hatinya."Rayhan menggenggam tangan Claudia dengan erat, memberikan dukungan dan kepercayaan padanya. "Kamu tidak boleh merasa seperti itu, sayang. Mamah Eva mungkin telah lama terbiasa hidup denganmu sebagai satu-satunya wanita di hidupku, dan mungkin ia masih merasa cemburu. Tetapi aku yakin, jika kita terus bersabar dan memb
Baca selengkapnya
Tidak Enak
Setelah berbelanja seharian, Aruna akhirnya memilih dua gaun. Satu adalah gaun pastel yang indah dan feminin pilihan Claudia, dan satunya lagi adalah gaun gelap dan simpel tetapi anggun pilihan Mamah Eva. Ia senang bisa memuaskan kakak ipar dan Mamahnya, agar tidak menimbulkan keributan.Dalam cerita ini, Aruna mencoba bertindak bijak dengan memilih gaun dari keduanya dan akan menggunakan gaun-gaun tersebut secara bergantian. Ia berhasil menghindari konflik dan tetap memperkuat hubungan yang harmonis dengan kakak ipar dan Mamahnya. Kehadiran Aruna dalam mencoba gaun-gaun yang ia pilih membuatnya terlihat cantik dan anggun, memancarkan keindahan dan kepribadian uniknya."Aruna, kita istirahat sebentar ya," pinta Claudia merasa kakinya sudah lelah karena terlalu banyak berdiri. "Claudia! Kamu merepotkan saja," kata Mamah Eva dengan nada kerasnya. "Kebetulan aku juga haus, bagaimana kalau kita mampir ke cafe itu," ujar Aruna menunjukan ke arah Cafe yang tidak jauh dari tempat mereka be
Baca selengkapnya
Kedatangan Tante Risma
"Dengarkan aku, Claudia," kata Rayhan dengan penuh tekad. "Aku tahu Mamah mungkin sering kali membuatmu marah atau kecewa, tetapi kita harus berusaha untuk mengalah. Mereka adalah orang tua kita, dan kita harus menghormati dan menghargai mereka."Claudia menatap suaminya dengan penuh ketidakpuasan. Ia tidak terlalu senang dengan permintaan Rayhan ini, tapi ia tahu bahwa suaminya hanya ingin menjaga kerukunan keluarga mereka. Setelah memikirkan sejenak, dia akhirnya setuju dan mengangguk."Hmm, baiklah," ucapnya akhirnya. "Aku akan mencoba mengendalikan emosiku dan tidak membalas ucapan Mamah. Tapi tolong katakan kepadanya juga untuk berhati-hati dalam perkataan dan perlakuannya terhadapku."Rayhan tersenyum, merasa lega karena mendapatkan persetujuan dari istrinya. Dia tahu ini tidak akan mudah bagi Claudia, tapi dia berharap bahwa dengan usaha yang dilakukan bersama, keadaan akan menjadi lebih baik.Beberapa hari kemudian, Rayhan dan Claudia bersama Mamah Eva, Papah Andi datang di se
Baca selengkapnya
Berusaha Menutupi Kejahatan Mamah Eva
Dalam dasar kehidupan manusia, tidak sepatutnya penghinaan atau kekerasan menjadi cara untuk menyelesaikan masalah. Dengan menampar istrinya, Papah Andi menunjukkan ketidaksabaran dan kurangnya pengendalian emosi. Sebagai orang tua, tindakan ini sangat tidak pantas dan justru dapat memberikan contoh buruk bagi anak-anaknya, terutama bagi Aruna, putri mereka.Penting untuk diingat bahwa peran orang tua bukan hanya sekadar memberikan nafkah dan pendidikan, tetapi juga memberikan teladan bagi anak-anak mereka. Melakukan kekerasan atau perlakuan yang tidak pantas terhadap pasangan hidup dapat memiliki efek yang merugikan bagi seluruh keluarga.Mamah Eva, sebagai mertua, juga perlu untuk merenungkan tindakan ini dengan serius. Kekayaan tidak boleh menjadi alasan untuk meremehkan atau memperlakukan orang lain seenaknya. Sebagai seorang ibu, Mamah Eva juga harus memahami pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan menantu perempuannya dan memberikan contoh yang baik bagi putrinya.Ketik
Baca selengkapnya
Rencana Sean
Rayhan dan keluarganya masih duduk di ruang tamu, merenung tentang keputusan Sean dan Aruna untuk menikah. Papah Andi memperhatikan Aruna dengan tatapan penuh perhatian."Aruna, kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Papah Andi dengan lembut.Aruna, yang saat itu sedang meminum susu, terkejut mendengar pertanyaan Papah Andi. Tersedak dengan susu yang masuk ke tenggorokannya, Aruna tersenyum canggung. Dalam hatinya, dia merasakan kebingungan yang tak terucapkan.Udara yang tegang di ruangan itu mencerminkan keraguan yang melingkupinya. Aruna telah mengenal Sean selama beberapa tahun terakhir dan ikatan mereka semakin kuat seiring berjalannya waktu. Tapi, dalam lubuk hatinya, dia merasa ragu akan keputusan ini. Melihat tatapan bahagia Sean ketika dia melamarnya, Aruna merasa seperti ditarik antara perasaannya sendiri dan kebahagiaan orang lain."Tapi, Pah ... " Aruna berkata dengan canggung, mencoba menyusun kata-kata yang tepat untuk merangkai keraguan yang ada dalam dirinya. "Aku
Baca selengkapnya
Rencana Buruk Mamah Eva
Beberapa hari yang lalu. Sean dan Aruna, pasangan muda yang penuh semangat, telah menjalin hubungan persahabatan yang kuat selama beberapa tahun. Mereka selalu mencari kesempatan untuk bersenang-senang dan menghadapi tantangan bersama. Tapi ada satu ide konyol yang tidak pernah mereka bayangkan akan mengubah hidup mereka sepenuhnya.Suatu hari, Sean muncul dengan ide yang tak terduga. Dia berkata, "Aruna, bagaimana kalau kita membuat taruhan? Siapa yang kalah harus menuruti permintaan pemenangnya selama satu tahun penuh!" Aruna mengerutkan keningnya, lalu tertawa sambil menjawab, "Kamu selalu punya ide aneh, Sean. Tapi mengapa tidak? Ayo kita lakukan!"Hingga suatu ketika Aruna kalah dalam taruhan itu, dan harus menuruti permintaan Sean dalam bentuk apapun. Tanpa ragu-ragu, mereka menulis surat perjanjian pernikahan yang berlaku hanya selama satu tahun. Ini adalah aturan main mereka. Namun, mereka berdua tidak berfikir bahwa ada kemungkinan besarnya mereka akan jatuh cinta satu sam
Baca selengkapnya
Baju Untuk Mamah Eva
Claudia saat ini sedang mencuci pakaian milik semua anggota keluarga di rumah itu, tanpa membedakan ia mencuci sampai bersih. Claudia kaget dan terkejut saat Mamah Eva tiba-tiba menyiraminya dengan air bekas cucian. Air itu terciprat ke wajah, rambut, dan tubuhnya. Wajah Claudia basah dan matanya terasa terpicu. Dia cepat-cepat mengusap air dari wajahnya, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi."Mamah Eva, kenapa kamu melakukannya?" tanya Claudia dengan nada kebingungan.Mamah Eva merasa kesal karena satu pakaian yang tidak sengaja disikat oleh Claudia. Dia menganggap Claudia tidak mengindahkan peraturan dalam menjaga pakaian keluarga yang dicuci bersama. Mamah Eva, yang merasa geram, keluar dari kamar mandi dan memberi penjelasan keras pada Claudia."Claudia! Aku sudah memberitahumu berkali-kali untuk jelas tentang menjaga setiap pakaian keluarga yang dicuci bersama! Tapi kamu sudah menyikat salah satu baju kesayangan ku sampai rusak!" ujar Mamah Eva dengan nada tegas.Claudia
Baca selengkapnya
Kesibukan Rayhan
Setelah menjalani berhari-hari yang sulit dan penuh dengan konflik, Claudia akhirnya memilih jalan yang berbeda. Meskipun hatinya masih terluka dan penuh dengan kekecewaan, ia menyadari bahwa tidak ada gunanya untuk terus mempertahankan pertentangannya dengan Rayhan.Claudia memilih untuk diam dan tidak memikirkan lagi tentang perbuatan buruk mertuanya. Ia lebih memilih untuk fokus pada kebahagiaan dan kedamaian dalam dirinya sendiri. Claudia merasa bahwa lebih baik untuk menghilangkan emotis negatif dan mencurahkan energinya untuk hal-hal positif dalam hidupnya.Dalam diamnya, Claudia merenung dan mengingat kembali momen-momen indah yang pernah ia bagikan dengan Rayhan, sebelum semua kejadian buruk terjadi. Ia mengingat senyuman mereka, tangisan tawa mereka, dan cinta yang pernah mereka rasakan saat mereka pertama kali bersama.Dengan waktu, Claudia mulai merasakan rasa damai dalam hatinya. Ia mulai memaafkan mertuanya dan mengerti bahwa setiap orang memiliki kesalahan dan kekurangan
Baca selengkapnya
Kesukaan Claudia
"Mah, ini bukan masakan Mamah ya?" tanya Papah Andi. Mendengar pertanyaan Papah Andi, Mamah Eva pun tersenyum sambil menjawab, "Bukan Masakan orang lain, Pah. Kali ini masakan Mamah yang hendak disajikan untuk keluarga kita semua."Dengan tatapan heran, Papah Andi mencicipi opor ayam yang dihidangkan oleh Mamah Eva. Langsung terpancarlah senyum kebahagiaan di wajahnya. "Wah, ternyata enak sekali!" ucapnya sambil terus menikmati setiap suapannya.Mamah Eva pun tersenyum melihat reaksi Papah Andi. "Hebat sekali, Claudia. Aku tak pernah menyadari bahwa kamu memiliki bakat memasak seperti ini," gumamnya dalam hati memuji Claudia.Mamah Eva merasa bersyukur dengan pujian yang diterimanya. "Terima kasih, Pah. Sebenarnya, saya sudah lama belajar memasak dengan bantuan resep-resep dari internet dan beberapa buku masakan. Saya senang bisa mencoba masakan baru untuk keluarga kita."Papah Andi mengangguk setuju sambil tersenyum. "Kamu memang hebat, Mah. Terima kasih sudah menyajikan opor ayam y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status