Semua Bab Dilarang Hamil Oleh Mertua: Bab 61 - Bab 65
65 Bab
Kebenaran Yang Terungkap
Dengan wajah penuh kekhawatiran, Rayhan membimbing Mamah Eva perlahan-lahan memasuki ruang gawat darurat rumah sakit. Meskipun terlihat lemah, Mamah Eva menyimpan senyum kemenangan di balik raut wajahnya yang menyiratkan kepura-puraan."Jangan khawatir, Ray. Aku hanya tergelincir sedikit tadi," ujar Mamah Eva dengan nada lembut, berusaha menenangkan Rayhan.Dalam hati, Mamah Eva merasa lega. Rencana buruknya telah berhasil. Dengan pura-pura terjatuh dan tak bisa berdiri, ia telah berhasil menarik perhatian Rayhan sepenuhnya, mengalihkannya dari mengejar istrinya yang meninggalkan rumah.Rayhan, yang masih diselimuti rasa khawatir, segera mendaftarkan Mamah Eva untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, Mamah Eva terus meyakinkan dirinya bahwa semua akan berjalan sesuai rencana.Ketika dokter memeriksa Mamah Eva, tidak ditemukan adanya luka serius. Namun, Mamah Eva bersikeras bahwa ia tidak bisa berdiri. Rayhan, yang begitu menyayangi Mamah Eva, tidak curiga sedikitpun dan seger
Baca selengkapnya
Keras Kepala Ayah Claudia
"Rayhan, apa kamu tidak ada rencana untuk mencari istri mu?" tanya Papah Andi, ketika berada di kantor. "Kemungkinan Claudia pulang ke kampung, Pah. Rayhan tidak akan mengajaknya kembali, sudah dia kali Claudia dengan sengaja meninggalkan rumah," jelas Rayhan, walaupun sebenarnya dalam hati khawatir. "Sebagai seorang laki-laki yang bertanggung jawab, kamu harus bisa membawa istri mu kembali ke rumah," kata Papah Andi, tersenyum tipis. Rayhan ragu dengan keputusannya sendiri, dalam hati kecilnya sangat berharap kehadiran Claudia. Namun, ia memikirkan ancaman Mamah Eva jika membawa Claudia pulang ke rumah. "Rayhan, sebentar lagi Aruna juga menikah dengan Sean. Lebih baik bawa istri mu pulang secepatnya," kata Papah Andi lagi. "Iya, Pah," sahut Rayhan. Pulang dari kerja Rayhan menuju ke kampung Claudia, ia berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan sang istri. Namun, ketika sampai di depan rumah Ayah Claudia langsung mengusirnya. Beliau sakit hati dengan sikap keluarga Rayhan, ya
Baca selengkapnya
Usaha Rayhan
Sean dan Aruna akhirnya memilih pulang ke kota, mereka merasa kecewa dengan keputusan orang tua Claudia. Namun, mereka mencoba memahami perasaannya. Di sepanjang perjalanan Sean hanya diam, ia fokus menjalankan mobilnya. "Runa, kita makan malam dulu," ujarnya menghentikan mobilnya di depan restoran. Aruna menganggukkan kepalanya, ia turun dari mobil dan mengikuti Sean masuk ke dalam restoran. Mereka memilih tempat duduk paling ujung, agar terasa nyaman. "Pilih yang kamu suka," kata Sean sambil memberikan daftar menu makanan. "Samain aja, Sean. Apapun yang kamu makan, pasti aku makan," ujar Aruna tersenyum lembut. "Baiklah kalau gitu! Aku ingin makan steak," ucap Sean. "Minumnya aku air putih saja," kata Aruna. Sean memesan steak dan teh hangat untuk dirinya dan Aruna, ia tidak memesankan air putih seperti permintaan gadis itu. Setelah menunggu beberapa menit, makanan pesanan mereka diantar oleh seorang pelayan yang sangat ramah. "Mbak, air putih saya mana?"
Baca selengkapnya
Saling Merindukan
Langkah Rayhan gontai, seolah beban dalam dirinya semakin memberat. Ia baru saja sampai di kediaman orang tua Claudia, istrinya tercinta, namun yang ia temukan hanyalah sebuah rumah kosong tanpa tanda-tanda kehidupan. Rayhan mengedarkan pandangan, berharap menemukan petunjuk yang dapat membantunya memahami situasi ini. Namun, para tetangga Claudia yang ia temui hanya bisa memberikan informasi terbatas. Mereka melihat sebuah mobil mewah datang menjemput Claudia, dan sejak saat itu, gadis itu pergi bersama orang tuanya tanpa memberikan penjelasan. Perasaannya berkecamuk, kebingungan dan kekhawatiran menguasai dirinya. Apa yang telah terjadi? Ke manakah Claudia dan keluarganya pergi? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam benaknya, seakan menghantui setiap langkahnya. Perlahan, ia menyadari bahwa dirinya sendirian, ditinggalkan tanpa penjelasan. Kehampaan yang tak terdefinisi mulai menyeruak dalam dirinya, menggerogoti setiap sisi hatinya. Ia merasa kehilangan pegangan, ta
Baca selengkapnya
Keraguan
Aruna benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Sean saat ini, yang tiba-tiba meminta membatalkan pernikahan mereka. "Sean, mana tanggung jawab mu sebagai seorang laki-laki? Kamu tidak bisa membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan, mau ditaruh mana muka Mamah!" marah Mamah Risma menatap tajam putranya. "Tapi, Mah! Claudia ... "Cukup! Biarkan Claudia diurus suaminya sendiri!" tegas Mamah Eva yang saat ini duduk di sebelah Aruna. "Mah, Claudia wanita yang sangat menderita. Sean tidak mau terjadi apa-apa dengannya, dia pergi dari rumah Aruna pasti gara-gara Tante Eva tidak memperlakukannya dengan baik," jelas Sean. Aruna tidak terima dengan ucapan Sean, karena Claudia pergi dari rumah atas keputusan sendiri tidak ada yang mengusirnya. Mamah Risma memberikan saran kepada mereka berdua, agar tidak membahas Claudia lagi. Baginya Claudia berhak menentukan kebahagiaannya sendiri. Beliau meminta agar Aruna dan Sean fokus ke pernikahan mereka, karena masa depan mereka mas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status