Semua Bab GODAAN HARTA WARISAN : Bab 11 - Bab 20
41 Bab
BAB 11 MARAHNYA ORANG PENDIAM
Suasana tentram dirasakan keluarga Kang Tarjo, karena para biang rusuh telah pergi dari kediaman Pak Sugi. Purwo serta Tyo pun turut pergi dari sana, sehingga tidak ada niat lagi untuk membalas perbuatan Purwo waktu itu oleh Reni.Reni memang berniat ingin membalas perbuatan Purwo, namun, urung karena dengan sendirinya mereka semua pulang ke rumah barunya yang telah berdiri dengan megah."Tarjo, tolong kamu bantu-bantu di sawah, sebentar lagi panen. Nanti kalau sudah selesai, ambil saja satu karung padi untukmu!" pinta Pak Sugi saat malam tiba. Pak Sugi memang sering berkunjung ke rumah Kang Tarjo saat malam, hanya sekedar bersenda gurau dan bersantai saja dengan anaknya yang kebetulan berada dekat dengan rumahnya.Atau memang hanya ingin meminta kopi hangat, karena jika di rumahnya sendiri. Yu Sarni tidak pernah membuatkannya."Iya, Pak. Memangnya sawah mana yang mau dipanen lebih dulu?" tanya Kang Tarjo dengan menyesap kopi buatan istrinya.Yu Mini pun menyediakan kopi buat mertuan
Baca selengkapnya
BAB 12 MAK SITI SAKIT
"Mbah Siti, ini mata saya, Mbah!" Yu Mini terperanjat saat melihat mertua perempuannya menyodorkan satu ekor ikan bandeng tepat di depan matanya. Di dorongnya ikan itu terus, hingga Yu Mini bangkit dari posisi jongkoknya yang sedang memilih sayuran.Mak Siti pagi ini belanja karena ada orang sedang menanam padi di sawahnya. Jadi untuk membuat sarapan terpaksa dia belanja sendiri, karena Yu Sarni dan Yu Surti pun ikut menanam padi.Seperti tidak sepenuhnya melihat sempurna, Mak Siti tanpa sengaja memberikan seekor ikan itu tepat menyentuh mata kanan Yu Mini.Semua orang yang melihat kebingungan, entah kenapa Mak Siti seperti itu. Apa mungkin matanya yang sebelah kanan kambuh? Sebab, matanya Mak Siti memang divonis buta sebelah oleh dokter.Tiba-tiba Mak Siti luruh ke tanah, yang langsung ditangkap oleh Mbah Kini beserta Yu Mini dengan sigapnya."Kepalaku pusing, Mini. Tolong aku!" lirih Mak Siti membuat semua yang berada di sampingnya khawatir.Tubuh ringkih itu di bopong Yu Mini dan b
Baca selengkapnya
BAB 13 MAK SITI BERPULANG
"Mini, Mini … cepat kamu bersihkan rumah Bapak!" perintah Kang Tarjo saat melihat istrinya hendak mengambilnya air di sumur.Tergesa Kang Tarjo berbicara dengan istrinya, raut wajahnya berubah, seakan ada sesuatu yang dipendam."Ada apa, Kang?" tanya Yu Mini saat melihat manik sang suami menitikkan air mata. "Emak telah berpulang," Tangisnya sudah tidak terbendung.Air mata yang ditahan akhirnya jebol juga, jantung Yu Mini berdebar, tangannya bergetar dan tubuhnya nyaris ambruk. "Barusan Paimin dari sana, dan mengabarkan kalau Emak sudah tidak dapat tertolong, sekarang dalam perjalanan, ayo bersihkan rumahnya!" ajak Kang Tarjo dengan menggandeng tangan istrinya.Pak Sugi yang hendak ke rumah Kang Tarjo berhenti saat melihat pasangan suami istri itu hendak keluar bergandeng. "Mau kemana?" Pertanyaan Pak Sugi membuat Kang Tarjo berjingkat kaget. Debaran jantungnya serasa berirama tanpa jeda, raut wajahnya pasi. Berfikir tentang kalimat apa yang akan dikatakan kepada bapaknya."Pak …
Baca selengkapnya
BAB 14 BERPINDAH TANGAN
"Ayo, Tii, bawa ini semua!" perintah Kang Paimin kepada istrinya."Bentar, Kang … ini, Wo, ambil! Jangan lupa pegang yang kuat, nanti kalau jatuh, 'kan sayang. Barang mahal ini, produk luar negeri kok," ucap Yu Surti pada Purwo anak sulungnya yang sudah duduk manis di atas kendaraan roda dua yang akan membawa barang-barang mini sound milik Lek Pri.Tujuh hari setelah kepergian Mak Siti untuk selamanya, semua anak menantu serta cucu Pak Sugi kembali ke rumah masing-masing. Namun, Yu Surti dan suami serta anak-anaknya malah membawa barang-barang elektronik milik Lek Pri yang dibelinya saat masih bekerja di luar negeri.Dengan cekatan satu keluarga itu memboyong semua barang-barang yang tersimpan rapi di kamar belakang. Semangat mereka melebihi para pekerja yang mendapatkan upah. Membara.Kang Tarjo, Yu Mini serta anaknya Reni, hanya melihat dari rumah mereka dengan tersenyum heran oleh tingkah dan kelakuan keluarga Kang Paimin dan Yu Surti."Lihat, adikmu itu, Pak! Keterlaluan sekali, b
Baca selengkapnya
BAB 15 OLEH-OLEH BUAT RENI
"Kamu itu, dasar anak tidak tahu diri! Pulang kok Emak sudah tinggal tulang belulangnya saja, kamu itu! Hih!" pekik Yu Surti saat melihat Lek Pri pulang dari rantau.Ingin saja rasanya menjitak kepala sang adik bungsu, gemas dengan sikapnya. Seperti tidak menghormati orang tua saja, meski sudah berpulang. Padahal dia adalah anak yang paling di sayangi oleh kedua orang tuanya itu."Aku nggak ada duit, Yu, keadaan ekonomiku sedang tidak stabil." Wajah lesu Lek Pri tertunduk."Alasan," bentak Yu Surti dengan mencubit punggung Lek Pri.Lek Pri yang sedang menunduk seketika menengadah melihat sang kakak yang tidak mau tahu alasan yang telah diucapkannya. Hatinya merasa disentil dengan ucapan Yu Surti barusan."Kamu 'kan kerja, masak nggak ada duit. Memangnya kemana semua uang yang kamu dapatkan selama ini? Buat foya-foya? Lupa orang tua?" tanya Yu Surti dengan menatap tajam ke netra sang adik."Biasa, Ti, dia memang selalu seperti itu. Beruntung dulu bisa menabung meski hanya sedikit, jadi
Baca selengkapnya
BAB 16 IKUT KE KOTA
"Kang, Reni biarkan ikut sama Mas Wardi saja! Sekolah SMA di sana, sayangkan kalau harus putus sekolah. Usianya juga masih belia, biarlah mencari pengalaman yang banyak," Lek Pri mengutarakan isi hatinya kepada sang Kakak saat melihat Reni bermain bersama teman sebayanya. "Tapi, Dek …" "Jangan khawatir, tidak akan menjadi masalah kok. Lagian, uang yang sudah di pinjam sama Mas Wardi tidak akan mungkin dikembalikan. Jadi … lebih baik uangnya untuk menyekolahkan Reni, daripada saudara dari pihak Mbak Susi yang di sekolahkan semua," jelas Lek Pri yang masih membuat bingung Kang Tarjo.Kang Tarjo menautkan kedua alisnya mencoba mencerna apa yang dibicarakan sama Lek Pri barusan. Namun, tak kunjung juga paham akan semua ucapan sang adik. "Begini, Kang, selama ini untuk biaya pendidikan Mas Wardi adalah dengan bantuanku. Sudah habis banyak uang yang dipinjam dari aku untuknya. Jika aku hendak mengambil hakku itu, menagihnya, Mas Wardi selalu saja ada alasan untuk ini dan itu juga lainnya
Baca selengkapnya
BAB 17 BENCINYA LEK SUSI
"Ini keponakannya ya, Bu Wardi?" tanya seorang ibu yang terlihat menyapa Lek Susi di teras rumah."Bukan, bukan keponakan saya, tapi keponakannya suami saya," jawabnya dengan senyum manis lalu saling berbisik.Reni yang mendengar hanya menganggukkan kepala, ingin ikut menyapa namun, sungkan. Sehingga dia melanjutkan kembali aktifitasnya menyapu halaman mungil di depan asrama.Lek Susi dan tetangganya itu berbicara dengan menggunakan bahasa adat mereka yang tidak dimengerti oleh Reni. Namun, dilihat dari caranya berbicara, Lek Susi seperti membicarakannya. Reni lalu masuk kamar dan menangis memanggil Lek Pri dalam isakannya. "Dia itu pemalas, Bu. Tidak pernah membantu saya mencuci serta memasak di dapur. Kerjaannya hanya tiduran di kamar, bangun lalu makan," ujarnya dengan suara setengah berbisik."Masak 'sih Jeng, kalau di lihat dari orangnya seperti nggak begitu-begitu amat. Lihat itu, mau menyapu juga, 'kan? Malah, kadang saya juga melihat dia sedang mengepel lantai lho," balas tet
Baca selengkapnya
BAB 18 RENI BALIK KAMPUNG
"Kemasi semua pakaianmu, Ren! Kita akan pulang besok sore setelah aku pulang kerja," ucap Kang Wardi saat melihat Reni mencuci piring yang bertumpuk-tumpuk di wastafel."Aku pulang, Lek?" tanya Reni mengulangi apa yang didengarnya. Takut jika pendengarannya ada yang tidak beres.Kang wardi hanya mengangguk lalu meneguk air putih di gelas yang telah di ambilnya. Rasa haus menghampiri Kang Wardi saat pulang dari kantor. Sedang istrinya masih diam membisu melihat sang suami pulang dari kerja. Sejak perseteruan malam itu, kini Lek Susi dengan Kang Wardi masih enggan saling sapa. "Iya, bukankah itu yang kamu mau?" ucapnya memastikan."Iya, Lek, tapi … bagaimana dengan Lek Pri? Apa aku tidak di jemput olehnya?" "Dia sedang sibuk, aku yang akan mengantarkan kamu sampai rumah," jawab Kang wardi dengan menepuk pelan pundak keponakannya yang tersenyum penuh kebahagiaan itu. Reni dengan cekatan mencuci piring serta alat-alat makan, ingin rasanya segera pulang ke rumah. Kebahagiaan yang ada d
Baca selengkapnya
BAB 19 ULAH PURWO
"Apakah Purwo di sini, Pak?" tanya Kang Paimin saat baru turun dari kendaraan roda duanya dengan mata menelisik ke segala penjuru.Amarahnya memburu, dadanya kembang kempis menahan rasa yang seakan ingin meledak begitu saja tanpa melihat tempat dan situasinya. Pak Sugi hanya mengangguk menjawab pertanyaan menantu lelakinya itu. Dia paham akan apa yang terjadi, pasti ada sebuah masalah besar yang akan menghampiri. Sebab, sikapnya tidak seperti biasanya. Matanya yang merah serta nafas yang tidak beraturan menandakan sedang tidak baik-baik saja."Anak kurang ajar, kenapa kamu nggak mati saja, hah?!" pekik Kang Paimin saat mendapati Purwo yang hendak keluar rumah. Purwo yang melihat Bapaknya langsung berbalik arah namun, dengan cepat kilat tangan Kang Paimin memegangi pundak Purwo kencang. Sehingga anak sulungnya itu tidak dapat bergerak sama sekali. Kalah tenaga."Tenang, Min, tenang … ada apa ini? Datang-datang kok langsung marah dan main tangan sama anak kamu, Purwo ini anak kamu sen
Baca selengkapnya
BAB 20 KINI TYO YANG BERULAH
"Keluarkan aku dari sini, kalian semua si*lan! Keluarkan aku!" teriak Tyo yang berada dalam jeruji."Aku punya Pak Dhe tentara, nanti kalian akan dimarahi karena telah menangkap aku. Keluarkan aku!" imbuhnya dengan berteriak kencang yang memperlihatkan otot-otot tangannya berwarna hijau.Para polisi yang berjaga hanya mengulum senyum mendengar ocehan-ocehan dari Tyo yang terdengar sumbang. Meski sudah berada dalam kerangkeng, namun, kesombongannya masih di perlihatkan."Mau anaknya jendral sekalipun kalau kamu salah, ya, tetap masuk sini. Jangan berisik! Kalau kamu membuat ulah lagi di sini, nanti malah tambah lama. Dengar?!" bentak salah satu petugas yang langsung membuat mulut Tyo bungkam seketika.Kepalanya tertunduk lesu, keringat bercucuran deras membuat nyalinya menciut. Ruangan yang pengap membuatnya kepanasan luar dalam. Menggerutu dengan apa yang barusan terjadi._____"Bagaimana ini, Kang?" tanya Yu Surti gelisah. Anak kesayangan mereka telah masuk ke jeruji besi karena kes
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status