Semua Bab Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik: Bab 151 - Bab 160
238 Bab
Bab 151 - Kehebatan Leo  
Leo menegakkan posturnya, kaki terpisah dalam kuda-kuda yang kokoh, lengan kanannya tertarik ke belakang seolah menarik busur yang tak terlihat. Energi Qi berwarna merah darah mulai berputar di sekitar lengannya, membangun intensitas dengan setiap detik yang berlalu, cahayanya semakin menyilaukan, seperti matahari yang terbenam dalam genggaman tangan manusia.Dengan suara yang bergema, penuh dengan kekuatan yang tak terbendung, Leo berseru, "Pukulan Kaisar Iblis!" Dari dalam pusaran energi merah di tangannya, bayangan besar dan menakutkan muncul, siluet yang menggambarkan sosok Kaisar Iblis. Bayangan itu, seakan memiliki kehendak sendiri, mengangkat tangan bersama Leo, dan ketika pukulan dilepaskan, kekuatan yang dilepaskan begitu dahsyat sehingga tampak mampu menghancurkan segala sesuatu di jalurnya, mengirimkan gelombang kejut yang mengguncang bumi dan membelah udara, seolah-olah sang Kaisar sendiri telah turun untuk menghancurkan dunia fana ini.Dunia seakan berhenti sejenak. Ener
Baca selengkapnya
Bab 152 - Jalan Deva  
Melihat kondisi Ian yang sedang lemah, Leo terkekeh. "Sepertinya, kamu lebih beruntung dari yang aku perkirakan. Kamu telah berhasil menghindari serangan terbaikku. Tapi ... apakah kamu masih mampu bertahan lebih lama lagi?"Saat ini, kondisi Ian memang tidak sedang baik-baik saja. Selain telah kehilangan kaki kanannya, efek samping penggunaan Starburst juga mulai menghampirinya. Seperti terjatuh ke dalam jurang penuh duri, Ian merasakan tubuhnya seperti diremas-remas oleh rasa sakit. Sakit itu menyebar ke tiap inci tubuhnya, merayapi seperti ular berbisa yang merusak jaringan otot dan sarafnya. Seperti ditusuk oleh ribuan jarum tajam, Ian merasakan tubuhnya menjerit dalam protes. Dalam kesakitan, Ian mengerang, seakan menelan monster rasa sakit yang sulit dijelaskan itu. Ia merasakan semacam lilitan kuat di setiap otot tubuhnya, seolah-olah ia sedang disiksa oleh setiap pertempuran yang pernah dihadapi sebelumnya."Aku harus menyelesaikan ini secepatnya," gumam Ian dengan suara pela
Baca selengkapnya
Bab 153 - Menerobos Ke Ranah Golden Core  
“Tsk! Dasar tidak berguna!” Luci berdiri di tengah hutan bambu yang rindang, napasnya memburu, matanya menyala dengan api kemarahan yang tak terpadamkan. Dengan satu hentakan kaki yang penuh amarah, ia mengirimkan gelombang kejut yang mengguncang tanah, menciptakan retakan yang meluas seperti jaring laba-laba. Sejak Leo tewas, Luci langsung melakukan teleportasi agar lokasinya tidak diketahui Ian. Dan ia memilih kawasan hutan bambu di wilayah Surabaya Timur sebagai tujuannya.“Ian, ini tidak akan berakhir sampai di sini saja,” gumam Luci, suaran penuh dendam bergetar di udara. “Jika saja Pak Tua itu tidak memperbolehkan para anggota organisasi untuk ikut campur dalam permainan ini, aku pasti akan membunuh serangga itu secara langsung!” geramnya, suara mendengusnya menggema, seolah-olah bisa memecah batu dan membelah langit.Tanpa peringatan, udara di samping Luci bergetar, seolah-olah kenyataan itu sendiri terbelah. Dari celah yang tercipta, seorang pria muda melangkah keluar, senyum
Baca selengkapnya
Bab 154 - Belenggu Dunia  
“Apa yang terjadi?!” Ian terpaku, matanya terbuka lebar dalam keheranan saat ribuan rantai emas yang indah namun menakutkan muncul dari kehampaan. Rantai-rantai itu berkilauan di bawah langit malam yang suram. Setiap mata rantai tersebut, bergerak dengan niat yang tampaknya telah ditakdirkan—untuk mengikat dan menghapus keberadaannya dari alam semesta ini.Namun, seiring dengan mendekatnya rantai-rantai yang menakutkan itu, sebuah penghalang emas transparan tiba-tiba muncul mengelilingi Ian, melindunginya seperti sebuah bola kristal yang tak tergoyahkan. Permukaan penghalang itu dihiasi dengan tulisan dan simbol kuno yang berputar dan bergerak, seolah-olah rune-rune itu bernyawa, dan berusaha melindungi tuannya.[Ding!][Tenang saja Host, selama ada Sistem, belenggu dunia tidak akan bisa membunuh Anda]Suara notifikasi Sistem itu memberi Ian sedikit ketenangan di tengah badai kekacauan itu, seolah-olah mengatakan bahwa meskipun rantai-rantai itu kuat dan menakutkan, mereka tidak akan
Baca selengkapnya
Bab 155 - Kembali Ke Kehidupan Normal  
Matahari telah condong ke barat ketika Ian terbangun. Rasa lelah masih menggelayut di setiap sudut pikirannya. Tubuhnya mungkin telah kembali segar, namun jiwa Ian masih terasa berat, seakan-akan ada sisa-sisa efek samping Starburst yang masih bergema dalam dirinya. Jam dinding yang biasanya menjadi saksi rutinitas paginya kini menunjukkan pukul empat sore, sebuah pengingat bahwa hari ini, untuk pertama kalinya, ia terlewat dari disiplin yang selalu dijaganya. Tidak lupa, Ian melakukan Check-In harian. Akan tetapi, hasil Check-In kali ini cukup mengecewakan. Ia hanya mendapat sekaleng minuman soda, yang langsunh diminumnya.Ian kemudian meraih ponselnya, dan membuka sosial medianya. Di sana, banyak sekali berita mengenai kejadian tadi malam. Secara resmi, pihak berwajib menyatakan bahwa ledakan besar yang terjadi tadi malam, disebabkan oleh kelompok teroris misterius. Para Netizen beramai-ramai mengutuk aksi terorisme tersebut. Untungnya, tidak ada yang tewas dalam ledakan tersebut.
Baca selengkapnya
Bab 156 - Bertemu CEO Lex  
Meski chat tersebut telah dihapus, namun Lisa masih sempat membacanya. Ia begitu marah sekaligus malu, memikirkan adegan ranjang yang mungkin akan ditulis Ian di musim kedua “Hantu? Siapa Takut?!”. Namun, belum sempat Lisa meluapkan kemarahannya, Ian dengan cepat mengalihkan pembicaraan.Ian: Tiba-tiba aku jadi tidak ingin berperan sebagai tokoh utama pria.Lisa: Kalau kamu berani melakukannya, aku akan menggigitmu, Nyaa~Ian: Lagipula, aku bukanlah seorang artis. Aku tidak memiliki pengalaman berakting, dan aku juga tidak tahu cara berciuman. Oleh sebab itu, aku ragu tidak bisa berperan sebagai tokoh utama pria. Selain itu, Golden Entertainment memiliki banyak artis pria yang cukup bagus.Lisa: Aku juga tidak punya pengalaman dalam berciuman kok. Lisa: Jangan khawatir masalah peran, aku memiliki hak untuk memveto penentuan pemeran tokoh utama pria.Ian: Apakah kamu menolak melakukan adegan ciuman selama ini karena aku?
Baca selengkapnya
Bab 157 - Jual Mahal 
Tawaran CEO Lex cukup menggiurkan bagi Ian. Golden Entertainment tidak mewajibkan Ian menulis naskah untuk mereka. Mereka hanya membutuhkan namanya, serta membantu penulis skenario lain di perusahaan. Pada dasarnya, Ian tidak perlu melakukan apapun, dan ia tetap mendapatkan gaji.Jika Ian menerima tawaran ini, maka Ian memiliki hak untuk masuk ke dalam kantor Golden Entertainment kapan saja. Karena status Ian akan setara dengan pegawai Golden Entertainment.Dengan ini, CEO Lex telah mengambil langkah besar. Dia ingin Ian bergabung ke perusahaan miliknya dan memberinya gaji tahunan yang sangat tinggi. Ini adalah salah satu metode yang digunakan CEO Lex untuk mengikat Ian. Jika sembilan miliar rupiah tidak cukup untuk menggoyahkan Ian, CEO Lex masih memiliki kartu As.Selain Ian akan memiliki hak untuk masuk ke dalam kantor, ia juga dapat dengan bebas menemui Lisa kapan saja di kantor. Ian dapat mengobrol dengan Lisa tanpa ada yang mengganggu. Bahkan jika Ia
Baca selengkapnya
Bab 158 - Kalah Lagi  
Di kantor Golden Entertainment, cahaya lampu masih menyala terang, menandakan kesibukan yang belum usai. Lisa, salah satu artis yang masih bertahan, duduk termenung di balik tumpukan naskah. Matahari telah lama tenggelam, namun semangat para artis untuk mempelajari naskah buatan Ian masih berkobar.Denting jam dinding memecah kesunyian, menunjukkan waktu telah menunjuk pada angka sepuluh malam. Lisa mengalihkan pandangannya sejenak, menutup naskah dengan gerakan lembut. Dengan napas lega, ia berbisik, “Akhirnya, selesai juga.” Punggungnya yang kaku bergerak perlahan, mencari kenyamanan setelah berjam-jam terkurung dalam posisi yang sama. Syuting "Lari-Lari Pasti Hepi" telah menguras energinya, namun tak ada waktu untuk beristirahat. Naskah buatan Ian perlu ia pelajari sepenuhnya. Meski peran tokoh utama wanita dalam drama “Hantu? Siapa Takut!” telah dipastikan menjadi miliknya, tapi tetap saja Lisa ingin memberikan yang terbaik.Alicia, rekan seprofesinya, telah meninggalkan gedung l
Baca selengkapnya
Bab 159 - Resmi Bergabung  
Memikirkan semua itu, Xavier sedikit lelah. Namun, hal ini tidak mempengaruhi tekad Xavier. ‘Bagaimana aku bisa menyerah begitu saja?! Aku tidak akan menyerah sebelum aku mendapatkan hati gadis pujaan hatiku!’‘Bagaimanapun juga, aku adalah artis pria papan atas di Golden Entertainment dan memiliki posisi penting di perusahaan. Sementara Ian, dia hanyalah orang biasa. Meski dia memiliki kekayaan dan mengendarai Lamborghini Veneno, tapi dia bukanlah seorang artis.’‘Dengan kata lain, aku masih memiliki keunggulan absolut saat bersaing menjadi pemeran tekoh utama pria “Hantu? Siapa Takut!”.’‘Dan saat aku berakting dengan Lisa, Ian hanya bisa menonton dari samping sambil menggigit jarinya, hahahaha …’ Berpikir seperti itu, hati Xavier yang sebelumnya dipenuhi kekesalan, kini berubah menjadi senang. Ia menjadi sangat antusias, terlebih lagi besok adalah hari casting untuk pemeran tokoh utama pria dan wanita drama “Hantu? Siapa Takut!”. Xavier yakin, besok adalah hari dimana ia akan mem
Baca selengkapnya
Bab 160 - Pemeran Tokoh Utama Wanita
Sebagai otak di balik naskah tingkat tinggi "Hantu? Siapa Takut!", tentu nama Ian sebagai rekrutan baru langsung menjadi perbincangan. Apalagi, posisinya sekarang langsung setara dengan Tonny, penulis naskah senior dan terbaik di Golden Entertainment. Gaji seorang penulis naskah skenario papan atas tidaklah rendah.Meski terdengar menakjubkan, pada kenyataanya posisi yang diberikan CEO Lex pada Ian hanya sekedar formalitas belaka. Ini adalah cara CEO Lex memberi Ian identitas di dunia entertainment. Tentu saja, dengan kemampuan Ian, tidak menjadi masalah baginya untuk menjadi penulis skenario terbaik dunia. Bahkan penulis naskah senior seperti Tonny, tidak bisa tidak mengagumi kemampuan menulis skenario Ian."Selamat Master Ian, saya yakin Anda akan menjadi penulis skenario besar di masa depan. Anda harus banyak membimbing kami ke depannya.”"Dapat bekerja bersama Master Ian, ini adalah sebuah kehormatan bagi saya.”“Selamat Master Ian, Anda benar-benar luar biasa!”Pada saat itu, ban
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
24
DMCA.com Protection Status