All Chapters of Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik: Chapter 131 - Chapter 140
238 Chapters
Bab 131 - Tantangan
“Wow, aku tidak menyangka kamu tahu cara menulis naskah, kamu sungguh luar biasa,” ucap Yulianto penuh kekaguman. “Tidak perlu khawatir, kamu bertanya pada orang yang tepat. Hal pertama dan terpenting dari sebuah naskah adalah hak cipta. Kamu harus mendaftarkan hak cipta atas naskahmu terlebih dahulu. Jika tidak, rumah produksi bisa saja mencuri idemu.”“Lalu yang kedua adalah channel. Tanpa adanya channel, rumah produksi tidak akan membaca naskah yang kamu kirimkan, kecuali kamu punya nama besar, atau karyamu sudah sangat terkenal. Kebetulan, aku mengenal beberapa rumah produksi, jadi aku bisa memperkenalkanmu pada mereka. Aku merekomendasikan tiga perusahaan, yaitu Golden Entertainment, Jaya Entertainment, dan IndoFlix Media,” jelas Yulianto seraya terus tersenyum.“Oke, terima kasih atas penjelasannya. Kalau begitu, aku akan sedikit merepotkanmu setelah mendaftarkan hak ciptanya,” senyum Ian.Dari tiga perusahaan yang direkomendasikan Yulianto, kebetulan Lisa bekerja di Golden Ente
Read more
Bab 132 - Tantangan (II)
~Satu Jam Sebelumnya~Di sebuah rumah makan besar yang terlihat sepi, seorang wanita dengan kacamata tebal duduk di hadapan Chef Ronald, yang juga merupakan kepala dan manajer restoran tersebut. Wajah wanita itu terlihat cemas saat ia memberikan laporan."Maaf Chef Ronald, pendapatan kita bulan ini semakin menurun. Jika situasinya terus seperti ini, restoran kita akan menghadapi kebangkrutan dalam tiga bulan!" ucap wanita tersebut dengan nada khawatir.Chef Ronald merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Dengan penuh amarah, ia menggebrak meja dapur dengan keras. "Brengsek!" serunya. "Semua ini karena kedai Si Tampan! Mereka hanya menjual tampang pemiliknya saja. Aku yakin makanan di sana biasa-biasa saja."Rasa takut dan keputusasaan mulai menghampiri Chef Ronald. Ia merasa tidak boleh kalah dari kedai kecil seperti itu. Pikirannya dipenuhi dengan ancaman dari Bos besar yang bisa membunuhnya jika restoran ini sampai tutup. Ronald menggertakkan giginya dengan kuat, menunjukkan te
Read more
Bab 133 - Tantangan (III)
“Apa?! Kau meragukan kredibilitasku?” Ronald sedikit kesal. Ia bahkan ingin memerintahkan kelima preman yang dibawanya untuk menghajar Ian. Namun, ia menahan semua itu karena sedang berada di depan umum.“Itu benar.” Ian mengangkat bahunya. “Aku tidak mengenalmu, aku tidak tahu bagaimana sifat aslimu. Jadi, agar lebih adil, biarkan aku mengundang seorang livestreamer sebagai juri. Jadi, akan ada dua juri dalam pertandingan ini, bagaimana?”“Oke, siapa takut? Aku menerima syaratmu. Kita mulai pertandingan kita jam 12 siang nanti. Aku harap kamu tidak lari.” Setelah berkata seperti itu, Ronald pergi bersama kelima preman yang dibawanya.Perlahan, kegaduhan mulai menyeruak. “Wow, ini berita besar! Ian akan bertanding dengan Chef Ronald!”“Meski Chef Ronald kali ini agak keterlaluan, tapi aku menantikan pertandingan mereka!”“Aku yakin Ian pasti menang. Dia jauh lebih tampan dari Chef Ronald!”“Benar, aku yakin Ian lah pemenangnya. Ketampanan adalah keadilan!”Ian tersenyum pada para pela
Read more
Bab 134 - Tantangan (IV)
Dengan penuh antusiasme, Jesslyn dan Rinrin mencicipi Coq au Vin buatan Chef Ronald. Mereka mengiris ayam dalam pring secara bergantian, lalu memasukkan sendok ke dalam mulut mereka dan seketika itu juga, ekspresi mereka berubah menjadi penuh kekaguman."Mmmmm ... Ini luar biasa!" seru Jesslyn dengan mata yang berbinar. "Rasa ayam yang lembut dan empuk, disertai dengan saus anggur merah yang kaya dan sedikit manis. Sungguh kombinasi yang sempurna!"Rinrin mengangguk setuju sambil tersenyum lebar. "Benar sekali, Jesslyn! Rasanya begitu lezat dan menggugah selera. Chef Ronald benar-benar menguasai teknik memasaknya dengan baik. Aku bisa merasakan dedikasinya yang tinggi, dan juga pengalamannya yang begitu kaya, sehingga bisa menelurkan sebuah karya selezat ini."Puas dengan karya makanan buatan Chef Ronald, kini giliiran Jesslyn dan Rinrin untuk mencicipi Coq au Vin buatan Ian. Ketika potongan daging ayam yang lembut menyentuh lidah Jesslyn dan Rinrin, dunia seolah berubah menjadi sebu
Read more
Bab 135 - Percobaan Pembunuhan
Ian terkejut saat membuka mayanya. Ia menemukan dirinya berada di tempat yang asing dan gelap. Ia meraba-raba sekelilingnya, mencoba mencari tahu di mana dirinya berada. Lorong itu sangat gelap, hanya ada sedikit cahaya yang masuk melalui jendela yang retak. Suasana yang mencekam dan misterius membuat bulu kuduknya sedikit merinding. "Dimana ini?" gumam Ian penuh pertanyaan. "Bukankah aku tadi sedang tidur di rumah?"Tapi tidak ada jawaban yang datang. Hanya keheningan yang menyelimuti ruangan itu. Ian mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya terasa kabur dan samar. Ia merasa seperti ada sesuatu yang hilang dalam pikirannya.Ketika Ian mencoba untuk tenang dan menganalisis situasi, suara derap langkah kaki tiba-tiba terdengar dari lorong belakang. Suara itu semakin mendekat dan semakin keras. Hati Ian berdegup kencang, dan dia merasa adrenalin mengalir dalam tubuhnya.Hal ini membuat Ian merasa aneh. ‘Mengapa aku ketakutan? Aku yang biasanya, tidak akan takut
Read more
Bab 136 - Indentitas Asli
Ian terus berpikir sambil berlari, mencoba mencari jawaban dan solusi untuk mengakhiri mimpi ini. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang harus ia temukan atau lakukan agar bisa terbangun dari mimpi ini yang terasa begitu nyata."Mungkinkah jika aku menyakiti diriku sendiri, maka aku bisa bangun?" pikir Ian. Dengan tekad yang kuat, Ian memukul dirinya sendiri dengan keras, berharap bisa terbangun dari mimpi ini. Namun, tidak ada perubahan yang terjadi. Ia masih berada di dalam gedung yang gelap dan mencekam. Bahkan, rasa sakit yang ia rasakan terasa begitu nyata, seolah-olah menegaskan bahwa ini bukan hanya mimpi biasa, melainkan kenyataan."Tunggu! Kalau ini memang mimpiku, seharusnya aku bisa sedikit memanipulasinya kan?" pikir Ian. Dengan pikiran tersebut, Ian menghentikan lajunya. Ia menutup matanya penuh konsentrasi, mencoba membayangkan sebuah pisau pemotong daging berbilah kristal hijau. Tak lama kemudian, pisau yang ada dalam bayangan Ian tersebut muncul di tangannya.Pada saat yang
Read more
Bab 137 - Kekuatan Dream Walker
Melihat kilatan cahaya merah yang meluncur ke arahnya, Ian dengan cepat menghindar ke arah kanan. Detik berikutnya, cahaya merah yang menyilaukan merekah, menyelimuti seluruh lorong dengan kecerahan yang membutakan mata. Suara dentuman ledakan menggema dengan keras, membawa kehancuran bersama gelombang angin dan debu yang terhempas.Setelah cahaya merah itu mereda, tampaklah pemandangan kehancuran yang mengerikan di sekeliling. Lorong-lorong gelap yang sebelumnya ada kini hancur berantakan, membuka pandangan ke langit malam yang dipenuhi bintang-bintang di luar gedung. Angin sepoi-sepoi berhembus dari luar, lembut menyentuh lengan kiri Ian yang kini telah hilang. Darah terus menetes dari bahu kirinya, membasahi pakaian dan lantai dengan warna merah yang mencolok.Napas Ian terengah-engah, mencoba menarik udara sebanyak mungkin ke dalam paru-parunya yang terasa sakit. Ia menatap Rico dengan tatapan yang penuh dengan kebencian, seolah-olah ingin membakar sosok itu dengan pandangannya. D
Read more
Bab 138 - Membunuh Mimpi
Dalam sekejap, pupil mata Ian berubah menjadi tiga lingkaran yang terlihat seperti corong, dengan enam tomoe yang berputar di sekitar lingkaran bagaikan planet yang berotasi mengelilingi orbitnya. Salah satu dari enam tomoe itu memancarkan cahaya merah pekat. Tekanan seperti medan pembantaian, menyeruak, memenuhi ruang, menandakan kekuatan yang luar biasa atas kematian.Seketika itu, dunia dalam pandangan Ian berubah menjadi hitam putih. Garis merah seperti grafiti saling bersinggungan dan memenuhi dunia mimpi ini. Tidak hanya pada dunia, garis merah tersebut juga terlihat jelas pada permukaan gumpalan energi celurit raksasa yang mengarah kepadanya. Dengan presisi yang luar biasa, Ian menebas garis tersebut dengan gerakan yang tajam, menghancurkan serangan Rico.“Apa?!” Rico begitu terkejut melihat serangannya hancur begitu saja. Ia mencoba untuk memulihkan gumpalan energi tersebut, namun sia-sia, tidak ada yang terjadi.“Apa yang sudah kubunuh, tidak akan bisa kembali, Rico,” ucap Ia
Read more
Bab 139 - Mengirim Naskah
“Sekarang, matilah dalam kesengsaraan …” bisik Ian dengan nada yang dingin dan tanpa rasa penyesalan. Di saat yang sama, Ian dengan cepat mematahkan leher Rico tanpa ampun. Suara tulang yang patah terdengar jelas di telinganya, membuat Rico tewas seketika, masih dalam keadaan tenggelam dalam ilusi siksa neraka.Setelah membunuhnya, Ian membawa mayat Rico ke dapur, meletakkannya di dekat kompor. Dengan gerakan yang cepat dan pasti, Ian memotong pipa gas, dan segera meninggalkan restoran. Begitu Ian melangkah keluar dari restoran, ia memanipulasi energi Qi-nya untuk memicu percikan api di dapur. Dalam sekejap, sebuah ledakan besar tercipta, mengubah restoran RoCo House menjadi serpihan-serpihan kecil. Ledakan itu seperti petir yang menyambar di tengah malam, menerangi sekeliling dengan cahaya yang menyilaukan. Suara ledakan itu bergema di sekitar, memecah keheningan malam. Debu dan asap mengepul ke udara, menciptakan awan hitam yang menutupi langit malam. Restoran yang sebelumnya berdi
Read more
Bab 140 - Reaksi Golden Entertainment
Di sebuah ruang kerja kantor Golden Entertainment, Tonny, seorang sutradara sekaligus penulis naskah senior, sedang meninjau naskah-naskah baru yang dikirimkan ke Golden Entertainment, untuk proyek kuartal baru.Setelah hampir dua jam membaca naskah-naskah tersebut, Tonny menggelengkan kepalanya. Ia kecewa, tidak ada naskah yang begitu bagus kali ini.Tak lama kemudian, Seorang anggota staf mengirimkan naskah Ian langsung ke Tonny tanpa menunggu antrian. “Pak Tonny, ini ada sebuah naskah yang telah direkomendasikan oleh CEO Yulianto. Mungkin Pak Tonny bisa membaca dan mempertimbangkannya.” “Oke, berikan padaku. Aku sudah hampir setengah tahun ini belum menemukan naskah yang bagus.” Ketika Tonny menerima naskah tersebut dan membaca judulnya, ia menghela napas. “Hmm … ‘Hantu? Siapa Takut!’ ya, judul yang aneh. Menurutku ini bukan naskah yang bagus.”“Tapi Pak Tonny, naskah ini telah direkomendasikan oleh CEO Yulianto. Dia bilang naskah ini memiliki standar yang sangat tinggi,” lanjut s
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
DMCA.com Protection Status