All Chapters of Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik: Chapter 141 - Chapter 150
238 Chapters
Bab 141 - Kepercayaan Diri Xavier
Tonny senang dengan keputusan Lisa. Ini akan menjadi serial drama pertama Lisa setelah satu tahun belakang ini dia tidak bermain film maupun drama televisi. Bahkan perusahaan hampir menyerah mengenai Lisa jika dia tidak mengambil peran dalam film atau drama manapun.Tonny: Oke Lisa, saya yakin kamu pasti akan menjadi lebih populer setelah berperan sebagai pemeran utama wanita dalam serial drama ini!Lisa: Menurut Bapak, bagaimana pendapat Pak Tonny terhadap naskah ini?Membaca pertanyaan Lisa, Tonny tersenyum. Ia kemudian membalasnya penuh pujian.Tonny: “Tak perlu dikatakan lagi, saya belum pernah melihat naskah sebagus ini selama bertahun-tahun. Orang yang menulis naskah ini pastinya adalah penulis skenario tingkat master!”Lisa: Menurutku juga begitu.Lisa: Pak Tonny, naskah ini sangat bagus, tapi saya ingin melihat siapa pemeran utama prianya sebelum membuat keputusan akhir. Apakah itu tidak apa-apa?Tonny: Hahahaha, tidak masalah …Tonny: Siapapun pemeran utama pria yang kamu ing
Read more
Bab 142 - Diremehkan
Di hari yang sama, Jaya Entertainment dan IndoFlix Media juga mulai meninjau naskah yang ditulis Ian. Dan ternyata, reaksi kedua perusahaan tersebut sama dengan Golden Entertainment.“Siapa penulis naskah ini? Cepat hubungi dia! Jaya Entertainment harus membeli naskah ini!” seru seorang penulis naskah dari Jaya Entertainment.Di IndoFlix Media, beberapa staf kepenulisan naskah sedang meninjau bersama-sama naskah “Hantu? Siapa Takut!”. Mereka semua kagum dengan karyanya. “Aku tak menyangka, ternyata masih ada orang yang dapat menulis naskah sehebat ini. Entah itu alur ceritanya, ataupun romansa dan ketegangannya, semuanya luar biasanya!”“Naskah ini benar-benar menegangkan. Tidak hanya melulu tentang hantu, tapi juga ada pembunuh berantai. Membayangkan apa yang dihadapi sang tokoh utama membuatku merinding!”“Itu benar. Kita harus menyarankan naskah ini kepada Bos! Jika perusahaan bersedia membeli naskah ini dan mengadaptasinya menjadi serial drama, aku yakin kita akan mendapat keuntun
Read more
Bab 143 - Keseriusan Rumah Produksi Lain
Tak lama setelah IndoFlix Media menghubunginya, Ian menerima telepon dari Jaya Entertainment. Saat mendengar penawaran mereka, Ian merasa harga yang ditawarkan lebih masuk akal daripada yang ditawarkan oleh IndoFlix Media. Namun Ian memilih untuk memikirkannya terlebih dahulu. Setelah menutup sambungan tadi, giliran Golden Entertainment yang menghubungi Ian.Ketika Tonny, salah satu penulis naskah senior di Golden Entertainment, menelepon Ian, ia merasakan getaran kegugupan di dalam dirinya. Naskah yang ditulis Ian memiliki kualitas yang tinggi. Itu adalah naskah yang begitu sempurna, bahkan Lisa pun menyukainya. Meskipun Ian masih belum memiliki nama dalam industri ini, Tonny sangat menghargai kualitas karya yang telah dihasilkannya.Yang lebih menarik lagi, Lisa sangat antusias untuk berperan sebagai tokoh utama wanita dalam naskah ini. Itu berarti Tonny harus melakukan apapun yang mungkin untuk membeli hak cipta atas naskah "Hantu? Siapa Takut!" ini.Untuk mengungkapkan ketulusan p
Read more
Bab 144 - Keputusan Golden Entertainment
Di mata Tonny, cerita yang ditulis dalam naskah ini terlalu menarik dan memiliki nilai komersial yang sangat tinggi. Sementara di mata CEO Lex, penilaiannya terhadap naskah Ian bahkan lebih tinggi daripada penilaian Tonny. Sebagai seorang CEO, dia memiliki visi yang jauh ke depan, sehingga CEO Lex dapat menilai reaksi pasar terhadap drama adaptasi naskah “Hantu? Siapa Takut!”.CEO Lex sangat menghargai bakat Ian sebagai penulis skenario, karena penulis skenario yang bagus adalah jiwa dari sebuah naskah. Dari naskah yang sudah dibacanya, CEO Lex tahu potensi Ian sangat besar. Dia harus memanfaatkan bakat seperti itu!Oleh karena itu, CEO Lex memberi Tonny dan para petinggi Golden Entertainment perintah untuk membeli naskah ini bagaimanapun caranya. Setelah menerima perintah seperti itu, para petinggi Golden Entertainment segera mengadakan pertemuan darurat.CEO Lex duduk di ujung meja dan dalam diam mendengarkan pembicaraan semua orang yang hadir dalam rapat. Ada banyak penulis skenar
Read more
Bab 145 - Tanda Tangan Kontrak
“Xavier, baru saja aku mendapat kabar bahwa Pak Tonny berhasil menggaet sang pemilik naskah untuk menjualnya pada kita. Penulis naskah tersebut akan tiba di kantor sebentar lagi untuk menandatangani kontrak,” ucap Novi, manajer Xavier."Aku tahu, sudah sewajarnya dia menerimanya. Golden Entertainment memberikan penawaran sebesar tujuh juta rupiah per episodenya. Tidak ada penulis naskah skenario yang akan menolak menandatanganinya.” Xavier sedikit mengangguk dengan ekspresi dingin. “Xavier, menurutmu … siapa yang akan berperan sebagai tokoh utama wanita dalam drama ini? Aku rasa ada banyak artis wanita di Golden Entertainment yang berjuang ingin mendapatkan peran tersebut. Apakah Lisa juga tertarik mengambilnya?” Novi bertanya penuh rasa ingin tahu.Fakta bahwa Lisa ingin bermain sebagai tokoh utama wanita masih dirahasiakan di Golden Entertainment. Hanya kalangan terbatas saja yang mengetahui informasi tersebut. Naskah buatan Ian itu sungguh terlalu menarik. Beberapa artis wanita ya
Read more
Bab 146 - Rapat Zodiak
Di sebuah ruangan rapat yang luas, terdapat sebuah meja panjang dengan 12 kursi yang tersusun rapi. Namun, tiga kursi di antara mereka terlihat kosong dan tak berpenghuni. Sementara itu, kursi-kursi lainnya diisi oleh bayangan biru yang terlihat seperti hologram, hanya satu kursi yang ditempati oleh seorang manusia nyata."Dengan ini, mari kita mulai rapatnya," ucap seorang pria yang mengenakan topeng timbangan dengan suara yang terdengar tegas. Ia adalah satu-satunya orang nyata yang hadir di ruangan tersebut."Dalam rapat ini, aku memiliki berita penting untuk kalian semua. Pisces, Taurus, dan Aries," jeda Libra sejenak, "Telah gugur."Berita yang disampaikan Libra ini seketika menyebabkan kegemparan di kalangan anggota lain dari zodiak."Tunggu, bukankah Taurus baru saja bergabung? Mengapa dia bisa tewas begitu cepat?" tanya Virgo dengan nada penuh kebingungan.Dengan tatapan tajam, Libra memandang ke arah Gemini sambil berkata, "Mari kita tanyakan pada Gemini. Dia yang telah menci
Read more
Bab 147 - Pertimbangan Golden Entertainment
Malam harinya, informasi mengenai Golden Entertainment berani membayar mahal untuk mendapatkan hak cipta naskah “Hantu? Siapa Takut!” itu sudah menyebar ke seluruh internal perusahaan. Ini membuktikan betapa pentingnya drama “Hantu? Siapa Takut!” bagi Golden Entertainment.“Hei, hei … tahu tidak, tadi sore Golden Entertainment baru saja menghabiskan 420 juta untuk membeli hak cipta naskah lho! Kalau tidak salah, judulnya ‘Hantu? Siapa Takut!’.”“Benarkah?! Aku dengar naskah itu memiliki total 60 episode. Jika benar perusahaan kita membelinya sebesar 420 juta, itu artinya per episode berharga tujuh juta rupiah! Apakah penulisnya seorang Penulis Naskah terkenal?”“Tidak, dia penulis baru. Kalau tidak salah namanya Ian. Meski begitu, Master Tonny begitu memujinya, bahkan menganggap karya Ian jauh lebih tinggi dibanding semua karyanya!”“Wow, bahkan Master Tonny menganggapnya begitu?! Jika Master Tonny memujinya seperti itu, aku yakin drama ini pasti akan sangat menarik, dan mungkin akan
Read more
Bab 148 - Tidak Bisa Bersantai
Setelah selesai menandatangani kontrak di kantor Golden Entertainment, Ian memutuskan untuk meluangkan waktu bagi dirinya, mengejar ketenangan yang telah lama ia rindukan. Sudah beberapa hari ini, Ian sibuk menulis naskah. Jadi, ia berpendapat bahwa ini adalah waktunyang tepat untuk bersantai.Mobil Pagani yang Ian kendarai dengan mulus melibas jalan raya Surabaya Barat, bergerak menuju Danau Unesa. Meski lalu lintas begitu padat, semua rasa penat dan lelah seolah hilang saat mata Ian tertuju pada pemandangan Danau Unesa yang terbentang indah di depannya.Danau Unesa memang seperti lukisan hidup; lukisan yang digoreskan oleh tangan-tangan alam yang berbakat. Warna rembulan yang memantul di permukaan air membentuk tarian cahaya yang lembut, memberikan kesan damai dan menenangkan. Pepohonan rindang di sekeliling danau menciptakan tabir hijau yang melindungi danau dari hingar-bingar dunia luar, seolah mengajak setiap pengunjung untuk melupakan sejenak hiruk-pikuk dunia dan menikmati kehen
Read more
Bab 149 - Melawan Leo  
“Mengapa kamu ingin membunuhku? Apakah karena kamu ingin membalas kematian Aries?” tanya Ian penasaran. Karena anggota Zodiak yang benar-benar ia bunuh hanyalah Aries. Sementara Taurus, Ian masih belum sadar kalau dirinya telah membunuhnya.Leo menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku hanya diminta seorang wanita misterius untuk membunuhmu!”Tanpa banyak bicara lagi, Leo, dengan topeng singa yang menakutkan, melancarkan serangan pertamanya. Tinjunya, yang bercahaya seperti meteor jatuh, membelah keheningan malam, mengirimkan suara gemuruh yang bergema melalui kesunyian. Angin tajam yang tercipta dari kekuatan pukulannya berdesir mematikan, seolah-olah membawa pesan kematian yang tak terelakkan.Ian, dengan naluri bertarung yang diasah oleh berbagai pertempuran, bergerak dengan refleks yang lebih tajam dari pisau. Ia mengelak ke samping, bayangannya hampir tak terlihat dalam remang-remang cahaya bulan. Meski ia berhasil menghindar dengan tipis, namun angin tajam yang menyertai tinju maut L
Read more
Bab 150 - Melawan Balik  
Ian terbaring di tengah reruntuhan, merasakan keputusasaan dan juga kebingungan yang mendalam. Healing Factor-nya, yang selalu menjadi andalannya, kini tidak bekerja. Dengan postur tubuh terhuyung, Ian mencoba bangkit. Darah menyelimuti sekujur tubuhnya. Pakaian formal mahal yang ia kenakan, kini telah dipenuhi sobekan dan noda darah.Derap langkah kaki terdengar di tengah kesunyian malam. Dari bayang-bayang, Leo muncul dengan santai, berhenti di depan Ian yang terluka parah. "Jangan dendam padaku, Ian. Dendamlah pada wanita itu," ucap Leo dengan suara yang tenang namun mengandung ancaman. "Jika bukan karena aku butuh informasi darinya, mungkin aku hanya akan menghajarmu sampai pingsan. Selamat jalan, sampai jumpa di neraka!"Leo mengangkat tinjunya ke angkasa, mengumpulkan energi Qi yang sangat masif. Aura merah darah memancar dari tangannya, berputar dan berkumpul menjadi sebuah bola energi yang berkilauan. Tanpa aba-aba, Leo melancarkan serangan pamungkasnya. "Pukulan Pegasus!" ter
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
24
DMCA.com Protection Status