All Chapters of Kaya Tujuh Turunan dalam Sekali Klik: Chapter 11 - Chapter 20
214 Chapters
Bab 11 - Air Kehidupan
Setelah membulatkan tekadnya, Ian melihat lagi dua kemampuan baru yang dimilikinya. Sesuatu yang aneh menarik perhatiannya pada kolom pertama kemampuan. Dengan rasa penasaran, ia mencoba untuk melihatnya lebih detail.__________________________________Kemampuan Nama: Ov3#12i&3@@ (Terkunci)Keterangan:#$@##-#-#++#+&++#+#+#__________________________________“Apa-apaan ini?!” Ekspresi Ian berubah, alisnya mengerut ketika ia melihat detail kemampuan yang aneh itu. "Sistem, apa maksud dari semua ini?"[Ding!][Error][Sistem tidak mengerti atas apa yang Host tanyakan]“Error? Apa yang sebenarnya terjadi?” Ian mencoba beberapa kali untuk mendapatkan penjelasan dari sistem tentang kemampuan misterius itu. Namun, sistem tetap tidak bisa memberikan jawaban. Akhirnya, dengan rasa kecewa, Ian menyerah dan beralih untuk membaca detail kemampuan baru lainnya.__________________________________Kemampuan Nama: Cashback 200% (Pasif)Keterangan:Setiap uang atau barang yang berikan pada orang la
Read more
Bab 12 - Aktifnya Kemampuan Cashback
Seorang pria dengan kacamata tebal yang membingkai wajahnya, mengenakan jas putih yang menandakan profesi medisnya, menatap foto rontgen dan berkas-berkas yang berisi detail kondisi kesehatan Ian. Ekspresi kebingungannya tergambar jelas di wajahnya, seolah-olah dia sedang mencoba memecahkan teka-teki yang sangat rumit. Matanya bergerak bolak-balik antara berkas di tangannya dan sosok Ian yang duduk di pinggir tempat tidur, mencoba mencari jawaban yang tidak ada."In ... ini benar-benar di luar nalar," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Ian.Ian, dengan senyum yang tampak dipaksakan dan mata yang berkilauan dengan kegelisahan, bertanya, "Jadi, Dok, apakah saya bisa pulang sekarang?"Dokter itu menatap Ian, matanya menunjukkan keserakahan yang dibalut kekhawatiran kosong. "Tidak, Ian. Kamu harus tinggal di sini untuk beberapa hari. Aku perlu melakukan lebih banyak pemeriksaan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhmu."Ekspresi Ian berubah, matanya
Read more
Bab 13 - Belanja Pakaian
Jarak di antara kedai dan Tunjungan Plaza hanya berjarak 4 kilometer. Ian cuma membutuhkan waktu 15 menit untuk tiba di mall. Ketika Ian tiba di pintu masuk tempat parkir mobil, petugas keamanan yang sedang berjaga langsung menyambutnya. Mereka dengan antusias membantu Ian menemukan slot parkir dan bahkan mempersilahkan Ian menggunakan dua slot parkir sekaligus.Hal tersebut tentu membuat Ian bingung. Saat Ian membuka kaca jendela mobil untuk bertanya, petugas keamanan itu langsung berkata dengan sangat sopan dan penuh hormat. “Selamat siang Pak.”Ian tersenyum ramah. “Terima kasih Pak telah dicarikan slot parkir. Tapi saya rasa satu slot saja cukup Pak, berikan saja slot satunya untuk pengunjung lain.”“Maaf Pak, saya hanya ingin mencegah terjadinya lecet pada mobil Bapak. Jadi saya mempersilahkan Bapak untuk menempati dua slot parkir ini,” ucap petugas keamanan dengan sedikit gugup. Sebagai petugas keamanan, lecet pada bodi mobil juga termasuk dalam tanggung jawabnya. Jika sampai mo
Read more
Bab 14 - Membalas Hinaan
"Rika?" Ian membalikkan tubuhnya dan tersenyum saat melihat wanita cantik berkacamata itu mendekatinya. Rika, teman sekelasnya di Universitas Sura & Baya, memeluknya dengan bahagia. "Mengapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu akan datang ke sini?" Rika berkata dengan ekspresi cemberut. "Aku pasti akan menawarkan pakaian yang cocok untukmu. Siapa tahu kamu tertarik dan bisa membantu meningkatkan penjualanku."Ian mengangguk dengan senyum dan sedikit rasa bersalah. "Maaf, Rika. Sudah tiga tahun sejak kelulusan kita, kita tidak pernah berkomunikasi lagi. Jadi aku tidak tahu kalau kamu sekarang bekerja di toko ini."Rika tampak sedih, matanya sedikit berkaca-kaca. "Kamu jahat, kamu sudah tidak menganggapku sebagai teman!" desisnya dengan suara lembut.Ian tertawa melihat ekspresi Rika yang berusaha pura-pura sedih. "Rika, aku tahu kamu tidak akan pernah bisa marah padaku," ucapnya sambil tersenyum.Rika mengernyitkan dahi, memandang Ian dengan tatapan penasaran. "Kenapa kamu begitu yak
Read more
Bab 15 - Belanja Seperti Membeli Jajan
“Iya, aku mau membeli semuanya,” ucap Ian dengan santai.Hal itu benar-benar membuat Rika terkejut. “Kamu tidak apa-apa kan? Kamu tidak sedang sakit kan?” tanyanya seraya menyentuh dahi Ian, memeriksa apakah Ian sedang mengalami demam atau tidak.“Hei, aku serius Rika! Ayo cepat hitung semuanya!” tegas Ian.“Oke-oke, sebentar aku hitung dulu.” Setelah itu, Rika segera membawa semua barang yang akan dibeli Ian ke kasir. Butuh sekitar hampir 10 menit untuk memindai seluruh barcode tersebut.“Total ada 35 kemeja, 35 celana kain, 10 dasi, dan 5 sepatu. Semuanya jadi 160 juta rupiah, dikurangi diskon 20% menjadi 128 juta rupiah. Bagaimana, apa kamu jadi membeli semua ini?” tanya Rika dengan sedikit cemas.Rika tahu latar belakang keluarga Ian. Dia berasal dari desa Campur, Kabupaten Nganjuk, dan ayahnya adalah seorang buruh tani. Sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali ikut memotong bawang merah di rumah tetangga saat panen raya untuk mendapat penghasilan tambahan.
Read more
Bab 16 - Ella
Saat Ian membuka matanya, cahaya matahari sudah menyelinap masuk melalui celah-celah jendela. Rasa pening dan berat di kepalanya mengingatkannya pada pesta semalam, di mana Ian dan Rika merayakan pertemuan mereka setelah tiga tahun. Mereka berdua mengobrol dan tertawa hingga larut malam seraya minum sedkit minuman keras. Meski mabuk berat, Ian berhasil mengendalikan dirinya untuk pulang dengan selamat dan segera terlelap begitu kepala menyentuh bantal.Hari ini, Ian memiliki rencana lain. Ian berencana untuk bertemu dengan orang dari jasa renovasi di kedainyai. Setelah mandi dan berpakaian rapi, ia melangkah keluar rumah, menaiki becak motornya yang sudah lama tidak digunakan. Mesinnya mendengung kasar, seolah senang bisa kembali beraksi. Ian memilih becak motornya hari ini, bukan karena bosan dengan mobil sport-nya, tetapi karena ia tidak ingin becaknya rusak akibat jarang digunakan. Becak motor itu bukan sekadar kendaraan bagi Ian, melainkan teman setia yang telah menemaninya selama
Read more
Bab 17 - Apartemen
Di depan kedainya yang berantakan, Ian berbincang dengan seorang pria paruh baya berkulit gelap dengan rambut keriting. “Bagaimana Pak, bisakah Pak Adam merenovasi kedai saya?” ucap Ian setelah mengajak pria bernama Adam itu berkeliling.Adam berpikir sejenak. Tak lama setelahnya, ia membuka mulutnya. “Saya bisa merenovasi Kedai Mas Ian, tapi dengan kondisi seperti ini, butuh biaya yang cukup banyak. Apakah Mas Ian tidak masalah?” katanya seraya mencuri pandang ke arah becak motor milik Ian.“Uang bukan masalah, yang terpenting kedai milikku kembali normal dan menjadi lebih indah,” senyum Ian dengan tatapan penuh kepercayaan diri.Melihat kepercayaan diri di wajah Ian, Adam tersenyum. “Oke, mari kita bicarakan lebih lanjut kontraknya.”Setelah berbincang lebih dari satu jam, Ian dan Adam akhirnya sepakat. Mereka berdua menyetujui nilai kontrak seharga 700 juta dengan masa pengerjaan selama satu minggu. Ian kemudian segera mentransfer uang muka sebesar 100 juta setelah menandatangani k
Read more
Bab 18 - Bertemu Idola
Belum sempat petugas keamanan itu mengayunkan tongkatnya, tiba-tiba saja dari belakang mereka, suara klakson mobil terdengar nyaring, membuat tangan petugas keamanan itu terhenti.“Apa yang sebenarnya terjadi?” Dari pintu kemudi mobil Honda H-RV, turun seorang wanita dengan pakaian formal berkacamata hitam. Ia melihat ada banyak kerumunan di samping yang hanya menonton tanpa berbuat apa-apa.Melihat wanita tersebut petugas keamanan itu langsung tersenyum. “Maaf Nona Adel, ada gembel yang berusaha menerobos masuk.”“Gembel?” Adel melepas kacamata hitamnya dan melihat ke arah gembel yang dimaksud. Seketika itu, matanya terbelalak dan berkata “Tuan Ian?!”Ian menoleh ke arah Adel. Samar-samar Ian mengingat wajah wanita tersebut. “Bukankah kamu agen properti yang memberiku kartu kunci rumah di Galaxy Lake?”“Itu benar Tuan. Perusahaan di balik Galaxy Lake dan One Icon masih satu perusahaan yang sama. Dan kebetulan, kali ini saya kemari untuk menyerahkan kunci unit apartemen yang Tuan baru
Read more
Bab 19 - Peringatan Ryan
“Tu-Tuan, apa maksud Tuan? Aku tidak mengerti,” ucap Ian tergagap.Tatapan Ryan semakin dingin. “Apa kamu mengkonsumsi obat itu? Aku dapat melihat, kekuatan yang kamu miliki sangat berbeda dengan Evolver alami.”Ian terkejut, matanya melebar sejenak saat mendengar kata "obat", tapi ia segera berusaha menyembunyikan reaksi itu. ‘Bagaimana Ryan bisa tahu? Apakah dia juga pengguna sistem? Tapi jika dia pengguna sistem, sistemku pasti akan memberi notifikasi!’ pertanyaan-demi pertanyaan muncul di benaknya.Perubahan ekspresi singkat Ian tentu tidak luput dari pengamatan tajam Ryan. “Siapa namamu?” tanya Ryan, tatapannya semakin tajam, menembus hingga ke inti jiwa Ian."A-aku Ian," jawabnya sedikit gugup. Tapi, begitu Ian sadar bahwa idolanya sedang menanyakan namanya, seluruh rasa takut di benaknya menghilang. "Senang berkenalan dengan Tuan Ryan. Anda adalah idolaku! Aku ingin sekali bisa sukses seperti Anda."Merasakan ketulusan Ian, Ryan yang sejak tadi memasang wajah serius, akhirnya
Read more
Bab 20 - Kegundahan Rika
“Jadi dia benar-benar tinggal di sini, rumah seharga 275 miliar rupiah itu …” Rika mendongak dengan mata besar terbuka lebar seperti bayi yang penasaran.“Itu betul Mbak, Tuan Ian memang tinggal di salah satu tumah termewah di perumahan kami. Bahkan dia juga memiliki mobil sport seharga 255 miliar,” ucap petugas keamanan itu dengan santai. Sebagai tukang gosip, dia sangat senang membicarakan orang lain.“Mobil sport bernilai 255 miliar?” Rika mengedipkan matanya tak percaya. Baginya yang hanya seorang gadis desa biasa, tidak pernah terbayangkan dirinya menghasilkan uang sebanyak itu.Betapapun bodohnya Rika, ia tahu apa artinya memiliki mobil sport dan rumah bernilai ratusan miliar. ‘Sejak kapan Ian menjadi begitu kaya?’Meski Rika tahu Ian dapat membeli pakaian Louis Vuitton hingga ratusan juta, tapi ia tidak menyangka kekayaan Ian sampai sebesar ini.“Apakah Mbak adalah pacar Tuan Muda Ian?” tanya petugas keamanan itu, memastikan identitas Rika. “Tuan Muda Ian benar-benar ramah dan s
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status