Semua Bab Suamiku Pewaris Kaya Raya: Bab 61 - Bab 70
260 Bab
Bab 61 - Bibir Yang Saling Bersentuhan
Ucapan Aditama membuat Edward geram bukan main.Alhasil, emosi Edwad pun seketika membuncah. Edward menatap Aditama tajam dengan wajah mengeras dan tangan yang terkepal kuat. "Pa ... ini tidak boleh dibiarkan ... Aditama benar-benar telah merendahkanku ... aku tidak bisa tinggal diam saja ... aku tak bisa menahan diri untuk tidak merobek mulut bajingan ini!!!" seru Edward penuh emosi menggebu. Mendengar hal itu, Haryadi Bintoro langsung mendelik. "Jangan gegabah kau, Ed. Kita harus menjaga sikap kepada semua orang supaya kita tidak mendapatkan masalah lagi!" Haryadi Bintoro buru-buru memperingati sang anak. Dia kemudian menambahkan. "Memangnya kau mau kita mendapat masalah lagi?! Pemutusan kerja sama secara sepihak dari Gandara corporation itu ... adalah hal terburuk di dalam hidup kita! Mengerti kamu?!" Mendengar hal itu, membuat Edward jadi mendecakan lidahnya. Kemudian, ia menjadi semakin kesal bukan main karena ia tidak bisa memberi pelajaran kepada Aditama saat itu juga.Mel
Baca selengkapnya
Bab 62 - Bertemu Ricard
Keesokan paginya, selagi menunggu Vania selesai berdandan, Aditama menghubungi seseorang bernama Ricard. Ricard adalah anaknya Panji yang akan ia perintahkan untuk berpura-pura menjadi kenalannya yang telah meminjamkan unit apartemen dan uang kepadanya. Kebetulan sekali, ia bekerja di Gandara corporation yang pasti akan membuat Vania menjadi lebih percaya diri setelah mengetahuinya.Hari ini, Aditama akan mempertemukan Vania dengan Ricard seperti janjinya tadi malam.Selain karena hendak membahas masalah kerja sama, Vania juga akan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Ricard atas kebaikannya. "Kau sudah paham dengan tugasmu, 'kan Chard?" tanya Aditama, hendak memastikan sebelum mereka bertemu. "Saya sudah paham, Tuan Muda dan saya akan melakukannya dengan sebaik mungkin!" ucap Ricard di sebrang sana penuh keyakinan.Mendengar hal itu, Aditama pun mangguk-mangguk. "Bagus." ujar Aditama dengan rahang mengeras. Dia kemudian menambahkan. "Yasudah ... kalau begitu sampai bertemu na
Baca selengkapnya
Bab 63 - Sebuah Harapan
"Ngomong-ngomong ... kenapa uang yang kau pinjam cepat sekali dikembalikan, Tam?" tanya Ricard, mengganti topik pembicaraan. Mendengar hal tersebut, Aditama dan Vania saling pandang satu sama lain, seakan tengah menyamakan frequensi sebelum kemudian kembali menatap Ricard. "Kebetulan kami baru saja mendapatkan uang yang datangnya dari arah tak disangka-sangka, Chard dan jumlahnya ... lumayan besar ... jadi bisa langsung untuk melunasi semua hutang-hutangku kepadamu." Jawab Aditama pada akhirnya setelah terdiam sebentar yang langsung dibenarkan oleh Vania setelahnya. Ricard mengerutkan kening mendengar hal itu. "Kau ... tak berjudi, 'kan, Tam?" tanyanya dengan penuh selidik. Sontak, Aditama dan Vania melebarkan matanya. Mencerna perkataan Ricard dalam sepersekian detik. Kemudian, Aditama mendengus dingin. Tahu jika Ricard sedang mengajaknya bergurau. Sedangkan Vania terpelongo. "Sialan! Ya tidak mungkin lah aku berjudi!" ucap Aditama sambil berdecak. Dia kemudian menambahkan
Baca selengkapnya
Bab 64 - Apa Yang Dipikirkan Hermanto?
Akan tetapi, Vania tidak tersinggung mendengar jawaban dingin dari sang Kakek. Ia sadar jika kedatangannya itu tak diharapkan sama sekali dan dianggap hanya akan menyebabkan kondisi kesehatan sang Kakek tambah semakin buruk.Namun, ia benar-benar tak bisa mengacuhkan sang Kakek begitu saja. Ia harus memastikan kondisinya secara langsung.Di sisi lain, ia berharap dengan sang suami membayarkan biaya operasi dan rumah sakit, sang Kakek akan luluh dan bisa menerima Aditama.Setelah bertemu dengan Ricard, Aditama dan Vania memutuskan pergi ke rumah sakit Siola untuk menjenguk Hermanto. Sekarang Hermanto telah selesai dioperasi. 2 atau 3 hari lagi sudah diizinkan pulang dan akan dilanjut dengan rawat jalan setelahnya.Hermanto lalu menatap Vania dan Aditama bergantian untuk beberapa saat. Dia kemudian berkata. "Mau apa kalian berdua ke sini?!" tanya Hermanto dengan nada dingin dan ekspresi wajah datar. Mendengar hal itu, Vania yang tengah menundukan kepala seketika mendongak. "Menjeng
Baca selengkapnya
Bab 65 - Ternyata Evan Dibalik Menghilangnya Vania
Apa jangan-jangan ... Evan ada kaitannya dengan menghilangnya ... Vania saat ini? Seketika Aditama merasa tidak karu-karuan kala teringat dengan ancaman Evan yang katanya akan membuat hidupnya menderita!Aditama pun menautkan alis, kemudian rahangnya mengeras. Apakah hal ini ... termasuk salah satu upaya ia untuk melakukan hal demikian kepadanya? Akan tetapi, Aditama buru-buru bersikap tenang. Seakan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Evan barusan. "Ada apa kau menghubungiku?!" tanya Aditama dengan nada dingin setelah terdiam sebentar. "Kau masih ingat ... dengan ancamanku beberapa hari yang lalu 'kan, Tam?" Evan balik bertanya lagi. Mendengar hal itu, rahang Aditama mengeras. "Kau tak akan bisa melakukan hal itu padaku!" seru Aditama sambil berdecih. "Heh! sadar kau Aditama! bangun kau! jangan sering bermimpi kau! Kenapa juga aku tak bisa melakukan hal itu padamu?!" Dia kemudian menambahkan. "Kau berhasil membuat kami dipecat itu karena kau sedang beruntung saja waktu itu, Tam
Baca selengkapnya
Bab 66 - Vania Telah Dijual Kepada Tuan Theo
Selagi Panji tengah mengetik balasan, Aditama kembali menempelkan ponsel di telinga. Hendak melanjutkan bicara dengan Evan. Tiba-tiba Aditama mengerjap kala teringat sesuatu. Bukan kah ... Evan tinggal bersama istri dan anaknya di apartemen yang sama dengan apartemen yang ia dan Vania tinggali?Detik berikutnya, terbit senyum tipis yang langsung menghiasi bibir pria itu. Ia bisa menggunakan istri dan anaknya untuk mengancam Evan balik!Aditama pun berdehem, lalu berkata, "Kau tinggal di apartemen ini ... bersama istri dan anakmu, 'bukan?" "Cih ... apa yang akan kau lakukan kepada istri dan anakku?!" balas Evan dengan nada sinis dan terkesan meremehkan. Dia kemudian menambahkan. "Apa kau mau menculik istri dan anakku juga? Sana ... lakukan saja kalau bisa!" Aditama tersenyum miring. "Baik. Jika itu yang kau inginkan ... maka ... akan kulakukan!" sambar Aditama tegas penuh keyakinan. Ucapan Aditama tak elak mengundang tawa keras dari Evan. Ia tidak percaya Aditama dapat melakuka
Baca selengkapnya
Bab 67 - Mengancam Evan Balik!
Dalam perjalanan menuju Groove House, Aditama tampak sedang berbicara dengan Evan di telefon di jok belakang.Sementara dua tukang pukul senior duduk di jok depan, salah satunya menyetir. "Kenapa kau menghubungiku? Apa kau mau memohon-mohon kepadaku ... untuk melepaskan istrimu?" Evan menyapa Aditama dengan nada terdengar menjengkelkan begitu panggilan terhubung. Dia kemudian menambahkan. "Jangan mimpi aku mau melakukan hal itu, Tam! Kan aku sudah bilang padamu tadi ... kalau Vania sudah kami jual kepada Tuan Theo. Jika kau ingin mendapatkan istrimu kembali ... maka ... temui saja Tuan Theo."Mendengar hal itu, pegangan pada ponsel Aditama semakin mengetat. Akan tetapi, ia buru-buru menguasai diri. Istri dan anaknya Evan telah bersamanya. Jadi, ia bisa menggunakan hal tersebut untuk mengancam Evan! "Memang itu yang akan aku lakukan!" Jawab Aditama dengan nada dingin setelah terdiam sebentar. "Oh iya ... aku mau memberitahumu ... kalau anak dan istrimu sudah bersamaku saat in
Baca selengkapnya
Bab 68 - Mengulur Waktu
Chris mengedar pandangan ke sekeliling lebih dulu sebelum kemudian membusungkan dada, menatap Evan tajam, lalu melanjutkan kalimatnya. "Tuan Theo tidak akan mau melepaskan istrinya kuli bangunan gembel itu ... lagi pula ... kau lihat sendiri 'kan tadi ... betapa senangnya Tuan Theo ketika mendapatkan Vania?!" Mendengar hal itu, Evan memasang wajah tak berdaya. Selagi Evan terdiam, Chris kembali bicara. "Sudah lah, Van. Kau tenang saja." ucap Chris, mencoba menenangkan mantan bawahannya tersebut. Kemudian, ia menghempaskan punggung ke sandaran kursi kembali sambil menghembuskan napas pelan. "Yang benar saja kau! Rencana kita telah berhasil ... kita juga telah mendapatkan uang yang begitu banyak karena hal itu ... tapi ... apa yang akan kau lakukan?!" "Lagi pula, Tuan Theo pasti akan membantu kita kalau kuli gembel itu nekat melakukan sesuatu kepada istri dan anakmu, Van!" kata Chris lagi. Evan terdiam, mencerna perkataan Chris dalam sepersekian detik sebelum kemudian mengangguk
Baca selengkapnya
Bab 69 - Tepat Waktu
Seketika muka Theo memerah karena marah, kedua tangannya terkepal kuat, ekspresi wajahnya langsung memancarkan aura kemarahan hebat. Siapa yang berani melakukan hal demikian pada ketiga anak buahnya? "Kurang ajar! tidak tahu kah dia sedang mencari masalah dengan siapa?!" seru Theo dengan penuh emosi menggebu. Suaranya meninggi dan wajahnya mengeras.Tiba-tiba ia mengerjap kala teringat dengan wanita itu yang berada di dalam mobil selagi ia tengah berada di ruang VIP. Ia lalu menatap bodyguardnya dengan tajam. "Segera cek wanita itu ... masih ada di dalam mobil atau tidak!" titahnya tegas. Sang bodyguard mengangguk cepat dan bergegas melakukan perintah dari sang Tuan.Selagi bodyguardnya tengah mengecek mobil, Theo berkacak pinggang dengan rahang mengeras. Ia harus segera mengecek CCTV untuk mengetahui siapa yang telah menghabisi anak buahnya. Begitu ia telah mengetahui siapa yang telah melakukan hal demikian, maka, akan ia cari sampai ketemu setelahnya dan tentu saja ia akan m
Baca selengkapnya
Bab 70 - Menghadapi Theo
Mendengar hal itu, Aditama tergelak, kemudian pandangannya memicing. "Apa yang barusan kau katakan? Vania ... sudah jadi milikmu?" tanya Aditama, hendak memastikan perkataan Theo barusan yang sungguh terdengar menggelitik. Dia kemudian menambahkan. "Apa aku tidak salah dengar? Coba ... ulangi sekali lagi." Mendengar nada meremehkan Aditama, Theo seketika mengerjap, terdiam untuk beberapa saat sebelum kemudian tangannya langsung terkepal. Aditama lanjut berkata. "Kuperjelas hal ini kepadamu ... jika ... Vania itu adalah istri sahku! Jadi, tak kan kubiarkan orang lain dapat menyentuhnya ... apalagi ... sampai dapat memilikinya! Tak kan pernah kubiarkan hal itu sampai terjadi!" "Dan ... aku tak akan kasih ampun kepada orang yang berani menyentuh istriku barang sehelai rambut sedikit pun! Mengerti?!" ancam Aditama dengan gigi gemeretak. Sontak, mata Theo melebar.Detik berikutnya, ekspresi wajahnya menjadi buruk, kepalan tangannya semakin bertambah kuat. Berani sekali kuli bang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
26
DMCA.com Protection Status