All Chapters of Terjerat Mantan Kekasih Ibu Tiriku: Chapter 171 - Chapter 180
186 Chapters
Apa Bisa Menahannya
"Apa yang mau kamu lakukan?” tanya Olivia. Dengan nada sedikit khawatir. Sebab dia merasakan jika Nolan sedang merencanakan sesuatu. “Kamu yang memulainya. Maka terima saja hasilnya.” Nolan terus berjalan hingga masuk ke dalam kamarnya. Dia menghempaskan tubuh Olivia di atas ranjang. Dia melupakan jika saat ini kaki kanan Olivia belum sembuh. Sehingga dia mendengar wanita itu meringis kesakitan. “Apa ini sakit?” tanya Nolan. Setelah dia menyadari dan melihat ke arah kaki Olivia dan memegangnya dengan lembut. Olivia mengangguk lalu berkata, “Sakit.” “Maafkan aku.” Setelah meminta maaf Nolan pun berjalan ke luar dari dalam kamar. Dia menutup pintu kamar dengan rapat. Sedangkan Olivia masih menatap ke arah pintu kamar. Olivia melihat sekeliling kamar dan sama sekali tidak ada perubahan. Semalam dia tidak memperhatikannya dengan saksama dan sekarang dia bisa melihatnya dengan sangat jelas. “Semuanya masih sama seperti satu tahun ke belakang,” gumam Olivia. Dia membenarkan kaki
Read more
Dia Tidak Pernah Puas
Olivia sudah selesai dan dia berjalan perlahan ke luar dari dalam kamar mandi. Saat dia membuka pintu kamar mandi, dia melihat Nolan yang berdiri. Dia tidak mengira jika pria itu memang menunggunya. “Makanlah! Aku sudah membuatkan makan malam untukmu!” ujar Nolan pada Olivia yang ada di hadapannya. Setelah mengatakan itu Nolan kembali menggendong Olivia. Dia mendudukkan wanita itu di atas sofa. Tanpa banyak bicara dia juga duduk tepat di samping Olivia. “Kamu memasaknya?” tanya Olivia pada Nolan. Saat dirinya melihat beberapa menu makanan tertata di atas meja. “Iya.” “Sungguh?” “Kamu tidak percaya padaku?” Olivia menggelengkan kepalanya. Sembari melihat ke arah hidangan yang ada di atas meja. Dia pun kembali mendengar Nolan yang memintanya untuk memakan yang sudah disiapkan olehnya. “Baiklah kalau begitu. Selamat makan,” ucap Olivia. Lalu dia mulai menyantap apa yang ada di atas piring yang baru diambil dari atas meja. Olivia tidak banyak bicara. Dia hanya menikmati makana
Read more
Kamu Begitu Yakin
Olivia sudah ada di luar kamarnya. Dia melihat seorang wanita yang tengah berseteru dengan Nolan. Dia menatap wanita itu dan tidak memedulikan seberapa keras nada bicaranya karena sedang kesal. “Sudah aku katakan padamu bukan? Urus wanitamu itu dan jangan mengganggu galeri yang ditinggalkan oleh Olivia!” pekik wanita itu pada Nolan. Wanita itu tidak lain adalah Angel. Angel sudah sangat kesal dengan Nolan yang hanya membiarkan Miranda melakukan semua hal yang diinginkannya. Sebenarnya dia tidak peduli jika wanita itu mengambil semua aset dan perusahaan milik Olivia. Namun, dia tidak akan membiarkan wanita itu mengacau galeri lukisannya. “Apa yang sudah dilakukan olehnya?” tanya Nolan. Yang memang belum tahu perbuatan Miranda. “Tanyakan saja pada wanita busuk itu!” “Kalau begitu aku tanya padamu. Apakah kamu masih sanggup untuk memegang galeri itu? Apakah kamu sanggup menghadapi semua serangan darinya?” “Kamu pikir aku wanita lemah? Aku tidak akan membiarkan galeri Olivia hancur
Read more
Terus Menantang
Nolan begitu terkejut saat mendengar perkataan itu dari bibir Olivia. Secara refleks dia menyalakan lampu yang ada di atas nakas. Sehingga dia melihat wajah Olivia dengan jelas. Dia terus memandangi wanita yang ada di dekatnya. Akan tetapi, wanita itu tertidur pulsa. “Apa yang menjadi alasanmu ingin menghabisi aku? Hingga semua itu terbawa ke dalam mimpimu?” tanya Nolan dengan nada lirih. Meski dia tahu jika wanita itu berniat untuk menghabisinya. Entah mengapa dirinya tidak mempermasalahkannya. Andaikan memang benar Olivia yang tertidur adalah wanitanya. Dia rela jika harus mati di tangannya. Dia kembali mematikan lampu yang ada di atas nakas. Setelah itu dia ke luar dari dalam kamar. Dia memutuskan untuk tidur di sofa karena dia menjaga dirinya agar tidak kehilangan kontrol. “Aku akan menunggumu dengan semua rencana yang sudah kamu buat,” gumam Nolan lalu dia memejamkan matanya. Di dalam kamar Olivia baru saja membuka matanya. Dia benar-benar terbangun karena belaian dan pe
Read more
Apa Kamu Senang
“Kamu terkejut jika aku tahu akan hal itu?” sela Olivia.Perlahan Miranda mundur beberapa langkah dan tetap menatap Olivia. Dia merasa wanita yang ada di depannya tahu semua hal yang telah dilakukan olehnya. Pisau yang ada di tangannya terjatuh. Tanpa banyak bicara lagi dia pergi meninggalkan ruangan. Olivia hanya tersenyum yang menyiratkan jika hari ini sudah menang dari Miranda. Akan tetapi, dia juga tidak akan lengah dengan wanita itu sebab Miranda bukan orang yang mudah menyerah dan mengaku kalah.“Apa kamu senang?” tanya Nolan yang melihat senyum penuh kemenangan dari wanita yang ada di depannya. “Menurutmu?” Nolan menghela napasnya lalu dia beranjak dan berjalan mendekat ke arah Olivia. Dia mengeluarkan sapu tangannya dan menempelkannya di leher Olivia yang terluka. “Sebaiknya kita ke rumah sakit saja. Mungkin perlu penanganan dokter,” ujar Nolan.“Tidak perlu. Luka kecil seperti ini bisa aku obati sendiri!”“Di mana kotak obatnya?” “Kamu tidak perlu memedulikan ak
Read more
Tidak Ada Harapan
“Kamu ada di sini?” tanya Olivia pada pria yang tadi memanggilnya. Dan sekarang pria itu ada di hadapannya. “Iya. Aku ada pekerjaan di sini. Dan kamu bagaimana keadaanmu sekarang?” “Aku baik-baik saja. Semenjak aku kembali ke Jakarta aku tidak pernah mendengar kabarmu lagi.” “Maafkan aku karena aku begitu sibuk dan juga kekasihku sedang sakit.” Olivia sedikit sedih saat mendengar kabar jika kekasih dari pria yang ada di hadapannya sakit. Meski sebenarnya dia juga sudah mengetahui kekasih pria yang ada di depannya sedang sakit parah. Dia pun melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu untuk bertemu dengan kliennya sudah hampir tiba. Dia melihat ke arah pria yang ada di hadapannya. “Sepertinya kamu sedang terburu-buru. Kalau begitu pergilah! Nanti aku akan menghubungimu dan kita makan malam bersama,” ucap pria itu pada Olivia. “Oke.” Olivia menjawab singkat dan dia berjalan meninggalkan pria itu. Di mana pria itu adalah salah satu orang yang percaya dengan kem
Read more
Kejujuran
Olivia sudah berada di hotel dan dia langsung menuju ke kamarnya. Dia pun menghubungi Diana dan jika pertemuannya dengan klien sudah berjalan dengan lancar. “Hari ini aku akan segera kembali ke Jakarta. Dan aku akan menyerahkan desain perhiasan yang sudah dipesan olehnya,” ucap Olivia pada Diana yang ada di ujung telepon. Setelah mengatakan itu dan mendengar beberapa kata dari Diana. Dia memutuskan sambungan teleponnya. Dan dia pun merapikan barang-barangnya. Dia sama sekali tidak ingin berlama-lama berada di Bali. Terlebih lagi dia tahu jika Nolan ada di sana juga. Sehingga membuatnya sedikit tidak nyaman. Meski sebenarnya dia belum bisa menghilangkan perasaannya pada pria itu.“Siapa yang mengetuk pintu?” gumam Olivia. Sembari berjalan mendekar ke arah pintu.Sebelum membuka pintu dia melihat ke luar dari lubang kecil yang ada di pintu. Dia mengerutkan dahinya karena orang yang ada di balik pintu adalah Nolan. “Dari mana dia tahu aku di sini? Apakah dia memata-matai aku se
Read more
Ini Sulit Baginya
Nolan menunggu jawaban dari pertanyaan yang baru saja dilayangkan olehnya pada Olivia. Dia tidak paham mengapa Olivia mengatakan jika kali ini adalah yang terakhir. Dia sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Olivia. Dan wanita itu beranjak dari atas ranjang lalu berjalan menuju ke kamar mandi. “Sebenarnya apa yang akan dilakukan olehnya?” gumam Nolan. Sembari mengambil ponselnya yang ada di atas lantai. Dia melihat ke layar ponselnya dan melihat nama Miranda. Dia mengabaikan panggilan dari wanita itu. Sebab dia sudah merasa muak dengan Miranda yang tidak henti membuat masalah. Padahal dia sudah memberikan kesempatan pada wanita itu. Nolan mengabaikan panggilan telepon dari Miranda. Dia sedang tidak ingin bicara dengannya. Dia masih memikirkan apa yang barusan diucapkan oleh Olivia. Tidak berselang lama Olivia ke luar dari dalam kamar mandi. Dia masih melihat Nolan yang duduk di atas ranjang. Dia mengabaikan pria itu dan merapikan barang-barang miliknya karena dia akan kemb
Read more
Apakah Ini Sulit
“Terima kasih karena kamu sudah mengantarnya,” ucap Olivia pada karyawan wanita yang ada di depannya. “Nona, apakah ada yang perlu saya bantu?” Karyawan wanita itu bertanya pada nona yang ada di depannya. “Tidak ada. Kamu boleh kembali ke posisimu.” Olivia melihat karyawan wanita itu mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan ruangan. Lalu menutup pintu ruang kerjanya dengan rapat. Sekarang dia menatap orang yang ada di depannya yang juga sedang memandanginya. Dia sama sekali tidak bicara karena dia ingin orang itu yang lebih dahulu mengatakan maksud kedatangannya. “Mengapa? Mengapa kamu tidak begitu lemah?” tanya orang itu pada Olivia. “Lemah? Apakah aku selama ini kamu anggap seperti wanita lemah?” Olivia sedikit geram dengan pertanyaan yang dilayangkan oleh orang yang ada di depannya. Padahal selama ini dirinya berusaha untuk menjadi wanita yang lebih kuat untuk menghadapi ibu tirinya. “Kalau begitu mengapa kamu memutuskan untuk menjauh dariku?” “Nolan Raymond, bukan
Read more
Aku Bukan Hantu
"Sayang, mengapa kamu begitu manis hari ini? Dan kamu memintanya duluan,” ucap Miranda. Dengan nada sedikit menggoda. Tanpa banyak bicara lagi. Nolan beranjak dan berjalan ke luar dari dalam ruangan. Begitu juga dengan Miranda yang berdiri dan menatap ke arah Olivia. “Kamu dengar barusan bukan? Jika dia menginginkan aku dan bukan kamu. Aku tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan kemarin di Bali bersama dengannya. Sebab kamu hanya wanita saat saja baginya.” Miranda pun berjalan ke luar setelah mengatakan itu. Dia tersenyum puas dan penuh kemenangan. Dia tidak mengira juga jika Nolan menginginkannya dan mengatakannya di depan wanita yang sangat mirip dengan putri tirinya. Olivia tersenyum miring. Dia pun melihat kepergian Miranda. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan mereka berdua lakukan. Tidak begitu lama ada sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkannya pesan singkat. “Untuk apa lagi dia mengirimkan aku pesan? Buka
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status