Semua Bab Ahli terhebat di Kota Dumai: Bab 11 - Bab 20
177 Bab
Bab 11
Yohan dengan mudah menahan pukulannya dan berkata dengan tenang, "Aku cuma mau mencari seseorang dan aku nggak ingin mengganggumu."Banyak siswa di dekatnya yang tampak terkejut saat melihat betapa mudahnya Yohan menahan tinju pemuda kekar itu."Dia kuat sekali, dia menahan serangan Tio dengan mudah.""Itu hanya kebetulan. Tio itu pemegang sabuk hitam Taekwondo tingkat delapan. Dia sangat kuat. Aku sudah melihatnya mengalahkan lima sampai enam orang dewasa sendirian.""Ya, benar."Tio Baskara terkejut dan marah. Dia sadar kalau dia tidak bisa lepas dari cengkeraman tangan Yohan. Wajahnya memerah karena mengerahkan seluruh kekuatannya. Akhirnya, dia berteriak dengan marah, "Berengsek, lepaskan aku, kamu cari mati, ya!"Yohan melepaskan tangannya dan berkata dengan nada tulus, "Hei, aku cuma mau masuk dan mencari seseorang. Bisa minggir nggak?"Dia belum pernah bersekolah, jadi dia memiliki emosi khusus terhadap teman-teman sekelasnya. Dia tidak ingin menyakiti mereka kecuali benar-benar
Baca selengkapnya
Bab 12
Yohan mengabaikan peringatan Bagas dan berjalan ke arah Lusi.Apa yang dilakukan Yohan membuat kilatan dingin di mata Bagas semakin menjadi-jadi.Hanya saja dia tidak langsung menyerangnya di sini.Dia selalu menunjukkan sikap yang lembut dan anggun kepada dunia luar, karena itu adalah cara yang sangat penting baginya untuk memikat hati seorang gadis.Dia tidak bisa melakukan apa pun pada Yohan di depan semua orang, tetapi dia diam-diam sudah memikirkan cara bagaimana menghadapi Yohan.Saat ini, para mahasiswa lain juga menerobos masuk, ini membuat Bagas makin kesal.Tidak ada cara untuk menghentikan mereka karena banyak sekali orang yang masuk ke sana.Saat ini, Yohan sudah ada di sebelah Lusi.Lusi memang sangat tinggi, apalagi kakinya yang indah ramping dan lurus. Bisa dibilang sosoknya seperti model dengan kaki yang jenjang.Dia tidak perlu melakukan gerakan apa pun, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang."Halo, apa kamu Lusi?"Lusi yang sedang berb
Baca selengkapnya
Bab 13
Bagas segera membalas pesannya dan mengetik menggunakan kedua tangannya."Nggak masalah, akan aku kirim uangnya sekarang."Di asrama tempat Lusi tinggal, Liana Kuswanto melihat pesan yang dikirim oleh Bagas di ponselnya.Ada ekspresi aneh di sudut mulutnya.Dia mengirimkan nomor rekeningnya. Lalu, tidak lama kemudian dia menerima pemberitahuan kalau uang telah masuk di rekeningnya.Dia langsung menghapus pemberitahuan itu dan duduk di tempat tidur Lusi. Dia berkata sambil tersenyum, "Lusi, ayo kita makan hot pot pedas malam ini.""Malam ini? Tapi, aku mau belajar di kamar."Lusi adalah gadis yang pendiam. Selama kuliah, teman-teman sekelasnya sibuk pacaran, tetapi dia satu-satunya yang fokus belajar."Yah .... Kamu kan bisa membaca kapan saja. Lagi pula, kamu nggak bisa membaca terus-menerus. Kamu akan membuat orang lain terlihat bodoh. Nggak perlu belajar malam ini. Setelah makan, kita langsung pulang. Kamu nggak lama kok.""Tapi ...." Lusi ragu-ragu, tetapi Liana tidak memberinya kes
Baca selengkapnya
Bab 14
Bruk! Bruk!Tio dan anak buahnya langsung berlutut dan bersujud dengan cepat.Bahkan seseorang seperti serigala bermata satu yang kejam saja dipukuli seperti ini oleh Yohan, apalagi mereka."Yohan, kami salah, tolong lepaskan kami.""Jangan bunuh aku. Aku masih punya keluarga yang harus aku nafkahi dan aku jaga, jadi anggap saja aku nggak ada.""Yohan, kalau kamu nggak membunuhku, aku akan kenalkan adik perempuanku padamu, pacarku juga akan aku berikan padamu."...Tatapan mata Yohan sangat dingin, orang-orang ini tidak layak mati, tetapi mereka tidak bisa dilepaskan begitu saja.Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan pil dari tasnya dan menghancurkannya.Kemudian, dia dengan brutal membuka mulut mereka, memasukkan obatnya ke dalam mulut mereka dan menyuruh mereka menelannya.Tio dan yang lainnya tampak sangat ketakutan."Jangan khawatir, obat ini nggak punya efek samping yang besar. Kamu cukup meminum penawarnya setahun sekali, kalau nggak kalian akan mati kehabisan darah.""Dalam wa
Baca selengkapnya
Bab 15
Akhirnya, karena bos itu memintanya dengan tulus, Yohan menerima amplop yang berisi 4 juta di dalamnya.Dia mendapat makanan gratis dan menerima 4 juta setelahnya. Tidak ada yang lebih baik dari itu.Yohan berdiri, dia sudah hampir kenyang, kemudian dia bersiap untuk menyapa Lusi.Namun, begitu dia berdiri, dia melihat Bagas membuka pintu dan memasuki ruang pribadi tempat Lusi dan sahabatnya berada.Liana yang ada di dalam ruang pribadi dengan penuh semangat menyajikan makanan kepada Lusi. Saat Lusi tidak memperhatikan, dia memasukkan pil kecil ke dalam mangkuk dan pil itu segera larut di dalamnya."Lusi, cobalah ini. Ini enak sekali, loh!"Lusi mencobanya dan merasa ada yang aneh. "Hari ini aku merasa ada yang nggak beres denganmu.""Itu perasaan kamu saja, jangan berpikir aneh-aneh. Ayo cepat makan, ini enak sekali."Lusi masih merasa bingung dan merasa ada yang tidak beres.Namun, dia tidak tahu di mana letak keanehan itu.Dia mengambil piring dan sendok, dia ingin makan sepotong da
Baca selengkapnya
Bab 16
Lampu-lampu kota yang indah menyala dengan terang.Yohan dan Lusi berdiri di jalan. Pria tampan dan wanita cantik. Bagi orang lain, mereka berdua tampak sangat serasi.Lusi merapikan rambut di dahinya, menatap Yohan dengan mata berair dan berkata dengan suara yang sangat lembut. "Hei, siapa namamu?""Aku Yohan Andreas."Cahaya di mata Lusi menjadi lebih cerah. "Terima kasih banyak, Yohan. Kalau bukan karena kamu, seluruh hidupku akan hancur.""Nggak masalah. Sebenarnya, aku punya alasan menyelamatkanmu." Yohan mengatakan yang sejujurnya."Hah?"Lusi berseru dan dia sudah berpikir yang aneh-aneh.Dia teringat ajakan Yohan untuk makan malam sebelumnya. Apa Yohan menyukainya dan mau menjadikannya pacarnya dengan menyelamatkannya?Lusi diam-diam menatap Yohan, lalu segera membuang muka.Wajahnya memerah.Hatinya diliputi kebingungan. 'Bagaimana ini? Dia baru saja menyelamatkanku. Kalau aku nggak setuju menjadi pacarnya, rasanya itu nggak baik. Yohan juga terlihat cukup tampan dan memiliki
Baca selengkapnya
Bab 17
Sekarang masalah tentang Lusi menjadi prioritas utama bagi Yohan.Jadi, dia secara pribadi mengantar Lusi pulang.Setelah dikhianati oleh Liana, dia tidak bisa lagi tinggal di asrama dan hanya bisa menyewa rumah di luar kampus."Besok, aku akan menemanimu menyewa rumah," kata Yohan di dalam taksi.Lusi tersenyum manis. "Nggak perlu, aku punya beberapa apartemen di dekat kampus."Yohan terdiam.Yohan terlalu terburu-buru.Di tengah perjalanan, Yohan tiba-tiba menurunkan jendela mobil taksi dan melihat ke kanan. Ada sebuah mobil putih melaju di sampingnya.Pengemudinya adalah seorang wanita berambut pendek dan dia sangat cakap.Menurut penglihatan Yohan, bisa dilihat kalau wanita itu adalah wanita dengan kekuatan yang besar."Kamu kenal dia?" Yohan menunjuk wanita itu dan bertanya pada Lusi.Wanita itu mengikuti mereka sepanjang jalan, tetapi tidak menunjukkan aura berbahaya pada dirinya.Lusi memiringkan tubuhnya dan melihat keluar melalui jendela mobil. Matanya tiba-tiba berbinar, "Itu
Baca selengkapnya
Bab 18
Menghadapi ejekan orang-orang ini, Yohan tidak marah dan tetap tenang."Aku benar-benar nggak ingin menyakiti kalian, cepat mundurlah."Orang yang benar-benar kuat tidak akan pernah menyerang yang lemah.Yohan peduli dengan keselamatan hidup mereka, tetapi di mata para pengawal ini, Yohan adalah seorang pengecut.Jadi, mereka menjadi semakin tidak bermoral."Bocah, sekarang kamu sengaja untuk menakut-nakuti kami, ya?""Aku benar-benar ingin memenggal kepalamu dan melihat apa isinya. Apa yang membuatmu begitu sombong?""Mengapa kamu berbicara terlalu banyak omong kosong dengannya? Pak Wiyono mengatakan bahwa selama tangan dan kakinya patah, setiap orang akan menerima bonus 20 juta!""Ayo kita serang dan bunuh dia!"...Didorong oleh bonus yang akan mereka terima, pengawal ini segera melambaikan batang besi di tangan mereka dan memukul kepala Yohan dengan keras.Melihat pemandangan ini di aula Keluarga Nurdin, Zidan dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak."Lihat dia, dia pasti kuat di l
Baca selengkapnya
Bab 19
"Nggak mungkin, bagaimana dia bisa sekuat itu!""Dia hanya seorang remaja berusia belasan tahun!""Ternyata dia bukan prajurit tingkat tiga awal, tapi dia ada di tingkat menengah atau bahkan puncak!"Semua orang di seluruh aula berdiri dari tempat duduk mereka dan melihat pemandangan ini dengan tidak percaya.Kejutan yang Yohan berikan kepada mereka terlalu besar.Saat mereka sedang terkejut, Yohan masuk ke dalam aula.Setiap pasang mata tertuju padanya. Tatapan itu tidak lagi menghina seperti sebelumnya, tetapi dengan tatapan kesungguhan yang dalam.Terlepas dari usianya yang masih sangat muda, kekuatan yang ditunjukkan Yohan sekarang mengejutkan mereka semua.Janu memandang Yohan dengan ekspresi serius. "Siapa gurumu?"Untuk bisa melatih monster seperti Yohan, gurunya pastilah orang yang tidak dikenal.Pada saat ini, Janu dan Juwan sama-sama menyesal telah datang.Kalau ada sosok hebat di belakang Yohan, dia akan mendapat masalah besar.Saat ditanya oleh Janu, Yohan berkata dengan te
Baca selengkapnya
Bab 20
"Lari, cepat lari!""Dia adalah monster!"Seluruh anggota Keluarga Nurdin panik.Sepuluh menit yang lalu, tidak peduli seberapa kuat imajinasi mereka, mereka tidak akan pernah membayangkan bahwa Yohan bisa membunuh dua bersaudara itu.Bahkan itu setelah Janu dan Juwan melakukan terobosan.Mereka adalah prajurit tingkat empat, tapi mereka dibunuh dengan mudah.Dampak yang ditimbulkan sangat besar.Mereka putus asa dan ingin melarikan diri secepat mungkin.Sebelum bisa melarikan diri, terdengar bunyi gedebuk, sendi lututnya terkena cangkir yang dilemparkan oleh Yohan dan dia berlutut di tanah.Ketiga orang itu berbalik dengan cepat dan bersujud kepada Yohan."Yohan, tolong biarkan kami pergi.""Kami salah. Kami buta. Kami seharusnya tidak memprovokasimu. Tolong lepaskan kami.""400 miliar, ah ... nggak, kami akan memberimu 2 triliun uang tunai sebagai kompensasi. Tolong ampuni kesalahan kami."Wiyono dan yang lainnya sekarang benar-benar ketakutan dan telah melepaskan semua martabatnya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status