Semua Bab Pewaris Sesungguhnya Itu....: Bab 51 - Bab 60
95 Bab
Bab 51
Pagi ini Evan mengunjungi apartemen tanpa sepengetahuan Aisha, maka wanita ini sedikit gelagapan kala menyambut suaminya, "Kenapa tidak memberi kabar?""Untuk apa memberi kabar, toh aku menemui istriku yang akan selalu menungguku," kekeh teduh Evan, tetapi senyuman Aisha selalu palsu. 'Seorang istri memang akan selalu menunggu suaminya, tetapi tentunya bukan suami seperti kamu!'Dagu Aisha diangkat mesra oleh Evan untuk merasakan manisnya permukaan bibir sang istri. "Hari ini kita akan pergi ke pesta." Lembut pria ini bersama tatapan senada. "Pesta di mana? Tapi ... bagaimana dengan papa." Segera, Aisha dilanda kebingungan. "Papa akan baik-baik saja di sini. Papa akan aman." Senyuman lembut masih dilukis Evan, kemudian mengecup dagu indah itu. "Masuklah," ajak Aisha segera saat seorang tetangga melewati pintu rumahnya saat Evan mengecup dagunya. Maka kini suami dan istri melanjutkan obrolan di ruang makan. "Semalam departemen store diserang kompotan mafia, tapi syukurnya semua be
Baca selengkapnya
Bab 52
Siang ini pesta besar-besaran diadakan di gedung departemen store berlian dalam rangka merayakan keselamatan berlian dari para mafia yang semalam berusaha menjarah benda berkilauan itu. Namun, tentu saja tidak satupun penjaga keamanan yang telah berjasa mendapatkan undangan kecuali Ansel, itupun karena statusnya yang seorang keturunan bangsawan-seorang putra dari Adhitia-salah satu suplier di departemen store. Evan menghadiri acara ini dengan alasan mewakilkan Adhitia, selalu begitu. Maka hingga detik ini para pebisnis masih mengenalnya sebagai orang kepercayaan Adhitia. Namun, pria ini hanya ditemani sekretarisnya maka beberapa orang menanyakan Aisha. "Istriku sedang kurang enak badan," jwaban yang selalu dilontarkannya pada setiap orang yang penasaran pada sosok istrinya yang cantik dan anggun. Bukan hanya Evan, tetapi sang ayah-Dewa ikut serta menjadi bagian dari pesta walaupun dirinya bukan salah satu pemasok berlian di gedung ini. Namun, tentu saja kehadirannya tetap disambut b
Baca selengkapnya
Bab 53
Pria bertopeng yang sejak tadi bersikap santai mulai menyalakan sebuah rokok, menyesapnya bersama perasaan damai. "Ada satu hal yang akan membuatmu terkejut." "Apa itu?" Sejak tadi Ansel sudah cukup bersabar maka sekarang dia mulai mendesak lawan bicaranya untuk membuka mulut walaupun sikapnya masih setenang air danau. "Evan memberi tahu kami tentang departemen store maka kami bisa menjarah tempat itu dengan mudah!" Seringainya dipenuhi kemenangan serta perasaan puas. Seketika, Ansel mendengus berang. "Sudahku duga Evan terlibat!" "Tapi tidak ada ruginya untukmu. Sudahlah, tidak perlu kesal pada iparmu. Tujuanku mengatakannya hanya untuk memperingatkanmu jika dia bisa membunuhmu perlahan. Evan tidak puas jika hanya menghancurkan keluarga kalian." Sebatang rokok kembali dihisap hingga pria ini menyemburkan asapnya ke udara. Sikapnya masih sangat santai walaupun di dalam situasi seperti ini. Sudah sewajarnya jika sekarang Ansel menyerangnya karena telah membicarakan kejelekan iparny
Baca selengkapnya
Bab 54
Ansel kembali pada ruang pesta sekalian ruang pertemuan, tetapi pria yang tadi bicara dengannya sudah tidak berada di tempat semula. Maka Ansel mencoba berbaur dengan orang-orang asing yang ditemuinya. Tampaknya semua orang di sini tetap menghormatinya selayaknya tuan muda Ansel karena tidak satu pun bersikap ataupun berkata tidak sopan padanya. "Di mana rekanmu, si pria dengan topeng?" "Semua orang di sini menggunakan topeng, kawan. Hanya kau yang tidak menggunakan topeng." Senyuman misterius pria ini. "Aku tamu di sini." Datar Ansel yang tidak menurunkan kewaspadaannya. Sebelum pria ini berkata, dua orang pria menghampiri Ansel. "Tuan sudah menunggu Anda di dalam," santunnya. Maka, Ansel segera mengikuti langkah seorang pria, sedangkan pria lainnya membuntuti di belakangnya. 'Jadi dia bermaksud membawaku pada tempat yang lebih privasi.' Kewaspadaan Ansel semakin meroket walaupun lima puluh persen keyakinannya mengatakan jika dirinya tetap keluar dari tempat ini dengan selamat.
Baca selengkapnya
Bab 55
Alea sudah kembali masuk ke dalam rumah, tetapi saat ini Rima mengetuk pintu yang terbuka hingga segera pemilik rumah merespon. "Rima!" Antusias segera ditunjukan, kemudian keduanya saling memeluk. "Kamu sedang apa? Maaf ya aku datang mendadak, maaf kalau mengganggu. Hihi ...," kekeh hangat Rima yang sangat akrab dengan Alea. "Tidak apa. Aku senang kamu datang." Kini raut wajah Alea berubah sumringah setelah sempat meneteskan air mata. Rima dipersilakan masuk dengan sikap hangat dan tawa. Maka Rina melihatnya. "Sepertinya nak Alea dan nak Rima sudah saling mengenal. Sejak kapan, bukankah nak Rima adalah orang dari panti asuhan?" Saat ini Rina bertanya-tanya hanya saja wanita ini tidak menyelidik karena baginya yang penting Alea bahagia. Rima dipersilakan duduk di atas tikar, jamuan segera didapatkannya walaupun jamuan sederhana dan hanya beberapa saja. "Tidak perlu repot-repot," tolaknya dengan kekeh hangat. "Setidaknya kamu harus minum dan mencicipi," kekeh Alea. Kehadiran Rima
Baca selengkapnya
Bab 56
Ansel tidak kembali ke rumah, pria ini segera menuju tempat Reza hanya untuk mencari tahu kabarnya. “Apa sekarang kau sudah menemukan pendonor?”“Belum. Aku masih harus menunggu entah sampai kapan dan apakah usiaku cukup,” desah Reza yang tampak semakin lemah.“Aku barusaja menemui kawanan mafia,” celetuk Ansel hingga Reza mengerjap.“Untuk apa?” Dahinya berkerut heran.“Mencari jantung sehat untukmu,” cetus Ansel tanpa menyembunyikan maksudnya sama sekali.“Astaga ....” Reza memegangi pelipisnya sesaat, “kau tidak perlu mengorbankan dirimu untukku. Kau bisa mencarikan jantung untukku di banyak tempat kecuali mafia,” cemas adalah satu-satunya ekspresi Reza yang berhasil menguasai wajahnya.“Aku tidak tahu harus mencarinya kemana karena organ tubuh manusia tidak diperjual belikan begitu saja. Aku yakin hanya organisasi gelap yang menyediakan banyak organ.” Pemikiran Ansel diungkapkan secara gamblang di hadapan Reza.Reza menghembus udara pendek. “Sebenarnya organ tubuh manusia dijual l
Baca selengkapnya
Bab 57
Malam ini Evan, Aisha dan Adhitia menikmati makan malam di restoran yang sudah tersedia di dalam apartemen. Jika harus dikatakan dengan blak-blakan sebenarnya pria ini merasa wajahnya hancur saking malunya membawa Adhitia, tetapi karena sejak awal dirinya sendiri yang meluncurkan izin maka rasa malu harus tetap ditanggungnya. Namun, keluarnya Adhitia pada lingkungan bebas membuat beberapa orang pebisnis yang kebetulan berada di sana akhirnya mengetahui keadaan rekannya. Sebelum ini mereka hanya mengetahui jika Adhitia memercayakan banyak aset pada Evan tanpa mengetahui alasannya, tetapi kini mereka dapat menilai secara akurat. Jadi, setelah acara makan malam keluarga Evan usai tiga orang pria sekaligus menghampiri meja mereka. "Selamat malam, Tuan Evan juga Nyonya Aisha serta Tuan besar Adhitia," sapa hangat ketiganya silih berganti. Kedatangan ketiganya disambut hangat oleh Aisha dan Evan walaupun sebenarnya pria ini tidak menyukainya. 'Ck, pasti para pria ini kenalan papa!'Kini,
Baca selengkapnya
Bab 58
Ketiga kawan Adhitia tidak berlama-lama menghabiskan waktu dengan Evan dan Aisha. Apalagi keadaan Adhitia sudah tidak sama seperti saat mereka mengenalnya dulu, tidak ada komunikasi karena pria itu kesulitan berbicara. "Kenapa kawan-kawan papa bisa di sini? Apa kamu mengundang mereka, Sayang," tukas Evan dengan lembut. "Aku tidak tahu apapun." Segera, Aisha memberikan penjelasan dengan was-was supaya Evan tidak menuduhnya apalagi membesarkan hal ini. "Ya sudah ...." Lembut Evan bahkan disertai senyuman, "aku menanyakannya karena waktunya pas sekali." Senyuman masih ditarik hanya saja itu adalah ekspresi yang berisi kebencian. 'Para pria itu terlalu banyak bicara, sepertinya hubungan mereka dengan papa memang sangat baik. Hal ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mencegah pertemuan kedua!'Evan akan selalu membatasi ruang gerak Aisha dan Adhitia demi menjaga prestasinya yang berhasil merebut aset sang mertua. Itu juga termasuk membentengi Adhitia dari orang-orang penting yang mengenal
Baca selengkapnya
Bab 59
Hari ini Ansel memberikan kabar jika dia akan pulang terlambat, maka Alea segera mendengarnya dari Rina. “Ansel mau kemana, apa menemui papanya? Tapi bukankah di sana ada bodyguardnya.” Namun, perasaan heran ini tidak berlangsung lama karena pemikiran Alea segera mengarah pada tanggungjawab suaminya. “Mungkin seseorang membutuhkan jasa Ansel,” desah ibanya karena untuk ke sekian kalinya sang suami memotong jam tidurnya.Ansel mengunjungi pasar untuk mencari bahan pakaian terbaik yang nantinya akan ditunjukan pada pemilik butik. Beberapa lapak dikunjungi maka bukan hanya satu pedagang saja yang mendapatkan pertanyaan darinya hingga Ansel menemukan kain terbaik yang dijual di pasar. Pun, model pakaiannya cukup menarik tidak berbeda dengan pakaian berkualitas butik walaupun jika dilihat dari kualitas kain maka tetap kalah. “Saya ambil masing-masing setengah lusin.” Tiga model dibelinya, barulah pria ini kembali ke kediamannya pada pukul delapan pagi. Tidak menunggu waktu, penjelasan tent
Baca selengkapnya
Bab 60
Aisha menyambungkan panggilan pada Evan lewat telepon yang tersedia di dalam apartemen. “Kenapa menugaskan banyak bodyguard. Papa tidak nyaman, begitupun denganku!” Wanita ini menyampaikan yang dirasakannya secara gamblang, kemudian mulai mengomeli Evan walau dia tahu sikapnya ini akan dianggap kurang ajar oleh suaminya, “seharusnya rumah menjadi tempat privasi, tapi kenapa dengan sengaja kamu memasukan beberapa pria. Bukankah rumah papa juga tidak seperti ini. Walaupun banyak penjaga, tapi mereka tidak masuk!”Evan mendengarkan semua omelan Aisha dengan terperinci karena hampir semua kalimat istrinya mampu ditebak bahkan sebelum panggilan ini terjadi. Pria ini terkekeh santai. “Sayang ..., jangan nyeroscos seperti itu. Bagaimana aku bisa menjelaskannya.” Penuturan lembut ini sangat mengalun hingga akan terdengar menyenangkan untuk seorang istri sesungguhnya, berbeda dengan Aisha.“Ya sudah, jelaskan!” Nada suara Aisha masih menyampaikan kekesalannya walaupun mungkin sikapnya akan men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status