All Chapters of Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa: Chapter 91 - Chapter 100
149 Chapters
bab 91
Pertempuran sengit terjadi, Bani dan Rijal langsung menghujani kapal Kapten Bernald dan kapal Kapten Steven dengan tembakan M50~kaliber."Ehem!! Ehem!! Tolong jangan tembak badan kapal!!" teriak Rama lagi, Bani dan Rijal tersenyum paham, mereka tetap fokus dengan senjata mereka dan hanya memberikan kode melalui tangan seperti yang Rama lakukan. "Oke!!"Rama tersenyum dan duduk santai di bagian tiang pantau atas, ia bahkan sempat-sempatnya membeli minuman dan brondong jagung di onshop, untuk dinikmati sembari menonton kejadian di depannya. "Hei, usahakan jangan bunuh mereka!! Kalian kan bisa hanya menakuti dengan tembakan itu!!" teriak Rama lagi dari atas. "Kak Rama, kau terlalu murah hati!!"kata Rijal sembari menembaki musuh yang ingin muncul, membuat musuh kembali menunduk. "Benar, kak Rama ini terlalu murah hati, mereka bahkan sudah membunuh banyak prajurit kita, kenapa tidak sekalian kita habisi saja!!"seru Bani geram, tapi ia tetap menurut dan hanya menakuti pasukan bangsa Bar-
Read more
bab 92
Dan disinilah penasehat Olav sekarang, ia melihat seorang lelaki tampan berjalan dari jembatan kapal, lelaki itu tampak seperti pesolek, namun penasehat Olav bukan orang yang menilai seseorang dari penampilannya, nyatanya penasehat Olav tau, kalau lelaki pesolek itulah yang membuat kapal mereka kini berhasil dibajak. "Bersiap!!" perintah Olav kepada 100 orang pasukannya. "PASUKAN BAYANGAN!! BERSIAP!!KITA KEDATANGAN TAMU!!" suara Rama menggema.Penasehat Olav terkesiap, sudah jelas jarak mereka sangat jauh saat ini, bagaimana bisa dia mengetahui kedatangan Olav dan pasukannya. "BERSIAP!!" perintah penasehat Olav. Pasukan senapan api langsung bersiap, mereka mengarahkan senapan api ke arah pasukan bayangan dan prajurit kerajaan Bamaraya. Rama mundur perlahan, kemudian Fatta dan Jaya melindunginya. Pasukan sniper juga bersiap dengan senjata mereka, pasukan yang tidak memiliki senjata mundur bersama Rama agak kebelakang. "KITA TIDAK PERLU MELAKUKAN INI!! JIKA KALIAN MENYERAH, MAKA K
Read more
bab 93
Betapa terkejutnya pasukan bangsa Bar-Bar dan sekutunya Mamarika ketika bom itu meledak di sekitar mereka, keadaan menjadi panik karena bahkan tameng tidak bisa melindungi mereka. Rama menggunakan kesempatan itu untuk kembali memberikan perintah. "SNIPER BERSIAP!!"Kali ini pasukan sniper dan M50~kaliber muncul dan langsung menembakan senjata mereka. "Syuuuttt.... DAR!! DAR!! DAR!!""Syuuuttt.... DAR!! DAR!! DAR!!""Syuuuttt.... DAR!! DAR!! DAR!!"Pasukan bangsa Bar-Bar dan sekutunya kini panik kesana kemari, tidak ada tempat berlindung, pasukan mereka mulai berjatuhan. Mereka bahkan tidak diberikan waktu untuk melakukan perlawanan, tidak seperti senapan api milik pasukan bangsa Bar-Bar, senjata yang sniper dan M50~kaliber tidak perlu dikompa, kecuali pelurur mereka habis. Dan ketika peluru mereka habis giliran pasukan samuray dan prajurit berpedang, bertombak serta tameng yang maju menyerang. Melihat keadaan berubah total, tanpa pikir panjang Jenderal Roni juga memberi perintah
Read more
bab 94
"Kak, mengapa kau sangat keras kepala? Kita bisa memakai tenaga Rama dan pasukannya, bukankah lebih baik jika semakin banyak pasukan?" jelas Raka ketika sampai dirumah peristirahatan Jenderal Roni. "Apa kau tidak melihat, ia bersikap sombong dan berlagak pada kita!! Lihatlah caranya menatap kita, seolah-olah berkata tanpa mereka kita takkan memenangkan pertempuran ini!!" balas Jenderal Roni. "Nyatanya memang begitu kak!! Seandainya mereka tidak datang, pasukan kita tidak akan bisa berbuat apapun!!" Raka kembali mempertegas ia memihak pada Rama. Bagi Raka hal terpenting saat ini bukanlah ego mereka sebagai keluarga, melainkan persatuan mereka sebagai bagian dari kerajaan Bamaraya. "Jika kita memiliki senjata itu, tanpa Rama dan pasukannya kita juga bisa menang!!"kali ini Jenderal Roni menekankan kembali perkataannya, ia bahkan memicingkan mata dengan sorot yang tajam. "Kak, senapan api milik bangsa Bar-Bar saja kita tidak bisa menggunakannya, apalagi senjata milik Rama!!"Jenderal
Read more
bab 95
"Lihatlah keadaanmu, kalian berjuang mengalahkan serta menangkap kami!! Tapi apa yang kalian dapatkan!!" Mayjen Jaka tersenyum dengan licik. Rama hanya tersenyum mendengar provokasi dari Mayjen Jaka, tentunya ia tau betul saat ini Mayjen Jaka hanya ingin membuat ia dan pasukannya marah."apa kau sakit hati karena kami yang seperti ini berhasil menangkapmu?"Mayjen Jaka meggeretakkan giginya, namun ia masih bisa menahan amarahnya. Saat ini ia harus mencari cara untuk merayu Rama, Mayjen Jaka kembali menyunggingkan senyuman bersahabat."Aku jelas marah, namun rasanya aku juga ikut bersimpati pada keadaan yang menimpa kau dan pasukanmu!! Lihatlah sudah berjasa besar seperti ini, kau malah diperlakukan dengan tidak adil!! Bukankah kerajaan ini sangat tidak bisa menilai makna seseorang?"sambung Mayjen Jaka lagi. Entah mengapa pasukan bayangan merasa perkataan Mayjen Jaka ada benarnya, mereka sudah berjuang dan berkorban nyawa seperti ini, tapi pihak kerajaan malah memperlakukan mereka seca
Read more
bab 96
Jenderal Roni terlihat berpikir, ia bahkan mengelus jenggot pendeknya yang mulai beruban itu."aku bingung, apa pekerjaan Rama sebenarnya? Kudengar ia bisa mengobati, ia juga petani dan pedagang? Yang mana yang benar?"tanya Jenderal Roni pada Raka dan Sersan Harjuna. "Semua benar paman!!" seru Sersan Harjuna. "Rama itu bisa meracik obat, dialah yang menciptakan obat untuk penyakit menular, ia juga bertani dan berdagang!!" Sahut Sersan Harjuna lagi. "Kalau begitu, Raka bebaskan Rama dan pasukannya, berikan mereka tenda agar bisa beristirahat dengan nyaman!!" kata Jenderal Roni kemudian. Raka dan Sersan Harjuna menatap riang, mereka senang mendengar Rama dan pasukannya akan dibebaskan. Raka Adipati pun bergegas untuk segera membebaskan Rama dan pasukannya, sebelum Jenderal Roni kembali berubah pikiran. ***"Jenderal, kita harus kembali!!" Penasehat Jordan datang dengan terburu-buru. Jenderal Kris tentu kebingungan dengan itu, tetapi ia tau penasehat Jordan bukan tipe orang yang bica
Read more
bab 97
"Dengarlah, menjadi pejabat itu bebannya berat, kau harus bertanggung jawab pada kehidupan rakyat serta bawahanmu, aku tidak mau menanggung sesuatu yang bahkan tidak mampu aku lakukan!! Lebih baik aku jadi petani dan pedagang serta menghasilkan uang yang banyak, aku juga punya lebih banyak waktu untuk bersantai!!" jawab Rama lagi. Semua orang termenung, selama ini mereka berpikir jika menjadi pejabat maka kehidupan akan terjamin, kemudian orang juga akan menatap takjub dan kagum pada gelar yang dimiliki, namun Rama malah berpikir sebaliknya. "Kak Rama, apa aku harus jadi petani dan pedagang juga agar bisa sepertimu?" tanya Prada Haris dengan polosnya. "Hahaha...!!" Rama terkekeh."semua orang memiliki bakatnya sendiri, bakatmu adalah menjadi prajurit, lihatlah kau bahkan cekatan dalam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pengamanan!!"kata Rama kemudian. Semua orang mengangguk setuju, mereka paham maksud Rama. Tidak semua orang bisa jadi pejabat, tidak semua orang bisa jadi pet
Read more
bab 98
"Rama, Jaya... Bolehkah kita bicara diruanganku?" tanya Raka Adipati. Jaya menatap Rama dan Rama memberikan isyarat kalau mereka harus mendengarkan Raka Adipati. Jadi mereka mengikuti Raka masuk keruangannya. "Silahkan duduk senyaman kalian," kata Raka Adipati lagi, ia kemudian membuat teh hangat untuk Rama dan Jaya. "Paman tidak perlu repot-repot!! Apa yang paman ingin bicarakan?" tanya Rama langsung. "Haish, jangan begitu, biarkan paman ini menjamu kalian, lagipula ini hanya sekedar teh hangat!!" kata Raka lagi, ia masih sibuk dengan tehnya. Teh di jaman ini sama seperti teh tradisional yang Rama tau, bentuk daun kering tanpa buntalan penyaring. Hanya menggunakan teko penyaring. "Teh apa ini paman?" tanya Rama karena teh itu tidak memiliki wangi yang harum. "Ah, ini teh dari bangsa asia, kami membelinya dengan harga yang mahal!! Kualitas teh kita tidak bagus, kalau ini kualitasnya bagus, cobalah kalian pasti suka!!"kata Raka kemudian. Ia menyiapkan 3 cangkir teh untuk dinikmat
Read more
bab 99
"Hmmm... Apa kau membeli daun teh baru?"tanya Jenderal Roni saat Raka menyeduhkan ia teh. "Bagaimana rasanya?" tanya Raka Adipati lagi, ia juga ikut menyesap teh buatannya itu. "Sangat nikmat dan harum!! Darimana kau membelinya?" tanya Jenderal Roni lagi, ia merasa harum teh ini membuat pikirannya terasa tenang dan nyaman. "Tebaklah...!!" kata Raka lagi, membuat Jenderal Roni heran dengan sikap Raka. Ia bahkan terlihat senang ketika membuat tebak-tebakkan ini. "Biasanya kau selalu membeli dari Asia, apa ini produk baru mereka?" tanya Jenderal Roni lagi, ia bahkan tidak terlalu tertarik dengan permainan Raka. Namun ketika Raka menyodorkan padanya kotak hadiah ia mulai penasaran. Raka tersenyum dan menggelengkan kepalanya,"Ini dari Rama dan ini punyamu," jelas Raka dengan senyum senangnya. Jenderal Roni terkejut dengan kualitas teh punya Rama, "Teh ini sangat nikmat dan harum, memberikan efek tenang ketika meminumnya, apa benar ini dari Rama?" tanyanya lagi. "Tentu saja ini dari
Read more
bab 100
Penasehat Jordan memasang tempat bersinggah burung Marph, agar ia bisa leluasa mengirimkan laporan kepada Jessica maupun Jenderal Kris. Tempat itu dekat dengan tenda-tenda perbatasan prajurit Bamaraya, cukup beresiko, namun burung Marph sering mampir ditempat itu, sehingga penasehat Jordan mengambil keputusan yang besar saat membuat tempat bersinggah burung Marph. "Hei, siapa kamu?" tanya seorang Prada dengan tombak ditangannya. Penasehat Jordan mengangkat tangannya dan mengatakan, "Maaf, aku tersesat!" katanya, jelas ia tidak akan dicurigai, karena wajah asianya itu. "Kau tersesat? Kau mau kemana?" tanya Prada itu lagi, ia mulai mengendorkan penjagaannya karena salah satu temannya datang. "Aku mau melakukan perdagangan, aku belum mengenal tempat ini karena terpisah dari teman berdagangku," kata penasehat Jordan memberi alasan."Baiklah, kami akan mengantarmu ke desa Kuncup, biasanya disana banyak pedagang sepertimu!" kata Prada itu lagi, penasehat Jordan langsung menghela napas
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status