Semua Bab MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Bab 121 - Bab 130
259 Bab
(ZS) Gaun Pengantin
"STOP!" teriak Shila, sudah sangat frustasi melihat tingkah laku putri-putrinya. "Nara, duduk yang benar!" galaknya pada si bungsu. "Dan Reya, sudah tahu adik kamu siluman, ngapain kamu ladeni?!" Shila balik memarahi putri sulungnya. "Aku siluman? Okay, cukup tahu, Mah." Nara berkata tak terima. "Nggak usah dramatis, pergi ke atas dan beresin koper kamu," perintah Shila, mengeluarkan kemampuan emak-emaknya–galak dan tak terkalahkan, sehingga dengan begitu Nara tidak bisa melawan. Nara mendengus pelan, beranjak dari sana dengan menyeret koper. "Gitu saja marah," dongkolnya, berjalan lewat tangga. Tetapi setengah jalan, dia turun lagi. "Apa matamu?!" galak Nara ketika mendapati Sereya menatapnya. Lalu setelah itu dia masuk dalam lift. "Dasar stress," gumam Sereya pelan, tak habis pikir dengan kelakuan adiknya. Sejujurnya sampai sekarang Sereya mempertanyakan adiknya. Meskipun kadang absdur, tetapi mamanya cukup kalem dan anggun. Sedangkan papanya, jangan tanya lagi. Pribadinya sa
Baca selengkapnya
(ZS) Ada Apa dengan Nara?
"Ka--Kak Zavier kenapa ada di sini?" tanya Nara, mendongak untuk menatap wajah dingin Zavier. Sialnya, meskipun wajahnya tampak datar tetapi dia begitu tampan. Beruntung Nara tidak pernah tergoda dengan ketampanan seorang Zavier. Baginya Zavier adalah perekat yang harus Nara lepas dari kehidupannya. Namun, hal gila terjadi. Semakin Nara berupaya melepas Zavier dari hidupnya, semakin pria ini merekat. Nara frustasi, dia bertanya-tanya bagaimana cara agar Zavier menghilang dari kehidupannya? Zavier mendekat ke arah Nara, dia melingkarkan tangan di pinggang Nara secara erat. Hal tersebut membuat Nara merapat dengan tubuhnya. Tangan Zavier yang bebas meraih dagu Nara, mengapitnya dengan ibu jari lalu memaksa Nara untuk mendongak. Sejenak Zavier memperhatikan wajah gelisah dan gugup gadisnya. "Mereka tidak bisa melayani calon istriku dengan benar," ucap Zavier rendah dan berat, menatap tepat pada manik mata indah Nara. Pipi Nara memerah seketika, entah karena nada bicara Zavier yang se
Baca selengkapnya
(ZS) Pil yang Tertukar
"Hai, Mas Zavier."Mendengar sapaan tersebut, langkah kaki Zavier berhenti. Akan tetapi ketika dia menoleh ke arah perempuan mungilnya, Nara sudah lebih dulu kabur dari sana. Perempuan itu dengan cepat berlari ke arah tangga namun kembali turun dengan segera masuk dalam lift. Sudut bibir Zavier terangkat, membentuk sebuah senyuman tipis yang tak bisa dilihat hanya dengan sekilas. Zavier kembali melanjutkan langkahnya, duduk di depan calon ayah mertuanya. "Ahahaha … anak itu memang sedikit error'," ucap Shila, tertawa pelan karena dia sendiri merasa gemas dengan tingkah putrinya tadi. Apa kata putrinya? Tidak sudi memanggil Zavier 'Mas hingga mati?! "Itu masih permulaan, Zavier. Ulahnya masih banyak dan kuharap kau memantapkan diri jika ingin memperistri Nara," nasehat Sereya. Zavier mengangguk pelan. "Handphone Nara tertinggal," ucap Zavier, menyerahkan HP tersebut pada Sereya. Sereya meraih HP adiknya. "Kamu yang memberi Nara gelang berlian?" Lagi-lagi Zavier hanya mengangguk
Baca selengkapnya
(ZS) Malam Pertama
Ceklek'Mendengar suara pintu dibuka, jantung Nara semakin berdebar kencang. Dia memejamkan mata dengan erat, diam-diam mengepalkan tangan dengan kuat untuk mencegah tubuhnya agar tak bergetar. Zavier memperhatikan Nara sejenak, tersenyum tipis lalu mendekati perempuan itu. "Jika kau ingin tidur, gantilah pakaianmu lebih dulu, Mi Nara." "Aku sudah sangat ngantuk, Kak," ucap Nara dengan rendah serak, pura-pura begitu supaya terkesan benaran mengantuk. "Humm." Zavier berdehem kemudian melangkah pergi dari sana.Nara langsung menghela napas lega, langsung membuka mata dan menoleh ke arah Zavier tadi. "Hah, Kak Zavier sudah pergi," gumamnya pelan, sedikit lega karena Zavier pergi. Namun kelegaan tersebut tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja Zavier kembali datang dengan membawa pakaian Nara. Seketika Nara duduk, bahkan bangkit dari ranjang untuk menghampiri Zavier. Dia tahu apa yang akan Zavier lakukan padanya, pria itu ingin mengganti pakaian Nara. Daripada itu terjadi, lebih b
Baca selengkapnya
(ZS) Nara Menghilang
Nara buru-buru menyibak selimut dan untungnya Zavier mengenakan celana. Fiuhh, Nara kira pria itu mengambil kesempatan ketika Nara tidur. 'Untungnya tidak.' batin Nara, memperhatikan perut Zavier. Perut sixpack itu terlihat sangat indah, pahatannya sempurna. 'Dia pasti rajin olahraga. Ckckck … sempurna sekali Kak Zavier. Sudah tampan, punya roti sobek, banyak uang, dan pewaris kekayaan Adam.' Nara meneguk saliva secara kasar, entah bisikan setan dari mana tetapi Nara ingin sekali menyentuh perut Zavier. Dia ingin tahu, perut kotak suaminya apakah keras atau empuk seperti bantal. Tangan Nara terulur untuk menyentuhnya. Sedikit lagi! Tetapi tiba-tiba saja …-Tok tok tok'Nara kaget, spontan berbaring dan bersembunyi dalam selimut. Nara takut Zavier bangun dan tahu kelakuannya tadi. Sekarang jantung Nara berdebar sangat kencang. Siapapun yang mengetuk pintu, dia berhasil membuat Nara panik. Tok tok tok'Berulang pintu diketuk. Nara yang terlanjur kaget enggan membuka pintu, memilih be
Baca selengkapnya
(ZS) Malam yang Sempurna
Karena kelelahan, Nara baru bangun ketika hari sudah sore. Setelah bangun, Zavier membawa perempuan itu bersantai di balkon. Keduanya layaknya suami istri yang saling mencintai, begitu romantis dengan menyempatkan diri mengisi waktu luang di balkon–berdua. Namun, bagi Nara ini adalah kekangan. Ini penjara! Dia tak boleh ke mana-mana, bahkan untuk berpindah tempat duduk dari sebelah Zavier pun, Nara tidak bisa. Zavier membaca buku bisnis, sangat bermanfaat dan positif vibes. Berbeda dengan Nara yang duduk di sebelahnya dengan sibuk bergosip dengan para teman satu geng's di grup pesan mereka. Setelah petang, Zavier mengajak Nara masuk dalam rumah. Lalu ketika malam, mereka makan bersama. Keanehan Nara rasakan ketika sudah memasuki kamar. Zavier tiba-tiba saja menyuruhnya mengganti pakain. "Wow, seksi sekali gaunnya," gumam Nara yang saat ini berada di walk in closet, menatap pantulan dirinya di sebuah cermin besar yang tersedia di sana. Sejujurnya Nara suka memakai pakaian terbuk
Baca selengkapnya
(ZS) Suami yang Manis?
Zavier menatap lekat ke arah seorang perempuan yang saat ini masih berbaring, tertidur pulas dan begitu anggun. Wajahnya damai, polos dan tenang. Tak seperti tadi malam; marah, histeris dan memberontak parah. Bibir mungil itu bahkan beberapa kali melontarkan umpatan. Namun sekarang Nara-nya sangat tenang. Dia tidur seperti seorang tuan putri. Siapa sangka, putri yang anggun ini akan sangat barbar jika dia sudah bangun. "Cih." Zavier berdecis pelan, merasa geli ketika mengingat pemberontakan Nara tadi malam.Tangan Zavier terulur untuk menyentuh wajah istrinya. Sejenak jemarinya bermain di atas wajah Nara, menelusuri setiap pahatan sempurna di sana. Zavier meraih handphone miliknya yang berdering di atas nakas. Kenan menghubunginya. "Ada apa?" ucap Zavier datar. Satu tangannya masih bermain di wajah Nara, mengusap lembut alis istrinya. 'Semuanya sudah beres, Za. Dan hari ini pengumuman akan keluar,' lapor Kenan. "Humm." Zavier berdehem kemudian setelah itu mematikan sambungan te
Baca selengkapnya
(ZS) Aku Punya Suami
"Kamu nggak ke kampus tetapi giliran ke tongkrongan, kamu bisa. Dasar!" ucap Karina pada Nara. Ini sudah sore dan Nara masih di sebuah cafe sekitar kampus, memilih tetep di sana karena dia enggan bertemu dengan Zavier. Tetapi sejujurnya jika dia di rumah, dia juga tidak akan bertemu dengan Zavier sebab suaminya tersebut sedang berada di kantornya--bekerja. "Aku malas," jawab Nara dengan nada ogah-ogahan. Saat ini dia sedang membalas pesan pada pelanggan gelangnya, ada banyak yang ingin membeli gelang padanya tetapi karena Nara belum bisa membuatnya untuk saat ini, Nara memilih menolak. Nara sudah membuat pengumuman jika dia akan tutup selama beberapa bulan ke depan karena Nara ingin fokus pada kuliahnya. Namun, beberapa pelanggannya tetep memesan."Hari ini pengumuman lokasi magang. Kau tidak penasaran kau ditempatkan di mana?" ucap Lex pada Nara. "Dimanapun aku ditempatkan, aku tidak peduli sama sekali," jawab Nara, lagi-lagi berucap malas. "Ouh iya, yang merah-merah dileher kam
Baca selengkapnya
(ZS) Menonton Televisi
"Hai, Kak Zavier," sapa Nara dengan manis setelah dia masuk dalam mobil. Dia takut dimarahi oleh pria ini oleh sebab itu dia memilih bersikap manis. Zavier tidak menjawab, melayangkan tatapan tajam ke arah Nara kemudian menyalakan mesin mobil–langsung pergi dari sana. 'Anjay, nggak dijawab. Dikacangi!' batin Nara, terdiam dengan tubuh tegang dan kaku. Matanya melotot panik dan jantungnya berdebar jauh lebih kencang dari yang sebelumnya. Setelah sampai di rumah pun Zavier masih mendiaminya. Zavier langsung memilih mandi sedangkan Nara bingung harus melakukan apa. "Ini yang namanya pernikahan? Wow, membosankan sekali," gumam Nara pelan, mendengus kesal kemudian keluar dari kamar.Nara ingin menonton televisi untuk menghilangkan rasa cemas atau canggung yang melandanya. Hidup berdua dengan Zavier adalah hal yang menegangkan bagi Nara. Dia penuh dengan perasaan canggung dan Nara merasa terbatas dalam melakukan apapun. Sejujurnya ini tak menyenangkan! Nara sudah mencari ruang televis
Baca selengkapnya
(ZS) Nara Ketahuan
'Itu semua bohong, Ica …-'Nara begitu serius menonton serial India favoritnya, meskipun ini kali ketiga dia mengulang film tersebut tetapi Nara tetap suka. Hal yang paling Nara suka dari film seperti ini adalah bagian ketegangan serta dramatis yang disajikan. Belum lagi sound kematian 'din tanana din tanana din' yang selalu mengiringi adegan menegangkan. Walau ada adegan men-zoom para pemain setiap kali ada konflik dan biasanya durasinya lama, tetapi bagi Nara itu sangat seru. Jika teman-temannya suka Drakor, Nara suka film India. Apapun jenisnya. 'Hiks … Veer.' Perempuan dalam film tersebut menangis. Seperti yang Nara sebut sebelumya, si pemain akan di zoom berkali-kali--sampai membuat yang menonton pusing kepala. Nara tiba-tiba cengengesan. 'Nama suaminya si Veer. Nama suamiku Zavier. Ehehehe apakah aku Icha? Trus yang jadi Tap …-' "Ahck." Nara berhenti membantin, reflek meringis sakit ketika telinganya dijewer oleh seseorang. Cukup kuat dan itu sakit."Apaan sih, Anjir!! Lo ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
26
DMCA.com Protection Status