Semua Bab MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Bab 131 - Bab 140
259 Bab
(ZS) Gambar di Buku Sketsa Nara
"Ekhmm." Zavier berdehem. Nara buru-buru menutup buku sketsanya lalu langsung menoleh panik ke arah Zavier. "Jadi aku seperti setan di matamu?" ujar Zavier rendah, memutar kursi Nara agar perempuan itu menghadap sepenuhnya ke arahnya. Kemudian Zavier mencondongkan tubuh, mengikis jarak antara dia dan Nara.Nara menggelengkan kepala secara panik. "Enggak, Kak, enggak," jawab Nara cepat. "Oh yah?" Zavier menaikkan sebelah alis. Dia merampas buku sketsa Nara lalu membuka gambar tadi, "ini?""Ah itu …-" Nara merampas buku tersebut lalu berniat menyembunyikannya. Akan tetapi Zavier lebih dulu mengambilnya, "Kak Zavier, bukuku mau dibawa ke ma …-" Brak'Zavier tidak mendengarkan perketaan Nara, keluar dari kamar dengan menutup pintu secara kuat. Nara hanya bisa menatap nanar pintu, dalam hati berdoa agar bukunya tidak dibuang oleh Zavier. ***Zavier sekarang berada di ruang kerjanya, melihat apa saja gambar yang telah Nara buat di buku ini. Buku sketsa ini sudah lama, jadi sudah banyak
Baca selengkapnya
(ZS) Mulai Ada Rasa Nara?
"Bagus." Zavier menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Nara, mengacak jua dengan ringan setelah itu beranjak dari sana–menbiarkan Nara untuk mengerjakan tugasnya. Nara menoleh pelan ke arah suaminya yang saat ini sudah duduk di ranjang. Nara menghela napas secara lega, syukurlah Zavier telah pergi. Hah, dia menahan napas ketika tadi pria itu berada di belakangnya. Nara sangat takut pada Zavier!Nara menoleh ke arah laptop, menatap pekerjaannya yang masih jalan setengah. Nara tiba-tiba saja menatap ke atas, memperhatikan anakan rambut sendiri. Mendadak seulas senyuman kecil muncul di bibirnya. Mengingat Zavier menyentuh rambutnya dan bahkan mengusapnya secara acak, entah kenapa Nara merasa senang. "Cik, aku sudah gila." Nara menepuk pelan bibirnya yang tersenyum, dia mendengus beberapa kali sembari berupaya mencegah sebuah perasaan senang dalam hatinya hanya karena rambutnya dipuk-puk oleh Zavier. "Haisss … aku kenapa sih?!" monolognya lagi, menggaruk pipi cukup kuat karena kesal dengan ha
Baca selengkapnya
(ZS) Nara Cemburu
"Kamu tidak apa-apa kan jika Abim punya pacar?""Cih." Nara berdecis geli, "jelas aku baik-baik saja dong. Ngapain aku harus kenapa-napa?""Oke, itu baru Nara." Lex mengacungkan jempol pada Nara, "tapi aku tidak setuju jika kamu bersikap baik pada Tamara. Perempuan itu perusak, dia bisa menghancurkan pertemanan kita, Nara." "Ya, jika hancur maka hancur saja, Lex." Nara berkata pelan, "aku memang punya feeling jika Tamara suatu saat akan mengadu domba antara kita. Tapi … terserah pada kalian, jika suatu saat dia mengadu domba kita, kalian punya pilihan ingin percaya padanya atau tidak. Kehancuran pertemanan ini bukan ada pada Tamara, tapi ada ditangan kita sendiri. Kita memilih terhasut padanya atau … tetep saling mempercayai. Jika hancur, berarti kita memang layak hancur."Mendengar perkataan Nara tersebut, Karina langsung menghentikan aktivitasnya. Dia postingan menatap Nara, sorotnya sendu dan raut mukanya cemas. Nara benar! Semua tergantung mereka, jika mereka saling mempercayai
Baca selengkapnya
(ZS) Mereka Sangat Serasi
"Hadir, Pak-- Mas, Kak," jawab manekin tersebut spontan, membuat Sereya dan pengunjung lain kaget luar biasa. "Nara?!" pekik Sereya kaget, melototkan mata menatap adiknya yang berdiri di sebelah manekin pria. Nara nyengir lebar, menatap kakaknya dan Zavier secara bergantian. Hatinya meringis menatap Zavier dan Sereya yang jalan berduaan dari jarak dekat, tetapi raut mukanya sangat tak mendukung–terpasang begitu konyol dan kaku.Zavier menatap tangan mungil Nara yang menggenggam tangan manekin pria di sebelahnya. Zavier mendekati Nara, memukul pelan punggung tangan istrinya yang menggenggam tangan manekin laki-laki tersebut kemudian segera menarik Nara untuk menjauh dari sana. 'Kasar sekali.' batin Nara, mengusap punggung tangannya yang dipukul oleh Zavier sembari menatap berang ke arah laki-laki tersebut. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zavier dengan nada dingin, menatap tajam ke arah istrinya. "Membeli ini," jawab Nara sembari menunjukkan belanjaannya pada Zavier. "Cik."
Baca selengkapnya
(ZS) Galaunya Seorang Nara
Setelah berbelanja, Sereya pamit dsn dia pulang dengan Kenan. Sekarang Nara bersama Zavier, pria itu akan mengantarnya pulang. Dug'Nara membuka pintu mobil secara kasar kemudian langsung duduk di dalam. Dia sangat dongkol, moodnya hilang karena harus terjebak dengan Zavier dan Sereya. Bukan hanya staf di toko tadi yang mengatakan suaminya serasi dengan Sereya, masih banyak orang lain yang mengatakan Sereya dan Zavier serasi. 'Kalau mereka serasi, kenapa bukan mereka saja yang menikah, Tuhan? Kenapa aku?!' keluh Nara, duduk menyender di dalam mobil. Dia menyalakan AC mobil lalu memasang kipas wajah. Sial! Bagi Nara ini terlalu panas dan apinya terlalu besar--terlalu menyala dan membakar. Klek'Tiba-tiba pintu mobil dibuka, sontak Nara menoleh ke arah seseorang yang membuka pintu–menatap berang ke arah Zavier. "Pindah," ucap pria itu dengan datar. Nara menggaruk pipi, menatap ke arah lain sekilas kemudian kembali menatap Zavier. "Pindah kemana, Kak?" "Ke depan," ucap Zavier singk
Baca selengkapnya
(ZS) Tidak Ingin
Dia langsung turun dari ranjang, menatap Zavier dengan raut muka bercampur aduk. "Selamat malam, Mas--Kak," sapa Nara, nyengir lebar ke arah Zavier. Dia sangat gugup dan takut, sialnya dia tidak bisa mengetahui apakah Zavier marah atau tidak. Wajah pria ini terlalu flat. Zavier melangkah masuk dalam kamar. Sejenak dia memperhatikan kekacauan yang Nara buat di kamar, dia menghela napas lalu mengambil sebuah laptop yang terletak begitu saja–terbuka dan menghadap ranjang. "Aa-- tunggu, Kak." Nara berlari cepat ke arah Zavier lalu merebut laptop tersebut dari suaminya. Pada layar terdapat gambar wajah Zavier, Nara menggunakannya sebagai penonton konsernya tadi. Jika Zavier tahu maka Nara bisa dalam masalah besar. "Aku akan membereskan kamar. Kakak tidak perlu melakukannya," ucap Nara kemudian. "Silahkan. Rapikan seperti semula," ucap Zavier datar, berjalan ke arah ranjang dan memilih duduk di sana. Nara mulai membersihkan kamar, merapikan kekacauan yang dia buat. Nara membereskan bo
Baca selengkapnya
(ZS) Nara ditolak
Zavier mengerutkan kening, memperhatikan istrinya secara lekat. Apa hubungan petir dengan Nara magang di perusahaannya? "Kata nenek nenek dulu, kalau satu keluarga berada di satu tempat yang sama, mereka bisa disambar petir," kejas Nara, menjawab kebingungan Zavier. "Huh." Zavier mendengus. Sudah dia duga, hanya bagian dari pikiran absurd istrinya. Tuk' Zavier menyentil kening Nara cukup kuat kemudian menatap datar ke arah istrinya yang saat ini menduselkan kening ke lutut Zavier. Tangan Nara ditahan oleh Zavier jadi dia tidak punya tempat untuk mengusap kening, dan kebetulan lutut suaminya menganggur. "Anak sepertimu lumayan berbahaya jika dibiarkan berkeliaran di tempat asing. Sudah benar aku menempatkanmu di perusahaan Daddy," ucap Zavier datar, masih menatap intens pada Nara. Melihat tingkah Nara yang seperti ini, memang sudah tepat jika dia menempatkan istrinya di perusahaannya. Dengan begitu Zavier bisa mengawasi Nara, sekaligus mendidik perempuan ini agar membentuk karakt
Baca selengkapnya
(ZS) Asisten Baru
Setelah mengobrol singkat dengan dosen pembimbing lapangan istrinya, Zavier beranjak dari ruangan tersebut. Dia berniat kembali ke ruangannya untuk menemui Kenan dan Nara, tetapi langkah Zavier terhenti secara tiba-tiba. Zavier mengamati seorang perempuan yang mengomel tak jelas di depannya. "Argkkk … aku tidak menyangka aku ditolak masuk ke perusahaan ini hanya karena aku make lipstik merah menyala. Apa yang salah dengan lipstik merah? Sialan, siapa sih yang bikin peraturan bodoh ini? Sebagai perempuan, aku merasa terdiskriminasi. Cik," omel perempuan tersebut dengan nada jengkel. Tanpa dia sadari dan ketahui pemilik perusahaan ini memperhatikannya dan tengah tersenyum tipis ke arahnya. "Aku yang membuat peraturan," sahut suara bariton yang seksi dari bekalangnya, membuat perempuan tersebut menoleh kagat. Dengan mudah perempuan tersebut mengenali siapa laki-laki dihadapannya. Akan tetapi dia menahan diri dan berupaya untuk tenang. "Amanda," sapa Zavier tenang, menatap datar pad
Baca selengkapnya
(ZS) Nara dimarahin
"Aku sudah menghubungi Nara tetapi dia tidak menjawab. Bagaimana jika kau yang menghubunginya, Za? Aku yakin dia akan mengang …-" Ucapan Kenan berhenti begitu saja. Tiba-tiba Sereya datang dengan menyeret paksa seorang gadis mungil; gadis hilang yang membuat Kenan merasa jika dia sudah dekat dengan kematian. Hah, syukurlah Nara kembali! Kenan lega, dan hampir saja dia tewas karena insiden ini. Sial! Zavier sangat mengerikan. "Dari mana saja kau?!" marah Zavier, langsung mencekal tangan Nara dan menariknya dengan cukup kuat. Hal tersebut membuat Nara tersentak dan berpindah tempat ke sebelah Zavier. "Zavier, biar aku saja yang memarahi anak ini," ucap Sereya, nadanya mungkin kesal dan lirikannya pada Nara sangat tak bersahabat. Tetapi ada rasa tak rela ketika Zavier membentak adiknya. Sereya begitu menyayangi Nara, walau bentuk cintanya pada sang adik adalah sikap galak dan protektif. "Nara, kamu umur berapa sekarang?" tanya Sereya, menatap galak ke arah adiknya. "Ck." Nara berde
Baca selengkapnya
(ZS) Kemunculan Makhluk Menggemaskan di Rumah
Sayangnya, Nara hanya berani mengatakan hal tersebut dalam batin. Secara langsung, dia mana berani. Dengan langkah gontai, Nara berjalan ke arah sofa. Tanpa peduli pada sosok perempuan di sana, Nara membaringkan tubuhnya--memukul-mukul sofa kemudian menjerit tertahan. Coba saja Sereya tidak menemukannya, pasti saat ini Nara sudah ikut party dengan teman-temannya. Party ala anak mahasiswa dengan budget minim, ditemani minuman dingin rasa jeruk–Nurdin adalah singkatannya. Lalu dipadu dengan biskuit khusus ibu hamil dan biskuit bayi. Mereka bermain gitar, bernyanyi bersama atau melakukan hal lainnya seperti menggosib. Itulah party yang Nara maksud. Namun, gagal sudah!"Zavier, aku meminta maaf dengan kelakuan Nara. Kamu mungkin kerepotan atau kesal. Maaf," ucap Sereya, semakin tak enak ketika melihat Nara yang dengan seenak jidat tidur di sofa ruangan ini. Apa adiknya tersebut tidak takut dengan Zavier? Tingkah Nara yang seperti ini bisa memicu kemarahan Zavier. "Tidak masalah. Aku me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
26
DMCA.com Protection Status