All Chapters of MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Chapter 101 - Chapter 110
259 Chapters
Dikunci dalam Kamar
---Lima tahun kemudian---Seorang perempuan mengepalkan tangan, menatap sebuah majalah bisnis yang memperlihatkan foto pria yang ia inginkan. "Argkkk!" Perempuan itu menjerit kencang, meraih majalah lalu melemparnya dengan keadaan sangat marah. "Lima tahun lebih aku berupaya melupakanmu, Tuan Karl Alarich. Tetapi … aku tidak berdaya, aku masih sama dengan terakhir kali saat pertama bertemu denganmu. Aku masing menginginkanmu, aku ingin! Sangat!" ucapnya bermonolog sendiri, kali ini menatap foto Alarich yang ada ponselnya. Foto di mana pria itu menggendong seorang anak laki-laki yang ditutupi wajahnya. Kabarnya Alarich tidak mem-publish wajah anak dan istrinya. Paparazi sering mendapati Alarich keluar dengan istri dan anaknya, bahkan tiga bulan yang lalu sang CEO dari perusahaan DeRoyal Hotel&Resort tersebut diberitakan sedang berlibur dengan istri dan anaknya ke negara Paman Sam. Ada banyak foto yang beredar, tetapi tidak satupun yang memperlihatkan wajah istri dan anaknya. "Kamu s
Read more
Ingin Pindah Rumah
"Mas!" Aeera saat ini berbicara dengan suaminya, melalui sambungan telepon. Aeera sedang mengeluhkan kelakuan putranya pada sang Alarich. 'Kenapa, Dek?' tanya seseorang di seberang sana, nadanya lembut tetapi serak dan basah. Terkesan seksi serta menggoda di pendengaran Aeera. Sayangnya, Aeera sedang bete dengan putranya. Jadi suara seksi Alarich tak bisa mempengaruhinya. "Lihat Zavier!" adu Aeera dengan nada manja, menyugut dengan alis menekuk tajam–campuran kesal dan bad mood. Di seberang sana, Alarich berdecis geli--suka dan gemas dengan nada merajuk istinya. Namun, kali ini apalagi ulah putranya?! 'Za melakukan apa padamu? Dia nakal?'"Iya. Zavier mengunciku dalam kamar, Mas. Dan … semua maid maupun bodyguard diancam untuk tidak membuka pintu. Anakmu berjaga di depan pintu!" Alarich mengerutkan kening. 'Kenapa Za menguncimu? Bukannya Za sangat suka menghabiskan waktu denganmu, Dek?'"Aku ingin menemui Mas ke kantor. Aku sudah mengajak Zavier, tetapi Zavier yang tidak mau. Pa
Read more
Alarich De Javu
"Mommy hanya mencintai Daddy. Za keluar dari rumah!"Alarich terkekeh pelan, menatap wajah dongkol putranya yang ingin menangis. Sangat lucu! Meskipun favorit Alarich tetap Aeera. "Bagus jika kau pergi dari rumah ini, Son. Tak ada lagi yang mengganggu Daddy dan Mommy saat kami berduaan. Kau memang sudah sepatutnya pergi. Belajar hidup mandiri di luaran sana," ucap Alarich dengan nada bercanda. Zavier menoleh ke arah daddynya, terdiam sejenak dengan ekspresi berpikir berat. Benar juga! Jika Zavier keluar dari rumah ini otomatis Daddynya menguasai Mommynya. Sepanjang hari Daddynya akan bersama sang Mommy, sedangkan dia di luaran sana hidup sebarang kara. "Kalau kamu keluar dari rumah ini, otomatis Daddy tidak bisa menjadi ATM berjalan Zavier lagi. Kapal selammu batal dong," ucap Aeera. Zavier menoleh cepat ke arah Mommynya. Yang Mommynya ucapkan juga benar! Jika dia keluar dari rumah ini, sumber jajannya akan hilang. Daddynya tak akan membelinya kapal selam lagi. "Za tidak jadi per
Read more
Kedatangan Seseorang
"Masih ingat denganku, Tuan Alarich?" Alarich menoleh sejenak pada perempuan tersebut, wajahnya flat dengan tatapan malas. "Kupikir ini pertama kalinya aku dan kau bertemu, Nona Regina," ucap Alarich, berkata santai sembari kembali melanjutkan aktivitasnya–membaca sebuah file yang berisi tentang proyek baru antara perusahaannya dengan Am.Kontruksi. Alarich beberapa kali bekerja sama dengan perusahaan tersebut, sebab pembangunannya yang rapi dan tidak memakan waktu yang banyak. Alasan lain dia sering memilih perusahaan Am untuk bekerja sama adalah karena dia sudah mempercayai sang Presdir dari perusahaan tersebut. Kebetulan Aram Wijaya dekat dengan Papanya dan dapat dipercaya. Pria itu jujur dan sangat bertanggung jawab pada pekerjaan. Masih banyak perusahaan kontruksi yang jauh lebih baik daripada perusahaan Am. Namun karena sikap jujur dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemilik perusahaan tersebut, Alarich memilih untuk percaya pada mereka. Sayangnya, Aram Wijaya telah wafat pa
Read more
Bekal yang Tak Habis
"Selamat siang, Pak Alarich sayang."Alarich langsung bangkit dari sofa, menyunggingkan smirk tipis sembari berjalan menghampiri perempuan cantik yang jua melangkah ke arahnya. Langkanya panjang, ada ketenangan tetapi kepastian di setiap langkahnya. Semakin dia dekat dengan perempuan tersebut, semakin nyata smirk di bibirnya. Srett'Ketika perempuan itu berada dekat di depannya, Alarich langsung menarik pinggangnya. Dia melilitkan tangan pada lengkungan seksi pinggang ramping tersebut, merapatkan tubuhnya dengan wanita cantik yang saat ini mendongak sembari tersenyum manis ke arahnya. Cup'Alarich mengecup lembut bibir Aeera, kembali tersenyum sebab perasaan gembira istrinya ada di sini. "Siang, Nyonya Alarich Adam," balas Alarich, mendekatkan wajah ke arah Aeera kemudian kembali mengecup bibir ranum nan menggoda tersebut. "Kau sangat cantik," ucapnya serak, berhasil membuat Aeera senyum salah tingkah–menundukkan kepala sembari melirik malu-malu ke arah Alarich. Pipi Aeera memanas
Read more
Dia Berencana Jahat
"Bekal Za kenapa masih banyak? Dia tidak makan yah?" tanya Aeera ketika mendapati kotak bekal putranya yang masih berisi penuh tersebut. "Makan." Zavier menjawab cepat, "Za makan bekal Yaya dan Nana.""Loh, Zavier kan punya bekal sendiri?" Aeera menatap tak habis pikir pada putranya. Apa jangan-jangan karena masakannya tak enak oleh sebab itu Zavier lebih memilih makan bekal dari temannya? Zavier meraih kotak bekal miliknya dari tangan sang Mommy, lalu mendengus pelan ketika melihat kelakuan Daddynya. Makan siang yang Mommynya bawa sudah ditaruh semua di depan Daddynya. Yang meletakkannya tentunya Daddynya, tujuannya agar semua menjadi milik Daddynya. "Lihat suami Mommy," ucap Zavier kemudian dengan nada malas, tetapi lebih ke arah cemberut karena lagi-lagi dia tidak kebagian makan siang yang disiapkan sang Mommy. Untung dia tahu jika dia dan Mommynya akan kemari, jadi bisa mempersiapkan diri dengan tidak memakan bekalnya sendiri. "Astaga, Mas," kaget Aeera, melongo menatap tak pe
Read more
Orang Lama VS Orang Baru
Alarich dan Aeera pulang bersama ke rumah. Setelah sampai di rumah, Aeera membersihkan diri kemudian memilih beristirahat. Sedangkan putranya dan sang suami sedang menonton televisi–dalam kamar. Hebatnya Alarich adalah dia selalu menyempatkan diri untuk menemani Zavier bermain atau sekedar menemani menonton. Ting'Aeera yang sedang belajar merajut, menoleh sejenak ke arah benda pipih ajaib miliknya yang berbunyi. Aeera mengerutkan kening saat sebuah nomor baru mengirim pesan padanya. 'Hi, Rara.' Aeera yang membaca pesan tersebut mengerutkan kening. "Rara?" gumamnya pelan, memilih mengacungkan pundak kemudian memilih memblokir nomor tersebut. Seseorang tersebut mungkin salah orang, dan Aeera arti ribet. Daripada meladeninya, lebih baik dia memblokirnya.Aeera kembali sibuk dengan aktivitasnya, duduk di lantai beralaskan karpet tebal. Namun tiba-tiba saja, HP-nya berbunyi. Seseorang menelponnya. Itu nomor baru lagi! "Halo …." Aeera mengangkat telepon kemudian menyapa dengan nada pe
Read more
Tidak Ingin Curiga Tapi Khawatir
"Jaman sekarang memang banyak kasus perselingkuhan. Istri yang merasa tak mendapatkan perhatian suaminya lalu dia mencari perhatian pria lain. Yah, itu sudah lumrah sepertinya, Tuan." Alarich tidak menanggapi, tetapi dia memikirkan ucapan Regina tersebut. Dia sendiri melihat Ara-nya berbicara dengan pria lain, Alarich tak ingin mempermasalahkan itu tetapi dia terus memikirkannya. Terlebih pria itu terlihat begitu bahagia, tersenyum manis pada istrinya. Tadi, Alarich berniat menjemput Zavier. Kebetulan dia berada disekitar sekolah putranya. Namun, niatannya tersebut ia urungkan ketika melihat istrinya ternyata ada di sana, menjemput putra mereka. Alarich sedikit kesal sebab Aeera melanggar perintahnya. Kekesalannya bertambah ketika istrinya berbicara dengan seorang pria. Sekarang Alarich bukan kesal lagi, tetapi marah karena terpengaruh oleh perkataan Regina. Alarich sibuk bekerja sepanjang hari dan malam, apakah Aeera merasa kurang perhatian darinya? Apa Aeera akan selingkuh? "Kat
Read more
Tidak Suka Mengobrol denganku Lagi?
Daddynya ada di ambang pintu! Mata Zavier mengerjap beberapa kali, menatap sang Daddy dengan raut muka gugup bercampur takut. Sedangkan Aeera, dia kembali sibuk dengan HP-nya.Tak tak tak'Srett'Suara langkah kaki dengan ketukan yang khas terdengar, Aeera menoleh ke arah suara ketukan kaki tersebut sedang Zavier langsung bersembunyi dibalik tubuh Mommynya. "Mas Alarich," sapa Aeera, langsung berdiri untuk menyambut suaminya yang baru pulang, "Mas Alarich tumben cepat cepat pulang?" tanya Aeera setelah menyalam tangan suaminya. Cup'Alarich mengecup kening Aeera lalu beralih mencium bibir istrinya. "Pekerjaanku tidak terlalu banyak dan aku sangat merindukanmu," jawabnya datar. Namun walau begitu, Aeera tersenyum senang mendengarnya. Nada datar Alarich sudah makanan sehari-hari Aeera. Dia tidak mempermasalahkan itu sama sekali. "Sekarang aku tahu kenapa kau sering mematikan sambungan telepon." Alarich menatap tajam ke arah putranya, di mana Zavier memanyunkan bibir lalu segera ber
Read more
Busuk
"Iya, kenapa Mas?" tanya Aeera, menoleh sejenak pada suaminya lalu kembali fokus pada ponselnya. "Aku di sini dan kau lebih memilih fokus pada HP-mu. Dia lebih menarik, Adek?" Aeera langsung menoleh cepat pada suaminya, menggelengkan kepala lalu mengerjap tak enak. Alarich menyindirnya karena sibuk bermain ponse. Aeera langsung meletakkan Hp, duduk dengan menghadap sepenuhnya pada Alarich. "Mas ingin mengobrol yah?" "Kemarikan Ponselmu," dingin Alarich. Aeera dengan cepat menyerahkan ponselnya pada Alarich. Sedangkan Alarich, dia langsung mencek HP tersebut. Aeera sedang melihat ide-ide membuat kotak bekal anak agar lebih menarik. Aeera juga sehabis menonton tutorial merajut sweater yang tebal. Mengejutkan, ada 12 nomor baru yang Aeera blokir selama sehari ini. "Nomor?" Alarich bertanya singkat. Aeera menggelengkan kepala, pertanda dia tidak tahu. "Aku benar-benar tidak tahu, Mas. Kayaknya itu orang yang sama.""Humm." Alarich berdehem singkat, mengirim nomor terakhir ke HP-nya
Read more
PREV
1
...
910111213
...
26
DMCA.com Protection Status