All Chapters of MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Chapter 81 - Chapter 90
256 Chapters
Jebak Dia!
"Adek? Acieeeeee … awok awok awok awok … dipanggil Adek. Ahahaha …." Tawa Shila menggema, merasa lucu dengan panggilan pria tampan di sebelahnya pada Aeera. Manis dan terasa romantisnya, tetapi tetap lucu mengingat sahabatnya pernah marah-marah sebab dipanggil 'adek oleh yang dibawah umur mereka. Tawa Shila langsung lenyap, reflek menutup mulut dengan rapat sembari melirik makhluk mengerikan yang berdiri di sebelahnya. Mata Shila membelalak. Astaga! Dia sedang bermain-main dengan kematian, sungguh berani dirinya menertawakan Alarich. Mampus! "Hehehe … aku keluar dulu, Aeera, Tu--tuan Alarich. Papai …." Dengan kikuk dan takut setengah mati, Shila melambaikan tangan ke arah Aeera. Kemudian dia buru-buru keluar dari ruangan tersebut. Aeera mengerjap-erjab, menatap Alarich sekilas lalu menatap Shila yang telah keluar dari tempat tersebut. "Kau ingin bulan madu?" tanya Alarich, mengabaikan sahabat istrinya yang cukup aneh tersebut. Dia memilih menanyakan hal serupa, seperti sebelumnya.
Read more
Rencana dalam Rencana
"Tante Audriana, ini semua salahku. Nenek dan Om Gavin … bahkan Karl marah pada Tante, itu semua karena kehadiranku di sini." Audriana menatap keponakannya dengan raut muka sendu. Dia tidak mengatakan apa-apa sebab dia tidak tahu harus berbicara seperti apa pada Nadien. Semuanya hancur! Tetapi … kasihan jika Audriana menyalahkan Nadien untuk semua yang telah terjadi. "Karl bilang ada empat orang suruhannya yang datang untuk membantumu. Benar, Nadien?" tanya Audriana dengan nada datar. Sejenak mimik muka Nadien menjadi pucat, namun dia bisa menguasai diri. Buru-buru rautnya ia rubah, menampilkan ekspresi bingung serta polos. "Aku tidak tahu, Tante. Saat itu aku sangat panik, a--aku takut dan traumaku muncul. Aku ingat orang-orang membantuku, tapi aku tidak tahu dan tidak sempat untuk memastikan. Aku … aku-- aku …-""Hentikan!" Ucap suara tegas, tiba-tiba menyahut dengan lantang dan menyela perkataan Nadien. Gavin berjalan dengan langkah tegap ke tempat istrinya dan perempuan licik
Read more
Suamiku Posesif itu Wajar
"Kamu?" Mata Nadien melotot lebar ketika melihat siapa pria yang disewa untuk menidurinya. Dia sangat terkejut. "Kenapa? Kaget, Nona Cantik?" Pria itu menyunggingkan smirk tipis. "Sejujurnya aku tidak setuju dengan permintaan bodoh Nenek tengil itu. Tapi … aku sudah lama jatuh cinta pada Aeera. Jadi aku tergiur, tergiur untuk menghancurkan rumah tangga Aeera dan Tuan Karl."Nadien menatap menyelidik ke arah pria itu. Dia ragu! "Bukannya kemarin kamu …-""Nona, katakan padaku? Bagaimana caranya aku menolak perasaan terlarang ini pada Aeera? Dia sangat perhatian padaku, dia perempuan tercantik yang pernah kutemui, dia lembut dan penyayang. Lebih-lebih hampir seumur hidupku diisi oleh kehadirannya. Sama seperti yang menginginkan Kakak sepupumu, aku juga menginginkan Kakak sepupuku. Jadi … mari kita permulus langkah kita untuk mendapatkan masing-masing cinta antara kita," ucap pria itu tersebut dengan nada dingin, terlihat ada ambisius dan semangat yang menggebu-gebu. "Ta--tapi usia kit
Read more
Berjalan Sangat Mulus
"Kau perempuan?" tanya Alarich dengan nada datar dan tanpa dosa sedikitpun pada seorang dokter di depannya, seketika membuat dokter muda itu menganga dan melototkan mata secara horor. Dami menggelengkan kepala, masih menatap nanar ke arah sang Tuan muda Adam yang menakutkan tersebut. "Saya laki-laki tulen, Tu--tuan." Wajah dingin Alarich terlihat lebih nyata. Tatapannya tajam, menghunus ke arah dokter yang akan memeriksa istrinya tersebut. "Jadi kenapa kau yang memeriksa istriku? Direktur rumah sakit ini tidak memberitahumu jika laki-laki dilarang menyentuh istriku?" Dami menunjukkan ekspresi wajah yang kaku, panik serta gugup secara bersamaan. Direktur rumah sakit? Memang, pagi sekali salah satu asisten petinggi rumah sakit ini menginformasikan jika istri dari Karl Alarich Adam sekaligus menantu dari pemilik rumah sakit ini akan berkunjung. Maka diharapkan pada setiap staf memberikan pelayanan terbaik, salah satunya mengharuskan staf wanita lah yang diperbolehkan untuk melayani se
Read more
Lapar yang Meresahkan
"Mas Alarich, aku ingin keluar sebentar," ucap Aeera, meminta izin pada Alarich untuk keluar rumah. Sudah tiga hari Alarich mendiaminya, pria itu tetap memberi perhatian tetapi sikapnya sangat dingin dan tatapan mata pria itu selalu menghunus tajam ke arah Aeera. Itu cukup mengerikan bagi Aeera, oleh sebab itu Aeera berniat berbelanja bahan untuk membuat cookies favorit suaminya serta kue tambahan untuk membujuk pria ini. Alarich mengangkat pandangan ke arah Aeera, lalu mengedipkan mata sekilas–pertanda boleh atau yah. Kemudian pria dengan raut muka datar tersebut kembali hanyut pada pekerjaannya. Ini minggu, tetapi Alarich memilih menghabiskan waktu di ruang kerja. Ada dua faktor. Pertama karena pekerjaannya banyak, kedua istrinya. Kondisi Aeera! "O--oke." Aeera memasukkan kepala gugup, merasa tertohok sekaligus tak bisa berkata-kata oleh sikap suaminya yang terlampau dingin. Tidak! Aeera berjanji tidak akan membuat Alarich cemburu lagi. Suaminya mode cemburu terlalu menyeramkan!
Read more
Dua Minggu?
"Mas …-" gugup Aeera, mendongak ke arah Alarich yang berjalan ke arahnya. Pria tersebut terus melangkah dan mengikis jarak. "Aku sangat lapar," ucap pria itu, mengungkung serta mengunci pergerakan Aeera dalam rengkuhannya. Tubuh Aeera mentok, terjepit antara meja kabinet dapur dan tubuh besar suaminya. Tangan Alarich bertumbuh pada sisi meja, mengunci pergerakan Aeera; membuatnya tidak bisa kemana-mana. Di sisi lain, tubuh Alarich merapat dengan tubuhnya. Alarich mencondongkan kepala ke arah Aeera, membuat Aeera menarik kepala ke belakang; takut serta waspa dengan gerakan suaminya. Seperti ikan pemanah, lambat tetapi sekalinya menyambar nyawa target melayang. "Aku baru saja selesai memasak. Aku berniat akan mengantarnya ke ruangan Mas Alarich," jawab Aeera, berupaya tidak kikuk dan gugup. Walaupun kebenarannya hatinya dag dig dug berhadapan dengan suaminya sendiri. Jatuh cinta setiap saat itu memang indah. Namun resikonya begini, Aeera terus-terusan salah tingkah, mudah gugup dan
Read more
Nadien Terpojok
"Karl Alarich Adam!"Deg deg Mata Aeera melotot horor, panik sekaligus malu secara bersamaan. Sedangkan Alarich, dia melepas bibir Aeera secara berat. Dia lalu berdecak kesal kemudian menoleh ke arah seseorang yang meneriaki namanya. Hell! Padahal dia baru memulai ritual berbuka puasanya, sudah ada pengganggu saja di sini. "Ada apa?" Alarich menurunkan Aeera secara santai dari kabinet, lalu setelahnya kembali menatap malas ke arah papanya. "Kenapa kamu mencium Aeera? Maaf, Aeera, tetapi maksud Papa … tadi itu berlebihan," ucap Gavin tetapi menyempatkan diri untuk meminta maaf pada menantunya. Dia perhatikan menantunya ini sosok yang mudah merasa malu dan canggung, oleh sebab itu dia meminta maaf atas ucapan frontal-nya. "Ara istriku." Alarich menjawab dengan santai. "Tidak sebelum cucuku lahir," galak Gavin. Dia cukup khawatir dan trauma ketika memergoki kelakuan anaknya yang sedikit jaddal ini. Menantunya menolak, meronta dan memukul--bahkan menjambak Alarich. Namun tetapi putr
Read more
Debu yang Malang
Dari kejadian tersebut, Nadien tersudutkan dan tak bisa mengelak. Ada sebuah vidio di mana dirinya dalam vidio tersebut memang terlihat menjebak Leo. Dalam vidio tersebut, Nadien membuka pakaian Leo–terkesan terburu-buru dan gelagat aneh. Sedangkan Leo, dia terlihat tak sadarkan diri. Matanya terpejam dan kepalanya beberapa kali sempoyongan. Bodohnya Nadien, dia tidak menyadari jika sejak awal dia sedang dijebak. Leo memaksanya agar dialah yang mengendalikan permainan dan pria itu juga memejamkan mata. Nadien sama sekali tak curiga. "Kamu licik!" seru Nadien, menemui Leo dengan langsung melayangkan tamparan pada pria itu. "Wow." Leo memegang pipinya yang ditampar oleh Nadien, mimik wajahnya licik dan meremehkan. "Licik? Cih, bercermin!"Leo mendekat ke arah Nadien, tiba-tiba mencengkram pundak perempuan itu lalu melayangkan tatapan tajam. "Kau suka menebar keburukan, tetapi ketika kau menerima kejahatan, kau berteriak ke semua orang jika kau yang paling sakit dimuka bumi ini. Jika
Read more
Benci Saja Dia
"Apa debunya masih terasa di matamu, Adek?" tanya Alarich tiba-tiba. Aeera melotot horor, menatap bingung serta tak paham dengan perkataan suaminya. "Karl," panggil seseorang dari luar, di mana seseorang tersebut langsung berjalan terburu-buru ke dalam kamar; memeriksa apaa yang terjadi pada menantunya. "Kenapa, Paa?" Alarich berdiri tegak, menatap malas ke arah papanya dengan raut muka datar dan dingin. "Kamu sedang apa?" Gavin memicingkan mata ke arah putranya, dia membalas tatapan putranya tak kalah tajam lalu beralih menoleh ke arah Aeera–memeriksa apakah terjadi sesuatu pada menantunya tersebut. "Ada sesuatu di mata Ara." Alarich menjawab datar, "aku memeriksanya," lanjutnya, sengaja menoleh ke arah Aeera untuk memperingati istrinya. Dia melotot galak pada Aeera, lalu menatapnya tajam; isyarat agar Aeera diam. "Benar, Nak?" tanya Gavin. Aeera menatap suaminya dengan kikuk lalu menatap sang mertua. Dia meneguk saliva secara kasar kemudian menganggukkan kepala. 'Kalau aku ja
Read more
Pernikahan dan Awal
"Kau masih ingin sakit lagi, Hah? Masih tidak jera calon bayimu didoakan yang tidak-tidak?" marah Alarich, setelah dia dan Aeera dalam mobil. Aeera hanya menatap nanar bercampur tak enak pada suaminya. Wajahnya ditekuk, memperhatikan mimik merah Alarich tang terlihat begitu mengerikan. Tadi-- pria ini sangat manis dan menggemaskan, tetapi sekarang mendadak suaminya berubah mengerikan, hanya persoalan ibu suaminya ingin berbicara dengannya. Aeera ingin menasehati jika membenci ibu itu adalah salah satu dosa terbesar di muka bumi, tetapi …- mungkin tidak saatnya Aeera mengatakan hal tersebut. Tunggu emosi Alarich reda dulu. ***"Mas Gavin." Gavin menoleh ke arah sang istri, memberikan tatapan datar lalu kembali fokus pada sebuah majalah bisnis yang dibaca. Foto putranya terpajang di sana, Gavin salalu bangga melihat anak kesayangannya diberitakan di mana-mana. Banyak berita tentang Alarich, banyak gelar juga yang diberikan pada anaknya tesebut, dan untuk itu semua Gavin sangat bangg
Read more
PREV
1
...
7891011
...
26
DMCA.com Protection Status