All Chapters of MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Chapter 61 - Chapter 70
242 Chapters
Semakin Deg-degan
"AEERA!!" Hampir semua orang meneriaki namanya, nada membentak sebab marah pada perkataan Aeera.Aeera menoleh ke arah belakang, dia cukup kaget melihat Alarich ada di sana–bersama ayahnya, Neneknya (Ruqayah) dan Bian. Tatapan Aeera bertemu dengan tatapan Alarich, mata mereka beradu–Alarich dengan sorot marah dan Aeera dengan sorot sayup. Alarich mengepalkan tangan, menahan kemarahan dalam diri. Dia paling membenci perkataan cerai keluar dari mulut Aeera! Alarich melangkahkan kaki, berniat menghampiri Aeera. Tetapi langkahnya ditahan oleh Bian, ayahnya dan neneknya–seolah ketiga orang itu tahu jika Alarich ke sana untuk memaki Aeera. Melihat kemarahan putranya, Audriana langsung berdiri. Begitu juga dengan Ranti dan Nadien–di mana Nadien berniat menghampiri Alarich tetapi pergelangan tangannya dengan cepat ditahan oleh Audriana. "Kau ingin bercerai, Heh?!" geram Alarich dining, menatap nyalang dan gusar ke arah Aeera. Dengan lembut, Aeera mengangguk. Sebaliknya dia menatap Alari
Read more
Alasan Sakit Aeera
"Kejadian malam itu-- aku sangat menyayangkannya Audriana," ucap Ruqayah pada menatunya. Mereka masih di rumah Alarich. "Mah, aku juga menyayangkan apa yang terjadi pada malam itu. Aeera tidak hadir dan … Alarich pergi mencarinya," ucap Audriana, menimpali perkataan mertuanya. Pesta pernikahan tersebut berjalan dengan baik. Hanya saja putranya dan menantunya tak hadir pada malam itu. Audriana tak tahu apa yang terjadi, Alarich hanya mengabari jika dia dan Aeera baik-baik saja. "Lihat, kamu sama sekali tak merasa bersalah. Cih," decis Ruqayah di akhir kalimat, menatap tak suka pada Audriana. Dia bersedekah di dada, bersikap angkuh dan dingin. Andai dia tidak melakukan pemeriksaan kesehatan, mungkin Aeera-nya tak akan diperlakukan seperti yang Angeli ceritakan padanya. Mungkin sikap Aeera yang seperti tadi, ada sangkut pautnya dengan kejadian tadi malam. Ditambah …-"Be--bersalah?" Audriana berucap gugup, mengerjab beberapa kali sembari merenungkan perkataan sang Mama mertua. Buk
Read more
Surat Cinta yang Membuat Cemburu
Sreek'Aeera dikejutkan dengan pintu walk in closet yang dibuka cukup kuat, seperti biasa pelakunya adalah Aalarich. Tanpa merasa berdosa dan bersalah sedikitpun, pria itu masuk ke dalam. Aeera buru-buru memalingkan wajah, berpura-pura sibuk berpakaian. Pipinya tiba-tiba panas, mungkin sudah menyemburkan rona merah yang sangat kentara di sana. Tadi malam, dengan bodohnya dia mengatakan perasaannya pada Alarich. Dia tidak tahu apa pria ini menganggapnya serius, tetapi Aeera dan perasaannya sangat serius. 'Sikap Mas Alarich biasa saja. Berarti Mas menganggap jika tadi malam hanya candaan.' batin Aeera, merapikan sedikit penampilannya lalu membalik tubuh–berniat beranjak dari sana. Mengingat tadi malam, Aeera tak menyangka jika dia akan se terbuka itu pada Alarich. Selain pada Shila, dia tidak pernah berani mencerikan masalahnya pada siapapun. Apa karena dia dan Shila sedang bertengkar jadi Aeera mencari tempat curhat baru? Atau karena … 'Aku rumahmu, Dek.'Karena Aeera tersugesti ol
Read more
Saling Mendiami yang Manis
Setelah rapat selesai, Aeera buru-buru merapikan dokumen kemudian cepat-cepat beranjak dari ruangan tersebut. Namun, langkahnya berhenti, menoleh gugup dan canggung pada seorang pria yang juga ingin keluar–secara bersamaan dengan Aeera. "Silahkan," ucap Alarich, mempersilahkan Aeera keluar lebih dulu dari ruangan tersebut. Aeera sadar dia melanggar etika jika keluar lebih dulu dari Big Boss-nya. Namun, karena dia sudah dilanda perasaan malu dan canggung, Aeera memutuskan menuruti perkataan Alarich–buru keluar dari sana dengan air muka panik dan pipi memerah padam. "Cih." Alarich berdecis geli secara pelan, menatap makhluk menggemaskan tersebut lalu segera mengikuti langkah istrinya–melangkah santai tepat di belakang Aeera, mengawasi gerak gerik istrinya dengan tatapan intens. "Tuan, ada masalah?" tanya Bian, setelah berada di sebelah Alarich. Ia perhatikan Aeera dan Alarich sejak pagi seperti saling menjaga jarak. Interaksi keduanya singkat dan seperlunya. "Tidak," jawab Alarich
Read more
Perlakuan Kecil yang Manis
Aeera menatap genggaman tangan Alarich pada tangan mungilnya, seulas senyuman muncul di bibir–merasa hangat dan bahagia hanya karena tangannya digandeng oleh Alarich. Dia pikir Alarich hanya bercanda untuk mengajak keluar dirinya, ternyata Alarich benar-benar membawanya keluar. Umm … bisakah ini dikatakan kencan malam? Setelah tadi Alarich membawanya keliling kota, sekarang dia dan pria tampan ini sedang mengantri membeli sate. Permintaan Aeera sendiri sebab ketika melihat menjual sate di pinggir jalan, Aeera tiba-tiba menginginkannya. Aeera sudah melarang Alarich untuk ikut turun dari mobil, tetapi suaminya tersebut cukup bandel–keukeh menemani Aeera, bahkan rela ikut ngantri. Bug'Seseorang tiba-tiba saja menyenggol pundak Aeera, membuat keseimbangan Aeera goyah. Untuk Alarich dengan cepat menahan pundak Aeera, menangkap istrinya tersebut lalu dengan cepat melayangkan tatapan tajam pada pria berbadan gendut yang menyenggol Aeera. "Sialan!" maki Alarich marah, memanggil pria gen
Read more
Cara Menjatuhkan Aeera
"Makan sate-mu," ucap Alarich, memakan dengan santai nasi di piring Aeera. Aeera menatap suaminya, memandangi pria di sebelahnya dengan sorot kagum. Senyuman manis mengulas di bibir, merasa terkesan oleh perlakuan Alarich. Simpel, tetapi dia senang. Pria yang sampai sekarang ini ia ragukan tujuannya menikahi dirinya, selalu bisa membuat Aeera kehilangan kata-kata. Dia pria yang sigap dan gentle! Setelah maid datang membawa piring dan membuka bungkus satenya, Aeera mengambil satu tusuk lalu meletakkannya di piring Alarich. Hal tersebut membuat Alarich menoleh padanya, menatap aneh serta bingung pada Aeera. "Untuk?" ucap Alarich, mengangkat tusuk sate–menanyakan keberadaan sate tersebut di piringnya. "Ucapan terimakasih," jawab Aeera pelan, malu-malu dan salah tingkah. Setelah itu, dia lanjut memakan sate miliknya–begitu lahap dan bersemangat. Alarich menatap istrinya, tersenyum tipis kemudian berhenti makan. Dia makan supaya Aeera makan sate tersebut, bukan karena dia lapar. Namu
Read more
Pesan dihapus yang Membuat Over Thinking
"Ahaha … enggak dong, Dien. Nggak mungkin aku jatuh cinta pandang pertama pada Big Boss sendiri …-"'Bagus, Aeera. Katakan yang lebih buruk lagi supaya Kak Karl semakin salah paham.'Aeera memperlihatkan senyuman tipis ke arah Nadien, tetapi dalam hati dia mengumpati sepupu suaminya tersebut. 'Kamu pikir kamu pintar? Nggak, kamu makhluk terbodoh yang pernah kutemui.' batin Aeera, kesal setengah mati pada Nadien. "Ada peraturan yang mengharuskan staf tidak boleh memandang Big Boss lebih dari tiga detik. Dan aku … tipe staf yang lumayan patuh pada peraturan. Kebetulan kan Big Bosnya rada menyeramkan, daripada dipecat hanya karena natap lebih dari tiga detik mending aku fokus pada pekerjaanku saja kan?" jawab Aeera, mendapatkan kekehan geli dari mertua dan para neneknya. "Betul juga." Ranti mengomentari, "jadi selama bekerja, kamu dan staf lain tak berani curi-curi pandang pada Karl?" Aeera menganggukkan kepala, membenarkan perkataan Ranti. Benar, dan itu fakta! Jelas ada beberapa sta
Read more
Pembalasan Aeera
"Sudah lama?" tanya Aeera dengan datar, mengambil tempat untuk duduk di sebuah meja yang dihuni oleh seorang perempuan. Mata Shila menatap berang ke arah Aeera. "Apaan sih, Aeera?" "Kita musuhan kan?" datar Aeera. Shila menggelengkan kepala. "Aku tidak pernah merasa kalau kita bermusuhan. Udah dong!" pekik Shila, antara ingin menangis dan kesal melihat tingkah tengil Aeera. "Yaudah.""Yaudah apa?" Shila melongo dengan raut muka memelas, bingung bercampur muram. "Yaudah, baikan." Aeera memajukan tangan, mengajak Shila berjabat tangan dengan dirinya. "Maaf …," lanjutnya secara nada rendah dan serak, bersama dengan raut muka yang berubah sendu. "Maaf juga …," ucap Shila. Meskipun masih tak tahu di mana letak kesalahannya–masih belum tahu kenapa Aeera sempat marah padanya, dia tetap meminta maaf. Mungkin dia telah melakukan kesalahan yang fatal sehingga Aeera bisa sangat marah padanya. "Aku minta maaf, Shil." Shila mengangguk kuat, "iya, aku maafin. Tapi … tolong sebutkan apa kesa
Read more
Pembahasan Berat
Wanita itu menumpahkan minyak di lantai. "Kamu ngapain tumpahin minyak di lantai?" tanya Shila yang juga melihat Nadien menumpahkan minyak. Shila buru-buru mengambil tepung lalu berjalan cepat ke arah Nadien. Nadien terlihat kaget, tak disangka jika Shila ada di sana. Dia pikir tempat ini kosong dan Aeera maupun Shila yang berniat memasak masih berada di ruang keluarga. "A--aku …-" Nadien bingung untuk menjelaskan. Aeera mengepalkan tangan, rasanya darah dalam dirinya mendidih–marah luar biasa sebab dia tahu apa tujuan Nadien. Pastinya untuk mencelakai kandungannya. Dengan marah, Aeera berjalan ke arah Nadien. Setelah Nadien dekat, Aeera melepas sendal kemudian secara geram dan kesal langsung memukul sendal tersebut ke kepala Nadien. Bug'"Auuu." Nadien meringis, spontan memegang kepala dan langsung menatap kaget ke arah Aeera. "Kamu pengen bunuh anakku yah?!" marah Aeera. Kali ini benar-benar marah; mata melotot dengan guartan merah, napas memburu dan dada naik turun. Wajahnya
Read more
Katakan Secara Langsung
Untuk menatap Alarich saja, Aeera sudah tak mampu. Sedangkan Alarich, dia tak mengatakan apapun. Hanya memberi isyarat pada Aeera untuk mengikutinya, setelah itu beranjak dari sana. "Shila …." Aeera menatap malu ke arah sahabatnya tersebut. Shila sejujurnya sama terkejutnya dengan Aeera. Akan tetapi dia jua menahan tawa secara bersamaan, merasa konyol karena pembicaraannya dengan Aeera yang sangat berfaedah tersebut didengar oleh Alarich. Ah, pasti sahabatnya ini sangat malu. "I--iya, silahkan saja. Aku sekalian pulang dengan dia," jawab Shila, menunjuk kaku ke arah Bian. Aeera menganggukkan kepala, segera berdiri lalu segera beranjak dari sana. Namun, saat akan melewati Bian, Aeera sengaja menginjak kaki pria itu. Mengingat Bian adalah calon suami Shila, Aeera sedikit kesal. Hais, Bian tak mengatakan apapun padanya padahal mereka cukup dekat sebagai partner kerja. "Nyonya, apa salah …-" "Bodo amat, Pak Bian. Bodo!" potong Aeera dengan nada meninggi, tanpa menoleh ke arah Bian–di
Read more
PREV
1
...
56789
...
25
DMCA.com Protection Status