All Chapters of MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Chapter 161 - Chapter 170
242 Chapters
(ZS) Nara Pacar Zavier?
"Alasannya adalah …-""Adalah …." Nara menatap serius ke arah sang mama mertua, dia begitu penasaran dan sangat bersemangat untuk mendengar apa alasan suaminya punya dendam pada Amanda. "Jadi sewaktu TK, saat itu Mas mu ingin mencuci tangan setelah bermain pasir ke toilet. Nah, meskipun mereka masih anak-anak, toilet antara anak laki-laki dan perempuan telah dipisah. Demi mendidik sejak dini. Saat ingin masuk ke toilet, tiba-tiba anak kecil--perempuan, keluar dari toilet khusus anak laki-laki tersebut. Dia Amanda. Singkat cerita, Mas Zavier-nya tidak peduli. Dia masuk ke toilet dan mencuci tangan, tiba-tiba datanglah petugas kebersihan. Dia mencek kloset dan menemukan toilet yang ada ee-nya. Karena Mas di sana, Mas mu yang tertuduh. Si petugas bilang 'tampan tampan tapi tidak bisa siram eek.' Si Mas sudah menjelaskan jika ada anak perempuan dari kelasnya yang masuk ke tempat ini. Si petugas tidak percaya. Ditambah, ketika si Amanda didatangi oleh petugas dan ditanya apakah itu eek-n
Read more
(ZS) Tidak Tahu Tempat
"Berdosa?" Aeera menampilkan raut muka cengang. Kenapa Nara sampai merasa berdosa? Apa Zavier melakukan hal-hal buruk pada Nara? "Iya, Mah." Nara menganggukkan kepala dengan antusias, "Mas Zavier usianya jauh diatas Nara, dan bisa-bisanya Nara menjaling hubungan dengan orang tua-- ah, bukan. Maksudnya tidak seharusnya kan Nara pacaran dengan orang dewasa. Apalagi Nara itu sering diejek oleh teman-teman Nara. Kata mereka aku cocok jadi simpanan om-om dan tipe idaman sugar Daddy. Gara-gara olokan teman-teman, otak Nara jadi menyimpulkan kalau perempuan yang berusia remaja punya hubungan asmara dengan pria yang jauh lebih tua usianya, hubungan mereka tersebut akan mengarah ke hal negatif. Kayak tidak pantas, buruk, vibes nya ke arah-arah hal mesum, dan sebuah dosa, Mah. Semisal anak remaja punya pacar yang sudah dewasa bahkan matang, orang-orang yang tahu hubungan tersebut pasti bakalan mikir kalau keduanya telah melakukan hal-hal terlarang. Padahal tidak. Jadi Nara sangat-sangat takut
Read more
(ZS) Konflik dengan Teman
Cup'Zavier sama sekali tak peduli dengan perkataan Nara, satu tangannya yang bebas menangkup pipi istrinya lalu mencium bibir Nara. Tentunya tak sekedar ciuman, Zavier tidak mungkin melewatkan rasa manis serta kenyal dari bibir ranum Nara. Sebelum halal saja dia sering menerobos, apalagi setelah halal. "Selesai," ucap Zavier enteng, menyunggingkan smirk tipis setelah dia mencium bibir istrinya. Nara hanya melongo, tak mampu berkata-kata karena kelakuan Zavier. Lalu tanpa pamit--sebab jantung Nara yang berdebar kencang, dia langsung pergi begitu saja. Nara berjalan terburu-buru supaya meninggalkan lebih cepat. "Pagi, Kak Nar …-" Seseorang menyapa Nara, salah satu juniornya yang pernah satu organisasi dengan Nara. Akan tetapi, perempuan tersebut langsung menunduk dan berhenti menyapa sebelum ucapannya selesai. "Pagi, Bel," jawab Nara meskipun perempuan itu tampak mencurigakan–tiba-tiba terlihat kikuk, berdiri tak nyaman serta merasa terancam di tempatnya. "Pak Agus datang nggak?"
Read more
(ZS) Pria Paling Kuat
"Kamu akan dalam masalah besar, Nara.""Cuih." Nara bersikap angkuh, menatap semakin benci pada Tamara. "Aku benar-benar muak denganmu dan Kakakmu. Kalian sama-sama sialan!" "Nara!" pekik Tamara tak terima, melayangkan tamparan ke pipi Nara. Akan tetapi sebelum tangannya menyentuh pipi Nara, Lex lebih dulu mencegahnya. "Lex, kamu masih membela perempuan murahan ini?" Tamara menatap tak percaya pada Lex. "Kau dan kakakmu yang murahan, Sialan!" Lex berkata sarkas, "awalnya aku memang tidak percaya pada ucapan Nara yang mengatakan jika dia istrinya Tuan Za. Tapi-- aku sendiri yang menyaksikan ketika Tuan Za menjemput Nara ke tempat club pemancingan kami. Dan soal foto ini--" Lex mengambil foto tersebut, memperlihatkannya pada teman-temannya. Bahkan orang-orang di tempat tongkrongan. "Anj--- ini saja yang belum move on dari Nara," lanjut Lex sembari menatap nyalang ke arah Abim. "Lo irikan pada Nara? Selain bisa melupakan masalah antara kalian, Lo juga itu karena Nara bisa mendapatkan
Read more
(ZS) Tidak Mungkin Nara Kalah
"Aku sudah capek di dunia ini, aku akan kembali ke asalku!" Zavier menghela napas pelan, meraih pinggang Nara lalu menariknya. Hal tersebut membuat Nara berakhir menabrak dada bidang suaminya, di mana Zavier langsung mendaratkan bibirnya di atas bibir Nara. Setelah itu, dengan penuh nafsu, Zavier melumat bibir perempuan yang tadinya terus saja mencerosos. Tanpa membiarkan Nara mengambil kesempatan untuk protes atau melepas, Zavier terus mengecap rasa manis yang candu dari bibir istrinya tersebut. Hingga setelah merasa puas, barulah Zavier melepasnya. "Semakin kau mencerocos, semakin kau menggoda," ucap Zavier. Dia kembali menggendong istrinya lalu membawanya ke atas ranjang. Sejenak Zavier menatap Nara yang telah duduk di atas ranjang. Perempuan menggemaskan tersebut menggembungkan pipi, menundukkan kepala sembari memegangi bibir. Nara takut dicium kembali oleh Zavier. "Beristirahat lah, Mi Nara," ucap Zavier lembut, mendekat ke arah istrinya. Zavier membaringkan Nara secara hati
Read more
(ZS) Hukuman
"Beraninya kau mencoba melukai istriku! Wanita rendahan!" Zavier berkata dingin, melayangkan tatapan tajam namun penuh amarah yang besar. Terlihat dari sorotnya yang menyala akibat kemurkahan yang tersembunyi. Tamara menatap Zavier takut, wajahnya pucat pias dengan jantung yang terasa hampir meledak dalam sana. "Tu--tuan Za …-" "Shut up!" bentak Zavier. "Kau sangat berani mengusikku dan istriku, Heh." Dari bentakan, Zavier berkata dengan nada rendah yang sangat mengerikan. Tenang tetapi terasa seperti danau penuh monster! "Za-- Ah, Tuan Zavier." Kenan berjalan cepat, menghadap langsung ke arah Zavier. Disusul oleh bodyguard yang langsung mengambil tempat dengan berbaris rapi di belakang Zavier. "Seret perempuan ini dan musnahkan," perintah Zavier pelan tetapi penuh isyarat dan peringatan. Setelah itu, dia meraih pergelangan Nara kemudian membawa istrinya tersebut dari sana. Kenan membungkuk kaku, langsung melaksanakan tugas dari Zavier. Sebelum dia memerintahkan bodyguard untuk m
Read more
(ZS) Membuatmu Terpesona
"Kak Sereya?" Nara mengerutkan kening saat mendapati Kakaknya di ruang tengah. Ini sudah petang dan rasanya cukup aneh Sereya berkunjung kemari. Nara heran kenapa Sereya ke rumahnya dan Zavier. Jika untuk menemui Zavier, suaminya tidak di sini. Zavier kembali ke kantor setelah memberi Nara hukuman, sekarang belum kembali. Sedangkan Nara disuruh istirahat serta tidak diperbolehkan kemana-mana. "Kamu harus ikut dengan Kakak. Ayo," ucap Sereya, langsung menarik tangan Nara agar ikut dengannya. "Kak, ikut kemana? Ini sudah petang dan Mas Zavier tidak mengizinkanku untuk …-"Ucapan Nara langsung dipotong oleh Sereya. "Sejak kapan kamu patuh pada seseorang, Humm? Diam dan cukup ikut dengan Kakak.""Kakak ini apa-apaan sih?" Nara menggerutu setengah marah. Dia melangkah susah payah karena kondisi kakinya. Sereya hanya diam. Namun, setelah di mobil dia sejenak menatap perban yang membalut luka di kaki adiknya. "Bahkan dia tidak peduli padamu. Sudah satu minggu lebih tetapi lukamu masih te
Read more
(ZS) Cemburunya Seorang Tembok
"Nara, Kamu mau kemana?"Nara yang saat itu berniat pindah tempat dari posisi menguping sebelumnya, langsung berdiri dengan tubuh tegang. Jantungnya berdebar kencang dan dia menahan nafas sejenak. 'Ketahuan segala lagi!' batin Nara, berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat ke mamanya. Sialnya, mamanya selalu jeli pada keberadaannya. Padahal Nara sudah pastikan jika dia sangat hati-hati dalam melakukan misi mengupingnya saat ini. Namun, tetap saja dia tertangkap basah. Nara memutar ke arah sang mama. "Hah?" Setelah berpikir keras, jawaban bodoh tersebutlah yang keluar dari mulut Nara. "Kamu--" Dengan isyarat tangan, Shila memanggil putrinya untuk mendekat. Secara patuh, Nara bergegas mendekati mamanya. Dia tahu dia akan diintrogasi sebab penampilannya, dan Nara sangat gugup untuk itu. Namun, melihat cara Zavier memandangnya, Nara diam-diam menahan senyuman. 'Nara memang cantik, Mas Zavier mana bisa nggak terpesona oleh keindahan bidadari seperti Nara. Hehehe … berdebar-deb
Read more
(ZK) Sebenarnya Dia Hanya Boneka
"Masuk dalam kamar dan langsung tidur," titah Zavier setelah dia dan Nara tiba di rumah. Nara menganggukkan kepala secara senang, segera beranjak dari sana dengan cepat. Akan tetapi tiba-tiba saja Zavier mencekal tangannya, menarik Nara dan membuatnya berakhir menabrak dada bidang sang suami. "Kenapa terburu-buru sekali, Humm," ucap Zavier, menatap dingin ke arah Nara. Zavier mengalungkan tangan di pinggang Nara secara erat dan possesive, kemudian mencium kening Nara hangat lalu beralih meraup bibir mungil istrinya. Ini kebiasaan mereka–Zavier memberikan ciuman saat Nara akan beranjak, akan tetapi Nara selalu lupa. Entah itu trik untuk menghindar, Zavier tidak suka. "Sorry …," jawab Nara bernada. Setelah itu buru-buru beranjak dari sana, melangkah riang menuju lift rumah. Nara sudah mengantuk jadi dia tidak sabar untuk tidur. Zavier mendengus pelan, masih diam di tempat sembari memperhatikan istrinya yang melangkah riang menuju lift. Setelah di dalam lift dan pintu akan terbuka,
Read more
(ZK) Kehilangan dan Perubahan
Nara duduk di sebelah Mamanya dan Sereya, menatap ke depan dengan wajah kantuk bercampur sedih. Nara sedih sebab kehilangan nenek buyut sang suami, nenek buyut suaminya adalah sosok yang baik serta lucu. Nara jadi ingat pertemuan pertamanya dengan Ruqayah, wanita tua baik hati tersebut memberikannya gelang yang sangat indah dan penuh makna. Nara berjanji akan menjaga gelang tersebut, dia akan melindunginya serta merawatnya sebab gelang tersebut adalah bukti cinta dari suami nenek buyut. Nara cukup mengantuk sebab ini sudah lebih dari jam tidurnya. Dia sedih tetapi matanya berat, begitulah yang Nara rasakan saat ini. Suaminya duduk di sebelah sang Papa mertua, lalu di sebelahnya ada mama mertuanya. Sejak tadi, Nara diam-diam mengamati satu per satu anggota keluarga besar Adam, dan Nara baru ngeh jika mama mertuanya menangis begitu pilu. Cara ibu mertuanya menangis, membuat hati Nara ngilu dan perih. 'Mama Aeera terlihat sangat kehilangan. Sosok Nenek Ruqayah memang sangat baik, tap
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
25
DMCA.com Protection Status