All Chapters of Menantu sang Dewa Perang: Chapter 31 - Chapter 40
61 Chapters
Night Angel!
Dokter Bosconovitch tertegun melihat Baron, dan Dokter Bosconovitch mempertanyakan identitas Baron.“Aku, hanya pasien Anda,” kata Baron. Dokter Bosconovitch menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan, “Anda, bisa tiduran!” lalu Dokter Bosconovitch pun mengecek detak jantung Baron.“Selama hidupku, aku tidak pernah melihat luka separah ini. Tapi, orang yang memiliki luka ini masih hidup dengan baik di depanku, bagaimana mungkin. Aku, tidak mempertanyakan dirimu?” celetuk Dokter Bosconovitch. Baron hanya tertawa karena bahasa Indonesia dari Dokter Bosconovitch masih memiliki aksen Rusia.“Dokter, saya bisa berbahasa Rusia. Jadi, gunakanlah bahasa itu, rasanya sedikit aneh jika Dokter berbicara dengan aksen Rusia,” ucap Baron. Dokter Bosconovitch juga tertawa karena ucapan Baron, sampai ia terhenti di area luka yang dirasakan oleh Baron.“Di sini?” tanya Dokter Bosconovitch, “Benar, di sana,” jawab Baron sambil mengangguk. Lalu, saat dokter Bosconovitch memeriksa area Baron yang m
Read more
Hati Yang Melembut?
Dokter Bosconovitch, tertegun mendengar pengakuan Baron. Awalna, Dokter Bosconovitch tidak percaya dengan ucapan Baron dan menganggapnya sebagai bualan.“Tidak mungkin, tidak mungkin kamu seorang pemimpin pasukan dari Nebesa!” bantah Dokter Bosconovitch. Baron mengangguk dan memahami apa yang dibicarakan oleh Dokter Bosconovitch, dan juga alasannya membantah pengakuan Baron, “Itu, bisa Aku pahami. Jadi, wajah saja jika Dokter Bosconovitch tidak percaya denganku.” Tapi, Dokter Bosconovitch juga merasakan sesuatu yang berbeda dari Baron. Karena, ia belum pernah merasakan hawa seperti itu dari orang lain. Bahkan, teror di medan perang pun masih belum mengalahkan aura yang dibawa oleh Baron.“Bagaimana ini, dia mengakui dirinya sebagai pemimpin pasukan. Tapi, apa ucapannya bisa dipercaya?” batin Dokter Bosconovitch yang semakin bingung. Baron juga merasakan ada sedikit kebingungan dari Dokter Bosconovitch, hingga Baron mengatakan untuk lain kali menghubungi beberapa rekannya yang masi
Read more
Impian Baron
Baron kebingungan, bagaimana ia bisa memiliki kontak dari Vanessa. Karena, seingat Baron, ia tidak pernah menyimpan kontak Vanessa.“B-bagaimana, aku bisa memiliki kontak dia? Seingatku, aku tidak pernah bertukar kontak,” gumam Baron. Wajah Aghnia pun menjadi penasaran dengan siapa yang menelfon Baron, hingga Baron tidak segera menjawab telfon itu, “Siapa yang menelfon, Baron?” tanya Aghnia. Baron sempat berpikir bahwa akan menjadi masalah, jika Baron memberitahu siapa yang menelfonnya. Tapi, Baron juga tahu akan terjadi pertikaian antara dirinya dengan Aghnia jika Baron membohongi Aghnia.“Si*l! Maju kena mundur kena, apa yang harus aku lakukan?” batin Baron. Baron pun dengan yakin menunjukkan ponselnya ke Aghnia, Aghnia jelas terkejut karena yang menelfon itu adalah Vanessa. Wajah Aghnia menunjukkan kekesalannya ke Baron, dan menaruh makanan yang ia pegang dan langsung mengintrogasi Baron, “Kenapa, kamu bisa punya nomor Vanessa? Jawab!” Baron pun cukup kikuk untuk menjawabnya
Read more
Ingin Berkelahi?
Baron dan Aghnia pun terjatuh di kasur, posisi Baron kini tepat berada diatas Aghnia Dan wajah mereka saling memandang. Suasana keheningan malam, membuat mereka semakin canggung dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dan, mereka berdua lupa atau bahkan tidak tahu bagaimana harus bersikap saat ini.“B-bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Baron yang matanya terpaku menatap Aghnia. Mereka benar-benar terdiam tapi mereka tidak melepas pandangan mereka.“B-baron?” kata Aghnia dengan pelan.“Iya,” sahut Baron. Aghnia pun menampar Baron dengan pelan, lalu Baron pun langsung berdiri.“M-maaf, a-aku tidak sengaja,” kata Baron dengan terbata-bata, wajah Aghnia begitu merah bahkan Aghnia langsung tidak menatap Baron.“Cepat, kemarikan yang aku minta!” kata Aghnia. Baron pun memberikan kunciran rambut Aghnia, Aghnia pun langsung memakainya dan menarik selimut hingga seluruh tubuhnya ditutup oleh selimut, “Nanti, kamu matiin lampunya!” kata Aghnia. Setelah kejadian itu
Read more
Konsekuensi
Baron menghina Ivan secara blak-blakan, bahkan Baron dengan lantang menyatakan di depan semua keluarga. Aghnia melihat Baron dengan terkejut, “Apa? Baron, dia menyuruh kak Ivan untuk meminta maaf bahkan bersujud kepadanya?” batin Aghnia yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Baron. Ivan langsung melirik Baron dengan mata yang melotot tajam ke Baron, “Apa yang keluar dari mulut kotor itu, Baron? Kau, meminta seorang Ivan Hasya yang terhormat dan juga terpandang ini bersujud kepada orang sepertimu?! Jangan harap, Baron! Jangan harap!” caci Ivan dengan menunjuk Baron dengan jarinya dan wajah Ivan yang menunjukkan emosi tak terbendung dari Ivan kepada Baron. Baron tersenyum dengan begitu bengis, menunjukkan ekspresi wajah yang tidak pernah dilihat oleh siapapun di keluarga Hasya. Mata Baron tertutup, senyuman di wajahnya tertarik dengan begitu lebar. Lalu, Baron berucap, “Kenapa? Apa, kamu menganggap dirimu begitu tinggi hingga lupa kamu tercipta dari tanah? Kamu hany
Read more
Kekhawatiran Aghnia
Baron diam mematung, dikarenakan begitu terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Aghnia kepada dirinya, kejadian itu sangat mendadak hingga Baron tidak sempat untuk bereaksi. Aghnia melepaskan ciumannya, lalu Aghnia menatap Baron dengan dalam, “I-itu, jangan kamu anggap itu sangat serius!” kata Aghnia dengan wajah yang memerah. Baron, masih diam dan tidak memberikan respon yang begitu kentara. Tapi, ia sudah pasti tidak bisa melupakan kejadian tersebut dengan mudah.“Sudah, kamu mengizinkan aku untuk bekerja, kan? Aku janji, jika aku sakit aku akan langsung pulang!” pinta Aghnia. Baron sebenarnya tidak ingin Aghnia untuk melanjutkan pekerjaannya sekarang. Akan tetapi, pada akhirnya Baron menyetujui hal tersebut, dikarenakan Aghnia sudah berjanji untuk pulang jika merasa sakit, “Baiklah, benar ya jika kamu sakit. Kamu, langsung pulang!” Aghnia mengangguk sambil tersenyum, lalu ia masuk ke mobil di kursi penumpang. Baron pun mengemudikan mobilnya ke perusahaan, di jalan. Agh
Read more
Kalian Dibayar Berapa?
Mereka semua terkejut karena mendengar Baron yang akan ditangkap oleh polisi, terutama Nolan. Dia, sangat tidak terima dengan penangkapan Baron.“Apa? Kalian ingin menangkapnya?” tanya Nolan. Aghnia langsung maju ke arah Polisi itu dan bertanya siapa yang melaporkan Baron, “Siapa, yang sudah melaporkan Baron?” tanya Aghnia.“Itu, bisa dijawab nanti. Sekarang, saudara Baron akan kami tahan dulu di kantor!” ucap salah satu Polisi dengan mengeluarkan borgol.“Kalian tidak bisa membawanya begitu saja!” kata Nolan. Tapi, karena Nolan masih terkendala dengan bahasa. Ucapan Nolan pun, tidak direspon dengan begitu baik.“Anda diam saja! Mari, saudara Baron!” “Kalian, tidak bisa membawa Baron!” tolak Aghnia, Aghnia sudah tahu apa yang menyebabkan Baron ditahan. Akan tetapi, Aghnia akan mencoba meluruskannya sekarang, “Maaf, tapi hasil visum sudah keluar. Jadi, sekarang kami akan membawa saudara Baron!”“Pak, ini pasti salah paham! Gak mungkin, Baron melakukan kejahatan!”“Tolong bawa penga
Read more
Membusuk Di Penjara?
Telpon Baron yang ditutup begitu saja sedikit membuat Baron heran, “Hah? Ditutup?” gumam Baron. Polisi yang sedang mencatat pun bertanya pada Baron, “Bagaimana? Apa pengacara saudara bisa dipanggil?” tanyanya. Baron menggeleng lalu ia menjawab, “Tunggu sebentar lagi, pasti pengacaraku akan menelpo!”“Tapi saudara harus segera memberikan keterangan mengenai kasus yang menjerat saudara!”“Astaga, malas sekali!” batin Baron. Mr. Abraham begitu terkejut karena yang menelponnya adalah Baron, lalu asistennya pun bertanya siapa Baron itu.“Siapa Baron itu? Kenapa Mr. Abraham begitu terkejut?” tanyanya.“Dia seorang legenda! Aku tidak mungkin lupa dengan orang yang menolongku!” ujar Mr. Abraham, “Telpon dia lagi!” perintahnya. “Tapi Mr. Abraham, kita sebentar lagi akan menemui klien kita!” protes asistennya, “Alah, persetan dengan itu! Aku masih mau hidup, cepat telpon dia lagi!” “Baik,” asistennya pun menelpon nomor tadi.” Baron yang sedang berhadapan dengan Polisi pun melihat nomor
Read more
Seekor Lalat!
Pria tersebut menyambangi Baron dan langsung menanyakan tentang Baron yang berada di penjara. Baron, sempat bingung dengan keberadaanya. Namun, akhirnya dia tahu bahwa dia adalah orang yang mungkin bekerja sama dengan keluarga Hasya, "Jadi, itu Kamu yang membantu keluarga Hasya Lucas?" tanya Baron dengan tersenyum sinis padanya. Dan, Lucas datang untuk mengolok-olok Baron yang sedang dalam penjara. Mungkin, karena saat pesta yang diadakan oleh Walikota Andre, Baron sempat bersitegang dengan Lucas. "Baron-baron, sebenarnya ini baru saja balasan kecil dariku. Siapa suruh, Kamu malah menentangku? Sekarang, Kamu berada di sini. Jadi, Aku bisa dengan mudah untuk mendekati Aghnia!" ujar Lucas dengan begitu angkuh, Baron yanng mendengar itu hanya tertawa dengan keras, "Lucas, Aku tidak tahu darimana Kamu bisa memiliki tingkat percaya diri setinggi itu. Tapi, yang harus kamu tahu bahwa aku bisa dengan mudah menghancurkan dirimu!" kata Baron dengan dirinya yang perlahan berdiri. Lucas yang
Read more
Kunci Kebusukan!
Ada seseorang yang terkejut dengan kehadiran dari Mr. Abraham, jelas saja itu membuat Baron dan yang lainnya melihat ke pria tersebut. Pria tersebut memiliki perawakan yang cukup tinggi sekitar 170 cm berusia diantara 27-29 tahun, dan memiliki jambang di wajahnya. Lalu, mengenakan jas berwarna abu-abu, ia membawa koper yang terjatuh.“Anda, Mr. Abraham?” tanyanya, jelas mereka semua bingung dengan keberadaan pria tersebut, “Siapa kamu?” tanya Baron.“Saya, Rudy Artisena. Saya, dipanggil oleh Bu Aghnia untuk menjadi pengacara Pak Baron,” jawab Rudy, Baron melihat ke Mr. Abraham, “Dia mengenal Anda, Anda pasti sangat amat terkenal, bukan?”“Tuan Baron, Anda terlalu menyanjung.” Baron melihat ke Rudy lalu meminta Rudy untuk duduk, “Silahkan duduk, Pak Rudy!” kata Baron, lalu Rudy pun duduk bersebelahan dengan Mr. Abraham, Nolan pun berdiri di belakang Baron.“Senang, bisa bertemu dengan Anda, Mr. Abraham, saya sangat mengidolakan Anda,” ucap Rudy dengan menjulurkan tangannya kepada Mr
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status