All Chapters of Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya: Chapter 31 - Chapter 40
175 Chapters
Bab 31 - Mengikis Jarak
“U-untuk apa menutup mataku?” ulangi Prims dengan suara yang serak. Mendengar kalimat tak biasa dari Arley membuatnya satu jarak mundur. Namun karena saking gugupnya, langkah kakinya tidak bertumpu dengan benar sehingga yang terjadi dia malah kehilangan keseimbangan dan nyaris saja limbung ke belakang. “Akh!” jeritnya kecil tepat saat Arley menahan pinggangnya sebelum dia terhempas ke lantai. Prims menahan napasnya saat tubuhnya tak lagi memiliki jarak karena mereka berdua melakukan kontak fisik. “Apakah memakaikan dasi untukku membuatmu seterbebani itu sampai kamu akan kabur, Primrose?” tanya Arley dengan suaranya yang dalam, sedang Prims masih mencoba menata napasnya yang memburu naik turun tak beraturan. “T-tidak, Tua
Read more
Bab 32 - Mau Aku Menggenggam Tanganmu Lagi?
Prims sangat panik saat Arley menyebut warna bra yang sedang dia kenakan di balik dress broken white yang telah basah itu. Setelah menikmati sebentar kepanikan Prims, Arley akhirnya melepas jas yang dia kenakan dan meletakkannya di depan tubuh Prims untuk menutupi pakaian dalamnya yang tercetak jelas.“Pakai ini untuk menutupinya,” ujarnya yang diterima oleh Prims dengan malu. Karena rasanya Prims tidak pernah berhenti membuat Arley menyerahkan jas miliknya, entah ini untuk yang ke berapa kali.“T-terima kasih,” ucap Prims dengan gigi yang rasanya bergeligi.Arley mengangguk tak kentara, sebelum matanya yang gelap memandang Prims dan bertanya, “Apakah kamu sengaja melakukan ini?” 
Read more
Bab 33 - Tidurlah Sendiri Malam Ini, Aku Tak Bisa Menggenggam Tanganmu
Hari pertama ditinggal Arley, Prims menjalani rutinitas seperti biasanya. Setelah sarapan sendirian dengan Jodie yang berdiri menemaninya, dia membawa kanvas ke luar rumah dan melanjutkan untuk melukisnya. Menikmati beberapa jam di luar dengan kuas dan cat warna, Prims bisa menjumpai potret seorang gadis di kanvas miliknya yang sudah jelas akan dibawa ke mana arah lukisan ini. Romantisme, karena nantinya ‘gadis’ di kanvas itu tidak akan sendirian melainkan ada seorang pria di sampingnya.Menjelang sore, dia mengatakan pada Jodie jika dia akan pergi ke kelas masak. Dengan diantar oleh Will, sopir milik Arley, dia tiba di sana. Dan sepertinya ... dia akan kembali bertemu dengan Richard karena kabar sekilas yang dia dengar chef Adam masih belum bisa datang.
Read more
Bab 34 - Skandal Perselingkuhan Dengan Chef
“Tidak, Nyonya! Aku tidak pernah berselingkuh darinya!” bantah Prims atas tuduhan yang baru saja dilayangkan ibu mertua terhadapnya bahwa dia telah berselingkuh dari anak semata wayangnya.Yang mengejutkan bagi Prims adalah ... bagaimana caranya Alice, adik tirinya itu tahu bahwa dia mengikuti kelas memasak? Bagaimana caranya dia tahu bahwa chef pengganti yang datang di sana adalah Richard?Tapi, bukankah harusnya Prims tidak perlu menanyakan hal itu? Karena dia tahu betul seberapa luas pergaulan Alice. Barangkali ada salah satu peserta yang merupakan teman dekatnya dan bercerita padanya, bukankah hal itu bisa saja terjadi?“Lalu disebut apa kalau kamu tidak berselingkuh? Bermesraan dengan pria lain padahal kamu sudah menikah itu bukan hal yang bisa dinormalisasi, Primrose!”Prims menghela napasnya, dia menatap Katie dan menjaga nada bicaranya agar tidak terdengar gemetar, “Aku memang ikut kelas memasak di Wellness Cooking
Read more
Bab 35 - Kecurigaanmu Adalah Retakan
‘Sayang dia bilang?’ batin Prims masih dengan menengadahkan wajahnya pada Arley dan seulas senyum tipisnya.‘Kapan aku pernah memberitahunya soal itu?’ batinnya masih dipenuhi banyak tanya. Dia tak ingat pernah mengatakan pada Arley perihal pertemuannya dengan Richard. Ah, atau … ini hanya cara pria itu untuk melindunginya?Hal itu seperti menambahi benang kusut yang ada di dalam benaknya setelah kedatangannya yang tiba-tiba.Mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Arley bahwa Prims sudah mengatakan soal pertemuannya di kelas masak yang dia ikuti membuat semua orang terhening.Namun, seperti tidak ingin membiarkan Prims lolos begitu saja, Katie satu langkah mendekat pada Arley yang m
Read more
Bab 36 - Aku Tak Suka Kau Dekat Dengannya
Tanya dari prims sepertinya telah membekukan seisi ruang ganti termasuk kedua bibir Arley yang kini terpasung bisu.Pria itu hanya bergeming, meski wajahnya terlihat datar, tetapi matanya menyimpan banyak kalimat. Prims tidak ingin terjebak dengannya di dalam kediaman dingin ini sehingga dia menyeret kakinya untuk mengayun pergi dari sana.Yang ada dalam benaknya adalah, menjelaskan seperti apapun akan sia-sia jika Arley lebih percaya dengan rumor yang digiring oleh Alice.Prims berbalik meninggalkannya, satu langkah beranjak, pergelangan tangannya diraih oleh Arley. Jemari besar pria itu menahannya untuk berdiri di sini, seolah tidak mengizinkannya pergi atau sekadar memalingkan wajahnya sebelum masalah mereka usai.“Primrose,” panggil Arley lirih. Dengan satu gerakan yang sedikit kuat dia membuat Prims menghadapnya kembali sehingga dua pasang iris mereka bertukar pandang seperti semula. Dia menghela napasnya dengan alis tegasnya yang berkeru
Read more
Bab 37 - Sepertinya Dia Cemburu
Deg!Deg!Keheningan merayap tetapi dada dibuncahkan oleh jantung yang detaknya sangat gaduh.Dengan cepat, Prims menarik tangannya dari genggaman Arley. Dia tidak ingin terbuai oleh denyut di balik dada bidangnya yang seperti sedang memengaruhinya untuk ikut berdenyut seirama dengan miliknya.Prims tidak ingin terjebak di dalam situasi yang membuatnya salah tingkah atau tiba-tiba setelah Arley mengatakan jika di dalam hatinya hanya ada namanya.Dengan gegas dia membawa langkahnya mengayun pergi, meninggalkan Arley yang berdiri terpaku di tempatnya tanpa beranjak bahkan untuk seinci.Pria itu menatap rambut panjang nan hitam Prims yang perlahan menjauhinya, dia memijit keningnya yang terasa nyeri saat desahnya dipenuhi dengan tanya, ‘Apakah dia tidak percaya dengan yang aku katakan kalau aku tidak melakukan apapun dengan adiknya?’Sementara itu di luar kamar, Prims berpikir ... tidak bertemu dengan Arley sementara waktu ini adalah keput
Read more
Bab 38 - Surat Dari Siapa Yang Membuat Istriku Tersenyum ?
Kedua mata Arley seketika itu melebar mendengar Jodie mengatakan bahwa dirinya tengah cemburu pada Prims. Namun alih-alih membantah atau mengelaknya, dia malah membenarkannya, “Iya, aku memang cemburu. Ada masalah dengan itu?” tanyanya tanpa beban yang membuat Prims tercenung.Tangannya yang membawa amplop surat seperti sedang dibekukan, dia menatap Arley yang kepalanya berputar dari menjawab Jodie hingga wanita paruh baya itu tak bisa menahan senyumnya, kepada Prims, “Aku ingin tahu surat dari siapa yang membuat isriku tersenyum dengan manis sepagi ini,” dagunya mengedik pada wajah Prims yang seketika itu menghilangkan senyumnya.Prims mengedipkan matanya lebih dari satu kali mendengar Arley menyebutnya sebagai ‘istri’ dan ‘semanis ini.’ Dia tercenung selama beberapa lama sebelum mendengar Arley yang kembali bersuara, “Surat dari siapa itu, Primrose?” tanya Arley dengan berusaha mengintip isi surat yang dibawa oleh Prims. Tapi Prims menarik amplop dan isi surat tersebut dengan cep
Read more
Bab 39 - Aku Tak Perlu Dream Catcher, Aku Hanya Perlu Genggaman Tanganmu
Prims sebenarnya ingin menolak ajakan Arley. Tetapi setelah dia pikirkan ulang ... sepertinya dia tak memiliki alasan untuk menolaknya karena mereka berdua sudah berbaikan dan mengakhiri kesalahpahaman tentang ‘skandal perselingkuhan’ yang digiring oleh Alice kemarin itu.Lagi pula ... sepertinya memang Prims tak bisa menolaknya sebab dia melihat Jodie yang ada di sudut lain di lantai dua. Wanita paruh baya itu sepertinya sedang mengganti vas bunga dengan yang baru dan jelas mendengar apa  yang baru saja Arley katakan.Sebuah variabel yang membuatnya tidak mungkin menolak Arley sehingga dia mengekor langkahnya untuk meninggalkan kamar tempat di mana Prims berada sebelumnya menuju ke dalam kamar mereka sendiri.Punggung bidang Arley yang telah berbalut dengan pakaian tidur yang wangi membuat Prims tak henti mengamatinya hingga mereka sampai di dalam kamar dan pria itu menoleh kepadanya, “Istirahatlah ... aku yang akan matikan lampunya,” uja
Read more
Bab 40 - Romantisme Rosefiore
Sepertinya semua orang sedang memperhatikan ke mana Profesor Mashe melangkah dan mengayunkan tangannya saat dia mengatakan bahwa seseorang sedang sangat ditunggu kehadirannya di tempat ini.Prims bisa melihatnya yang berhenti di hadapannya dan mengarahkan tangan kepadanya, senyumnya yang ramah membuat Prims segera menyambut ajakan tangan beliau, “Untuk apa semua orang menunggu saya, Prof?” tanya Prims sedikit panik, Profesor Mashe hanya menunjukkan senyum kecilnya.“Pokoknya begitu.” Jawabannya yang abu-abu membuat Arley menoleh pada Prims dengan salah satu alisnya yang terangkat seolah bertanya, ‘Apa maksudnya itu?’ Tetapi tanggapan yang diberikan oleh Prims kepada Arley juga sama abu-abunya karena dia hanya melemparkan seulas senyum tipis yang tak dia ketahui maknanya. Jika suara Profesor Mashe tak terdengar lagi, Arley mungkin bisa memandang Prims sepanjang sisa malam ini.“Kita bertemu lagi,” ucap Profesor Mashe kemudian juga mengajak Arley berjabatan tangan.“Iya, Prof. Senang
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status