All Chapters of Pendekar Pedang Bulan Sabit: Chapter 71 - Chapter 80
102 Chapters
Gerhana Bulan (II) dan Jarum Akupuntur
Tubuh Lee Gon tersungkur cukup jauh begitu emosi Yeongwan sudah mulai memuncak. Ia bahkan berhasil mengangkat satu pohon yang cukup tinggi besar dan melemparkannya ke arah Lee Gon. Namun, Taeshin yang melihatnya tidak berdiam diri begitu saja. Ia langsung menghadangnya dengan kekuatan tangannya, hingga membuat pohon itu terbelah dua."Lee Gon!! Kau tak apa-apa?" Yeon datang menghampiri Lee Gon dan membantunya untuk berdiri."Aku tidak apa-apa, Yeon. Aku baik-baik saja.""Syukurlah kalau kau tidak apa-apa. Kekuatan Yeongwan semakin malam semakin kuat, kita harus bagaimana?"Lee Gon menatap ke arah bulan yang sudah mengalami gerhana bulan total, di mana bulan tersebut berwarna merah, dan terlihat begitu besar dengan jaraknya yang terlihat begitu dekat sekali dengan bumi."Gerhana bulan sudah sepenuhnya terjadi, maka dari itu kekuatannya semakin terasa bertambah kuat. Nyawa kita dan warga setempat pun terancam bahaya. Aku berharap suatu keajaiban akan terjadi."Sementara itu, di lain tem
Read more
Gerhana Bulan (III) Transfer Energi Tenaga Dalam
"Apa? Pasukan gerhana bulan?" tanya Lee Gon tak mengerti."Aku pernah mendengar sebuah kisah tentang pasukan Gerhana Bulan dari mendiang orang tuaku, Gon~shii." Yeon mulai menceritakan apa yang ia tahu kepada Lee Gon, "Pasukan Gerhana Bulan ini adalah sekelompok mahluk mitos yang hanya muncul setiap gerhana bulan terjadi. Mereka adalah mahluk-mahluk mitos yang memiliki kekuatan khusus dan sangat spesial, jika gerhana bulan terjadi. Mereka akan sangat berbahaya jika sudah berkumpul untuk menyerang siapa pun yang akan menghalangi tujuan mereka."Choi Yeon menatap ke arah pasukan Gerhana Bulan yang di maksud. Mereka pun mulai muncul dengan segala jenisnya dan juga bentuknya dari segala arah."Mereka adalah mahluk-mahluk malam yang sangat berbahaya, Gon~shii. Sangat mustahil untuk bisa mengalahkan mereka semua," tutur Taeshin sambil menatap ke arah Yeongwan yang kembali melonglong, dan mengaum bagaikan suara serigala untuk memberikan tanda kepada kawan-kawannya."Mereka begitu banyak dan
Read more
Segel Ingatan yang Terbuka
Ling Fei mulai berlari untuk menghampiri Yeongwan. Para mahluk mitos lainnya juga mulai mendekati Ling Fei serta menyerangnya. Bai Lu yang melihatnya tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia langsung berjalan lebih cepat dari saudaranya, dengan melempar beberapa bunga Lily ke arah wajah para mahluk mitos itu.Bai Lu juga menyemburkan tetesan darah miliknya dengan sekali lemparan, hingga mengenai tubuh para mahluk mitos tersebut yang langsung merasakan rasa ngilu dan perih seperti terbakar api."Ling Fei, sekarang!" teriak Asahi memberikan kode.Begitu Ling Fei hampir mendekati Yeongwan, akan tetapi manusia serigala itu terlanjur mendorong Ling Fei, Bai Lu, Asahi, dan Lee Gon dengan kekuatan tenaga dalamnya yang energinya itu keluar dengan sangat besar, hingga membuat para pendekar itu terhempas jauh ke udara.Namun, Lee Gon tidak tinggal diam begitu saja. Ia langsung menahan serangan Yeongwan dengan cara menancapkan pedang Keabadian miliknya ke dalam tanah dengan begitu kuat, agar ia
Read more
Ilmu Tenaga Dalam (I)
Setelah pertarungan dengan pasukan Gerhana bulan itu berakhir, Bai Lu dan teman-teman pendekarnya yang lain membantu warga desa Seoulmyun untuk memperbaiki rumah mereka yang hancur, dan mengamankan kembali para warga ke tempat tinggal mereka.Beberapa mayat yang tergeletak di dasar tanah pun, mereka kuburkan dengan layak, dan secara masal. Bai Lu dan teman-teman pendekarnya pun membuat sebuah ramuan khusus untuk mengobati luka-luka yang mereka alami, akibat serangan pada malam gerhana bulan kemarin."Kapan kita kembali melanjutkan perjalanan kita, Fei~ah?" tanya Bai Lu saat melihat Ling Fei tengah memandangi desa Seoulmyun yang mulai terlihat lebih baik dari sebelumnya."Kita lebih baik beristirahat dulu, Yuram. Teman-teman yang lain pasti merasa lelah karena akhir-akhiri ini kita banyak mengalami pertempuran besar, hingga membuat tenaga dan energi mereka semua terkuras habis.""Bagaimana, jika kita melatih tenaga dalam bersama agar kita bisa menyalurkan energi satu sama lainnya. Sepe
Read more
Ilmu Tenaga Dalam (II)
"Apa kalian sudah paham dengan apa yang aku ajarkan tadi?" tanya Taeshin saat melihat teman-temannya selesai melatih teknik tenaga dalam mereka dengan napas tolak."Iya, Hyung. Aku sudah mengerti. Selanjutnya, apa lagi yang harus kita pelajari?" tanya Yeongwan yang mulai tak sabaran setelah melatih tenaga dalamnya."Selanjutnya, kita akan mempelajari teknik tenaga dalam dengan napas tarik. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil napas melalui hidung kalian dengan keras dan juga kuat, kemudian kalian menghembuskannya juga melalui hidung dengan perlahan-lahan dan secara lembut. Ayo, kita lakukan sekarang."Setelah mencoba dan melakukannya sesuai instruksi, Taeshin kembali menjelaskannya secara rinci."Teknik napas tarik ini digunakan untuk menarik lawan atau objek yang di depan kalian sehingga lawan atau objek tersebut bergerak ke arah kita tanpa kendali. Teknik ini bisa digunakan dalam perawatan yang biasanya digunakan setelah penyakit si pesakit dihancurkan, dengan menggunakan tekn
Read more
Ilmu Tenaga Dalam (III)
"Untuk gerakan yang pertama, berdirilah dengan tegap dan juga kaki yang merapat. Tarik napas dengan keras melalui hidung, dan tahanlah di dalam dada. Bersamaan dengan itu, letakkan tangan kiri di depan dada, dengan ujung-ujung jarinya yang menghadap ke atas, kemudian tangan kanan dirapatkan dan ditempelkan rapat-rapat di samping atau sisi pinggang ."Pada saat melakukan gerakan tersebut, seluruh kekuatan harus dipusatkan pada perut, dada, dan kedua belah tangan kaliam. Pertahankan dan kekalkan posisi demikian selama 8 menit. Kemudian, keluarkan napas dengan lembut melalui hidung kalian."Taeshin mulai memperlihatkan gerakkannya dengan detail, kemudian diikuti oleh teman-temannya yang lain. Begitu ada yang salah, ia langsung datang dan memperbaikinya. Melihat Bai Lu yang tampak sempurna dengan gerakannya, Taeshin tersenyum lebar dan menepuk-nepuk pundak perempuan itu sebagai rasa syukurnya, karena ia telah mengerti ajarannya."Yuram~shii, kau bisa mengajari teman-teman yang lain. Karen
Read more
Pelajaran Terakhir
Bai Lu dan Taeshin saling beradu pandang sambil memberikan senyuman satu sama lainnya dengan sorotan mata rasa persahabatan yang dimiliki keduanya. Namun, entah mengapa ada perasaan tersirat lainnya yang menyelimuti keduanya setiap kali mereka saling beradu pandang seperti ini."Baiklah, kita lanjutkan untuk jurus yang ketiga!" teriak Taeshin hingga membuat teman-temannya kembali berkumpul setelah beristirahat sejenak dan membuat Bai Lu menjadi gugup setelah Taeshin pergi ke arah teman-temannya."Pada prinsipnya, jurus tiga sama saja dengan jurus dua. Perbedaannya, jika jurus dua merupakan cara untuk memberikan tenaga dalam melalui satu tangan, maka jurus tiga menggunakan dua tangan sekaligus. Sehingga kekuatan yang boleh ditimbulkan oleh jurus tiga ini lebih besar dari pada jurus yang kedua."Untuk gerakan 1, awali jurus tiga ini dengan berdiri tegap, kaki merapat, dan kedua tangan lurus di samping atau sisi pinggang dengan sikap sempurna. Ambil napas perlahan-lahan melalui hidung da
Read more
Samjokgu
Setelah mempelajari ilmu tenaga dalam dari Taeshin, ke-8 pendekar itu berpamitan kepada warga desa Seoulmyun, kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka."Aku harus mencari Taewon anak Birek, teman-teman. Aku harus menyelamatkannya.""Tenanglah, Gon~ah. Kita pasti akan menyelamatkannya. Tapi, apa kau ingat perkataan Azura? Ryujin dan kelompok Kalajengking Naga Emas tidak sepadan dengan kita, jika kita belum berhasil berkumpul dengan ke-3 pendekar yang lainnya."Ling Fei berusaha untuk menenangkan Lee Gon yang ingin sekali menyelamatkan Taewon yang merupakan anak sahabat karibnya. Ia mengerti, saudaranya itu sangatlah bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa sahabatnya. Namun, situasi saat ini tidak memungkinkan mereka untuk menyelamatkan Taewon karena mereka belum dalam formasi yang lengkap."Ada yang harus ku beritahukan padamu, Gon~ah."Bai Lu menghampiri Lee Gon dan menatapnya dengan tatapan sesuatu yang terlihat serius. "Gon~ah, mendiang istri Birek adalah seorang gumiho.
Read more
Kisah Serangan Bunga Naga
Samjokgu mempersilahkan tamu-tamunya untuk masuk ke dalam rumahnya yang berbentuk goa. Saat masuk ke dalam, Lee Gon dan teman-temannya yang lain begitu terperangah melihat apa yang ada di balik goa tersebut.Benar-benar seperti kamar peristirahatan seorang raja yang terlihat mewah. Bahkan, Asahi yang sudah mengenal lama Samjokgu pun sangat terpukau begitu melihat anjing berkaki tiga itu, berubah menjadi sosok seperti seorang raja dengan menggunakan hanbok keemasan yang sering dikenakan oleh raja."Samjokgu, aku mengenalmu puluhan tahun lamanya, tapi aku baru melihat sosokmu yang seperti seorang raja. Benar-benar menakjubkan." Asahi terlihat begitu terpesona melihat sisi lain dari Samjokgu yang merupakan teman lamanya itu.Samjokgu tersenyum lebar. Ia mempersilahkan tamu-tamunya itu untuk duduk disebuah kursi dari kayu jati yang terlihat kokoh, akan tetapi kayu itu benar-benar indah karena berbentuk seperti emas."Di minum."Asahi dan yang lainnya mendapati beberapa cangkir gelas yang
Read more
Ramalan Ogumsha
"Iya, benar sekali, Saudara Taeshin. Batu Giok Tembaga dengan lambang segitiga terbalikitu adalah batu perlindungan. Di mana, jika seseorang menggunakannya di waktu yang genting, itu bisa melindunginya dari serangan apapun. Dan, Batu Giok Tembaga itu hanya bisa digunakan dua kali saja. Setelah batu itu digunakan dua kali, maka untuk ketiga kalinya tidak akan pernah berfungsi lagi."Taeshin kembali memandangi batu Giok Tembaga dengan lambang segitiga terbalik itu dengan seksama. "Apa maksudnya dia memberikanku batu Giok ini? Apa dia tahu jika aku akan mengalami sesuatu hal yang mengerikan suatu hari nanti?" gumamnya pelan."Kau mendapatkan batu Giok Tembaga itu dari siapa, Saudara Taeshin? Seingatku, yang memiliki batu Giok Tembaga itu di dunia ini tidak banyak, dan hanya 5 orang saja yang aku tahu. Mereka adalah guru Okuda, Jochen, Yeonseok, Jinhwan dan Gikwang."Mendengar nama Gikwang, Choi Yeon dan Choi Rim begitu terkejut, kedua bola mata mereka melebar dan kedua tangan mereka jug
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status