Semua Bab Pendekar Pedang Bulan Sabit: Bab 51 - Bab 60
102 Bab
Akhir Kisah Yuri dan Yeon
Matahari sudah mulai terbit. Desa Wonju juga sudah memulai aktifitasnya seperti biasanya. Choi Yeon yang sejak semalam bersembunyi di sebuah atap rumah penduduk, terlihat sedang mengendap-ngendap dan memperhatikan rumah yang ditinggali Yuri dari kejauhan.Begitu mendapati Yuri keluar dari rumahnya, Yeon melebarkan kedua matanya begitu lebar hingga ia bisa terus memantau Yuri dari kejauhan. Namun, perhatian Yeon langsung teralihkan ketika ia melihat seorang kepala desa, yang merupakan ayahnya di kehidupan pertamanya.Sudah lama sekali Yeon tak melihat ayahnya. Ketika terakhir kali mereka bertemu untuk terakhir kalinya adalah saat ayahnya tewas terbunuh pasukan Segye dan juga Wonam yang merupakan anak buah Aeshin, hingga membuat desa yang menjadi tempat tinggalnya itu pun menghilang entah ke mana.Melihat wajah ayahnya kembali setelah sekian lama tak melihatnya, Yeon begitu merindukan sosok ayah itu. Ia sampai meneteskan air matanya begitu melihat wajah ayahnya yang tampak bersemangat s
Baca selengkapnya
Rencana Nenek
Kisah Yuri dan Yeon kini telah berakhir tanpa sebuah penyesalan, dan hanya akan ada kenangan manis yang terkenang saat nama Yuri atau Yeon di sebutkan. Choi Yeon pun kini telah berhasil mendapatkan bola Kristal Kebersamaan Dewa miliknya dan kembali ke dunianya.Kisah selanjutnya dilanjutkan ketika Choi Rim diturunkan kembali ke bumi dalam kehidupan keduanya untuk mendapatkan bola kristal miliknya. Choi Rim kini tepat berada di sebuah rumah yang tak asing untuk dilihatnya. Ia merasa, semua barang dan tempat yang ia datangi kali ini seperti rumah di masa lalunya."Ada di mana aku? Apa aku ada di rumah? Ini seperti rumahku di desa Wonju. Tapi, kenapa tanganku terlihat berkeriput seperti ini?""Nenek, ayo makan!" ujar seseorang yang tiba-tiba saja membuka pintu dan masuk ke dalam sebuah ruangan, di mana Choi Rim berada."Kau??"Choi Rim sangat terkejut begitu ia melihat tubuhnya sendiri di masa lalu. Ia melihat Choi Rim 10 tahun yang lalu ketika desa Wonju yang menjadi desa tempat tinggal
Baca selengkapnya
Kenangan Choi Rim
Sesuai yang telah direncanakan dan disepakati, Choi Rim membantu keluarganya agar bersiap-siap untuk meninggalkan desa Wonju sebelum penyerangan itu terjadi. Ia juga sangat berharap sekali, agar seluruh warga desa Wonju kali ini, termasuk keluarganya akan selamat dan tak mengalami hal yang pernah terjadi pada saat 10 tahun yang lalu.Choi Rim menatap ke arah ayahnya yang tengah merapihkan pakaian ibunya. Melihat semua itu membuatnya kembali meneteskan air matanya. Rasanya sangat indah, ingin sekali ia kembali ke masa lalu, tapi ia sadar kalau semua itu tidak mungkin terjadi.Kenangan singkatnya bersama sang ayah dan juga ibunya kembali teringat saat Choi Rim memandangi setiap sudut rumahnya yang penuh dengan kenangan indahnya bersama keluarganya.Masih ingat di dalam benaknya, kejadian saat dirinya masih berusia 6 tahun, di mana dirinya tengah berlatih ilmu bela diri bersama Choi Yeon, dan juga ayahnya di depan rumahnya. Kala itu, ia bertengkar kembali dengan saudara kembarnya yang sa
Baca selengkapnya
Maaf, Terima kasih, dan Cinta
"Ayah!! Ibu!!" teriak Choi Rim yang langsung berlari begitu saja menyeruak dalam kerumunan pasukan Segye yang telah menyerang warga desanya dengan begitu sadis, kejam, dan beringas."Rim~ah!! Jangan ke sini, Nak!!" teriak sang ibu memperingati anaknya agar tak menghampirinya karena pasukan Segye terlalu banyak dan berusaha untuk menyerangnya, hingga mereka bisa membawa kedua anaknya dengan mudah."Tangkap dia!"Wonam setengah berteriak dan memberi perintah kepada anak buahnya untuk menangkap Choi Rim begitu melihatnya dan juga Choi Yeon yang mengikutinya dari belakang.Melihat pasukan Segye yang menyerang kedua anaknya dan berusaha untuk membawanya pergi, pasangan suami-istri itu beserta warga desa yang lainnya, berusaha untuk melindungi Choi Rim dan juga Choi Yeon dengan mencegah anak buah Wonam untuk mendekati mereka berdua.Desa Wonju yang terkenal damai dan juga tentram, kini telah berubah menjadi lautan darah. Banyak korban berjatuhan, penuh luka, penuh tangis, dan air mata seora
Baca selengkapnya
Rahasia Johyuk
"Noona, apa yang sedang kau lakukan?" teriak seseorang hingga membuat Asahi langsung membalikkan badan, begitu mendengar teriakan seseorang yang ia kenal."Aku sedang mencari kucing peliharaan kesayanganmu, Anata. Tadi, aku melihatnya menaiki pohon ini," katanya kembali menjawab.Dari kejauhan, Asahi bisa melihat dengan begitu jelas di mana, dirinya di masa lalu tengah memanjat sebuah pohon tinggi yang menjadi tempat bermainnya bersama Anata semasa kecil.Pohon itu adalah pohon Keramat, tempat penuh kenangan dirinya bersama Anata. Pohon yang banyak menyimpan rasa kasih sayangnya untuk adik tercinta."Sudahlah, Noona. Mogu mungkin sudah pulang ke rumah. Turunlah!"Anata meminta kakaknya untuk turun. Tapi, Asahi bersikeras tak ingin turun dan masih ingin mencari kucing peliharaan kesayangan adiknya yang sangat nakal dan juga lincah itu."Suho? Kau sudah pulang?" tanya Anata saat melihat sahabatnya datang menghampirinya."Hah? I . . .iya, aku sudah pulang," jawab Asahi tampak gugup dan m
Baca selengkapnya
Kematian Suho
"Untuk apa Aeshin ada di sini?" Asahi terlihat mengedarkan seluruh pandangan matanya ke seluruh hutan Yeongdam.Sampai detik ini, Asahi tidak pernah mengerti. Kenapa siluman rubah berekor 9 yang berbahaya seperti Aeshin itu selalu berada di mana-mana? Setiap kali ia pergi ke suatu tempat, mau itu tempat lama ataupun tempat baru, orang lama atau orang baru, Aeshin selalu saja ada di sana.Keserakahannya untuk menjadi seorang mahluk mitos abadi dan tak pernah bisa untuk dikalahkan itu membuatnya haus akan darah setiap manusia tak berdosa, dan mencari mahluk-mahluk mitos lainnya yang lebih kuat darinya untuk ia jadikan sebagai hambanya atau pun persembahannya.Setiap kali Asahi bertemu dengan para pendekar baru, masa lalu mereka selalu saja berhubungan erat dengan Aeshin, hingga mereka mempunyai musuh yang sama dan tujuan yang sama, yaitu kehancuran Aeshin. Namun, kenapa? Kenapa begitu sulit untuk mengalahkannya?"Suho~ah."Anata tiba-tiba saja memanggil namanya. Asahi yang melihat ekspr
Baca selengkapnya
Bayangan Suho
Suho menahan serangan Aeshin dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Anata yang melihatnya terlampau syok berat. Ia berteriak begitu beras dan mencoba untuk menghampiri Suho yang terhempas begitu jauh, hingga menabrak batang pohon saat serangan Aeshin mengenai dirinya. Ia juga sudah tak peduli dengan luka dan rasa sakit yang ia alami saat bertempur melawan Johyuk tadi."Suho~ah, bangun!! Suho!!" tangis Anata seraya menggoyang-goyangkan tubuh Suho yang terkapar tak sadarkan diri.Dalam tubuh Suho, Asahi dapat merasakan perasaan Suho yang sebenarnya selama ini. Sejak mengenal Anata semasa kecil, Suho sudah menganggap Anata sebagai adiknya, bahkan saudara kandungnya sendiri. Ia sangat menyayangi Anata seperti ia menyayangi kedua orang tuanya.Bayangan persahabatan Suho dengan Anata semasa kecil hingga dewasa pun bermunculan dalam benak Asahi, hingga ada satu kenangan yang membuat Asahi sangat terkejut melihatnya.Kenapa ada bayangan diriku? Batin Asahi.Bayangan itu adalah bayangan saat As
Baca selengkapnya
Ahn Yeri
"Kenapa kau diam saja, Yeri~ah? Apa kau tak merindukanku?" tanya Lee Gon kembali.Ahn Yeri tertegun. Ia menatap wajah Lee Gon di masa lalu dengan mata sendunya. Entah kenapa, rasanya hati ini begitu sakit saat melihat wajah Lee Gon di masa lalu, yang tengah memandanginya begitu dalam dan penuh akan cinta."Kalau begitu, kami pergi dulu. Kami akan memberikan ruang dan waktu untuk kalian berbicara berdua saja. Ayo, semuanya kita pergi."Setelah Birek dan teman-temannya pergi, Ahn Yeri dan Lee Gon terlihat hanya saling berdiam diri. Tanpa suara dan berbicara sama sekali. Benar-benar sunyi."Yeri~ah, selama ini aku sudah berusaha mencarimu. Aku pergi ke Hanyang hanya untuk mencarimu dan menjemputmu untuk membawamu pulang," ujar Lee Gon membuka suara begitu Birek dan yang lainnya pergi."Kenapa kau baru mencariku sekarang, Gon~ah? Apa kau tidak tahu kehidupanku selama ini bagaimana di sini?" ujar Yeri dengan nada tinggi, dan dengan dada yang mulai naik-turun menahan rasa emosinya yang memb
Baca selengkapnya
Detik-detik Kematian
Setelah pertemuannya kembali setelah belasan tahun lamanya tak berjumpa, kini Lee Gon di masa lalu menjanjikan bahwa dirinya akan menikahi Ahn Yeri yang merupakan cinta pertamanya. Setelah mengantar Yeri sampai di kediaman tempat Gisaeng, Lee Gon di masa lalu berpelukan kembali dengan sang pujaan hati seperti tak ingin berpisah dengannya."Ada apa, Gon~ah?"Yeri membalas pelukan hangat Lee Gon. Ia dapat merasakan kalau rasa sayang dan cinta yang di miliki oleh Lee Gon untuknya begitu dalam dan juga besar."Tunggu aku, yah? Kau jangan ke mana-mana dan tunggulah aku di sini.""Mmhh, aku akan menunggumu, Gon~ah."Lee Gon melepaskan pelukannya kemudian pergi dengan melepaskan genggaman tangannya secara perlahan. Setelah berpisah dengan Lee Gon di masa lalu, Yeri kembali masuk ke dalam rumah hiburan tempat para Gisaeng bekerja. Di dalam kamarnya, Yeri kembali tersadar kalau dirinya bukanlah Ahn Yeri yang sebenarnya, dia hanya terjebak di dalam tubuh gadis yang sangat ia cintai di masa lalu
Baca selengkapnya
Masa Depan
Kekuatan Aeshin benar-benar menghancurkan pertahanan diri Ahn Yeri yang hanya seorang manusia biasa. Kecintaannya yang begitu besar untuk Lee Go, mengharuskannya untuk menyelamatkan jiwa sang kekasih hingga ia mengorbankan nyawa dirinya sendiri sampai maut datang menghampirinya.Hanya sekali tebasan dari cakaran maut kuku-kuku Aeshin yang panjang, membuatnya tewas seketika. Melihat Ahn Yeri tewas terbunuh, jiwa Lee Gon yang berada di dalam tubuh Yeri keluar begitu saja, dan kembali masuk pada raga Lee Gon di masa lalu."Yeri~ah!!"Lee Gon berteriak memanggil nama kekasihnya berulang-ulang kali hingga suaranya hampir terputus. Melihat penderitaan Lee Gon, Aeshin tertawa begitu puas, hingga ia pergi dengan kebahagiaan kemudian hilang entah ke mana."Yeri~ah, bangunlah. Bukankah kau berjanji akan menikah denganku, Yeri~ah."Air mata Lee Gon menetes dan terjatuh di atas tubuh Yeri hingga tubuhnya mengeluarkan sebuah cahaya yang begitu terang."Aku akan selalu mencintaimu, Gon~ah. Di kehi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status