All Chapters of Pendekar Pedang Bulan Sabit: Chapter 31 - Chapter 40
102 Chapters
Kepercayaan Diri
"Bagaimana ini? Taeshin, kau memiliki rencana?"Lee Gon yang berada di belakang Taeshin ketika ia sedang sibuk mendorong tubuh-tubuh tengkorak itu dengan menggunakan pedangnya sebagai perisai, mencoba berbicara dengan Taeshin yang sedang melakukan beberapa pukulan dasar dengan kedua tangannya yang cukup mematikan, ke arah tengkorak-tengkorak itu."Aku tidak punya rencana apapun, Lee Gon. Walau terlihat lemah, tapi tubuh-tubuh tengkorak ini begitu kuat.""Lalu apa yang harus kita lalukan, Taeshin? Biasanya, kau selalu memiliki ide briliant!""Jangan mengajakku berbicara Lee Gon. Aku sedang sibuk.""Kau pikir aku tidak sibuk? Tengkorak-tengkorak ini terus bertambah banyak dan membuat kita kewalahan.""Aku sudeh lelah, jangan mengajakku berbicara lagi. Mati kau tengkorak sialan!!"Taeshin yang sudah terlihat sangat kelelahan, mulai menghajar satu persatu tengkorak mematikan yang berusaha mendekatinya itu dan menyerangnya dengan pukulan mautnya. Namun, usahanya selalu berakhir sia-sia saj
Read more
Roc dan Rukh
Bai Lu memandangi pohon Maple itu dengan mata menyelidik. Beberapa kali ia terlihat mengelilingi pohon tersebut, tapi ia tak tahu bagaimana caranya ia bisa memasuki lintasan pohon Maple itu yang ternyata adalah pohon kematian, di mana banyak mayat yang telah berubah menjadi roh -roh jahat.Bagaimana caranya aku menumbangkan pohon ini? Batin Bai Lu sambil bepikir keras.Sementara Bai Lu berusaha keras untuk memasuki lintasan pohon kematian dan mencari cara agar bisa menumbangkan pohon tersebut, Wiggle Azura datang membawa kabar kepada Taeshin dan yang lainnya."Pendekar Taeshin, naiklah ke atas tubuhku, bantu aku untuk menghancurkan ratusan pasukan tengkorak itu!" ucap Azura yang terbang melayang di atas tubuh Taeshin.Taeshin mengangguk. Ia mencoba menerobos tubuh tengkorak-tengkorak itu hingga terpecah belah, ia pun menaiki tulang kepala ratusan tengkorak yang mencoba menyerangnya, dengan sekali terbang kemudian meloncat ke arah tubuh Wiggle Azura yang telah menunggunya untuk menungg
Read more
Han Kans
Roh-roh jahat itu terhempas begitu saja saat Bai Lu mengeluarkan semua energi kuat yang ada di dalam tubuhnya. Satu gerakan andalannya adalah menghunuskan pedang Heyeongsan miliknya ke arah wajah para roh jahat itu. Dengan darah suci level 3 miliknya, ia berhasil mengalahkan beberapa roh jahat itu seorang diri.Begitu roh jahat itu menghilang dan berubah menjadi serpihan abu, pohon Maple yang tadinya berdiri kokoh, membelah menjadi dua bagian hingga membuka sebuah gerbang, di mana gerbang itu merupakan suatu lintasan menuju alam kematian tempat mayat-mayat hidup yang terpenjara di pohon kematian tersebut.Azura, panggilah Dewa Matahari sekarang. Ucap Bai Lu dalam hatinya.Merasa mendapat sebuah radar karena bisa saling memanggil satu sama lainnya dalam hati, Wiggle Azura memberi tanda kepada Dewa Matahari dengan memejamkan matanya. Begitu mendapatkan sebuah tanda, Dewa Matahari pun datang dengan menyinari hutan tengkorak kematian itu dengan cahayanya yang begitu menyilaukan mata.Azur
Read more
Sebuah Siasat
Hhhh . . . hhh . . .hhhSeseorang terlihat berlari begitu kencang dari kejaran para bandit yang berada di belakangnya. Ia berusaha menghindari para bandit itu, namun mereka terus mengejarnya tanpa lelah."Tangkap dia!!"Salah satu bandit berteriak dan meminta kawanannya yang lain untuk mengejar seorang perempuan yang merasa sudah cukup lelah di kejar terus menerus seperti ini. Berusaha untuk menghindar, perempuan itu malah tak sengaja tersandung sebuah batu hingga membuatnya terjatuh menelungkup."Ampuni aku, jangan bunuh aku!"Perempuan itu terlihat begitu ketakutan. Ia memohon ampun kepada para bandit itu agar tidak membunuhnya. Namun, karena tak kenal kata ampun, salah satu bandit datang menghampirinya dan menarik pakaian perempuan itu dengan kasar hingga ia berdiri."Serahkan giok emas itu, atau kau akan aku bunuh!"Bandit itu mengancamnya dengan menodong leher perempuan itu dengan pedangnya, hingga membuat lehernya sedikit tergores dan mengeluarkan darah."Ampuni aku, akan aku se
Read more
Penginapan 100 Malam
"Rim~ah!!" teriak Choi Yeon kembali yang terdengar menggelegar, "kembalikan pisangku!""Tidak akan! Dasar kau raja monyet!" Choi Rim menjulurkan lidahnya kepada Choi Yeon kemudian pergi."Ya!! Kakak macam apa kau mencuri pisang adiknya!"Choi Yeon berusaha untuk mengejar kakaknya yang sudah berlari pergi menjauhinya. Namun, karena terlalu fokus mengejar kakaknya, Choi Yeon tidak sadar kalau dirinya sudah menginjak ekor binatang yang ternyata adalah seekor babi liar. Begitu mendengar suara geraman dari babi tersebut, Choi Yeon menoleh ke arah belakang."Ba . . .babi?!!"Choi Yeon kembali berteriak. Mendengar teriakan adiknya, Choi Rim menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah adiknya yang tengah berlari begitu kencang."Ada apa, Yeon?""Ada babi liar mengejar kita! Lari!""Apa? Aishh, kau memang raja monyet yang bodoh!"Choi Yeon dan Choi Rim langsung melesat dan pergi berlari sekencang mungkin untuk menghindari babi liar yang mulai mengejar mereka dengan kecepatan yang luar biasa."
Read more
Terkurung dalam Penyerangan Penginapan 100 Malam
Setelah memutuskan untuk menginap satu malam di penginapan 100 malam, Bai Lu dan yang lainnya mulai memasuki kamar mereka masing-masing. Asahi dan Ling Fei, Bai Lu dengan Choi Rim, sedangkan Yeongwan satu kamar dengan Taeshin, Lee Gon dengan Choi Yeon.Saat memasuki ruang kamar, Bai Lu membuka salah satu jendela kamarnya yang langsung tertuju langsung ke arah halaman belakang dari penginapan tersebut."Bukankah ini aneh?""Aneh bagaimana maksudmu?" tanya Choi Rim tak mengerti."Kemarilah!"Bai Lu meminta Choi Rim untuk datang mendekat ke arahnya dan melihat ke arah luar kamar."Iya, aku pikir juga bangunan ini sangat aneh. Kenapa saat kita melihat ke arah belakang penginapan, pemandangannya langsung tertuju ke arah sungai Nim? Bukankah sungai Nim itu jauh dari penginapan 100 malam? Sungai Nim pun tak seluas itu bukan?"Choi Rim juga merasakan sesuatu yang sangat aneh saat ia menatap ke arah luar dari kamar yang ia tempati bersama Bai Lu."Apa jangan-jangan?" seru Bai Lu dan Choi Rim b
Read more
Markas Besar Pasukan Segye
Begitu mendapatkan sebuah tendangan kuda memelintir dengan jurus 10 pukulan harimau, roh jahat yang hendak menyerang Ling Fei itu menghilang dengan begitu cepat."Mahluk macam apa itu?" seru Bai Lu tampak kesal."Ada apa, Yuram?" Ling Fei langsung menghampiri Bai Lu begitu saudaranya itu berdiri setelah menyerang roh jahat dengan jurus baru yang baru saja ia pelajari dengan Lee Gon beberapa hari yang lalu. Di mana, jurus tersebut harusnya sangat ampuh membuat roh jahat itu merasakan rasa sakit.Karena dengan memberikan tendangan kuda memelintir, bagian bawah antara perut hingga bagian kaki roh jahat itu, akan merasakan rasa sakit seperti terbakar api neraka, sedangkan dengan jurus 10 pukulan harimau, jurus itu akan mampu membuat roh jahat itu terombang-ambing bagai diterkam 10 harimau."Tadi, di belakangmu ada roh jahat. Tapi, tiba-tiba saja dia menghilang. Mahluk yang sangat aneh.""Fei~shii, Yuram~shii, kalian tidak apa-apa?" Asahi berlari ke arah Bai Lu dan juga Ling Fei yang tenga
Read more
Kekuatan Asahi
Setelah racun yang berada di dalam tubuh Lee Gon dihisap dan diminum oleh Choi Rim, dengan perlahan Lee Gon mulai membuka matanya dan melihat ke arah sekelilingnya ternyata sudah ada Ling Fei, dan teman-temannya yang tengah mengelilinginya."Gon~ah, bagaimana perasaanmu? Kau baik-baik saja, kan?" tanya Ling Fei yang terlihat begitu khawatir dengan keadaan saudaranya itu."Fei~ah, aku baik-baik saja," jawabnya dengan suara yang terdengar lemah."Gon~ah, aku sangat mencemaskanmu. Syukurlah kau baik-baik saja!" seru Bai Lu yang langsung memeluk saudaranya itu, hingga membuat Lee Gon membalas pelukan Bai Lu dengan erat."Kenapa aku bisa selamat? Bukankah aku terkena racun dari siluman ular itu?" Lee Gon terlihat bingung."Choi Rim noona yang telah menyelamatkanmu, Hyung. Dia telah meminum racun yang ada di dalam tubuhmu."Mendengar jawaban Yeongwan, Lee Gon terlonjak kaget dan langsung beranjak, seraya menatap wajah Choi Rim yang duduk tepat di sebelahnya."Rim~shii? Bagaimana bisa kau me
Read more
Pemikiran yang Berbeda
Bai Lu dan teman-temannya begitu terkejut saat mereka semua melihat gumpalan daging manusia yang menjalar begitu panjang bagaikan sebuah karpet. Belum lagi, tubuh-tubuh manusia yang sudah membusuk dan menjadi bangkai itu, dijadikan seperti sebuah pajangan boneka, dan ada pula sebagian yang menggantung di atap-atap langit seperti jemuran.Ruangan ini benar-benar seperti tempat persembahan jiwa manusia untuk para gumiho yang haus akan kehidupan abadi. Setiap kali para gumiho itu mendapatkan persembahan dan memakan jiwa manusia, maka usianya akan bertambah dan mereka juga akan menjadi mahluk yang sangat kuat dan juga abadi seperti Aeshin."Menjijikan! Apa para gumiho itu benar-benar memakan jiwa para manusia ini?"Lee Gon terlihat sangat kesal. Bagaimana tidak, tubuh-tubuh manusia yang tak berdosa itu dijadikan sebagai suatu persembahan untuk para gumiho. Mereka pasti meninggalkan sahabat dan keluarga dekatnya dengan hati yang memekik pedih. Sungguh kejadian yang sangat ironis."Jadi, p
Read more
Batu Giok Tembaga
Setelah menghadapi perdebatan yang cukup panjang, Ling Fei dan Lee Gon yang awalnya menolak dengan keras soal pembagian kelompok, memutuskan untuk tetap bersama dalam satu kelompok. Mereka berdua juga akhirnya mengalah dan menyetujui ide Bai Lu dan juga Choi Rim untuk kembali ke Sungai Nim.Selama di perjalanan kembalinya mereka semua ke sungai Nim, Choi Yeon yang pernah mengalami hal tak menyenangkan dengan Asahi, memutuskan untuk jalan masing-masing dan saling berjauhan. Sementara Yeongwan, ia dan Ling Fei terlihat saling bercengkrama dan memperdekat diri.Berbeda dengan Lee Gon, ia masih saja bertengkar dengan Choi Yeon dan masih saja beradu mulut soal kekuatan yang mereka miliki."Rim~shii, apa kau tahu soal pria bernama Jochen?" tanya Bai Lu saat mereka tengah berjalan bersama."Jochen? Maksudmu, pria yang bisa merubah dirinya menjadi orang lain dan memiliki cambuk Naga 3 api?"Bai Lu terlihat ragu dengan pertanyaannya sendiri. Ia tak yakin jika Jochen yang ia maksud apa sama den
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status