Semua Bab Kembalinya Ayah Milik si Kembar: Bab 11 - Bab 20
122 Bab
11. Hutang Bertambah
“Ini tidak mungkin, Tuan,” tolak Joanna. Dia merasa ibunya tidak pernah memiliki hutang di mana pun.Ya, surat itu adalah surat hutang ibunya dengan menjaminkan surat rumah yang saat ini Joanna tempati. Namun, dia melihat secara jelas bahwa di sana terbubuh tanda tangan ibunya.“Kami tidak memalsukan, Nona, jika itu yang anda tuduhkan. Halaman berikutnya silakan dibaca mengenai sejak kapan tagihan tertunggak,” ucap pria yang sejak tadi memilih diam.“Tapi, ibuku tidak memberi informasi padaku. Satu lagi, ibuku meninggal setahun yang lalu,” terang Joanna.Kedua pria itu saling berpandangan lalu kembali menjelaskan kepada Joanna mengenai kontak yang diletakkan di sana. Namanya, tentu saja, dan nama seorang pria yang tidak asing.Joanna mengepalkan genggamannya setelah mengetahui nama pria itu. Sudah lama dia tidak mendengar nama itu. Nama yang sangat-sangat dibenci olehnya karena telah membuat kedua orang tuanya be
Baca selengkapnya
12. Galaxy Berulah
“Bisa diskip saja bagian itu? Itu hal pribadi yang tidak ingin kubagikan.” Joanna benar-benar tidak ingin mengingat luka itu lagi. Dia sudah mengubur perasaan bersama luka hatinya terhadap pria itu.“Tap-”“Kalo kamu tidak mau, ya sudah.” Joanna tidak ingin goyah terhadap rengekan Lionel. Lebih cepat dia menjelaskan maka semakin cepat dia pergi dari ruangan itu. “Ya mereka benar anak-anakmu. Jika kamu tidak yakin maka kamu sungguh keterlaluan.”Joanna melirik sinis kepada lelaki itu. Napasnya yang memburu karena dia mengungkapkan semua kekesalan pada pria itu. Wajahnya yang memerah padahal ruangan itu terasa dingin karena AC.“Satu lagi, jika kamu tidak yakin maka aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk bertemu mereka,” pesan Joanna.Wanita itu memilih untuk pergi dari ruang privat restoran tersebut karena dia sungguh tidak tahan berada di dalam satu ruangan dengan Lionel. Berbeda sikap
Baca selengkapnya
13. Diskusi Bersama
“Lio! Apa-apaan sih.” Joanna membentak Lionel di depan semuanya.“Nanti kita urus masalah kita. Sekarang kita fokuskan kepada Galaxy, ok?” Lionel berbisik di telinga Joanna untuk menenangkannya dan fokus terhadap masalah sekolah putra mereka.Joanna mengatur napasnya agar tidak terbawa emosi karena masalah ini. Nanti, dia akan meluapkan kemarahannya pada Lionel. Kepalanya bertambah pusing dengan masalah yang sudah ada dalam hidupnya.“Jadi, di sini saya ingin anak anda meminta maaf terlebih dulu kepada anak saya baru nanti anak saya akan meminta maaf kepada anak anda.” Lionel menekankan pengucapan kata maaf itu dengan berat. Agar kedua orang tua si anak laki-laki yang dipukul oleh Galaxy juga sadar bahwa anak mereka bersalah.Kedua orang tua itu hanya diam, hanya tangan ibunya yang mendorong anak itu untuk menuruti permintaan maaf yang dipinta.Lionel sungguh tidak sanggup melihat kedua orang tua itu yang benar-benar lepas tangan, tidak memberikan arahan lebih baik.“Kalian berdua, de
Baca selengkapnya
14. Permintaan
‘Oh, hariku apa bisa tidak lebih buruk, Tuhan? Menangani dua masalah cukup mengacaukan hariku. Sekarang tiga?!’ keluh Joanna dalam hati. Ingin rasanya mengumpat kepada siapapun.Pada Lionel. Pada dua orang petugas bank. Pada Galaxy atau bahkan Galen.“Argh!” teriak Joanna tiba-tiba. Mengejutkan kedua pria tampan di sisinya.Joanna segera menyuruh Galaxy masuk saat dia keluar untuk menemui kedua orang itu. Dia memilih untuk mengunci pintu dari luar agar ketiga laki-laki yang berada di sana tidak keluar dan mengetahui apa yang terjadi. Hari ini memang hari sialnya. Semoga kesialan seumur hidupnya terangkum untuk hari ini.Kedua pria itu mengikuti langkah Joanna yang mengajak mereka menjauhi rumah untuk memastikan agar percakapan mereka tidak terdengar.“Ada apa kalian ke sini lagi? Kalian berjanji dan aku masih ada waktu 3 minggu lagi,” ucap Joanna kesal.“Maaf. Kami membawa kabar buruk dan waktu anda hanya tinggal seminggu, karena pihak bank sudah menjadwalkan pelelangan rumah anda.” P
Baca selengkapnya
15. Simbiosis Mutualisme
“Bantuanku?” Joanna sedikit heran dengan suara Lionel yang terdengar putus asa.“Apakah bisa ketemu atau aku ke rumahmu saja?” tanya Lionel terdengar senang.“Oke, datanglah,” respon Joanna.Tak berapa lama, Lionel tiba di rumah Joanna dan mengetuk pintu rumah wanita itu. Dia membuka dan mempersilakan tamunya masuk dan duduk di ruang tamu. Joanna berdiri untuk mengambilkan minuman untuk pria itu.Lionel yang sendirian di sana memilih berdiri melihat pigura yang berisi foto-foto perkembangan si kembar dari kecil hingga usia 4 tahun. Sepertinya nanti dia akan meminta foto-foto si kembar untuk lebih mengenal mereka.“Maaf, hanya ini yang bisa kuberikan,” ucap Joanna.“Terima kasih.” Lionel meminumnya hingga habis untuk menghilangkan kegugupan. “Apakah kamu mau menikah denganku?”Gelas yang dipegang Joanna terlepas dan membentur lantai sehingga kaca itu terpecah berai menjadi serpihan. Mereka berdua terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Lionel sehingga pria itu mengoreksi kata-katanya k
Baca selengkapnya
16. Pernikahan
“Daddy dan Mommy akan menikah?” desak Galaxy dengan binar bahagia yang terlihat.“Kalian duduk dan dengarkan mommy,” ucap Joanna memijat kepalanya yang pening.Dia pergi ke dapur untuk minum obat dan membuat pusingnya hilang. Belum selesai urusan dengan ayahnya sekarang dengan anaknya.‘Kapan selesainya? Apakah nanti akan seperti ini juga ketika aku telah menikah dan tinggal bersama?’ rutuknya dalam hati.Joanna kembali dan melihat si kembar sudah anteng dengan duduknya. Sepertinya Lionel sudah menjelaskan. Namun, tatapan pria itu tampak meminta bantuannya.“Jadi, daddy dan mommy memutuskan untuk menikah karena daddy-”“Mencintai Mommy,” sela Lionel. Tidak mungkin dia akan membiarkan Joanna mengatakan sejujurnya tentang hubungan mereka yang baru saja mereka bicarakan.Galen dan Galaxy menatap wajah Joanna yang menganga mendengar jawaban Lionel. Pria itu benar-benar ingin dibe
Baca selengkapnya
17. Pindahan
“Siapa dia?” tanya Lionel dengan ketus setelah Joanna kembali dengan makanan mereka.“Dia temanku saat kuliah, Josh.” Joanna menjelaskan dan akan menggigit burgernya.“Aku tidak bertanya namanya,” protes Lionel.Joanna memilih tidak menanggapi lagi pria yang sudah menjadi suaminya. Cemburu atau tidak itu urusannya. Dia tidak bisa apa-apa, lebih baik makan untuk mengisi perutnya. Baru setengah hari saja sudah membuat tekanan darahnya naik.Lionel menatap wanita yang tengah lahap menyantap makan siangnya. Mereka batal makan di jalan karena pria itu mendapat pesan dari pengacaranya jika masih ada urusan yang mundur satu jam. Waktu yang cukup untuk berhenti sejenak dan menikmati makan siangnya.Mereka menikmati dalam keheningan bukan karena sibuk dengan pikiran, tetapi sibuk mengisi perut. Lionel hanya mengikuti apa keinginan Joanna. Dia pun melahap makan siangnya setelah memperhatikan Joanna yang sangat menikmati.“Jadi, kamu kapan pindah ke rumahku?” tanya Lionel karena dia akan memberi
Baca selengkapnya
18. Pagi Pertama
“Daddy, ini bukan rumah tapi istana. Besar sekali rumah daddy,” teriak Galaxy kagum. Si sulung hanya tersenyum melihat reaksi adiknya yang terkadang berlebihan. Namun, dia mengakui dalam hatinya jika dia ikut senang dengan kepindahan ini.Lionel pun memarkirkan mobilnya di depan pintu rumah dan membiarkan si kembar keluar dan berlarian masuk ke rumah.“Kalian berdua, pelan-pelan!” teriak Joanna yang tak mampu menghalangi kesenangan si kembar.Kepala pelayan menghampiri Lionel dan memperkenalkan diri kepada Joanna, istri dari majikannya.“Nyonya, perkenalkan, saya Ben, kepala pelayan di sini. Saya terbiasa untuk melayani kebutuhan rumah dan dapur. Apabila ada yang ingin ditambahkan bisa melalui saya.” Ben menjelaskan sedikit tentang dapur majikannya.“Terima kasih, Ben. Untuk urusan dapur aku tidak akan terlalu ikut campur, asalkan hati-hati dengan strawberry,” ucap Joanna melirik Lionel.Ben pu
Baca selengkapnya
19. Lionel Merajuk
“Oh, c’mon!” Rahang Lionel menegang sehingga dia memukul meja untuk menunjukkan kekesalan kepada istrinya sementara Joanna hanya terkikik karena sukses membuat pria itu kesal.Joanna masih tertawa setelah mereka sudah berada dalam perjalanan ke rumah lamanya. Dia mendengar Lionel mengomel sepanjang jalan karena pria itu masih kesal dengan perlakuannya pagi ini. Meski Joanna sudah meminta maaf, tetap saja pria jangkung itu tidak terima. Apalagi wanita itu tidak ingin berangkat bersama ke kantor karena tidak ingin terlihat bersama.Ibu si kembar langsung turun setelah tiba di rumahnya. Joanna langsung naik mobilnya dan mengendarai ke kantor. Wanita itu melajukan kendaraannya dengan kecepatan seperti biasa dan Lionel mengikutinya dari belakang. Tampaknya pria tampan itu tidak ingin melepaskan Joanna semudah itu.“Anna!” teriak Elise dari tempat parkir sehingga menggagalkan Lionel yang ingin mendekati wanita itu.“Hey, Elis
Baca selengkapnya
20. Masalah Belum Selesai
“Lio!” seru Joanna membuka pintu ruangan Lionel dengan kasar. Teriakan itu membuat Lionel bangkit dari duduknya dan menghampiri Joanna.Wajah cantik itu terlihat panik, “Ada apa, Jo?” Pria itu mencoba untuk tidak ikut panik agar istrinya sedikit tenang.“Ini.” Joanna menyerahkan ponselnya.Lionel memperhatikan gambar yang tampak di layar Joanna, “Ya, gambar Galaxy dan Galen. Kenapa?”“Oh, maaf.” Joanna mengambil ponsel itu dan mengutak-atik sebentar lalu menyerahkan kembali pada Lionel.“Nomor asing itu, siapa yang mengambil foto anak kita?” tanya Joanna.Pria itu menatap Joanna dengan sedikit rasa tidak percaya karena seharusnya ada yang menelepon pria itu jika terjadi sesuatu. Lionel menekan nomor asing itu pada ponselnya untuk memeriksa nomor milik siapa itu. Muncul nama Edie di sana, sopir yang ditugasi untuk menjaga si kembar. Sepertinya dia lupa untuk memberitahu i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status