Semua Bab Kembalinya Ayah Milik si Kembar: Bab 21 - Bab 30
122 Bab
21. Sikap Lionel
“Galen,” teriak Joanna terkejut karena panggilan itu terputus.Joanna segera mencari kontak Edie dan memanggilnya. Kebiasaan Galen tidak ingin merepotkan orang lain. Bocah kecil itu masih belum terbiasa dengan lingkungan baru. Tidak seperti Galaxy yang lebih mudah beradaptasi dengan orang sektiarnya.Joanna:Edie, apa yang terjadi dengan Galen? Dan kenapa tiba-tiba panggilan terputus?Edie:Tadi, tuan muda terjatuh karena tidak memperhatikan jalannya. Ben memutus panggilan tersebut karena disuruh tuan muda.Joanna:Terima kasih. Saya minta tolong untuk mengantarkan Galen membeli kebutuhan sekolah di toko buku agar dia memilih sendiri. Uangnya nanti saya transfer.Edie:Oh, untuk urusan uang nanti saya minta Ben saja tidak ada masalah, Nyonya.Joanna meletakkan kembali ponselnya di dasbor mobil lalu dia memutuskan untuk kembali ke kantornya dengan membawa sisa es krimnya. Begitu tiba di kantor, wanita itu langsung menuju pantry untuk menyimpan sisa esnya di kulkas. Tidak lupa, dia memb
Baca selengkapnya
22. Kejutan Pagi
“Cepet!” tuntut Lionel meminta jawaban.“Aku hanya ke cafe sebentar di sekitar kantor lalu langsung pulang. Kamu kenapa sih?” tanya Joanna kesal.Wanita itu menghentakkan kakinya lalu masuk ke kamarnya sendiri. Namun, Lionel yang belum puas dengan jawaban yang diberikan turut mengikuti sampai masuk kamar. Istrinya tidak ada di sana dan pintu kamar penghubung juga sudah tertutup.Lionel mengetuk pintu itu terus menerus sehingga Joanna yang baru selesai mandi tidak tahan dengan kelakuan suaminya. Pintu itu akhirnya terbuka, tetapi mata Lionel jadi membola karena melihat bahu mulus milik istrinya. Pria itu menelan ludah dan matanya sama sekali tidak berkedip.Joanna sadar dengan tatapan pria itu. Saking kesal dengan kelakuan pria itu, dia lupa masih menggunakan handuk sebagai penutup tubuhnya. Secara refleks, tangannya menutup pintu itu dan membuat Lionel berkedip lalu memegang jantungnya yang berdegup kencang.“Ada apa,
Baca selengkapnya
23. Keisengan Lionel
“Lio, yang bener aja sih kamu!” Joanna kembali memprotes tingkah laku pria itu yang merasa semakin seenaknya.“Lho, ini kamarku jadi ya terserah aku lah mau ngapain,” balas Lionel tak mau kalah.Joanna kembali menghentakkan kakinya lalu buru-buru pergi keluar dengan wajahnya yang tertekuk karena mendengar balasan Lionel. Pria itu sungguh tidak peka terhadap apa yang menjadi awal kemarahannya. Semakin lama seenaknya sendiri. Jika dia tahu bahwa satu pintu keluar masuk dengan Lionel membuatnya tidak nyaman maka dia akan menolaknya.Namun, jika mereka keluar dari kamar yang berbeda apa kata si kembar nanti. Si kembar akan kepikiran dan mencurigai hal tersebut. Ah, masalah akan bertambah nantinya. Lebih baik sekarang dengan masalah yang ada di depannya.Wanita itu berjalan ke arah kamar si kembar di lantai atas dan dia membuka masing-masing pintu untuk melihat kesiapan kedua putranya.“Galaxy, tugas sekolahmu apa sudah sel
Baca selengkapnya
24. Jantung Joanna
“Lio, aku ingin bicara denganmu,” ucap Joanna membuka pintu ruangan Lionel tanpa mengetuk.Di sana masih ada Jeff, keduanya menoleh melihat Joanna. Untuk menutupi kepanikannya, Lionel langsung mengedipkan mata kepada asistennya itu agar pria itu keluar dari ruangannya. Kode tersebut ditangkap oleh Jeff yang langsung berpamitan undur diri.Sementara Lionel pindah duduk di sofa karena sepertinya pembicaraan ini bukan masalah pekerjaan. Hanya firasat Lionel saja.Sepeninggal Jeff, wanita itu belum mengatakan apa-apa lagi, tetapi Lionel bersabar. Joanna yang masih gugup, takut jika suaminya tidak memberikan bantuan. Jari jemarinya saling terkait meremas ujung blazernya.“Ada apa, Jo?” tanya Lionel. “Jika tidak ada yang dibicarakan bisa kita kembali bekerja?”“Tunggu, aku hanya ingin meminta tolong tapi jangan tanya alasannya. Bisa kamu potong dari gajiku karena aku ingin pinjam uang sebesar 25.000$,” ucap
Baca selengkapnya
25. Joanna Rindu?
“Kenapa harus begitu? Saya butuh sekretaris untuk mencatat semua pertemuan yang dibicarakan,” ucap Lionel tegas.Manajer hotel itu terlihat bingung dan panik karena Lionel tidak ingin masuk jika tanpa Jeff. “Baik, silakan anda masuk dan menunggu di dalam kamar.”Kedua pria itu saling memandang dan seakan memiliki telepati, mereka sepakat untuk tidak memakan atau meminum yang nanti disediakan. Mereka masuk ke kamar dan sedikit heran karena kamar itu nyatanya kosong. Tidak ada orang atas nama klien mereka.“Jeff, kamu sudah benar memeriksa latar belakang klien?” tanya Lionel kesal.“Sudah, Tuan. Mereka dari Hero Corp. Kabarnya mereka mengirim perwakilan, tetapi itu yang belum saya dapatkan informasinya,” jelas Jeff.Lionel tampak berpikir, “Baiklah, kita tunggu sekitar 5 menit. Jika mereka tidak datang, kita pergi saja dan batalkan semua kerja sama dengan mereka.”Sepuluh menit kemudi
Baca selengkapnya
26. Kejutan
“Duh, belum ada balasan. Orang ini masih hidup gak sih?” gerutu Joanna sambil menyiapkan masakan untuk si kembar.Pagi ini, Lionel masih belum ada kabar. Sebelum ke dapur tadi dia sudah mencoba menghubungi lagi nomor pria itu tetapi nihil. Belum mencoba lagi milik Jeff karena putranya telah memanggilnya dari dapur.Joanna mulai mengolah bahan makanan dan segera membuat nasi goreng bakso untuk kedua putranya.“Mommy, daddy titip pesan nanti siang baru pulang dan akan mengajak kita keluar untuk bermain,” tukas Galaxy di tengah-tengah dia menyantap makanannya.“Dan bagaimana kamu tahu, Galaxy?” tanya Joanna menghentikan makannya dan memperhatikan putra bungsunya.“Ini, Mommy,” jawab Galaxy memberikan ponsel.Joanna menatap curiga kepada putra bungsunya karena dia tidak pernah memberikan ponsel ke putranya selain hari Sabtu dan Minggu untuk bermain. Jadi, bagaimana putranya mendapat akses dan itu p
Baca selengkapnya
27. Menghabiskan Waktu Bersama
“Eh,” sesal Joanna yang terkejut dengan suara jeritan suaminya.Joanna segera menutup pintu dan melihat keadaan suaminya yang masih menggosok dahinya yang terbentur pintu. Sementara si kembar hanya meringis seperti ikut merasakan kesakitan ayahnya. Wanita itu langsung mengusap dahi Lionel dan merasa bersalah karena dia sudah sengaja membuka pintu.“Maaf, aku tidak tahu kamu ada di situ,” ucap Joanna pelan. “Kalian kenapa di sini?” Joanna menatap si kembar dan Ben yang membawa kue dan balon.“Selamat ulang tahun, Sayang,” ucap Lionel memberikan bunganya. Dia mengabaikan dahinya yang berdenyut.“Ya ampun, terima kasih semuanya. Lebih baik kita pindah ke ruang tengah dan mengobati dahimu dulu.” Joanna mengambil bunga itu dari tangan suaminya lalu menyuruh semuanya untuk pindah dari depan pintu kamar ke ruang tengah. Semuanya menurut termasuk Ben.Wanita itu mencubit pinggang Lionel karena men
Baca selengkapnya
28. Kekesalan Joanna
Beberapa jam menikmati wahana bermain rasanya tidak ada lelah bagi si kembar. Hormon endorfin membuat mereka semakin bersemangat setelah mencoba berbagai macam mainan. Namun, semua itu harus terhenti karena waktu makan siang tiba.Joanna mengajak untuk duduk sebentar dan mengisi kembali tenaga mereka. Meski sedikit kecewa, si kembar ternyata lahap memakan roti lapis yang dibuat oleh Ben. Satu jam cukup bagi mereka untuk beristirahat dan mengisi energi.Apalagi si kembar sudah merengek untuk naik wahana kembali. Karena ada beberapa wahana yang mereka tidak bisa jadi mereka ingin menghabiskan dengan wahana yang tersisa.“Pukul 03.00 sore tepat kita selesai ya anak-anak.” Joanna berkacak pinggang agar si kembar menurut kepadanya.“Tapi besok kan masih Minggu, Mom,” protes Galaxy keras.Namun, Joanna melototkan mata yang membuat Galaxy menjadi ciut dan menunduk. Jika sudah seperti itu, si kembar tidak berani protes lagi. Sementa
Baca selengkapnya
29. Penyelesaian Hutang
“Wah, kalungnya indah. Pasti mahal, tapi kan hadiah jadi gak papa deh,” kekeh Joanna masih mengagumi kado yang dia dapat.Wanita itu tidak sabar menunggu esok hari untuk membuka kado tersebut makanya sekarang terbukalah kotak itu. Ternyata selera Lionel meningkat lebih baik daripada dulu. Memang hubungan mereka termasuk pendek dan tidak ada kejelasan tentang statusnya saat itu, tetapi sangat berarti bagi Joanna.Jika teringat masa lalu, ada rasa sesal, tetapi bukan di bagian saat dia mendapatkan si kembar. Ah, Joanna menghentikan pikiran liarnya mengenai masa lalu. Dia meletakkan kalung itu kembali ke kotaknya dan bersiap untuk tidur.Tubuhnya lelah, tetapi sangat menyenangkan karena dia juga menikmati hari ini dan melihat kedua putranya bersenang-senang bersama ayah mereka.“Lio, bangun!” Joanna berteriak dan menarik kaki pria itu agar segera bangun. Saat ini sudah pukul 10 pagi dan Lionel belum terbangun.Padahal si kembar sudah bangun dan beraktivitas. Mereka bermain di halaman pag
Baca selengkapnya
30. Masalah Apa Lagi?
“Siap, Bu,” jawab sekuriti itu.Mereka berdua segera ke ruangan tim TI untuk memeriksa cctv di waktu dan jam yang Joanna sebutkan. Meski tidak ada Jeff atau Lionel, dia harus bisa menghadapi situasi seperti ini. Pegawai penjaga rekaman cctv menunjukkan rekaman saat penyusup itu keluar dari lift dan akan menghampiri ruangan Lionel.Joanna meminta untuk mengambil gambar wajah yang jelas dan minta untuk dicetak dan dikirim ke emailnya. Beruntung pegawai tersebut bisa memperjelas gambar wajah tersebut. Dia juga meminta sekuriti untuk lebih berhati-hati dalam memasukkan orang-orang yang bekerja ke kantor.Wanita itu kembali ke meja lalu mengamati wajah asing itu. Dia tidak pernah melihat penyusup tersebut. Ah, biarlah nanti menjadi urusan Lionel, yang penting dia sudah menggagalkan apapun yang akan diperbuat pria itu.“Akhirnya kalian datang juga,” ucap Joanna lega. Dia keluar menyambut kedatangan Lionel dan Jeff yang baru saja keluar d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status