All Chapters of Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan: Chapter 11 - Chapter 20
71 Chapters
Bab 11
"Jawab Nek, apa yang kalian sembunyikan dari aku?" desak Aisyah. Perempuan itu tidak sengaja mendengar perkataan mereka ketika ia keluar dari kamar hendak menghampiri sang Nenek dan Alex."Ga ada apa-apa Neng, kamu cuma salah dengar, kita ga ada menyembunyikan apapun dari kamu," elak Nenek, perempuan lanjut usia itu belum siap mengatakan semuanya, ia belum siap melihat cucunya kecewa untuk kesekian kalinya."Aku ga mungkin salah dengar Nek, jelas-jelas tadi kalian sedang membicarakan sesuatu yang tidak boleh aku ketahui. Segitu tidak bergunakah aku sampai Nenek main rahasiaan sama aku?"Hati Nenek tersentuh, ia tidak tega dan tidak ingin menyakiti hati dan perasaan Aisyah, Nenek menatap Alex lalu mengangguk, mungkin memang ini waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya."Sebenarnya Alex ini adalah teman masa kecil kamu, kamu ingat kan lelaki yang dulu selalu menjaga dan melindungi kamu? Ya, lelaki itu adalah Alex," jelas sang Nenek."Jadi Alex itu Willi?" tanya Aisyah memastika
Read more
Bab 12
"Aisyah ayo, Nak Alex udah nunggu di depan!" teriak Nenek di depan pintu kamar Aisyah. "Iya bentar lagi Nek," balas Aisyah dari dalam kamar. Malam ini Aisyah dan Nenek akan makan malam di rumah keluarga Alex, mereka sepakat untuk mengungkapkan sesuatu yang puluhan tahun ditutupi dari Aisyah. Jarak antara kontrakan Aisyah dan Rumah Alex tidak terlalu jauh sehingga tidak sampai satu jam perjalanan mereka telah sampai di rumah berlantai dua dengan desain modern yang terlihat mewah dan elegant. Pintu utama terbuka, terlihat seorang perempuan paruh baya, namun tampilannya sangat modis sehingga tidak ada terlihat satu kerutanpun diwajahnya. "Ayo silahkan masuk," ujarnya ramah, mempersilahkan para tamu istimewanya masuk ke dalam istana Widjaya. Di meja makan terlihat seorang lelaki paruh baya tersenyum kepada mereka, kedatangan Aisyah dan Nenek disambut hangat oleh keluarga Widjaya. "Silahkan dinikmati makanannya," ujar Bu Laura--mama Alex ramah. Aisyah terdiam melihat hidangan yang t
Read more
Bab 13
Flashback Off ...."Dimas tolong bantu aku, perusahaan aku diambang kebangkrutan karena ikut investasi bodong." Pak Gani sangat memohon kepada sahabat karibnya itu, ia belum siap hidup miskin."Kamu ga usah khawatir aku akan bantu dan aku coba juga cari donatur dari perusahaan yang lebih besar," jawab Pak Dimas menenangkan sahabatnya itu."Aku rasa dari perusahaanmu sendiri sudah cukup jadi tidak perlu susah payah cari perusahaan lain.""Dengan kamu bagi hasil perusahaan ini dengan aku, itu sudah sangat cukup," lanjut Pak Gani.Dahi Pak Dimas mengernyit bingung. "Maksudnya bagaimana? Kamu mau aku membagikan hasil perusahaan ini kepada kamu?" tanyanya memastikan.Pak Gani mengangguk tanpa ada rasa bersalah. "Ayo lah kita kan sudah lama kenal, beberapa tahun lagi kita akan jadi besan, masa kamu ga mau menyerahkn sebagian penghasilan perusahaan ini kepada aku? Kamu tega lihat aku dan keluarga tidur di kolong jembatan?"Pak Dimas bersusah payah menahan amarahnya, ia tidak menyangka lelaki
Read more
Bab 14
Sesampainya di kontrakan Aisyah langsung masuk ke dalam kamar tidak lupa ia mengunci pintu kamarnya.Seperti ditusuk oleh beribu pisau, hatinya sangat sakit menerima fakta yang baru saja ia dengar.Ya, ia sangat bahagia ternyata ia pewaris tunggal dari Angkasa Group, ternyata selama ini kedua orang tuanya pengusaha sukses, namun ia sangat sedih mendengar penuturan yang keluar dari mulut Papa Alex dan ternyata Nenek juga sudah mengetahui semuanya."Arrgghh kenapa malah jadi rumit gini!" Aisyah menarik rambutnya frustasi."Mama .... Papa .... maaf karena Aisyah belum bisa jadi anak yang bisa kalian banggakan," ujarnya lirih, ia memegang dadanya yang terasa sesak, sekian tahun lamanya kenapa baru sekarang semuanya terbongkar? Kenapa orang-orang yang ia sayang tega menyakiti dirinya?"Buka pintunya Neng, Nenek bisa jelasin semuanya, tolong keluar Neng!" "Aisyah ingin sendiri dulu Nek!" balas Aisyah dari dalam. Saat ini ia tidak ingin bertemu dengan siapapun, ia tidak ingin menyakiti mer
Read more
Bab 15
Setelah beberapa hari Aisyah selalu menghindar dari mereka, akhirnya hari ini ia keluar kamar, meminta izin kepada Nenek untuk keluar sebentar."Nek Aisyah izin keluar dulu." Walaupun ia masih sangat kecewa, akan tetapi ia harus berpamitan agar sang Nenek tidak semakin khawatir dengannya."Mau kemana Neng?" tanya Nenek khawatir melihat mata cucunya yang masih bengkak karena terlalu lama menangis."Keluar, sebentar aja kok Nek," ujar Aisyah berusaha tersenyum meyakinkan.Alex beserta kedua orang tuanya masih tinggal di rumah Aisyah, mereka akan tetap disana sampai mendapatkan maaf dari Aisyah."Boleh tapi perginya sama Alex ya," pinta Nenek memohon, ia tidak ingin melepaskan Aisyah keluar seorang diri, ia takut terjadi sesuatu hal buruk."Tapi Nek ....""Sama Alex atau tetap di rumah!" sanggah Nenek tidak terbantahkan.Aisyah menarik napas, bagaimana ia bisa menenangkan diri kalau ditemani oleh Alex?"Iya Nek tapi itu pun kalau Alex ga keberatan," putus Aisyah akhirnya.Alex tersenyum,
Read more
Bab 16
"Terima kasih untuk hari ini, makasih karena kamu selalu ada untuk aku," ujar Aisyah kepada Alex saat mereka baru saja keluar dari sebuah restoran."Ga perlu bilang makasih, aku melakukan ini ikhlas dari hati dan aku berharap setelah ini kita bisa sama-sama lagi seperti dulu," ujar Alex penuh harap."Bolehkan aku panggil kamu Willi? Sama seperti dulu, aku cuma ingin kita bisa seperti dulu lagi, menghabiskan waktu bersama tanpa ada sedikitpun masalah yang terjadi.""Boleh Ica." Refleks Alex mencubit pipi Aisyah gemas."Eh maaf aku khilaf," lanjut Alex memperlihatkan deretan giginya ketika menyadari perlakuan yang baru saja ia lakukan.Hanna tersenyum manis, senyuman yang beberapa hari ini tidak terlihat."Nah gitu dong senyum lagi, aura kecantikannya semakin keluar," goda Alex membuat pipi Aisyah memerah."Ihh jangan gitu, nanti kalau aku baper kamu harus tanggung jawab!" Aisyah memukul pelan punggung Alex."Sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Alex setelah menghidupkan mesin mobil."
Read more
Bab 17
Pagi harinya Aisyah telah rapi dengan pakaian formalnya sambil membawa sebuah map yang berisi berkas untuk melamar pekerjaan.Walaupun ia sudah tahu bahwa akan diterima, namun ia harus membawa berkas-berkas tersebut agar terlihat seperti orang yang melamar pekerjaan pada umumnya."Cantik banget sih cucu Nenek." Nenek menghampiri Aisyah yang baru saja keluar dari kamar."Doakan agar semuanya lancar ya Nek," ujar Aisyah tersenyum."Doa Nenek akan selalu menyertaimu, Nenek bahagia lihat kamu bisa tersenyum lagi.Ayo sarapan dulu, Nenek udah masak nasi goreng campur mie pedas kesukaan kamu."Aisyah sangat menikmati makanannya, ia sangat merindukan masakan sang Nenek yang tidak tertandingi ini yang beberapa hari ini tidak pernah ia sentuh."Aisyah berangkat dulu ya Nek, doakan agar semuanya berjalan lancar," pamitnya dan tidak lupa mencuim punggung tangan yang sudah keriput tersebut.Aisyah berjalan dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya, ia sangat bahagia karena akan bekerja dan
Read more
Bab 18
"Aku, emangnya kenapa? Ga enak ya? Lagian aku mana tahu kopi biasa kamu kaya gimana, dulu kan kamu sangat tidak suka minum kopi," ujar Aisyah berusaha menyembunyikan ketakutannya."Enak banget, ini adalah kopi terenak yang pernah aku minum." Jawaban Alex membuat Aisyah mengernyit."Kamu seriusan? Bukannya kamu suka kopi yang manis ya? Atau aku yang dibohongi sama orang tadi?" tanya Aisyah sangat bingung.Alex tersenyum miring, ia sudah menduga perempuan itu akan menjahili dirinya."Emang aku suka manis dan kopi ini manisnya sangat pas," jawab Alex membuat Aisyah tambah heran."Seriusan? Padahal tadi ga aku kasih gula loh," tanya Aisyah sangat tidak percaya."Iya, kalau ga percaya coba aja." Alex memberikan kopi tersebut kepada Aisyah agar perempuan itu meminumnya.Dengan polosnya Aisyah menerima kopi tersebut lalu meminumnya.Satu DuaTigaByuurr!!!Aisyah menyemburkan kopi tersebut sehingga mengenai pakaian Alex."Ihh pahit banget," ujar Aisyah seperti cacing kepanasanAlex tertaw
Read more
Bab 19
"Maaf Pak, kita tidak ada yang tahu bagaimana kejadiannya," ujar Aska mewakili para karyawan."Baik lah kalau begitu, Aisyah ikut ke ruangan saya!" Aisyah berjalan di belakang Alex, mengikuti langkah lelaki itu."Ada apa? Kamu percaya dengan omongan mereka?" tanya Aisyah sedikit kesal, kenapa dirinya yang harus di panggil oleh Alex, padahal jelas-jelas Sinta dan Davit yang bersalah."Jangan sok tahu, aku sengaja bawa kamu kesini seolah-olah kamu yang bersalah agar mereka tidak curiga, apa yang terjadi? Kamu difitnah lagi?""Hum, entah kenapa dulu aku pernah kepincut dengan lelaki kaya gitu apalagi sampai masuk ke keluarga toxic mereka, Sinta bilang kepada mereka kalau aku perempuan penggoda, ingin rasanya aku cakar tuh bibir merahnya," jelas Aisyah menggebu-gebu."Kamu mau tunggu apa lagi? Buktikan pada mereka siapa kamu yang sebenarnya," ujar Alex memanasi."Engga semudah itu juga, aku mau mereka menyakiti aku lebih dari ini biar sudah tidak ada alasan untuk aku memaafkan mereka."Al
Read more
Bab 20
"Permisi Pak." Riska berlalu pergi meninggalkan Aisyah bersama dengan lelaki tersebut."Mau apa lagi?" tanya Aisyah ketus."Tolong fotocopy ini, awas kalau sampai rusak!" Lelaki itu adalah Davit, ia sengaja menyuruh Aisyah karena ia tahu mantan istrinya itu tidak akan tahu cara menfotocopy agar ia lebih mudah untuk mempermalukan dan membuat perempuan itu tidak betah kerja disini.Bukannya apa-apa, Davit hanya takut cintanya kembali tumbuh untuk Aisyah apalagi perempuan itu semakin terlihat cantik.Aisyah mendengus, sebenarnya ia tidak ingin menuruti perintah lelaki dihadapannya ini, namun ia tidak punya pilihan lain, ia harus profesional.Aisyah mengambir berkas tersebut lalu berjalan menuju mesin fotocopy, beruntung sebelumnya ia pernah mencari tahu bagaimana cara fotocopy yang benar."Ngapain?" tanya Alex menghampiri Aisyah yang sedang berdiri di depan mesin fotocopy."Nih mau fotocopy berkas Mas Davit," jawab Aisyah seadanya."Ciee, baik banget sih sama mantan suami," goda Alex, be
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status