All Chapters of Atasanku Cinta Pertamaku: Chapter 51 - Chapter 60
84 Chapters
Bab. 50
Gila nggak tuh!Kok bisa?"Videonya viral kakak, aku sampai ngucek mataku berulang kali, teman teman sekantor pada nanyain kamu dan teman teman dramamu itu.""Matilah sudah!""Itu beneran apa cuma rekayasa?"Rasanya mulut Vasya kering dan pahit, ia tak bisa membicarakannya dengan Andri tapi ia juga tak bisa menyembunyikannya. Andri kemudian menyodorkan ponselnya lalu menyuruh kakaknya untuk memutar video viral yang memperlihatkan drama cinta segitiga tambah sisi yang sangat tidak layak mendapatkan nominasi oscar.Benar benar di luar nalar, Vasya sampai melongo dan reflek menutupi mulutnya, dan yang lebih hebat lagi antusias warga plus 62 sungguh tak main main. Bagaimana ini?Parahnya sampai ada hashtag 2 kubu, kubu Armin sama kubu Jaden sudah kaya nam do san sama han ji pyeong saja. Vasya masih kepo, ia membaca komen komennya yang rata rata mengatainya juga Amanda.Kok aku juga disalahkan, mereka bebal atau bagaimana?Tapi memang Vasya paham ia juga bersalah disini. Kepala Vasya peni
Read more
Bab. 51
Rasanya Vasya ingin menangis lagi. Kenapa si kampret ini malah meributkan hastag yang masih membuat Vasya pusing. Rasanya hatinya setengah setengah, ia tak begitu menginginkan keduanya, ia bahkan ingin mereka menghilang saja. Atau mungkin mereka memang harus menghilang saja dan kita akan melihat siapa yang begitu Vasya rindukan. Kira kira Jadenkah atau Arminkah. "Sya..""Jaden aku bukan di team manapun. Aku milik diriku sendiri."Iya diriku sendiri yang bimbang begini.Lelaki itu tak menyukai jawaban barusan, ia mengerutkan dahi karena kurang memuaskan. "Lalu kamu tak mau memilih begitu?""Untuk saat ini tidak.""Kalau begitu aku dan sepupuku terpaksa perang."Gampang sekali mengatakan perang.Jaden mengatakan bahwa ia takkan menyerah dan sepertinya Armin juga orang yang gigih karena lelaki itu kini juga mengirimi Vasya pesan bertubi tubi. Seolah meneror dengan kalimat yang mengajak main."Kalian melakukan hal percuma."Jaden menggeleng, ia mengatakan bahwa apa yang ia lakukan sama
Read more
Bab. 52
Drama lagi.Harusnya Vasya menambahkan drama religi sekalian dengan mengatakan bahwa ia hanya memilih Allah SWT, tiada mahkluk yang berhak Vasya pilih tanpa keridhoannya tapi sayang Vasya bukan seorang yang religius."Aku pilih diriku sendiri.""Sudah ahh jalan cepet.""Siyap!"Tanpa babibu Jaden langsung menuruti perkataan tuan puterinya, ia sungguh tak mau jika mengulur waktu bisa bisa Armin keburu datang lagi, kan apes jadinya."Team Jaden lebih banyak yang ngevote."Vasya menoleh, ia tak mengerti kenapa Jaden senyam senyum sendiri, kan orang ngevote juga belum tahu konteks dan keadaan sebenarnya bukan."Terus?""Peluang menang banyak!""Pede amat sih?""Ya dong, Bahkan sedikit orang yang ngevote Armin, cowok begitu tak punya kredibilitas. Masak Amanda bilang ini itu langsung nurut kalau aku jadi dia. Aku bakal mengejar Amanda sampai Amanda luluh atau malah kewalahan hingga bunuh diri."Terserah lah!"Jangan terima telepon dari dia!""Hhhmmm.""Janji ya!"Tapi Vasya tak bergeming,
Read more
Bab. 53
Vasya sendiri syok, ia belum perna berpikir demikian. Baru detik ini ia memikirkan baiknya bagaimana. Dan mungkin akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan untuk keduanya agar ia bisa memilah dan memilih lebih selektif.Tak ada salahnya bukan tapi wajah Jaden membuat Vasya juga tak tega mengatakan yang sebenarnya."Menjalani dengan siapa?""Jangan bilang sama Armin begitu?"Hening."Kalian berdua, aku hanya ingin adil saja."Jaden membuang muka, matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Seperti seorang yang kalah telak padahal ia belum berusaha maksimal."Armin tidak mencintaimu Sya!"Lagi lagi kata kata Jaden masuk akal. Vasya jelas tahu Armin menyukai Amanda tapi kenapa ia memilih menyakiti Jaden begini."Kamu menyukai Armin begitu kan maksudnya?"Rasa bersalah mulai mendera hati Vasya yang seolah menciut melihat sorot mata Jaden yang benar benar hancur. Kenapa lelaki itu sehancur ini dan Vasya hanya bisa terdiam, ia tak tega mengangguk atau mengatakan hal lain.Hening.Tapi
Read more
Bab 54
Memang kamu bilang apa maemunah?"Bilang apa lagi sih?"Kak Viola malah terdiam, dia mengamati ekspresi Jaden yang dari tadi fokus memerhatikan gerak gerik Vasya."Serius kamu tak sadar?""Halooo aku sadar cuman mau pingsan saja sekarang.""Pak Jaden loh itu.""Iya tahu, Lhaya Pak Jaden kenapa, apa yang ia punya."Mereka saling memandang dan Kak Viola mengatakannya tanpa bersuara, jadi hanya bibirnya yang bergerak menunjukkan suatu kata kerja yang membuat Vasya merinding."Sadar sekarang?"Tapi anehnya Vasya malah terdiam, ia mengamati tanah tempatnya berpijak sekarang.Semua orang jelas paham akan hubungan mereka yang rumit.Dan saat situasi mulai tenang Kalan datang lagi dengan pertanyaan yang memporak porandakan tatanan mood Vasya yang sudah ia antisipasi sedemikian rupa."Ngomong ngomong kontennya viral nih."Seketika Vasya langsung melotot, ia serasa mau memakan Kalan hidup hidup. Sedangkan si ulet bulu yang dari tadi diem aja tak bersuara nampak sedikit kepo dengan omongan Kalan
Read more
Bab. 55
Padahal tanjakan sudah di depan mata tapi tak terlihat warung maupun posko istirahat yang mereka lihat masih pepohonan hutan yang rindang. Jaden terdiam tak berani mengatakan sesuatu. Vasyapun hanya menelan rasa kecewanya sendiri.Sudah pernah di PHP begini sama Perusahaan.Semua orang nampaknya ingin ngedumel tapi mereka memilih legowo saja timbang buang buang energi. Kalan yang bermulut rombengpun hanya menatap ke depan lalu meminum air mineral sekali teguk karena saking kesalnya."Loo kok ndak ada posko sih?"Semua orang menatap Amanda yang entah kenapa seperti ingin mencetus keributan. Jaden yang mendengarnya hanya bisa garuk garuk kepala karena ia sendiri tak bisa mengadakan warung tanpa sepengetahuan perusahaan."Event apa ini?"Lagi lagi Amanda sibuk mencerca perusahaannya yang sangat pelit dalam hal refreshing."Kaya baru aja kan biasa seperti ini."Kalan memandang Amanda, dia tersenyum seolah mengajak Amanda untuk menertawakan perusahaannya yang menyedihkan."Males banget!"S
Read more
Bab. 56
Langkahnya terhenti Vasya menoleh dan Viola tak ada dimanapun, ia mendongak mencoba mencari siapa tahu tersangkut akar hidup atau bagaimana tapi pepohonan nampak normal. Apakah Anaconda raksasa?wajah plongak plongoknya masih mencoba berpikir realistis walaupun ia membayangkan mungkin ada sosok hewan buas yang siyap menerkam kapanpun. Seperti film ekspedisi yang pernah ia tonton."Vasya tolong!!!!""Sya disini!""Tolong Sya, aku di bawah!"Suaranya persis di samping kaki Vasya. Gadis itu segera memeriksa tanah di sampingnya dan ternyata itu hanya gundukan rumput yang ditata untuk menutupi sebuah lubang besar yang kini berisi teman temannya. Sialnya lubang besar itu juga dalam, sekitar 3 meter dari permukaan tanah.Siapa sebenarnya yang membuat perangkap begini. Untuk menjerat hewan apa, Vasya sampai heran sendiri. Dia hanya bisa memanggil nama temannya dari atas sambil bertanya apakah mereka baik baik saja."Tak ada yang kesleo atau terbentur kan?""Tidak, kami baik baik saja.""Alha
Read more
Bab.57
Suara dahan yang terkena angin membuat suasana makin horor. Vasya tak bisa seperti ini, ia harus berani. Bagaimanapun ia harus survive juga bisa menolong temannya walaupun kondisinya seolah mau pingsan saja."Aku akan kembali dan mencari pak Jaden, kalian disini dulu ya."Kalan dengan tegas menggeleng, ia menyuruh Vasya agar berada di atas saja, pokoknya lelaki itu sangat eman dengan Vasya, ia tak mau terjadi sesuatu yang lebih buruk dari ini."Jangan Sya, kami akan keluar.""Bagaimana caranya????"Vasya sudah hampir menangis, mulutnya tercekat sambil memerhatikan kedua temannya yang kotornya bukan main."Pasti ada jalan dan lagian pak Jaden pasti nyariin kamu tenang saja.""Sudah duduk saja di atas."Mana bisa oneng!"Kalan ini serius lo.""Iya tahu tapi kita pasti bisa kok.""Bayangin aja kamu seorang diri kesana ntar ada apa apa gimana?"Vasya kekeh menggeleng dan kini Viola juga menimpali bahwa lebih baik Vasya duduk saja diatas."Bantu doa saja sudah cukup."Iya doa memang yang p
Read more
Bab. 58.
Vasya berdiri dan terus mengamati gerak geriknya. Dengan cerdik sesosok itu mulai merambat ke arahnya tanpa permisi ataupun rasa takut bertemu manusia."Pergi! Pergi!""Siapa Sya?""Piton!"Viola heran, ia baru mendengar ada nama orang yang bunyinya begitu."Hah?"Kalan juga heran, lelaki itu menyuruh Vasya tenang padahal arah ular itu kelihatan hendak mendekat ke arah lubang."Ular Piton!""Beneran Sya?!"Yang di bawah ketar ketir yang di atas juga berjuang setengah mati supaya ular itu tak masuk kedalam lubang yang Kalan serta Viola sedang tempati. Vasya dengan nekad mengalihkan perhatiannya dengan tongkat pendaki yang ia bawa. Ia terus terusan mengecohnya supaya ular itu tak jadi ke lubang tersebut.Sungguh aslinya Vasya serem lihat uler yang lumayan besar begitu, iapun jujur gemetaran sekarang tapi mau bagaimana, bisa bisa temannya di mangsa oleh predator melata itu."Jangan gegabah Sya!"Gundulmu justru kalau tidak gegabah malah kalian yang akan dimangsa!.Tapi Vasya tak bergemin
Read more
Bab. 59
"Bangun nduk ini bukan alammu." Deg. Jatungnya berdebar hebat, raganya terasa ringan dan rasanya syaraf syarafnya menuruti kehendaknya kembali. Vasya kembali lagi ke scene awal, ia disambut dengan pepohonan rindang serta suara Viola yang sedang berusaha menyemangati dirinya yang sedang memanjat. Dengan perasaan tak karuan, ia masih mengingat ngingat scene ambigu dan suara lelaki yang memanggilnya barusan tapi di sekitarnya tak ada manusia, Kalan masih di dalam sana sedang berusaha menyangga tubuh Viola agar tak terjatuh karena Viola sekarang sedang berusaha memanjat. Mimpi apa aku? Vasya langsung terduduk, ia merapikan rambutnya lalu menoleh ke arah beringin yang rindang sekali. feelingnya mengatakan bahwa penari tadi dari sana asalnya. Astagfirullah. Ia terus istigfar sambil melihat Viola yang hampir sampai puncak setelah berusaha setengah mati. "Ayo, Ayo." "Sya, Sya pegang tangan aku." Seketika Vasya bangun dan langsung menggenggam tangan Viola, ia menarik Viol
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status