Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 91 - Bab 100
363 Bab
Bab 91
Tanpa diduga, Zaina mendorong Melanie menjauh.Dia melambaikan tangan pada Yara. "Yara, kemarilah."Api di hati Melanie berkobar. "Apa yang Ibu lakukan?"Zaina tidak mengatakan sepatah kata pun padanya sejak dia bangun.Sekarang begitu Yara, meski Zaina tahu Melanie berselisih dengan Yara, Zaina masih memperlakukannya dengan sangat berbeda. Apa ini namanya seorang ibu?Yara terkejut dengan nada bicara Melanie, dia menatap Zaina dengan cemas."Yara, kemarilah." Zaina terus memperlakukan Melanie seperti tidak ada dan melambai ke arah Yara.Melanie sangat marah."Bu, bukankah kamu terlalu baik? Apa kamu nggak tahu bagaimana kamu berakhir di ICU?""Harus ada batasan seberapa besar kamu mengasihani orang, apa kamu nggak menginginkan hidupmu sendiri?"Zaina menoleh dengan ekspresi dingin, "Melanie, kamu benar-benar mengecewakan Ibu.""Aku mengecewakanmu?" Melanie tertawa jengkel. "Heh, sebagai seorang Ibu, kamu lebih menyayangi orang luar. Kamu nggak bisa membedakan mana yang keluarga dan bu
Baca selengkapnya
Bab 92
"Aku cek keadaanmu dulu." Perawat itu tidak berani mengambil darah begitu saja."Nggak perlu." Yara menggelengkan kepalanya, "Aku makan dengan baik dan tidur nyenyak akhir-akhir ini, tubuhku pulih dengan baik, jadi kamu bisa langsung mengambil darahnya."Perawat itu sedikit skeptis, bagaimanapun juga, wajah Yara terlihat agak pucat."Aku benar-benar baik-baik saja, percayalah." Yara memasang wajah memohon."Oke." Perawat itu benar-benar tidak punya pilihan, jadi dia menyetujui permohonan Yara dan mengambil 400 ml darah.Ini adalah jumlah maksimum darah yang boleh didonorkan satu orang setiap kalinya."Apa kamu benar-benar baik-baik saja?" Perawat menyesal setelah mengambil darahnya, karena Yara tampak seperti bisa pingsan kapan saja."Aku baik-baik saja." Wajah Yara sangat pucat.Dia berusaha bertahan dan mengirim pesan pada Siska, memintanya untuk menjemputnya.Sebelum Yara pergi, dia menginstruksikan perawat itu lagi, "Suster, kapan pun Bibi memerlukan donor darah, kamu bisa menghubu
Baca selengkapnya
Bab 93
"Ada apa?" Yara bertanya dengan cemas.Siska menggelengkan kepalanya, "Nggak kenapa-kenapa. Masalah pernikahan masih jauh, kita bicarakan nanti saja.""Siska ...." Yara masih mau mengatakan sesuatu."Sudahlah, Yara, jangan khawatir, nanti kalau ada kesempatan, aku akan memperkenalkan kalian."Siska langsung mengakhiri topik tersebut.Mereka berdua makan malam bersama. Tubuh Yara juga sudah hampir pulih, jadi dia naik taksi untuk pulang.Begitu dia sampai di rumah tua keluarga Lastana, dia melihat Kakek Susilo dan Agnes menunggu di ruang tamu.Hanya saja, yang satu tersenyum karena lega melihat Yara sudah pulang.Sedangkan yang satunya lagi, berwajah masam, berharap Yara tidak akan pernah kembali."Kenapa kamu pulangnya malam sekali?" Agnes tidak bisa menahan diri untuk tidak membentak, "Kamu juga bukannya telepon dulu."Yara menarik sudut mulutnya dengan nada meminta maaf, "Maaf Kakek, Ibu, aku membuat kalian khawatir.""Nggak apa-apa, yang penting sudah pulang." Kakek Susilo maju dan
Baca selengkapnya
Bab 94
Yudha melihat telapak tangannya dengan penuh arti. Sentuhan lembut dalam tidurnya sepertinya masih ada di sana, membuatnya menginginkan lebih.Yara tidak langsung pergi setelah mandi, dia menunggu Yudha untuk turun bersama.Ketika Yudha keluar untuk berganti pakaian, Yara membalikkan badannya, tetapi mendengarkan gemerisik pakaian juga membuatnya tersipu.Setelah Yudha mengganti pakaiannya, mereka berdua pun keluar bersama.Yara melihat sekilas dasi Yudha tidak rapi, jadi dia dengan cepat memberitahunya. "Dasinya nggak rapi.""Apa?" Yudha tidak mendengarnya, tetapi tanpa sadar menyesuaikan dasinya.Namun, dasinya menjadi makin tidak rapi.Yara tidak bisa berkata-kata dan mengatupkan giginya. Dia melangkah maju dan membantu Yudha merapikannya.Tangan Yura sangat kecil dan kulitnya sangat putih, ketika memegang dasi, dia memiliki semacam sihir yang bisa membuat berfantasi.Sejak mengetahui Yura bukan lagi wanita jahat, ini adalah pertama kalinya Yudha menatapnya begitu dekat.Yara tidak
Baca selengkapnya
Bab 95
Yara berusaha untuk memaksakan senyuman."Kakek, aku sebenarnya ... nggak terlalu menyukai Yudha lagi."Yura mau mengatakan bahwa dia tidak menyukainya, tetapi dia tidak bisa mengatakannya.Yura tidak mau berbohong kepada kakeknya, terlebih lagi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri."Bercerminlah" Wajah Kakek Susilo penuh dengan rasa sakit hati. "Terus pikirkan lagi apa Kakek memercayainya?"Air mata Yara langsung menetes.Dia buru-buru membalikkan badan dan menyekanya dengan sembarangan dan terus berkata, "Benaran, Kek, dia tidak layak.""Aduh!" Kakek Susilo patah hati untuk sementara waktu dan dia duduk di tepi tempat tidur karena tidak sanggup berdiri.Sebenarnya, Yudha juga memiliki seorang kakak laki-laki, tetapi dia selalu berada di luar negeri, hanya Yudha yang dibesarkan di sisinya.Jika anak ini benar-benar tidak layak, itu juga karena ajaran Kakek Susilo tidak baik.Namun, dia selalu merasa bahwa Yudha adalah anak yang baik, tapi soal perasaan ... mungkin benar-benar tid
Baca selengkapnya
Bab 96
Melanie buru-buru menjelaskan."Melanie Lubis" Yudha memanggil nama lengkapnya sekali lagi. "Kuperingatkan, jangan bermain-main denganku."Tanpa menunggu Melanie jawaban, Yudha langsung berbalik dan pergi.Melanie benar-benar tercengang, kenapa Yudha memperlakukannya seperti ini sekarang?Pasti karena Yara, wanita sialan itu."Melanie" Agnes berbicara pada waktu yang tepat, "Sini, cuci tanganmu, siap-siap untuk makan malam."Saat makan malam, Kakek Susilo merasa tidak enak badan dan tidak turun.Yara sebenarnya tidak mau ikut makan, tetapi dia benar-benar lapar dan hanya bisa memaksakan diri untuk turun bersama Yudha.Makan malam hari ini sangat mewah, jelas sekali Agnes sangat menyambut Melanie.Selama makan, Agnes banyak bertanya kepada Melanie tentang kehidupannya di luar negeri dengan prihatin, menganggukkan kepalanya dan memuji Melanie berulang kali.Tak lama kemudian, topik pembicaraan kembali ke soal memiliki anak."Sekarang perusahaan sudah diserahkan pada Yudha." Agnes terseny
Baca selengkapnya
Bab 97
Melanie turun dari mobil di depan rumah sakit, tetapi dia tidak ingin melihat Zaina.Dia bahkan tidak sabar menunggu Zaina meninggal.Namun, jika Zaina meninggal, apa yang akan terjadi pada ayahnya, Santo Lubis?Dia merasa ada yang salah dengan Santo dan Zaina.Satu hanya mencintai istrinya dan tidak peduli dengan putrinya. Satunya lagi memperlakukan orang lain lebih baik daripada putrinya sendiri.Mereka berdua benar-benar pasangan serasi.Setelah memikirkannya, Melanie naik taksi ke kediaman Lubis.Sejak terakhir kali Silvia tidak bisa menghabisi Yara, Melanie marah padanya. Silvia mencarinya beberapa kali, tetapi dia mengabaikannya.Sekarang, ini bukan waktunya untuk mengusir Silvia.Melihat Melanie datang, Silvia sangat gembira, dia tahu putrinya tidak akan menginginkannya."Ibu!" Hal ini jarang terjadi, Melanie memanggil Silvia ibu lagi. "Kamu juga tahu bahwa Zaina sedang sakit, aku menjaganya di rumah sakit akhir-akhir ini. Jadi, nggak bisa menjawab telepon.""Ibu mengerti, ibu m
Baca selengkapnya
Bab 98
"Ayah!" Agnes tidak mengerti, Kakek Susilo selalu hebat sepanjang hidupnya, kenapa dia menjadi bingung setelah pensiun?Agnes benar-benar tidak tahu apa yang begitu baik dari Yara, sampai Kakek Susilo begitu berpihak padanya.Agnes menarik Melanie ke depan Kakek Susilo. "Ayah, Melanie juga bisa melukis dan sudah menang banyak penghargaan di dalam dan luar negeri. Ayah bisa menyuruh Melanie mencoba melukiskan mimpimu itu.""Nggak perlu, dia nggak bisa melukisnya." Kakek Susilo dengan tegas menolak."Kakek" Melanie tersenyum dan berkata, "Gimana kalau biarkan aku mencobanya dulu? Kemampuan melukisku memang terbatas, tapi pasti lebih bagus dari pada hasil lukisan tangan kiri Yara.""Itu benar." Agnes menimpali dari samping.Pikiran Melanie berubah dan dia menghela napas lagi, "Yara juga terlalu impulsif, apa pun yang terjadi, dia seharusnya nggak menyayat pergelangan tangannya dan menghancurkan dirinya sendiri.""Apa?" Agnes terkejut, jelas tidak menyangka kalau Yara menggores pergelangan
Baca selengkapnya
Bab 99
Ulah siapa?Melanie? Atau Silvia?Lebih tepatnya seharusnya keduanya.Namun, tidak peduli siapa pun pelakunya, mereka hanya akan membawakan banyak masalah tak pada Kakek Susilo.Wajah Yara mengangkat wajah puasnya. "Kakek, jangan khawatir, Yara sudah membalas dendam.""Benarkah?" Kakek Susilo merasa ragu."Benaran, kapan Yara pernah berbohong pada Kakek." Yara mendorong piring buah itu pada Kakek Susilo. "Kakek makanlah. Kakek harus sehat dan panjang umur supaya selalu bisa melindungi Yara."Mendengar ini, Kakek Susilo merasa sedih. Dia tahu umurnya sudah tidak panjang, tetapi dia benar-benar tidak bisa melepaskan Yudha dan Yara.Agnes membawa Melanie ke kamarnya."Haih, sepertinya apa pun yang aku lakukan, Kakek tetap nggak menyukaiku." Melanie tersenyum pahit.Agnes juga tidak bisa melakukan apa-apa. "Nggak tahu obat apa yang Yara berikan pada Kakek Susilo, jangan dimasukkan ke hati."Agnes teringat masalah Yara yang menggores pergelangan tangannya sendiri. "Omong-omong, apa Yara ben
Baca selengkapnya
Bab 100
"Bibi menyelinap keluar?" Yara merasa khawatir. "Apa kondisi Bibi baik-baik saja?""Nggak apa-apa, nggak separah itu." Zaina tersenyum.Zaina menatap Yara dengan lembut.Tidak tahu kenapa, sejak pertama kali Zaina melihat Yara, ketika Yara masih kecil, dia sangat menyukai Yara.Selama bertahun-tahun, dia hanya menjalankan tanggung jawabnya sebagai ibu terhadap Melanie. Sedangkan dia menyukai Yara dari lubuk hatinya.Mengetahui bahwa putrinya telah melakukan hal itu pada Yara, dia hampir tidak bisa tidur di malam hari."Bibi." Yara melihat air mata di mata Zaina, dia segera bangkit dan duduk di sampingnya, "Bibi, ada apa? Apa kamu merasa nggak nyaman?"Selama dua hari berturut-turut, Melanie pergi ke kediaman Lastana. Tidak tahu apa ada orang yang merawat Zaina di rumah sakit."Nggak." Zaina menggelengkan kepalanya. "Bibi baik-baik saja."Dia dengan lembut memegang tangan Yara, "Yara, Bibi minta maaf padamu atas nama Melanie, ya?""Hah?" Yara membeku, benar-benar bingung bagaimana harus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
37
DMCA.com Protection Status