Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 141 - Bab 150
391 Bab
Bab 0141
Setelah Siska mengirimkan pesan tersebut, dia lalu melerai perkelahian tersebut."Berhenti, berhenti!"Dia sangat cemas, tetapi mata kedua pria itu sama-sama merah menyala. Dia tidak berani melangkah maju sama sekali.Pagi ini, tak lama setelah Yara keluar, Tanto menelepon dan meminta Siska keluar untuk menemaninya.Beberapa hari terakhir ini, karena pernikahan Anita, Siska kembali memikirkan dirinya sendiri. Suasana hatinya sedang kacau, sehingga dia berbohong dan berkata dia pergi menemani Yara.Siapa sangka, Tanto sudah menunggu di bawah rumahnya dan sudah tahu Yara keluar sendirian.Tak lama kemudian, Tanto mengetuk pintu.Setelah bercumbu sebentar, saat Siska hendak mandi, ada lagi yang datang mengetuk pintunya, dan ternyata itu Yudha.Tanpa diduga, yang membuka pintu Tanto.Siska tidak tahu bagaimana mereka mulai berkelahi. Saat dia keluar dari kamar mandi, dia melihat pintunya terbuka dan Tanto sudah tidak di dalam.Setelah berganti pakaian, dia mendengar seseorang berteriak-ter
Baca selengkapnya
Bab 0142
Mereka kembali duduk di sofa pada saat yang bersamaan. Tidak ada yang berbicara, masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri.Yunita masuk ruang tamu lagi, membawa kotak obat. Dia dapat merasakan ada suasana aneh di antara mereka berdua.Dia ragu-ragu sejenak dan berkata, "Nyonya, ini kotak obatnya.""Biar aku saja." Pikiran Yara benar-benar tidak karuan. Berbagai macam hal yang tidak dia inginkan, tetapi semuanya di luar kendalinya.Siska tidak punya kencan buta sama sekali. Dia berhubungan dengan Tanto.Jadi, beberapa waktu lalu, Tanto berkali-kali perhatian padanya karena Siska.Namun ... apakah Tanto akan menikah dengan Siska? Apakah keluarga Lastana akan menerima Siska?Memikirkan hal ini, Yara merasa semakin kesal. Tangannya sedikit kasar saat menekan luka Yudha.Yudha tersentak kesakitan dan segera menghindar. "Rara Lubis, kamu ingin membunuh suamimu?""Maaf." Yara memutar matanya ke arah Yudha. Para pria di keluarga Lastana tidak ada yang baik-baik."Biar kutegaskan, urusan Pama
Baca selengkapnya
Bab 0143
Yara tanpa sadar tertidur. Saat tiba-tiba merasakan seseorang meletakkan selimut di tubuhnya, dia membuka mata, masih agak linglung.Itu Siska.Dia berusaha bangun. "Siska, kamu pulang juga."Siska terpaku sejenak, lalu dia bergegas mendekat dan memeluk Yara. "Rara, maaf. Maafkan aku, aku harusnya nggak bohong sama kamu."Dia memeluk Yara erat-erat dan menangis lebih keras dari biasanya.Mereka sudah berteman selama lebih dari sepuluh tahun. Berkali-kali, Siska menjadi dukungan moral bagi Yara. Di mata Yara, dia adalah wanita berkepala dingin dan penuh semangat.Sesulit apa pun cobaan yang dihadapi Siska, tidak ada yang bisa mengalahkannya.Sebenarnya, mereka berdua sangat mirip. Hanya saja, Siska lebih kuat dan jarang menitikkan air mata, apalagi menangis tersedu-sedu seperti sekarang.Mata Yara pun memerah. Sejak dia mengetahui kebenarannya hingga saat ini, dia tidak pernah menyalahkan Siska sedetik pun.Saat ini, dia bahkan tidak dapat membayangkan betapa Siska sangat tersakiti."Si
Baca selengkapnya
Bab 0144
Mereka bertemu tengah hari di ruang pribadi sebuah restoran privat.Tanto masih datang lebih dulu dan berpenampilan flamboyan seperti biasanya.Dalam pikiran Yara, tidak tersisa sedikit pun kesan orang baik dalam pria itu. Suaranya dingin ketika dia berkata, "Tanto ...""Nggak panggil aku paman lagi?" Tanto mengangkat alisnya dengan raut wajah sinis."Apa yang kamu inginkan agar kamu mau melepaskan Siska?" Yara berkata dengan cemas, "Uangmu banyak, 2 miliar cuma seperti uang jajan untukmu. Wanita apa saja pasti bisa kamu dapatkan. Bisakah kamu melepaskan Siska?"Tanto tertawa pelan. "Kalau sudah bosan, nanti pasti aku ganti sendiri."Nada suaranya benar-benar memperlakukan Siska sebagai mainan.Yara menahan amarah dalam hatinya dan terus membujuk, "Kamu harus tahu, Siska menerima uangmu karena ibunya sakit parah. Kami akan mengembalikan uang itu kepadamu. Beri kami waktu. Tolong berbaik hatilah dan lepaskan Siska.""Rara." Senyum di bibir Tanto semakin lebar. "Kamu sudah setahun menika
Baca selengkapnya
Bab 0145
Saat Yara sampai di vila, Yunita baru saja menyiapkan makan siang."Nyonya pulang?" Yunita tampak sangat gembira. "Nyonya sudah makan siang? Mau makan bersama Tuan?""Aku sudah makan." Yara membuang muka dengan susah payah dan menatap Yudha, "Aku tunggu di ruang tamu.""Duduk sini, makan dulu," ucap Yudha dengan nada memerintah."Oke." Yara memang lapar, dan masakan Bibi Yunita sangat enak. Dia memang agak kehilangan.Dia meletakkan barang-barangnya, duduk di hadapan Yudha, dan segera mulai makan.Dia benar sedang lapar."Makan pelan-pelan, nggak punya etika." Yudha menggerutu lagi.Yara menggembungkan pipi dan memelototinya. Yudha benar-benar seperti robot tanpa emosi, tanpa nafsu manusia normal sama sekali.Berbeda sekali dengan Tanto.Orang seperti Tanto hanya mementingkan keinginannya sendiri dan sama sekali tidak menganggap orang lain sebagai manusia.Yara jadi berpikir, orang berdarah dingin seperti Yudha bersikeras ingin menikahi Melanie adalah sesuatu yang cukup membuat heran.
Baca selengkapnya
Bab 0146
Yara menutup pintu kantor dan perlahan mengembuskan napas lega.Dia mau tak mau tetap merasa agak sedih dan segera membenamkan diri dalam pekerjaan agar tidak berpikiran macam-macam.Tujuan Melanie tercapai dan dia kembali ke rumah sakit dengan gembira.Begitu sampai di pintu kamar, dia melihat Dokter Faris, yang merawat Zaina.Faris jelas sedang menunggunya. Saat melihatnya kembali, dia memanggilnya ke samping dan berkata, "Ibumu sebentar lagi bangun.""Jangan!" Ekspresi Melanie langsung berubah. "Dia belum boleh bangun."Faris tampak tak berdaya. "Aku nggak bisa apa-apa lagi. Aku hanya bisa menunda sebisa mungkin. Kamu silakan pikirkan cara lain sendiri."Setelah mengatakan itu, dia berbalik pergi."Berhenti!" Melanie mengeluarkan ponselnya, mencari sebuah rekaman, dan mengirimkannya kepada Faris. "Dokter Faris, coba mendengarkan ini. Mungkin kamu akan berubah pikiran."Faris tampak ngeri selagi mengecilkan volume ponselnya, lalu menempelkannya ke telinga untuk mendengarkan.Begitu m
Baca selengkapnya
Bab 0147
Gita gelisah sepanjang malam dan tidak bisa tidur sama sekali.Karena dia tahu hubungan sebenarnya antara Zaina dan Yara, ditambah lagi Yara menitipkan Zaina kepadanya, dia menjadi ekstra perhatian kepada Zaina.Dia memikirkan perilaku Faris dan lama-lama semakin yakin ada sesuatu yang tidak beres. Dia begadang hingga hampir subuh, baru bisa tertidur.Akibatnya, dia bangun terlambat keesokan harinya.Dia segera mandi dan pergi ke kamar Zaina tanpa sarapan.Tak disangka, Zaina sudah diberi obat untuk hari ini."Siapa yang memberikan obat?" Gita langsung bertanya dengan gugup."Dokter Faris." Santo memandang Gita tidak mengerti. "Gita, ada masalah apa?""Nggak kok." Gita keluar dan pergi ke apotek, menggunakan uangnya sendiri untuk membeli obat Zaina lagi, lalu kembali ke tempat Zaina."Pak Santo." Dia berusaha bersikap sealami mungkin, "Obat Bibi Zaina perlu diganti.""Apa maksudmu?" Santo merasakan gelagat aneh Gita dan ikut merasa gugup. "Yang ini ada masalah?""Nggak, Pak Santo, jang
Baca selengkapnya
Bab 0148
Melanie berbohong kepada Santo. Jika Zaina bangun, kebohongan itu akan terungkap. Tentu saja, Melanie tidak ingin Zaina bangun.Hanya saja, dia tidak menyangka Melanie bisa begitu gila sampai berani berkomplot dengan dokter untuk mengganti obat Zaina."Gita, kamu tahu itu dari mana? Paman Santo sudah diberi tahu?Gita menggeleng. "Maaf, Rara, aku pengecut. Aku sudah mengajukan pengunduran diri ....""Gita!" Yara menatap Gita yang hampir pingsan karena menangis. Dia menepuk-nepuk punggungnya. "Nggak, kamu memberi tahu aku, artinya kamu sangat berani. Kamu sebenarnya nggak perlu mengundurkan diri. Biar aku yang pikirkan selanjutnya.""Nggak, aku nggak bisa lagi." Gita terisak. "Aku gagal menjalankan tugasku dengan benar. Pekerjaanku seharusnya untuk mengobati dan menyelamatkan manusia, tapi aku gagal.""Gita ...." Yara ingin menghiburnya lagi."Rara, kamu nggak perlu bilang apa-apa lagi." Gita menyeka air matanya. "Aku sudah beli tiket kereta untuk pulang."Yara tertegun sejenak, dan tib
Baca selengkapnya
Bab 0149
Yara ingin menunjukkan laporan tes DNA itu kepada Santo. Dia ingin mengungkapkan semua kebenarannya.Sepuluh menit kemudian, dia keluar dari lift rumah sakit dan kebetulan melihat Melanie."Ngapain kamu di sini lagi?" Melanie tampak tidak sabar. "Cepat pergi, kamu nggak diterima di sini."Yara sangat marah. Memikirkan apa yang telah dilakukan Melanie selama ini, dia langsung menampar wajah Melanie."Kamu selama ini sudah tahu, 'kan?" tanya Yara dengan suara dingin.Melanie menutup wajahnya dan menatap Yara tak percaya. "Kamu gila? Selama ini sudah tahu apa?"Yara membuka lipatan hasil tes DNA itu agar Melanie bisa melihatnya dengan jelas.Saat Melanie melihat kalimat yang dicetak tebal, wajahnya tiba-tiba memucat."Apa yang terjadi?" Dia panik. "Kamu tes DNA lagi?"Yara seketika menangkap intinya. "Jadi, kamu memanipulasi hasil tes Silvia dan aku?"Melanie tidak berkata apa-apa. Pikirannya berlarian liar.Dia tidak boleh membiarkan masalah ini sampai keluar. Jika tidak, pernikahannya d
Baca selengkapnya
Bab 0150
Wajah Zaina sedikit demi sedikit memucat. "Melly, kenapa kamu bisa jadi seperti ini?""Bukannya kalian yang membuatku seperti ini!" teriak Melanie. "Aku anak kalian, tapi apa yang pernah kalian lakukan untukku? Kamu cuma peduli pada Yara. Ayah cuma peduli padamu. Sekarang aku cuma ingin menikah dengan Yudha. Tenang saja, aku nggak akan mengganggumu lagi setelah aku menikah dengan Yudha. Aku juga nggak akan mengganggu Yara."Zaina memegangi dadanya kesakitan. "Melly, ada di mana hati nuranimu, mengatakan semua itu?""Waktu kamu masih kecil, kamu demam tinggi. Kami nggak berani memberimu obat. Dini hari, ayahmu yang selalu menjagamu, nggak berani berkedip sepanjang malam.""Kamu suka yang manis-manis, tapi ayahmu menganggap makanan di luar itu nggak baik, jadi dia belajar sendiri dan membuatkannya untukmu.""Saat sesuatu terjadi padamu dan Yudha, ayahmu bahkan mengabaikan pekerjaannya dan pergi ke keluarga Lastana untuk memperjuangkan dirimu .... Semua yang dia lakukan untukmu, nggak bis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
40
DMCA.com Protection Status