All Chapters of Sekretaris Kesayangan CEO: Chapter 111 - Chapter 120
176 Chapters
Bab 111. Tengah Malam
Regan menurunkan tangan Amel dengan tegas. “Sebaiknya kamu kembali ke ruangan kamu.” Amel merasa sedikit tersinggung, tetapi tidak mau menyerah. “Kenapa kamu begitu dingin padaku, Pak Regan? Aku hanya ingin membantu.” Amel mendekat lagi. Kali ini dengan sentuhan lebih lembut di lengan Regan. Regan menarik napas dalam-dalam, berusaha tetap tenang. “Ini bukan tempat untuk hal seperti itu, Amel. Kita di kantor dan aku adalah atasanmu.” Amel mengangguk meski dalam hatinya merasa kecewa. “Baiklah, Pak Regan. Saya minta maaf jika saya terlalu lancang.” Amel berbalik. Ia segera mengumpulkan dokumen yang berserakan di lantai. Setelah Amel pergi Regan duduk kembali di kursinya. Batinnya merasa sedikit terguncang. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan Amel. Tetapi Regan berusaha untuk tetap profesional dalam bekerja. Reina dan Olivia menghabiskan waktu seharian di mall. Selain berbelanja pakaian, mereka juga berbelanja kebutuhan bulanan. Dengan kereta belanjaan penuh, me
Read more
Bab 112. Di Pelukan Suami
Reina merasa cemas. “Mama, sepertinya Pak Regan lembur lagi di kantor. Reina akan mengirim pesan untuk memastikannya.” Reina mengirim pesan kepada Regan. Beberapa saat kemudian balasan dari suaminya masuk. [Maaf, Sayang. Pekerjaan di kantor sangat banyak. Aku harus lembur. Mungkin aku akan pulang larut malam.] Reina merasakan sedikit kekhawatiran. Dia tahu bahwa pekerjaan Regan sebagai CEO memang menuntut banyak waktu, tetapi dia tidak bisa mengabaikan perasaan rindu yang mulai menyerang. “Pak Regan lembur di kantor. Mungkin akan pulang larut malam,” ucap Reina kepada Olivia. Olivia mengangguk mengerti. “Tidak apa-apa, Reina. Pekerjaannya memang berat. Kamu istirahat saja dulu.” Reina memutuskan untuk menunggu Regan di ruang tamu. Dia tidak ingin tidur tanpa memastikan suaminya pulang dengan selamat. Sementara itu di kantor, Regan dan Amel sedang sibuk menyelesaikan laporan keuangan yang harus diserahkan ke dewan direksi. Amel mencoba menjaga jarak profesional, tetapi sesekali
Read more
Bab 113. Manis
Hari demi hari Regan selalu pulang larut malam. Hal itu menimbulkan kecurigaan dalam benak Reina.Ia berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang aktivitas Regan di kantor.Tetapi di sisi lain, Reina merasa senang karena kondisi Mama Olivia semakin membaik. Dan suasana di rumah menjadi lebih ceria. Malam itu saat sedang di rumah, Regan berusaha menghindari pembicaraan tentang kantor. Ia lebih banyak diam.Sebenarnya Regan merasa bersalah kepada Reina. Tetapi ia juga tahu bahwa saat ini dirinya sedang membutuhkan bantuan seorang sekretaris.Reina sedang menyiapkan makan malam saat Regan hendak ke kamarnya. Wanita itu merasakan ada sesuatu yang mengganggu suaminya.“Bagaimana pekerjaan hari ini, Pak Regan?” tanya Reina dengan lembut.“Banyak pekerjaan seperti biasa. Tidak ada yang istimewa. Bagaimana keadaan Mama?” jawab Regan mengalihkan topik pembicaraan.“Mama semakin membaik. Terima kasih sudah mengizinkan Dokter Morgan untuk terus memeriksa Mama.” Reina tersenyum lalu mem
Read more
Bab 114. Menebus Rasa Bersalah
Amel tersenyum tipis. Ia mendekat dengan berkas di tangannya. Wanita itu kemudian duduk di kursi di depan meja Regan. “Bagian ini, Pak Regan.” Amel menunjuk pada satu paragraf. “Saya tidak yakin bagaimana cara menafsirkannya.” Regan melihat lebih dekat. Tetapi Amel memanfaatkan momen itu untuk menatap Regan dari jarak dekat. Ia berharap kedekatan fisik ini akan membuat Regan lebih mudah digoda.“Ini tentang proyek yang sedang berjalan. Angka-angka ini menunjukkan progresnya,” jelas Regan.“Terima kasih, Pak Regan. Bapak sangat baik hati.”Regan mengangguk tanpa banyak bicara. Ia berusaha mencari cara agar Amel segera pergi dari ruangannya. Tetapi sebelum Regan bisa mengatakan sesuatu, telepon di mejanya berbunyi. Hal itu merupakan kesempatan bagus baginya.“Maaf, saya harus mengangkat telepon ini,” ucap Regan.Amel merasa kecewa. Tetapi ia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan ruangan CEO itu. Siang itu saat kantor sudah mulai sepi karena karyawan sedang beristirahat, Amel
Read more
Bab 115. Melakukannya Sekali Lagi?
Regan memandang Reina dengan penuh penyesalan. Ia tidak mau jika ada pertengkaran di antara mereka. Meski CEO tampan itu tahu bahwa semua ini memang salahnya. Reina tersenyum lembut melihat kesungguhan pada kedua mata suaminya. Hati wanita itu sedikit lega mendengar kata-kata Regan. “Reina hanya menginginkan kejujuran dan perhatian Pak Regan. Itu sudah lebih dari cukup.” Regan mengangguk mengerti. “Baiklah, Sayang. Sekali lagi, maafkan aku ya?” Reina tersenyum kembali. Kemudian ia menyentuh pipi suaminya dengan lembut. “Ngomong-ngomong Reina sebenarnya datang ke sini atas perintah Mama. Mama sudah mau ditinggalkan sendiri di rumah. Mama sudah kuat dan mandiri sekarang.” “Itu kabar yang baik, Sayang. Berarti kita bisa merencanakan sesuatu yang spesial.” Regan merangkul pundak Reina dengan penuh semangat. “Sesuatu yang spesial?” ulang Reina sambil menatap suaminya dengan penuh harap. “Bagaimana kalau hari ini kita makan malam di sebuah restoran? Untuk quality time kita. Dan hitu
Read more
Bab 116. Mendekatinya
Kedua mata Reina melotot tajam. Tetapi akhirnya ia hanya bisa pasrah dan menganggukkan kepalanya. Sementara di ruangannya, Amel berjalan mondar-mandir tak tenang. Ia penasaran apa yang sedang dilakukan Regan dan Reina di dalam ruangan CEO. Setelah beberapa saat Amel memutuskan untuk diam-diam membuka pintu ruangan CEO dan mengintip ke dalam. Pemandangan yang ia lihat membuat hatinya berdesir. Ruangan itu sudah sangat berantakan. Pakaian berserakan di lantai dan ia bisa mendengar suara desahan dan lenguhan dari dalam ruangan pribadi Regan. Amel berjalan perlahan, mengikuti jejak pakaian Reina yang berserakan di lantai. Setiap langkah kakinya semakin menambah perasaan cemburu dan sakit hati di hatinya. Saat dia mendekati ruangan pribadi Regan, suara desahan semakin jelas terdengar. Amel merasa dadanya sesak. Melihat betapa intimnya hubungan Regan dan Reina. Amel merasakan kebencian yang membara di hatinya. “Lihat saja, Reina. Apa yang akan aku lakukan kepada Regan nanti,” gumamny
Read more
Bab 117. Terasa Berat
Suara itu sangat familiar. Membuat Reina mengangkat wajahnya. Di depan matanya berdiri Leon yang terlihat mengkhawatirkan dirinya. “Leon...?” Reina hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Leon segera melepas jaketnya dan menaruhnya di bahu Reina. Mencoba melindungi wanita itu dari hujan. Meski kenyataannya Reina sudah terlanjur basah. “Kenapa kamu di sini sendirian dan basah kuyup seperti ini? Kamu bisa sakit, Reina.” Reina menggigil. Baik karena dingin maupun perasaan campur aduk di dalam hatinya. “A–aku ... aku hanya butuh waktu sendirian, Leon.” Leon yakin jika terjadi sesuatu di antara Reina dan Regan. Leon menggelengkan kepalanya. Ia merasa prihatin. “Ayo, kita masuk ke mobil. Kamu bisa menghangatkan diri di sana.” Leon membantu Reina berdiri dan membawanya ke dalam mobilnya yang hangat. Setelah mereka masuk, Leon menyalakan pemanas dan memberikan handuk kecil yang dia temukan di mobilnya. “Keringkan dirimu sebentar. Kamu tidak bisa terus seperti ini.” Rein
Read more
Bab 118. Merasa Lebih Baik
Regan duduk di meja kerja. Pandangannya terfokus pada layar monitor di depannya. Setelah insiden yang melibatkan Amel, ia merasa harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan tangan yang sedikit gemetar, Regan membuka rekaman CCTV di ruang CEO. Ia berharap menemukan jawaban atas kejadian tadi malam. Namun saat Regan memutar rekaman tadi malam, layar hanya menunjukkan gambar hitam. Waktu di sudut layar terus berjalan, tetapi tidak ada apa-apa yang terekam. Regan memutar ulang rekaman itu beberapa kali, tetapi hasilnya tetap sama. “Sepertinya CCTV ini sengaja dimatikan pada saat itu.” Regan merasa kesal dan frustrasi. Ia sadar bahwa seseorang telah merencanakan ini dengan sangat rapi. “Sial! Aku tidak pernah memikirkan tentang kejadian seperti ini sebelumnya. Amel sangat licik. Pasti dia sengaja menjebakku dan merencanakan hal ini sejak lama.” Regan menghembuskan napas kasar. Tidak ada bukti yang bisa menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan
Read more
Bab 119. Melindungi Reina
[Permainan baru saja dimulai, Regan. Bersiaplah untuk menghadapi kehancuran.]Regan tidak terpengaruh oleh ancaman melalui pesan itu. Ia tahu masalah dengan pengancam bernama “Shadow Phoenix” belum selesai. Tetapi Regan tidak ingin ambil pusing. Sekarang ia lebih fokus menyelesaikan masalah pribadinya.Regan meletakkan ponselnya dan memandangi wajah Reina yang sudah terlelap. Tubuhnya masih terasa lelah, tetapi ia tahu bahwa ia harus menyelesaikan banyak pekerjaan.“Sudahlah. Lebih baik aku kerjakan esok pagi saja. Malam ini aku harus menjaga istriku. Aku tidak mau Reina mengigau kembali.”Regan pun memilih untuk berbaring di samping istrinya. Lelaki tampan itu mengelus lembut kepala Reina. Hingga lama-lama ia pun memejamkan kedua matanya dan terlelap bersama malam yang begitu dingin.Esok harinya ketika Reina masih tidur, Regan bersiap untuk pergi ke kantor lebih awal tanpa sarapan.Sebelum berangkat, ia meninggalkan pesan di meja samping tempat tidur Reina.[Sayang, aku pergi ke kan
Read more
Bab 120. Tidak Mau Kehilangan
Selama beberapa hari Amel tidak masuk kerja. Ketidakhadirannya membuat suasana kantor semakin tegang. Regan memutuskan untuk menemui Amel di rumahnya saat jam makan siang. Ia juga membawakan beberapa makanan untuk keluarga Danny. Regan mencoba menyelesaikan masalah secara langsung. Ia tahu harus berhati-hati karena situasi bisa dengan mudah berbalik melawannya. Regan tiba di rumah Amel dan mengetuk pintu. Danny yang membukakan pintu, terlihat bingung melihat kedatangan Regan. Apalagi lelaki itu hanya datang seorang diri. Tanpa Reina di sisinya. “Regan, ada apa datang ke sini? Reina mana? Kok nggak diajak?” tanya Danny dengan nada penasaran. “Saya ingin bicara dengan Amel tentang pekerjaannya, Ayah. Apakah Amel belum cerita jika selama ini ikut bekerja di perusahaan Regan?” jawab Regan balik bertanya. Linda muncul di belakang Danny. Menatap Regan dengan penuh rasa curiga. “Kenapa kamu tidak bicara di kantor saja?” Regan mencoba tersenyum meski hatinya penuh kecemasan. “Ini masa
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status