All Chapters of Sekretaris Kesayangan CEO: Chapter 101 - Chapter 110
175 Chapters
Bab 101. Cemas
Regan mengangguk. Ia mengamati pemandangan dengan tenang. “Ya, memang sangat indah. Aku senang kita bisa meluangkan waktu bersama seperti ini meskipun dalam perjalanan kerja.”“Reina juga senang. Terkadang perjalanan kerja seperti ini bisa menjadi momen yang berarti bagi kita.”Malam itu, mereka memutuskan untuk makan malam di restoran hotel. Restoran tersebut terkenal dengan masakan lokalnya yang lezat. Mereka memesan beberapa hidangan khas Bandore dan menikmati setiap gigitan dengan penuh kenikmatan.“Ini adalah salah satu makanan terbaik yang pernah aku coba,” ungkap Regan sambil menikmati sajian mereka.“Iya, rasanya benar-benar otentik dan lezat,” balas Reina setuju.Setelah makan malam, mereka kembali ke kamar dan memutuskan untuk bersantai sejenak sebelum tidur. Namun tiba-tiba hujan kembali turun dengan derasnya. Menciptakan suasana dingin dan tenang. Suara rintik hujan yang menghantam jendela kamar mereka memberikan irama yang menenangkan setelah seharian penuh aktivitas d
Read more
Bab 102. Khawatir
“Nyonya terlihat murung Pak Regan,” ucap Bi Nita. Regan dan Reina saling berpandangan. “Mungkin Mama memikirkan sesuatu, Pak Regan. Kita harus bertanya langsung kepada Mama.” Regan mengangguk setuju. Namun sesaat kemudian Olivia menghampiri mereka. “Mama sedih karena Bi Nita pamit mau cuti. Anaknya sakit Regan,” ungkap Olivia dengan suara berat. Regan langsung menatap ke arah Bi Nita. “Apakah itu benar, Bi Nita?” Bi Nita menganggukkan kepalanya. “Ya, Pak Regan. Anak saya sakit dan saya harus pulang untuk merawatnya.” “Ya sudah, tidak apa-apa. Bibi boleh berkemas dan pulang untuk merawat anak Bibi,” ucap Regan dengan nada pengertian. “Terima kasih Pak Regan,” balas Bi Nita dengan mata berkaca-kaca. Setelah mengatakan kalimat itu, Bi Nita segera pergi ke kamarnya untuk mengambil beberapa barang yang harus dibawa pulang. Regan mengajak sang mama duduk di sofa untuk mengobrol serius. Reina ikut duduk di sebelah mereka. Merasakan suasana yang semakin berat. “Mama, kita
Read more
Bab 103. Pertemuan Darurat
Regan meletakkan gagang telepon kembali ke tempatnya dan menghela napas panjang. “Ada masalah di kantor. Mereka butuh aku segera.”“Masalah apa? Apakah itu serius?” Reina merasa ingin tahu.Regan mengangguk. “Sepertinya begitu. Aku harus pergi sekarang. Do'akan saja. Semua akan baik-baik saja.”Reina meremas tangan suaminya dengan lembut. “Aku akan ikut dengan Pak Regan.”Regan menggelengkan kepala dengan tegas. “Maaf, Reina. Kamu tidak bisa ikut. Kamu harus menjaga Mama.”Reina menunduk ingat akan keputusannya tadi untuk berhenti bekerja demi merawat sang mama yang semakin membutuhkan perhatian. “Baiklah, Reina mengerti. Tapi Pa Regan hati-hati, ya?”Regan mencium dahi Reina. “Aku akan segera kembali. Jangan khawatir.”Setelah mengucapkan perpisahan singkat kepada Olivia, Regan segera bergegas keluar rumah. Ia mulai menyalakan mobilnya dan melaju ke kantor dengan perasaan campur aduk. Dalam perjalanan pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi tentang masalah yang terjadi di kantor. Apa
Read more
Bab 104. Terasa Lebih Sulit
Regan berdiri kaku di tempatnya saat pintu kantornya terbuka dengan keras. Sosok yang muncul di ambang pintu membuat darahnya berdesir. Di sana berdiri Angela, salah satu direksi yang selalu ia percayai. Wajahnya tampak serius dan di tangannya ada berkas lain yang tebal. “Angela? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Regan dengan nada curiga. Angela menutup pintu di belakangnya dan melangkah masuk. “Regan, aku harus memberitahumu sesuatu. Ini sangat penting dan aku tidak bisa menunggu pertemuan darurat.” Regan menatapnya dengan tajam. “Apa yang kamu temukan?” Angela menyerahkan berkas tersebut kepada Regan. “Aku baru saja menemukan ini di komputer salah satu staf senior. Ini adalah bukti yang sangat memberatkan.” Regan membuka berkas itu dan membaca isinya dengan cepat. Matanya terbelalak ketika melihat angka-angka yang tercantum di dalamnya. “Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa kita tidak menyadarinya selama ini?” “Orang yang melakukan ini sangat cerdik. Dia menutupi jeja
Read more
Bab 105. Serangan Berikutnya
Beberapa jam kemudian, tim auditor eksternal tiba dan mulai bekerja. Mereka memeriksa setiap transaksi. Mencari pola yang mencurigakan. Sementara itu, Regan dan Richard terus memantau perkembangan dari ruang kendali.“Ada sesuatu yang harus kamu lihat,” ucap salah satu auditor sambil membawa laptopnya ke meja Regan.Regan melihat layar laptop itu dan terkejut melihat pola transfer yang sangat mencurigakan. Dana perusahaan telah dialihkan ke beberapa rekening offshore yang sulit dilacak. Jumlahnya sangat besar dan melibatkan transaksi yang tersembunyi dengan rapi.“Kita butuh akses lebih lanjut ke sistem ini,” kata auditor itu.Regan segera memberikan otorisasi untuk akses penuh. “Lakukan apa yang perlu. Kita harus menemukan siapa yang bertanggung jawab atas ini.”Setelah beberapa jam bekerja keras, auditor menemukan bukti-bukti yang semakin memperjelas keterlibatan Richard. Namun, ada juga tanda-tanda yang menunjukkan keterlibatan pihak lain.“Lihat ini,” kata auditor lain sambil men
Read more
Bab 106. Sesuatu Yang Lebih
Regan pulang dari kantor saat malam sudah larut. Langit yang gelap hanya diterangi oleh lampu-lampu jalan yang berkerlip. Langkahnya terasa berat, wajahnya terlihat sangat lelah. Ketika ia membuka pintu rumah, ia disambut oleh keheningan malam yang menenangkan. Reina, sang istri, segera menghampiri suaminya. “Sayang, kamu terlihat sangat lelah,” ucap Reina dengan suara lembut, penuh kekhawatiran. “Apa yang terjadi di kantor?” Regan memaksakan senyum, mencoba mengurangi beban di hatinya. “Ini hari yang panjang, Reina. Banyak yang terjadi.” Reina menatap suaminya dengan penuh pengertian. “Sudah makan malam belum?” Regan menggeleng pelan. “Belum. Aku terlalu sibuk di kantor tadi.” Reina menggenggam tangan Regan, membimbingnya ke dapur. “Ayo, Reina akan membuatkan Bapak sesuatu untuk dimakan. Pak Regan juga butuh tenaga.” Di dapur, Reina mulai menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam. Regan duduk di salah satu kursi, memperhatikan istrinya yang bergerak lincah. Suara gemerisik sayu
Read more
Bab 107. Tunggu Sebentar, Sayang.
Beberapa hari telah berlalu. Kondisi perusahaan Regan mulai stabil kembali. Berbagai tindakan korektif telah dilakukan dan tim audit internal serta eksternal bekerja keras untuk memastikan tidak ada lagi celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Meski demikian, beban pikiran Regan belum sepenuhnya hilang. Setiap hari ia masih harus menyelesaikan banyak tugas dan rapat penting.Pagi itu Regan sedang sibuk di ruangannya. CEO tampan itu sedang meninjau laporan terbaru yang masuk. Layar komputernya penuh dengan grafik dan angka. Menandakan usaha perusahaan untuk kembali bangkit setelah krisis yang sempat melanda. Fokusnya begitu terpusat hingga tak menyadari pesan masuk di ponselnya.[Pak Regan. Hari ini rencananya Reina dan Mama mau berkunjung ke rumah Ayah. Katanya Mama ingin mempererat tali persaudaraan dengan besan.]Regan tersenyum kecil membaca pesan dari istrinya. Dengan cepat, ia mengetik balasan. “Itu ide yang bagus, Sayang. Kamu tunggu seben
Read more
Bab 108. Ide Yang Bagus
Reina membaca pesan itu dan tersenyum. Lalu ia berbicara kepada Olivia. “Pak Regan bilang dia akan menjemput kita, Ma. Dia sedang menyelesaikan pekerjaannya,” ucapnya kepada sang mama penuh antusias. Olivia mengangguk. “Baiklah, kita tunggu saja di sini. Semoga Regan tidak lama.” Namun yang terjadi tidak sesuai ekspektasi. Waktu terus berjalan dan pekerjaan di kantor Regan justru semakin rumit. Masalah mendadak muncul terkait dengan kontrak besar yang harus segera diselesaikan. Regan berkali-kali melihat jam di dinding dengan rasa cemas. Tidak ada pilihan lain selain menyelesaikan tugas itu. Jeffan masuk ke ruangan dengan wajah tegang. “Pak Regan, ada dokumen lain yang perlu Bapak tanda tangani sekarang juga. Klien kita dari Singarana mengharapkan jawaban segera.” Regan menghela napas panjang, merasakan tekanan yang semakin meningkat. “Baiklah, bawa ke sini segera. Saya akan menandatangani semuanya sekarang.” Sementara itu, di rumah Danny, Olivia sudah mulai gelisah. “Reina, m
Read more
Bab 109. Mencari Perhatian
Reina membuka pintu dan melihat Dokter Morgan berdiri di sana dengan senyum hangat. “Selamat pagi, Reina. Bagaimana kabarnya hari ini?” tanyanya sambil melangkah masuk.“Selamat pagi, Dokter Morgan. Mama ada di ruang tamu. Silakan masuk,” jawab Reina sambil mengantar dokter itu ke dalam.Dokter Morgan langsung menghampiri Olivia dan memulai pemeriksaan rutin. “Bagaimana perasaan Anda hari ini, Nyonya Olivia?” tanyanya lembut.Olivia tersenyum tipis. “Saya merasa jauh lebih baik, Dokter. Terima kasih sudah sering datang memeriksa saya.”Dokter Morgan memeriksa tekanan darah dan denyut nadi Olivia dengan teliti. “Denyut nadi dan tekanan darah Anda bagus. Ini tanda yang baik. Saya senang mendengarnya.”Setelah beberapa saat, Dokter Morgan menyelesaikan pemeriksaannya dan duduk di kursi dekat Olivia. “Nyonya Olivia, dari hasil pemeriksaan hari ini, saya bisa bilang bahwa Anda semakin membaik. Jika terus seperti ini, kemungkinan besar Anda sudah sembuh dari depresi.”Olivia tersenyum le
Read more
Bab 110. Dari Atas Hingga Bawah
Salah satu staf mengangguk dan dengan sopan mengantarkannya ke ruang kerja Regan. Pintu terbuka, dan di sana Regan sedang sibuk menatap layar monitor dengan wajah serius. “Pak Regan, saya Amel, sekretaris baru Anda,” ucap Amel dengan suara lembut dan manja. Regan mengangkat kepalanya. Tidak menyangka jika Amel akan bersikap seperti itu. “Ya, selamat datang Amel. Silakan duduk. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan.” Amel duduk di kursi di depan meja Regan. Ia berusaha menjaga postur tubuh yang anggun. “Terima kasih, Pak Regan. Saya siap untuk mendengarkan dan belajar.” Regan mengangguk dan mulai menjelaskan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh Amel. CEO tampan itu berbicara tentang jadwal, rapat, dan tanggung jawab administratif lainnya. Amel mendengarkan dengan seksama, tetapi pikirannya berkeliaran ke tempat lain. Ia lebih fokus memperhatikan cara Regan berbicara, gerak tubuhnya, dan ketegangan di wajahnya. Semua itu membuatnya semakin tertarik. Regan memberikan beb
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status