Semua Bab Kembalinya sang Prajurit Terhebat: Bab 31 - Bab 40
78 Bab
Bab 31 Lincoln Dan Jaxton
"Connor, jika kamu tidak minum, kamu tidak menghormatiku."Owen meletakkan botol anggur yang sudah kosong di atas meja, wajahnya menjadi muram.Connor ingin memberi Owen hukuman yang berat, tetapi dia tidak berani menghadapi Owen secara langsung.Melihat Owen tampak cemberut, Connor segera menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Owen, aku akan minum denganmu!"Connor tidak berani menyinggung perasaan Owen.Connor mengangkat kepalanya dan menandaskan anggur itu dalam sekali teguk."Hebat sekali!""Connor dan Owen adalah orang yang kami hormati. Mereka tidak segan meminum anggur semahal itu.""Owen, minumlah segelas lagi dengan Connor."Mahasiswa lain memancing dengan penuh semangat dan berteriak agar Owen dan Connor minum lagi.Owen tersenyum dan mengangguk, "Pelayan, tolong bawakan sebotol Latife lagi. Aku akan minum lagi dengan Connor."
Baca selengkapnya
Bab 32 Mobil Ini Untuk Kamu
"Tuan Walsh benar. Owen, kamu terkenal di Jurusan Bahasa Washal dan bahkan di seluruh Universitas Samudra. Kamu tidak perlu mengatakan kamu kaya. Kamu tidak perlu takut meskipun miskin.""Kamu mampu, dan kamu bisa menghasilkan uang dengan bekerja sebagai pengawal atau petugas keamanan untuk orang-orang kaya. Namun, kamu tidak perlu membual tentang dirimu sendiri. Sadarlah."Lincoln dan Jaxton tidak menahan diri saat mengejek Owen.Banyak murid pintar yang bisa melihat bahwa Connor sengaja mengejek Owen. Jika mereka tidak menyadarinya, mungkin mereka bodoh atau sedang mabuk.Suasana di ruang perjamuan jadi agak tegang.Namun, Owen tidak mau repot-repot menjelaskan lebih jauh.Owen mengeluarkan dua kartu kredit khusus dari saku celananya dan menaruhnya di atas meja.Kartu itu cukup untuk memberikan penjelasan. Di bawah cahaya lampu, kartu-kartu itu memancarkan kilau hitam yang memukau."Kartu kredit tanp
Baca selengkapnya
Bab 33 Kalau Begitu, Kita Adalah Musuh
Di Westner, saat ini sudah hampir fajar dan matahari hampir terbit.Di sebuah kastel bergaya abad pertengahan, seorang wanita cantik berambut pirang dengan jaket kulit ketat sedang duduk di kursi pemimpin. Ada ekspresi dingin di wajahnya yang sangat cantik.Di hadapan wanita itu, ada dua orang pria kuat berseragam militer biru langit. Mereka berdiri layaknya seorang prajurit dengan postur tegak, tetapi kepala mereka menunduk."Kalian berdua bodoh!"Wanita cantik itu berkata dengan marah, "Bos meminta kalian untuk berurusan dengan Resimen Elang. Memangnya kalian tidak bertanya di mana dia sekarang?"Kedua pria berseragam militer itu menundukkan kepala makin dalam."Dasar sampah! Apa yang bisa kalian lakukan selain berkelahi?"Wanita cantik itu makin marah saat dia berbicara dengan tangan mengepal, "Bos bilang dia akan kembali dari liburannya setelah seminggu, tetapi sekarang sudah berapa lama? Begitu dia menghub
Baca selengkapnya
Bab 34 Aaron Versus Owen
Suara teriakan Connor bergema di telinga semua orang.Kemudian, seketika teriakannya terdengar begitu jauh.Itu karena dia ditendang hingga terpelanting sejauh 10 meter. Setelah terjatuh ke tanah, dia terus terguling sampai keluar dari pintu toko 4S.Itu sangat gila!Orang-orang yang menyaksikan kejadian ini merasa gugup. Banyak orang yang berpikir kalau mereka akan mati jika dipukul seperti itu!Akan tetapi, itu masih belum berakhir. Begitu kaki Owen terdorong, tubuhnya memelesat dengan cepat.Lalu, saat Owen melangkah maju, terdengar suara yang teredam di bawah kakinya. Para mahasiswa di sekitarnya merasa tubuh mereka ikut bergetar, seakan-akan mereka baru saja merasakan gempa bumi kecil."Lantainya retak!""Astaga! Apa itu karena Owen menginjaknya saat dia memelesat?""Gila! Ubin lantainya disemen ke tanah. Bagaimana ubinnya bisa retak?"Benar, ubin di lantai tempat Owen berdiri ta
Baca selengkapnya
Bab 35 Satu Lawan Empat
Baiklah!Setelah merenung selama beberapa saat, Maria tertawa terbahak-bahak dengan tangannya menutupi wajahnya, "Aku tidak akan memikirkannya lagi. Jika Owen memintaku untuk menjadi pacarnya, aku akan mengiyakannya. Lagi pula, dia pria yang baik."Keesokan harinya, Owen mengemudikan Posche 911 milik Fiona dan berhenti di Alun-alun Gerbang Depan di Universitas Samudra.Ketika Owen dan Fiona muncul, mereka berdua menarik perhatian banyak mahasiswa.Di saat yang bersamaan, sebuah topik yang berkaitan dengan Owen muncul di Forum Samudra.[ Owen sudah sampai di Universitas Samudra. Tampaknya dia tidak tinggal di asrama. Aku ingin tahu apa dia akan muncul di Asosiasi Tarung Bebas dan bertarung dengan Aaron.][ Owen pergi ke ruang kelas Jurusan Bahasa Washal. Tampaknya dia tidak pergi ke Asosiasi Tarung Bebas. Ada kelas yang harus dia ikuti.][ Aku sudah melihat jadwalnya. Jurusan itu tidak mempunyai jadwal kelas di
Baca selengkapnya
Bab 36 Siapa Yang Di Kandang Sendiri?
"Owen, kemarilah!""Jangan hanya berani menindas empat orang pemula. Jika kamu punya nyali, ayo lawan kami!"Terdengar teriakan dua orang dari dalam ruangan Asosiasi Tarung Bebas.Owen melangkah masuk. Di dalam, dua orang pemuda sedang berdiri di depan ring dan menatap Owen dengan wajah penuh permusuhan. Mereka berdua mengenakan seragam latihan.Selain itu, masih ada seorang lagi di atas ring. Itu adalah Aaron. Owen masih ingat Aaron pernah berdiri di dekat Felix dan Kian saat hari pertama pelatihan militer.Owen perlahan melangkah maju dan tersenyum, "Apa yang kalian lakukan? Aku sedikit bingung. Aku sudah membaca surat tantangan Aaron. Apakah kalian akan bergiliran melawanku? Kalian ... ""Diam kamu! Kami harus menjaga martabat Asosiasi Tarung Bebas ini.""Benar. Owen, kami dengar kamu telah menantang klub kami. Jadi, kami tidak akan menunjukkan belas kasihan."Kedua pemuda di depan ring segera menye
Baca selengkapnya
Bab 37 Polisi Datang
Aaron segera melepaskan pakaian latihannya.Ketika Owen mengambil sarung tinju, Aaron sudah melepas pakaian latihannya dan memperlihatkan otot-ototnya yang kekar. Di bawah sorot lampu, sosok Aaron memancarkan aura kuat yang menakutkan.Semua penonton seketika berteriak.Gadis-gadis juga berteriak histeris saat melihat tubuh kekar Aaron.Aaron tampan. Ditambah dengan otot-ototnya yang kekar, semua gadis pasti terpikat oleh pesonanya."Bagaimana kalau kita melepas pakaian kita?"Owen tersenyum dan berkata, "Kalau begitu ... baiklah. Akan tetapi, aku ini orang yang sedikit pemalu!""Lepaskan pakaian kalian.""Ayo, Aaron. Kami mendukungmu!""Kamu pasti menang, Aaron."Ucapan Owen membuat penonton kembali berteriak nyaring. Suasana di tempat itu pun menjadi makin ramai."Terima kasih. Sekarang aku benar-benar merasa seperti berada di rumahku sendiri!"Owen memakai sarung
Baca selengkapnya
Bab 38 Pembunuhan?
Para mahasiswa itu ketakutan saat melihat betapa seriusnya sikap polisi-polisi itu. Mereka segera memberi jalan kepada polisi-polisi itu.Saat itu, Owen berjalan ke luar dari gedung Asosiasi Tarung Bebas."Minggir." Owen berdiri di depan polisi paruh baya itu, sehingga polisi itu menghardiknya dengan kasar."Baiklah."Owen memutar matanya pada polisi paruh baya itu dan menyingkir.Namun, karena kedua sisi sudah penuh sesak, lorong di samping Owen hanya muat dilalui oleh satu orang saja, meski Owen sudah menyingkir.Di samping polisi paruh baya itu, ada seorang polisi muda, lalu empat orang polisi lain di belakang mereka. Jelas, lorong itu masih terlalu kecil untuk mereka lewati."Minggir lebih jauh lagi."Polisi paruh baya itu menatap Owen dan berkata dengan tidak sabar, "Apa kamu tuli atau bodoh? Cepat minggir!"Owen mengangkat alisnya. Dia menatap polisi di depannya, lalu bertanya, "Apa kamu
Baca selengkapnya
Bab 39 Meledakkan Otakmu
"Fiona, sudah kubilang jangan datang. Dengar, kalau kamu ada di sini, aku jadi tidak bisa buru-buru keluar jika diperlukan." Owen mengangkat tangan dan menggaruk hidungnya.Owen seperti menyalahkan Fiona, tetapi tidak terlihat kegugupan sedikit pun di wajahnya.Namun, Fiona tidak mengerti. Dia menggigit bibir bawahnya dengan ringan, dan berkata dengan nada mengejek, "Aku hanya khawatir kamu akan berada dalam bahaya. Tidak kusangka dengan melakukan ini, aku akan menyusahkanmu. Sepertinya aku benar-benar tidak bisa hidup sampai usia dua puluh tahun. Itu memang benar. Sayang kamu yang harus kena imbasnya ... padahal kamu orang baik.""Orang baik?"Owen tertawa dan berkata, "Kamu lucu sekali. Kamu benar-benar menganggapku orang baik!""Tidak. Kamu tidak baik. Kamu orang jahat, seorang penjahat!"Dengan dua senjata yang mengarah ke mereka dari luar, mereka harus berkelahi di dalam mobil.Kedua polisi gadungan itu sa
Baca selengkapnya
Bab 40 Sang Peracun
Pria dan wanita yang berbicara itu jelas merupakan kombinasi antara si cantik dan si buruk rupa.Pria itu tingginya dua meter, terlihat sekuat beruang kutub. Wanita itu memiliki sosok yang seksi dan anggun, berambut pirang, dan bermata biru. Dia terlihat secantik bidadari.Yang akan membuat orang-orang merasa ngeri melihat mereka adalah masing-masing dari mereka membawa senapan penembak jitu besar di tangan mereka.Sekarang semuanya sudah jelas. Dua orang inilah yang tadi menembak para polisi gadungan. Dengan kata lain, ada lebih dari satu penembak jitu. Dua orang penembak jitu itulah yang menembak mati para polisi gadungan tadi."Siapa, siapa kalian?"Ini Negara Washal. Kalian berdua orang asing yang sudah membunuh orang dengan senapan penembak jitu di wilayah Negara Washal. Kalian ...Pria jangkung itu mengangkat tangannya dan melemparkan lencana besi bundar hitam ke atas atap mobil polisi."Kalian baru saja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status