All Chapters of Kembalinya sang Prajurit Terhebat: Chapter 41 - Chapter 50
81 Chapters
Bab 41 Aisha Dancy
"Apa sudah yang terjadi?" Owen bertanya.Fiona, terlihat pucat, sambil mencengkeram ponselnya dia berkata, "Owen, ayahku juga telah diracuni. Dia sekarang ada di Rumah Sakit Samudra. Namun para dokter di sana masih belum bisa menemukan apa penyebab keracunannya.""Ayo kita ke rumah sakit sekarang juga."Maria masih tertidur lelap. Owen bangkit dan membantu memapah Maria. Kemudian, mereka bertiga keluar dari kafe.Segera setelah mereka sampai ke mobil, Owen memegang kemudi, sementara Fiona duduk di kursi penumpang dan memberi tahu Owen arah menuju rumah sakit.Dalam perjalanan mereka, ponsel Fiona kembali berdering."Fiona, ini Darren. Sebaiknya kamu lebih cepat sedikit. Sudah dikeluarkan formulir persetujuan yang menyatakan bahwa Ryan sekarang sakit kritis.""Dokter yang merawat Ryan mengatakan kepadaku bahwa, dengan keadaan seperti saat ini, Ryan bisa segera meninggal, tepatnya dalam waktu kurang dari satu jam
Read more
Bab 42 Hidup Kembali
Sambil berbicara, Owen merentangkan tas peralatan medis di samping ranjang pasien.Kedua dokter itu telah melepas masker mereka dan wajah mereka menjadi merah karena marah. Mereka begitu murka hingga napas mereka terdengar berat."Anak muda, jangan konyol!"Sudah kubilang, pasien ini sekarat. Racun yang tidak dikenal telah menyerang organ dalamnya. Sekarang organ tubuhnya mulai gagal. Kamu akan membunuhnya jika menggunakan pengobatan khusus itu sekarang!"Owen tidak peduli. Dia mengeluarkan peralatannya dan memasangnya pada tubuh Ryan. Owen mulai menggunakan peralatannya dengan terampil. "Aku tahu kondisinya. Kalian tidak perlu memberitahuku. Sekarang kalian hanya perlu diam saja.""Sstt!"Fiona mendiamkan kedua dokter itu dengan jari telunjuknya di bibir.Kedua dokter itu tampak pasrah. Menurut mereka, Owen biadab, tetapi mereka tidak berani menyinggung Owen. Mereka terpaksa berdiri di samping dan menatap moni
Read more
Bab 43 Owen Penyelamat Maria
Setelah Ryan mendengar perkataan Aisha, dia langsung depresi.Owen menghela napas.Dia berkata, "Ryan, kamu tidak lagi muda dan putrimu bahkan sudah kuliah. Bagaimana bisa kamu membodohi dirimu sendiri dalam berhubungan?"Ryan menjawab sambil tersenyum pahit, "Wanita ini sulit. Owen, kamu mengingatkanku tentang dokter itu. Aku menyelidikinya. Kemudian, aku mengetahui sifat asli wanita itu. Sebelum dia meracuniku, aku sudah menduganya, tetapi aku jatuh ke dalam perangkapnya karena ingin berjudi. Aku ingin memberi kesempatan untuk diriku dan dirinya. Sayangnya..."Kemudian, Ryan menatap Aisha dengan kekecewaan di matanya dan berkata dengan tegas, "Sayangnya, kamu tidak menghargai kesempatan terakhir yang kuberikan kepadamu. Aku berjudi dengan nyawaku. Aku meskipun tidak mati, aku kalah taruhan, dan kamu bukanlah pemenangnya. Aku telah memberikan semua yang kamu miliki, sekarang aku ingin mengambil semuanya kembali.""Ayah, akhirny
Read more
Bab 44 Kamu Sebaiknya Berpakaian!
"Apakah kamu menebak sesuatu?"Owen menatap Aisha dan tersenyum jahat.Empat pria berbaju hitam lainnya telah mundur ke salah satu sisi, mereka terlihat tenang. Mereka tidak menyerang, tetapi mengepung Owen.Wajah Aisha terlihat murung dan matanya yang cantik dipenuhi oleh kebencian. "Aku mengerti. Kamu tidak pergi jauh dari tempat parkir dan mengikutiku ke sini saat aku keluar.""Benar, sepertinya kamu tidak sebodoh itu."Owen tersenyum, "Namun, kamu masih belum cukup pintar dibandingkan aku. Kamu membawaku ke sini dan mengungkapkan identitas aslimu.""Memangnya mengapa? Kamu sudah mati!" Saat Aisha melambaikan tangannya, enam orang pria berpakaian hitam dengan pisau panjang bergegas keluar dari sebuah gedung berlantai dua.Melihat pemandangan itu, Owen mencibir.Owen membungkuk dan mengangkat Maria yang tergeletak di tanah. Owen tidak sempat membuka ikatan lakban di tubuh Maria sekarang, jadi dia har
Read more
Bab 45 Owen Telah Kembali
Setelah menemukan tempat berlindung, Owen memutar-mutar jempolnya dan sebuah jarum perak muncul di tangannya.Owen menyipitkan matanya, mencoba mengingat posisi di mana suara tembakan terdengar. Kemudian, dia melompat keluar dari tempat perlindungan dan mengayunkan lengan kirinya dengan keras untuk menembakkan jarum.Terdengar suara sesuatu yang jatuh.Ada vas hias tinggi di sebelah kiri bangunan kecil itu. Penembak yang baru saja mengangkat senjatanya merasakan sakit di antara alisnya, lalu kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan keras ke arah vas.Terdengar suara pecahan yang keras.Vas itu hancur berkeping-keping.Kemudian, suara tembakan kembali terdengar.Owen adalah sasarannya.Owen tidak bersembunyi di balik sofa lagi. Dia melesat ke tengah ruangan dan menembakkan dua buah jarum.Dua pria bersenjata jatuh ke tanah di lantai dua bangunan itu."Hanya ini kemampuanmu?"
Read more
Bab 46 Pecat Aku
Owen menjadi sedikit tidak sabar.Dia bisa melihat bahwa sebenarnya Lily tidak hanya egois, namun juga serakah!Oleh karena itu, Owen mengeluarkan uang sebanyak seratus dua puluh ribu Rupiah dan melemparkannya ke wajah Lily."Owen!" Maria mendongak dan menatapnya dengan tatapan khawatir. Dia berkata dengan suara lemah, "Biarkan aku pergi sendiri. Jangan melakukan hal seperti ini untukku."Yang Maria maksudkan adalah sikap kurang ajar Owen kepada Lily. Lily sudah tua, tidak sopan melemparkan uang ke wajahnya.Namun, Maria tidak heran karena Lily tidak marah. Sikap ikut campurnya langsung berubah menjadi pengertian dan simpati."Aku akhirnya sadar bahwa gadis ini tidak hanya terlihat pucat dan mengerikan. Dia juga sangat lemah!"Lily memegang uang di wajahnya dengan tangan kiri dan memegang uang yang ada di atas meja dengan tangan satunya sambil tertawa, "Wah, kamu seorang pemuda yang baik hati! Naiklah sekarang juga. Namun, jangan tinggal terlalu lama di asrama putri. Selain itu, kalia
Read more
Bab 47 Kamu Pikir Kamu Siapa?
Senyuman dingin mengembang di wajah Owen.Di mata para gadis, Owen adalah pria yang menawan dan tampan. Akan tetapi, gadis-gadis itu merasa takut saat melihat senyumannya."Owen, mungkin aku bisa ikut denganmu. Aku percaya mereka telah salah paham." Maria tahu bahwa Owen akan melakukan sesuatu untuk mencari tahu mengapa dia dikeluarkan. Dia khawatir Owen akan marah dan melakukan sesuatu yang nantinya dia sesali.Owen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu pasti lelah setelah semua kejadian tadi. Kamu mandi dan istirahat yang cukup saja. Aku bisa mengatasinya sendiri."Maria tidak menyadari ada yang salah dengan ekspresi Owen sebelum teman sekamarnya bergumam dengan suara aneh."Kamu salah paham."Wajah Maria memerah. Dia langsung menjelaskan, "Ini tidak seperti yang kalian pikirkan! Aku baru saja mandi. Jangan salah sangka!"Maria hendak mengatakan bahwa seseorang telah meracuninya dan itulah alasannya meng
Read more
Bab 48 Sulit Untuk Introver Diri
"Aku?"Nick menunjuk dirinya sendiri, dia terlihat begitu kesal. "Tidak ada seorang pun di Universitas Samudra yang berani berbicara seperti itu padaku. Cepat pergi atau aku akan memukulmu! Mau coba?""Tidak!Owen berujar tanpa ragu.Dia menginjak wajah Kian dengan kuat.Kian merasa kulit wajahnya akan sobek. Injakan Owen sangat menyakitkan sehingga dia berteriak-teriak dan darah mengalir dari sudut mulutnya."Nak, kamu benar-benar mempertaruhkan lehermu!" Nick diam-diam mengeluarkan tongkat karet dari belakang pinggangnya dan menghantamkannya ke kepala Owen.Nick mengayunkan tongkat karet ke atas dan terasa embusan angin yang kuat, menandakan bahwa Nick mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang Owen.Jika tongkat itu benar-benar dipukulkan ke kepala Owen, dia pasti akan berdarah atau bahkan mengalami gegar otak parah.Suara teredam itu mengejutkan banyak mahasiswa yang berkumpul untuk m
Read more
Bab 49 Anjing Termangu
Setelah Owen mengatakan itu, suasana Gedung Kantor Utama pun hening seketika. Satu-satunya suara yang bisa terdengar adalah teriakan Frank.Bahkan, seorang Linda yang angkuh pun turut bungkam karena takut.Adapun pemimpin universitas lain yang sedang berdiri di belakang, mereka bergerak mundur dua langkah secara diam-diam.Apa? Owen sungguh berani mengalahkan mereka? Dia bahkan tidak menggunakan tangannya! Dia mengalahkan mereka dengan batu bata!Beberapa waktu kemudian, terdengar seorang anak berteriak. Dia terlihat begitu terkejut."Hebat sekali! Bahkan jika Owen hanyalah seorang rakyat jelata, aku akan tetap menghormatinya. Aku mengagumi Owen!""Yah, kami harus mendapatkan kepercayaanmu. Kalau tidak, mungkin kamu sudah dipukuli."Kalau aku jadi Owen, sudah kuhajar habis mereka. Kalau dia ingin mengusirku, mengapa pula aku harus kasihan dengannya?"Mulai terdengar desas-desus dari kerumunan penonton. Kejadian ini telah membuat para pemimpin universitas malu. Mereka ingin Owen mendap
Read more
Bab 50 Pemberontakan
"Tuan Berg, izinkan aku menjelaskan " kata Linda.Linda mencoba mengatur emosinya, dia ingin berbincang dengan sang wakil gubernur yang bertugas di bidang pendidikan itu.Namun, Marty menyela Linda dengan berbalik badan dan menatapnya dengan sorot penuh kekecewaan.Hal ini layaknya suatu penindasan dari atasan. Yang satu adalah seorang wakil gubernur, dan yang lain adalah seorang direktur biro akademis di sebuah Universitas. Perbedaan level dari keduanya terlihat amat jelas.Frank, seorang wakil rektor yang mana adalah senior Linda, mulai beranjak bangkit.Dia menutup wajahnya dan berjalan menuju Marty. Semua orang bisa melihat bahwa wakil rektor ini sangat ingin mengambil hati Marty, tetapi tawanya terdengar seperti tangisan, disebabkan karena hidungnya terkena hantaman batu bata."Tuan Berg, apa yang terjadi hari ini... " kata Frank."Apa yang telah terjadi di hari ini, itu adalah tanggung jawabmu sebagai seorang wakil rektor," ujar Marty, menyela Frank.Marty berkata dengan serius,
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status