All Chapters of Taruhan Dengan Ceo Muda: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
Bab 51
'Aku benar-benar tidak–bisa–melupakan–kejadian, semalam!' batin Verlyn sembari memejamkan matanya karena mengingat kejadian semalam."Ciuman–pertamaku.." gumam Verlyn pelan.Kayn menggeleng pelan mendengar gumaman Verlyn. "Kau pikir semalam bibir kita saling, bersentuhan?" tanyanya.Verlyn berpikir sejenak sembari memegang dagunya. "Memang, kan? Semalam itu..""Kau hanya mencium bagian sisi bibirku, dan setelah itu kau langsung terlelap sampai aku harus memindahkanmu ke, kamar," jelas Kayn.Verlyn terkekeh dan mengangguk pelan. "Jadi begitu ya, ceritanya. Hehe!"Verlyn tersenyum setelah mendengar perkataan Kayn. "Syukurlah, jika kita benar-benar tidak berciuman, saat itu!" ujar Verlyn lega."Aku memang sedikit menyayangkannya, tapi aku ingin ciuman pertamaku itu terjadi saat aku sadar dan tidak terpengaruh oleh apapun. Itu akan menjadi momen yang sangat berkesan–dalam–hidupku!" lanjut Verlyn panjang lebar."Hm.." Kayn berpikir sejenak. "Kukira kau–akan–sangat, menyayangkannya," balas
Read more
Bab 52
Suasana menjadi senyap dan senyum mereka semua di sana memudar perlahan setelah mendengar perkataan Caroline. 'Terulang–kembali?!' batin Verlyn tidak percaya. "I–Ibu? Ini aku, Verlyn! Anakmu.." ujar Verlyn meyakinkan Caroline sembari berusaha terus tersenyum ke arahnya. Caroline berusaha berpikir dan memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. "Maaf, aku tidak terlalu bisa mengingatmu.. Aku hanya ingat bahwa aku hanya memiki satu orang putra, saja.." lirih Caroline sembari menahan rasa sakit di kepalanya. Kaze menoleh ke arah Verlyn yang terdiam sembari menundukkan kepalanya perlahan. "Verlyn, Ayah harap kau bisa mengerti kondisi Ibu, saat ini. Dia harus lebih banyak beristirahat untuk bisa–memulihkan–ingatannya.." Verlyn mengepalkan tangannya dan mengangguk pelan sembari berusaha terus tersenyum agar keadaannya terlihat baik-baik saja. "Tidak apa-apa. Aku mengerti, Ayah," balas Verlyn pelan. Kaze menghela napas lalu kembali menuntun Caroline untuk masuk ke dalam
Read more
Bab 53
Kayn dan Verlyn terdiam sejenak dan berusaha mencerna apa yang dikatakan Kaze barusan kepada mereka."Ada seseorang yang–mengincar–kita?" tanya Verlyn bingung.Kayn menatap ke arah Kaze. "Makna dari kata 'keluarga kita' yang disebutkan oleh Ayah tadi, itu.."Kaze mengangguk pelan. "Benar, Kayn. Ayah dan Khalix merasa, ada seseorang yang sedang mengincar keluarga Alreo dan keluarga Viondra.." ujar Kaze."Tapi, bisa saja itu hanya perasaan Ayah dan Tuan Presdir Khalix saja, kan?" balas Verlyn cepat.Kayn dan Kaze langsung menoleh cepat ke arah Verlyn yang membuatnya menjadi keheranan."Kenapa? Ada–yang–salah?"Kaze hanya menghela napas panjang dan Kayn tidak menjawab pertanyaan Verlyn."Kau tidak tahu apa yang terjadi di perusahaan selama beberapa hari belakangan ini, karena Ayah sendiri yang mengurusnya," ujar Kaze.Verlyn hanya tersenyum kecil sembari menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal."Memangnya apa yang terjadi di perusahaan selama aku menginap di kediaman rumah K
Read more
Bab 54
54"Baiklah, terserah kau saja!" Verlyn langsung membuka pintu dan melangkah keluar dari sana sebelum kemudian menghentikan langkahnya setelah menoleh ke bawah.Kayn beranjak dari kursinya lalu menghampiri Verlyn yang sedang terdiam sembari sedang memperhatikan sesuatu dari atas. Kayn ikut menoleh ke lantai bawah dan melihat Kaze yang sedang berbincang dengan Khalix dan Villian di bawah.'Apa yang sedang mereka, bicarakan?' batin Kayn."Sepertinya, Ayah akan mengajak Tuan Presdir Khalix ke ruang kerjanya.." ucap Verlyn pelan.Kayn berpikir sejenak setelah mendengar ucapan Verlyn.'Apa alasan sebenarnya Ayah dan Ibu datang ke sini adalah untuk membicarakan masalah–itu–dengan, Tuan Presdir Kaze?' batin Kayn.Verlyn menoleh ke arah Kayn yang terlihat sedang memikirkan sesuatu."Sedang memikirkan, apa?" tanyanya.Kayn langsung menoleh ke arah Verlyn. "Jika Ayahmu sedang ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan orang lain, apa yang biasanya akan dilakulan oleh Ayah kepadamu selanjutn
Read more
Bab 55
'Kayn berada di kamarku, sekarang.. rasanya seperti sedang–bermimpi–indah!' batin Verlyn setelah duduk di kursi meja kerjanya. "Verlyn? Apalagi yang kau tunggu? Cepat nyalakan laptopmu!" ujar Kayn yang menyadarkan Verlyn dari lamunannya. "Ah, ya! Sebentar.." Verlyn segera menyalakan laptopnya dan menghubungkannya dengan alat perekam suara yang sudah terpasang di bawah sofa ruang kerja Ayahnya. "Sudah!" Verlyn mengencangkan volume laptopnya lalu menggesernya ke dekat Kayn yang sedang berdiri di sebelahnya. Mereka berdua mulai mendengarkan pembicaraan Kaze dan Khalix dengan cermat dari laptop Verlyn. Khalix: ["Aku sedang memata-matai seseorang yang kemungkinan besar, dialah yang menyebabkan kerugian pabrik Huresi dan perusahaan Jiza dan bisa jadi dia jugalah yang menyebabkan saham perusahaan milikmu itu, menurun–drastis."] Kaze: ["Hm.. Bagaimana kau bisa menyimpulkannya seperti, itu?"] Khalix: ["Karena peristiwanya terjadi secara bersamaan. Masuk akal jika memang dalangnya
Read more
Bab 56
"Oh.. jadi begitu ya, ceritanya." Caroline menyeruput teh di cangkirnya perlahan.Villian terkekeh sembari menatap ke arah Verlyn dan Kayn yang masih terlihat tegang dan sedang tersenyum dengan terpaksa."Kami mengira kalian melakukan hal yang aneh di dalam sana. Ternyata kalian hanya mengobrol dan menonton film bersama.." ujar Villian.Khalix mengangguk setuju. "Kenapa kalian tidak menonton film di ruang tamu, saja? Agar kami semua juga bisa melihat film, itu," lanjut Khalix.Kayn menaruh kembali cangkir tehnya di meja dan menatap ke arah Khalix."Ayah, film yang kami lihat tadi itu terlalu berat dan tidak akan mudah untuk dipahami–oleh–kalian. Jadi kami memutuskan untuk menontonnya berdua, saja," jelas Kayn dengan tenang.Verlyn melirik sekilas ke arah Kayn dan mengangguk cepat. "Kayn benar, Ayah, Ibu. Film itu benar-benar membuat kami berdua pusing dan akhirnya kami tidak melihatnya sampai, selesai," lanjut Verlyn.Kaze menatap tajam ke arah mereka berdua dan menaruh cangkir tehnya
Read more
Bab 57
Air mata Verlyn berlinang seketika, setelah mendengar perkataan Caroline dan mengangguk senang. "Iya, Ibu! Terima kasih!" balas Verlyn sembari tersenyum lalu saling berpelukan dengan Caroline. Kaze ikut merasa senang dan terharu melihat hubungan Verlyn dan Caroline bisa menjadi dekat kembali. Verlyn dan Caroline melepas pelukan mereka masing-masing dan saling tersenyum satu sama lain. "Verlyn, Caroline, ayo kita masuk sekarang untuk makan siang," ujar Kaze. Verlyn menoleh dan menatap tajam Kaze. "Ayah merusak suasananya!" Mereka semua terdiam sejenak dan tiba-tiba Verlyn dan Caroline tertawa bersama, membuat Kaze kebingungan. "Verlyn benar, kau merusak suasananya manisnya, Kaze. Haha," ujar Caroline sembari tertawa. Kaze hanya menghela napas dan menggeleng pelan sembari tersenyum. "Sudahlah, ayo kita makan siang, sekarang," ajak Kayn. Verlyn dan Caroline mengangguk lalu melangkah bersama Kaze untuk masuk ke dalam rumah dan makan siang bersama-sama dengan Ace, Selvan
Read more
Bab 58
'Me–mereka tidak dengar, kan?!' batin Verlyn panik.Selvania dan Caroline melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk di kasur sembari menatap tajam ke arah VerlynSelvania mendekat ke arahnya. "Verlyn, tadi kau bilang.."Verlyn langsung menutup matanya dan menundukkan kepalanya pasrah.'Ya.. pasti mereka mendengar perkataanku tadi, kan..' batin Verlyn.Selvania langsung memegang bahu Verlyn dan menggoyangkannya pelan."Kau bilang akan melakukan hal yang penting, tapi apa, ini?!" tanya Selvania.Verlyn mengangkat kepalanya dan menatap Selvania bingung. "M–maksud Kak Selvania.."Selvania menghela napas dan melepaskan pegangannya dari bahu Verlyn."Kakak masih tidak bisa percaya.." ujar Selvania pelan.Caroline yang duduk di sebelah Selvania mengangguk setuju dan menoleh ke arah Verlyn yang sedang menatap heran ke arah mereka berdua."Kau sudah besar ya, Verlyn.." ucap Caroline sembari tersenyum lembut.Verlyn hanya tersenyum. 'Mereka ini kenapa, sih?!' batin Verlyn bingung."Kakak masih b
Read more
Bab 59
"Aku–merasa–sangat–senang, setelah mengetahui bahwa ada orang terkenal yang mengajakku bekerja sama, dengannya! Dan kau tahu, Kayn? Dia.."Sellina terus bercerita kepada Kayn melalui telepon dengan perasaan senang, sedangkan Kayn hanya terdiam dan tidak mendengarkan dengan seksama cerita Sellina karena terus teringat kepada Verlyn dan banyak pertanyaan di kepalanya.'Kenapa dia tidak ingin menceritakannya, kepadaku? Apa hubungan dengan pengawalnya itu sudah–sangat–dekat?' batin Kayn sembari melamun."Kayn, kau mendengarkanku bicara atau tidak, sih?" tanya Sellina dengan nada kesal.Kayn tersadar lalu dengan cepat mendekatkan ponsel ke telinganya. "Aku mendengarnya, Sellina.." jawab Kayn lembut."Mengapa nadamu bicara terdengar biasa saja? Dan kau seperti tidak merasa sedih dan kecewa ketika aku memberitahumu bahwa aku akan jauh darimu selama–enam–bulan! Enam bulan itu tidak sebentar, Kayn..""Bukan begitu, Sellinaku.. Aku merasa sangat sedih setelah tahu mengenai kabar tentang perjala
Read more
Bab 60
Verlyn membuka kelopak matanya perlahan dan terkejut setelah melihat langit sudah cerah dan ponselnya berada di bantal sebelahnya dengan kondisi mati. "Jangan-jangan.." Verlyn bangun dan melihat jam weker di atas nakas sebelahnya, waktu menunjukkan pukul 07.13 AM. "Aku ketiduran saat asik berbincang dengan Kayn di telepon, semalam!" ujar Verlyn panik lalu segera beranjak dari kasurnya. "Duh! Daya ponselku habis, lagi!" lanjutnya lalu segera mengisi daya ponselnya Saat ingin mengambil handuk yang tergantung di sebelah lemarinya, pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Verlyn menoleh ke arah sumber suara dan menghela napas berusaha tenang. 'Te–nang–lah, Verlyn..' batin Verlyn lalu mengangguk pelan. "Masuklah.." ujar Verlyn. Pintu kamarnya terbuka dan Deisy perlahan melangkah masuk ke dalam lalu menoleh ke arah Verlyn yang sedang berdiam diri di sebelah lemari sembari menatap dirinya. "Oh, Deisy! Ada apa?" tanya Verlyn sembari tersenyum. "Nona, Nyonya meminta Anda turun
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status