All Chapters of Taruhan Dengan Ceo Muda: Chapter 41 - Chapter 50
70 Chapters
Bab 41
"Astaga, Verlyn!" Villian dan Khalix langsung beranjak dari sofa mereka setelah melihat Kayn menggendong tubuh Verlyn dan membantu Kayn untuk membawa Verlyn ke dalam kamarnya."Pelayan! Cepat panggilkan dokter, sekarang!" perintah Khalix."Baik, Tuan Presdir!" balas pelayan wanita disana cepat dan segera menelepon dokter."Kenapa bisa begini?!" tanya Villian panik setelah membaringkan Verlyn di kasurnya.Kayn menghela napas. "Ini sepenuhnya kesalahanku, karena mengajak Verlyn ke tempat, itu.." jawab Kayn pelan.Villian menoleh ke arah Kayn. "Ibu sudah bilang, jaga dia baik-baik Kayn! Karena dia.."Khalix menepuk pelan bahu Villian. "Kita tidak ada waktu untuk membicarakan hal ini, kita harus mementingkan kesehatan Verlyn terlebih dulu, Villian," ujar Khalix menenangkan Villian.Villian menghela napas untuk meredakan emosinya dan mengangguk pelan. Lima menit kemudian, dokter sudah tiba di kediaman mereka dan segera memeriksa kondisi Verlyn disana."Bagaimana, Lean?" tanya Khalix setela
Read more
Bab 42
"Kau sudah merasa lebih baik, Verlyn?!" tanya Villian setelah Kayn dan Verlyn sampai di meja makan.Verlyn mengangguk semangat. "Aku sudah merasa lebih baik, Ibu! Berkat Kayn yang menjagaku sepanjang–malam.." jawab Verlyn sembari tersenyum.Kayn langsung duduk di kursinya dan menyantap sarapannya."Terima kasih ya, Kayn!" lanjut Verlyn lembut sembari duduk di kursinya.Kayn mengangguk pelan. "Lain kali, bilang padaku jika kau sudah–merasa–tidak–nyaman. Jangan diam saja seperti, kemarin," balas Kayn sembari menoleh ke arah Verlyn."Baiklah, jika itu perintah dari Kayn!" ujar Verlyn senang.'Walau hanya akting, aku berharap bisa selamanya melihat sikap Kayn yang seperti ini, kepadaku..' batin Verlyn sembari tersenyum.Villian tersenyum kecil sembari menatap ke arah Verlyn dan Kayn lalu menyenggol pelan tangan Khalix di sebelahnya. Khalix menoleh ke arah Villian yang sedang menatap tajam ke arahnya."Cepat–lakukan–sesuai–rencana!" ujar Villian pelan.Khalix mengangguk cepat dan berdeham.
Read more
Bab 43
Mobil hitam Kayn berhenti di sebuah tempat parkir terbuka yang sudah banyak mobil terparkir disana."Kita sudah sampai, Verlyn," ujar Kayn.Verlyn menelan ludah dan mengangguk. "Baiklah, terima kasih sudah mengantarku, Kayn."Verlyn membuka pintu mobil dan perlahan keluar, begitu juga dengan Kayn."Kenapa kau ikut keluar, Kayn?" tanya Verlyn setelah melihat Kayn ikut keluar dari mobil."Aku akan ikut bersamamu kesana untuk menjagamu," jawab Kayn.Verlyn menggeleng cepat."Tidak perlu, Kayn. Aku bisa mengatasi mereka, sendiri.. Jika aku membawa orang penting sepertimu ke acara itu, mereka akan mengira bahwa aku masih lemah dan tidak berani menghadapi mereka, sendiri!" ujar Verlyn sembari menundukkan kepalanya."Tapi, Verlyn–""Kau bisa menunggu disini, Kayn. Aku janji akan mentraktir makanan enak untukmu," potong Verlyn cepat lalu melangkah pergi meninggalkan Kayn.Kayn hanya bisa terdiam dan menghela napas panjang. "Baiklah, tapi jika kau butuh bantuan. Telepon aku langsung, Verlyn!"
Read more
Bab 44
"Tokoh utamanya sudah datang ternyata, aku–telah–melakukan kesalahan besar karena terlambat untuk, menyambutnya.." ujar Tiffana sembari tersenyum ke arah Verlyn.Verlyn menatap tajam ke arah Tiffana sembari berusaha mengontrol ekspresinya di depan banyak orang yang sedang memperhatikan mereka sekarang."Bukannya kau tokoh utamanya, Tiffana? Karena kaulah yang merencanakan acara ini, kan?" tanya Dilasya yang berdiri di sebelah Tiffana.Tiffana terkekeh dan menggeleng pelan."Memang aku yang merencanakan acara, ini. Tapi sebenarnya, aku merencanakannya karena aku–sangat–merindukan–Verlyn dan ingin berjumpa, dengannya.." jawab Tiffana sembari meyentuh pipinya dan tersenyum kecil."Wah, kau baik sekali, Tiffana! Aku–merasa–iri kepada Verlyn, padahal aku yang lebih lama berteman, denganmu," ujar Gebril dengan nada sedih.Tiffana perlahan merangkul Gebril sembari tersenyum senang. "Lain kali, aku akan buatkan pesta untukmu, Gebril Cantik!" balas Tiffana lembut.Verlyn menatap heran ke arah
Read more
Bab 45
"Verlyn? Kau mendengarku?" tanya Kayn pelan.Verlyn terdiam sejenak untuk mencerna apa yang baru saja dia alami lalu mengangguk pelan."Y–ya, ya! Te–terima kasih sudah menahanku agar–tidak–terjatuh, Kayn.." jawab Verlyn pelan lalu berusaha untuk berdiri lagi."Hati-hati, sepertinya kakimu sedikit terkilir, sekarang,"" ujar Kayn.Verlyn berhasil kembali berdiri dan dia merasakan sakit di bagian kakinya sebelah kiri."Ah.. Mungkin perkataanmu benar, Kayn.." balas Verlyn.Tiffana menatap sinis ke arah Verlyn dan Kayn sembari menggigit kuku jarinya.'Ck! Siapa pria itu yang tiba-tiba datang dan mengacaukan, suasananya?!' batin Tiffana kesal.Dilasya mundur perlahan dan dia tidak sengaja menginjak batu yang lumayan besar lalu terjatuh ke tanah."Aw.." lirih Dilasya pelan.Dilasya menoleh ke atas dan menelan ludah setelah melihat tatapan Kayn yang dingin mengarah kepadanya.'Apa-apaan tatapannya, itu?!' batin Dilasya kesal.Dilasya berusaha bangkit dan melangkah pergi dari sana."Apa kau ak
Read more
Bab 46
'Ke–ka–sih?!' batin Verlyn terkejut dan langsung menoleh ke arah Kayn. Tiffana mengerutkan dahinya kesal. 'Sialan! Bola matanya yang berwarna biru navi, itu.. Tidak salah lagi, dia memang pewaris perusahaan Vyntie!' Dilasya yang gemetar melihat tatapan dingin Kayn, menoleh perlahan ke arah Tiffana. "Tiffana, bagaimana ini.." bisik Dilasya. Tiffana berpikir sejenak lalu menghela napas dan mengangguk pelan. "Tenang, Dilasya.. Aku–punya–ide yang, bagus!" ujar Tiffana pelan. Tiffana melepas pelukannya dari Dilasya lalu melangkah mendekat dan berdiri depan di depan Kayn sembari tersenyum ke arahnya. Dia membungkukkan badannya sedikit layaknya seorang putri yang sedang memberi hormat kepada seorang pangeran. 'Aku bisa membuatnya jatuh hati kepadaku dengan cara menghormatinya seperti, ini!' batin Tiffana sembari tersenyum. "Sebuah kehormatan saya bisa berjumpa dengan Anda, Tuan Ka–" "Aku tidak membutuhkan sambutan dari orang, sepertimu," potong Kayn dingin. Tiffana terkeju
Read more
Bab 47
"Lelahnya.. Tenagaku benar-benar terkuras habis hanya untuk–menghadapi–mereka, saja.." ujar Verlyn sembari menyandarkan punggungnya di kursi mobil dan memejamkan matanya. "Jika aku tidak datang, situasinya pasti akan lebih sulit di kendalikan. Kau tidak berterima kasih, kepadaku?" tanya Kayn. Verlyn yang hampir tertidur langsung membuka matanya dan menoleh cepat ke arah Kayn. "Karena kaulah situasi ke depannya akan semakin sulit, Kayn. Mereka sudah mengetahui identitasmu dan kau juga bilang bahwa aku–adalah.." Pipi Verlyn memerah setelah melihat tatapan Kayn yang sedang serius mendengarkan perkataannya lalu menoleh ke arah lain dan berdeham pelan. "Pokoknya, mereka pasti akan menyebarkan identitas tentang dirimu dan hubungan, itu.." lanjut Verlyn. Kayn berpikir sejenak dan Verlyn menghela napas panjang setelah selesai berbicara. 'Haa.. Sial! Kenapa tatapannya tadi terlihat sangat antusias, mendengarkanku?' batin Verlyn malu. "Mungkin karena aku sudah terbiasa berakting–
Read more
Bab 48
"Hee..?!"Verlyn menatap Kayn tidak percaya setelah mendengar jawaban dari mulut Kayn."Kau–serius, Kayn?" tanya Verlyn memastikan.Kayn menghela napas dan mengangguk pelan."Untuk apa aku mengatakan hal yang tidak benar, Verlyn," jawab Kayn dingin.Verlyn terus menatap Kayn dari dekat sembari menyipitkan matanya."Hm.. Sulit–dipercaya.." gumam Verlyn pelan.Kayn memutar bola matanya dan menoleh ke arah Verlyn."Tatapanmu itu sangat menggangguku, tahu!" balas Kayn kesal.Verlyn terkekeh setelah melihat ekspresi Kayn lalu mengangguk. "Haha.. Baiklah, baiklah.."Rion datang dan menaruh dua piring berisi tteokbokki yang dilumuri banyak saus gochujang berwarna merah di meja Verlyn dan Kayn."Selamat menikmati!" ucap Rion sembari tersenyum ke arah mereka.Verlyn menoleh dan matanya berbinar-binar setelah melihat sepiring tteokbokki di depannya."Terima kasih, Rion!" ujar Verlyn senang.Rion mengangguk senang lalu kembali ke tempatnya, sedangkan Kayn langsung melahap tteokbokki miliknya."T
Read more
Bab 49
"Kita tidak akan dimarahi, kan?" tanya Verlyn setelah mobil berhenti tepat di depan kediaman rumah Kayn.Kayn menggeleng sembari melepas sabuk pengamannya. "Tidak, karena kita pergi, bersama," jawab Kayn singkat.Verlyn terdiam sejenak. "Ah, baiklah.."Kayn membuka pintu dan melangkah keluar dari mobil, begitu juga dengan Verlyn."Seharusnya kau berterima kasih kepadaku, Kayn," ujar Verlyn sembari menghampiri Kayn yang sedang ingin melangkah masuk ke dalam rumah."Untuk apa aku melakukan, itu?" tanya Kayn dingin sembari menatap layar ponselnya.Verlyn mengibaskan rambut dan melipat tangannya."Kau–tidak–dimarahi setelah pulang selarut ini, karena pergi bersamaku, kan? Lain kali, jika kau ingin pulang larut lagi.."Verlyn langsung berpindah tempat dengan cepat dan berdiri di depan Kayn untuk menghalangi jalannya. Kayn menghela napas dan menatap tajam ke arah Verlyn."Apa?" tanya Kayn dingin.Verlyn tersenyum senang. "Ajaklah aku setiap kali kau ingin pergi kemanapun, Kayn! Aku–selalu–s
Read more
Bab 50
Kaze: [Pulanglah ke rumah, besok. Ibu akan keluar dari rumah sakit hari itu, juga. Ada sesuatu yang ingin Ayah sampaikan secara langsung setelah kau sampai di rumah]'Ukh.. Kepalaku masih–saja, pusing..' batin Verlyn sembari memijat pelan kepalanya.Jika bukan karena pesan dari Kaze, Verlyn hari ini tidak akan berada di luar rumah kediaman Kayn sembari memegangi kopernya sekarang."Hari ini kau akan pulang, Verlyn?" tanya Khalix.Verlyn mengangguk pelan. "Iya, Ayah. Karena Ibu sudah boleh pulang dari rumah sakit dan Ayah memintaku pulang untuk menyambut Ibu di, rumah!" jawab Verlyn sembari tersenyum.'Alasan sebenarnya sih, Ayah ingin membicarakan soal masalah kemarin..' batin Verlyn."Ibu akan merindukan waktu dimana kau–menginap–disini, Verlyn.." ujar Villian sedih.Verlyn menoleh ke arah Villian dan menggenggam kedua tangannya."Kapan-kapan aku akan menginap lagi, Ibu!" balas Verlyn menenangkan Villian.Villian terdiam sejenak dan menatap ke arah Verlyn. "Baiklah, berjanji pada Ibu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status