All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 51 - Chapter 60
330 Chapters
Terus Minta Maaf
“Nanti sore jangan pulang terlambat ya, Run.” Aruna berhenti melangkah saat mendengar ucapan sang mommy. Dia baru saja hendak berangkat ke kantor, tapi sang mommy mengajaknya bicara. “Memangnya ada apa?” tanya Aruna sambil memandang Bintang. Bintang hanya tersenyum mendengar pertanyaan Aruna. “Tidak ada. Mommy hanya ingin makan malam bersama saja,” jawab Bintang.Aruna menaikkan satu sudut alis, hingga ingat ucapan Bumi kemarin. “Maksudnya makan malam dengan Bumi dan Paman?” tanya Aruna menebak. Bintang tak terkejut mendengar tebakan Aruna. Dia pun menjawab, “Iya, nanti Sashi, Archie, dan Nanda juga datang. Jadi mommy memang ingin makan malam keluarga bersama.” Aruna mengangguk-angguk mendengar jawaban Bintang. Dia lantas pamit karena harus segera pergi ke kantor. “Mommy benar-benar ingin mengadakan makan malam,” ucap Aruna saat menghubungi Bumi sambil menyetir. “Mommymu mengatakan alasannya?” tanya Bumi dari seberang panggilan. “Katanya hanya ingin makan bersama saja. Kak S
Read more
Pesan Sepenggal
Aruna hendak memulai pekerjaan setelah memindah buket pemberian Ansel. Dia sudah duduk di kursinya, hingga ponselnya berdering, membuat tatapan Aruna tertuju ke ponsel. “Ans.” Aruna melihat pesan dari Ansel. Dia pun mengambil ponselnya, lantas melihat pesan apa yang dikirimkan pria itu. Aruna mengerutkan alis membaca pesan dari Ansel. [Apa kamu tidak suka bunganya? Apa kamu benar-benar tidak bisa memaafkanku? Apa aku harus ….] “Harus apa? Kenapa kamu mengirim pesan sepenggal doang?” Aruna malah memaki ponselnya karena kesal Ansel hanya mengirim pesan sepenggal. Tentu saja dia penasaran dengan apa yang hendak dilakukan Ansel. “Apa dia melakukan ini hanya untuk memancingku agar aku menghubunginya?” Tiba-tiba saja pemikiran itu melintas di kepala. Jika dia menghubungi lebih dulu, artinya dia memaafkan Ansel. Jadi Aruna pun berpikir jika mungkin saja Ansel mengirim pesan sepenggal agar dirinya penasaran, lantas menghubungi pria itu. “Ingin aku membalas pesanmu, agar aku dianggap me
Read more
Terkena Amukan
Semua orang pun dibuat bingung karena ucapan Bintang. Mereka sampai saling tatap sebelum akhirnya memandang Ansel. Ansel hanya diam mendengar ucapan Bintang, apalagi wanita itu kini menatap tajam penuh kebencian. Dia memberi isyarat ke asistennya agar pergi bersama yang lain sedangkan dia harus menghadapi Bintang. Semua orang pun pergi, kini tinggal Ansel, Bintang, dan Sashi yang ada di sana. “Mom, sudah.” Sashi mencoba meredam kemarahan ibunya itu. Bintang tetap tidak mau mendengarkan Sashi. Sejak dulu Bintang ingin meluapkan kekesalan karena Ansel sudah membuat Aruna pergi, tapi karena terus ditahan Langit, membuatnya memilih mengabaikan dan fokus ke Aruna. Namun, karena bertemu langsung dengan Ansel, membuat Bintang kembali murka. “Mohon maaf atas kesalahanku, Bibi.” Ansel menundukkan kepala, lantas sedikit membungkukan badan untuk meminta maaf ke Bintang. “Maaf, kamu pikir bisa minta maaf begitu saja!” Bintang benar-benar mengamuk. Ansel hanya diam menunduk mendengarkan amu
Read more
Perjodohan
Di ruang makan, terlihat banyak menu makanan yang disajikan oleh pembantu rumah keluarga Aruna. Malam itu diadakan makan malam bersama yang hanya dihadiri oleh keluarga Aruna dan keluarga Bumi. “Kenapa kamu pakai pakaian begitu?” tanya Bintang saat melihat Aruna hanya memakai kaus pendek dan celana denim sebatas lutut. “Memangnya kenapa, Mom?” tanya Aruna keheranan karena pertanyaan Bintang. “Kita ‘kan mau makan malam, Runa. Kenapa kamu malah pakai pakaian seperti itu? Ganti sana!” Bintang meminta Aruna mengganti pakaiannya. Aruna mengerutkan alis mendengar ucapan Bintang. “Makan malamnya sama Paman dan Bumi doang ‘kan, Mom? Ga ada orang asing atau rekan bisnis Daddy, kan?” tanya Aruna keheranan karena sikap Bintang. “Iya memang tidak ada. Tapi tetap saja, kamu harus berpakaian rapi. Sana ganti baju, ganti dengan pakaian yang sopan, kalau perlu dress yang cantik!” perintah Bintang tak mau dibantah. Aruna tak bisa membantah perintah Bintang. Dia pun kembali naik ke lantai atas un
Read more
Belum Setuju
“Kalian pasti mau, kan? Apalagi kalian sebelumnya juga pernah saling suka.”Bintang bicara sambil memandang Aruna dan Bumi secara bergantian.Bumi dan Aruna masih syok karena tak menyangka jika mereka dijodohkan.Bumi hendak bicara untuk menolak rencana Bintang, tapi ayahnya langsung menggenggam telapak tangannya, membuat Bumi menoleh ke Anta.Anta menggelengkan kepala, meminta agar Bumi tidak langsung menolak atau memprotes rencana Bintang.Langit, Sashi, dan Nanda hanya diam mendengar keputusan Bintang. Mereka tidak ada yang membantah atau membantu Aruna bicara.Aruna sendiri masih syok, tapi berusaha untuk tetap tenang. Kini dia paham akan maksud ucapan Langit.“Mom, bukannya aku ingin menolak. Tapi aku merasa semua ini terlalu mendadak,” ujar Aruna mencoba untuk menolak tapi dengan cara yang halus.Bintang menatap Aruna yang baru saja mengemukakan pendapat.“Apanya yang mendadak? Mommy sudah bicarakan ini dengan daddymu juga ayahnya Bumi,” balas Bintang.Aruna terkejut hingga lang
Read more
Akan Menikah
Aruna pergi ke perusahaan di hari berikutnya. Dia berjalan masuk lobi, hingga langkahnya terhenti saat melihat banyak orang sedang berkerumun di sana.“Bu Aruna.”Aruna menoleh saat melihat satpam menghampirinya.“Ada apa ini, Pak?” tanya Aruna ke satpam.“Itu ada kiriman bunga untuk Bu Aruna,” jawab satpam.Aruna terkejut mendengar ucapan satpam. Dia pun buru-buru mendekat ke kerumunan staff yang ada di sana, lantas melihat bunga apa sampai semua orang berkerumun di sana.Hingga Aruna terlihat sangat terkejut ketika melihat banyaknya buket bunga yang ditata di tengah lobi, jika dihitung mungkin lebih dari puluhan buket.“In-ini?” Aruna sangat syok dengan yang dilihatnya.Di saat yang bersamaan Langit pun baru saja tiba di lobi. Dia melihat staff yang berkerumun di sana, sehingga dia mendekat untuk melihat apa yang terjadi.“Dari siapa untuk siapa?”Suara Langit mengejutkan semua orang, terutama para staff. Mereka menoleh ke Langit, hingga satu persatu dari mereka membubarkan diri kar
Read more
Masih Mencintai
Aruna sangat terkejut saat Ansel menarik lengannya, hingga dia melihat pria menggunakan jaket hitam dan masker yang menutup setengah wajah berada dekat dengan mereka. Dia baru menyadari apa yang dilakukan pria itu hingga Ansel menariknya. “Ans!” teriak Aruna saat melihat tangan pria asing mengarah ke Ansel dan dirinya. Aruna melihat pria itu menarik tangan, hingga terlihat belati dengan darah yang melumuri benda silver itu. “Ans!” Aruna syok saat Ansel terkena tusuk karena melindunginya. Aruna langsung mencoba menopang tubuh Ansel yang luruh ke tanah. Pria yang menyerang Aruna pun kabur setelah salah menusuk. “Ans! Kenapa ….” Aruna terduduk di tanah dengan Ansel yang ada di pangkuannya. Dia melihat banyak darah mengalir dari perut pria itu. “Bumi! Bumi tolong!” teriak Aruna sambil menoleh ke kafe memanggil Bumi. “Bertahanlah,” ucap Aruna dengan suara bergetar. Tubuhnya gemetar melihat Ansel yang terluka. Ansel menahan sakit karena tusukan yang lumayan dalam. Dia melihat Aruna
Read more
Syok dan Takut
“Runa!” Sashi langsung datang ke IGD saat mendengar dari perawat jika Aruna di sana. Tentunya sebagai kakak, Sashi cemas terjadi sesuatu dengan Aruna. Bumi menoleh saat mendengar suara Sashi, sedangkan Aruna masih menundukkan kepala. Aruna menunduk dengan kedua tangan yang masih berlumuran darah. Dia gemetar karena harus melihat Ansel yang masih mendapat penanganan medis. “Runa.” Sashi langsung berlutut di depan adiknya itu. Aruna mengangkat wajah hingga melihat Sashi yang sudah di depannya. Dia pun menangis, lantas dipeluk Sashi. “Dia akan baik-baik saja, kan? Semua karenaku, semua salahku.” Aruna menangis lagi setelah dipeluk Sashi. Sashi pun mencoba menenangkan. Dia melirik Bumi yang duduk di samping Aruna. “Kamu harus tenang. Aku yakin dia akan baik-baik saja, dokter sedang menanganinya,” ucap Sashi mencoba menenangkan. Aruna menangis semakin keras, membuat Sashi kebingungan karena baru kali ini melihat Aruna seperti ini. Setelah beberapa saat menangis dalam pelukan Sash
Read more
Tidak Rela
“Oma! Oma! Oma!” teriak Emily mencari Ayana. Emily baru saja pulang sekolah. Dia berlari mencari Ayana sambil memegang ponselnya. “Ada apa, Sayang? Kenapa lari-lari?” tanya Ayana keheranan saat melihat Emily berlarian di dalam rumah. “Ini, Kakak Cantik telepon, katanya mau bicara dengan Oma,” jawab Emily sambil memberikan ponselnya ke Ayana. “Kakak Cantik?” Ayana pun terkejut mengetahui Aruna hendak bicara dengannya. Ayana terlihat was-was, tapi tetap menerima ponsel Emily untuk bicara dengan mantan kekasih putranya itu. “Emi ganti baju dulu, ya. Oma bicara sama Kakak Cantik dulu,” ucap Ayana ke Emily setelah menerima ponsel dari cucunya itu. Emily menganggukkan kepala, lantas berlari ke kamarnya meninggalkan Ayana di ruang keluarga. Setelah memastikan Emily pergi, Ayana pun menjawab panggilan dari Aruna. Dia sengaja mau bicara setelah Emily pergi karena tak ingin cucunya itu mungkin mendengar hal yang tak seharusnya didengar. “Halo.” Ayana menjawab panggilan dengan rasa cema
Read more
Menenangkan Diri
“Maafkan aku, Bibi. Ans seperti ini karena menolongku.” Aruna bicara sambil menunduk.Aruna langsung minta maaf saat Ayana datang bersama ayah Ansel. Dia juga menceritakan kronologi kejadian agar kedua orang tua itu tak salah paham.Ayana benar-benar masih syok mengetahui putranya jadi korban penusukan. Bahkan kedua kelopak matanya pun terlihat bengkak karena menangis.“Ini musibah, tidak ada yang perlu disalahkan,” ujar Deon mencoba meredam ketegangan karena kasus yang terjadi.Aruna tetap merasa bersalah meski ayah Ansel terdengar tak mempermasalahkan apa yang terjadi.Ayana menarik napas panjang, lantas mengembuskan perlahan. Dia pun mendekat ke Aruna, kemudian menepuk lengan mantan kekasih putranya itu.“Kamu bukan sengaja ingin membuat Ans terluka. Lagi pula Ans melakukannya pasti atas kesadarannya sendiri,” ucap Ayana terlihat ikhlas meski dalam tatapannya tampak kesedihan.Aruna masih diam sambil menunduk. Tangannya terlihat gemetar karena harus melihat banyaknya darah Ansel, s
Read more
PREV
1
...
45678
...
33
DMCA.com Protection Status