All Chapters of Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda: Chapter 41 - Chapter 50
56 Chapters
Bab 41. Terjebak Dalam Ruangan Key
Djuwira duduk termenung di sofa, memutar-mutar pilihan yang harus diambil. Menjadi supir pribadi Key tentu merupakan kesempatan yang menggiurkan dari segi finansial. Namun, dia juga menyadari bahwa pekerjaan itu akan membawa konsekuensi sosial yang cukup besar baginya.Setelah berpikir sejenak, Djuwira memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Dia membutuhkan uang tambahan untuk melunasi utang-utangnya, dan gaji tiga kali lipat dari pekerjaannya sebagai cleaning service di kantor Key merupakan kesempatan yang tidak bisa dia lewatkan begitu saja.Keesokan harinya. Dengan langkah mantap, Djuwira melangkah ke ruang kerja Key untuk memberikan jawabannya."Pak Key, saya bersedia menerima tawaran untuk menjadi supir pribadi Anda," ucap Djuwira dengan tegas begitu dia memasuki ruangan.Key tersenyum puas mendengar keputusan Djuwira. "Bagus sekali. Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik," ucapnya ramah."Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha sebaik mungkin," jawab Djuwira sambil meras
Read more
Bab 42. Kecupan Penyelamat,
Jantung Djuwira berdegup kencang saat kepanikan mencengkeramnya. Pintu kamar yang ia tempati terkunci dengan sendirinya, membuatnya terjebak di dalam. Dengan panik, ia mencoba membukanya, tangannya gemetar ketakutan. "TOLONG!" teriaknya, suaranya bergema di lorong yang kosong. Ia meraih ponselnya untuk meminta bantuan, namun tangannya membeku saat menyadari bahwa ia telah meninggalkannya di atas meja kerjanya karena terburu-buru membersihkan kantor Key. Dengan satu-satunya alat komunikasi di luar jangkauan, pikiran Djuwira berkecamuk dengan bayangan bahwa ia terjebak sendirian di dalam gedung kantor semalaman. Secara otomatis, lampu juga padam ketika pintu terkunci. Semua akses listrik ditiadakan, termasuk pendingin ruangan. Saat ia berjuang membuka pintu, ia mendengar suara langkah kaki samar-samar mendekat dari lorong di luar. Rasa lega menyelimutinya sesaat hingga ia menyadari bahwa itu bukan Uwais atau Key yang datang untuk menyelamatkannya. Sebaliknya, itu adalah petugas
Read more
Bab 43. Tarian Panas
Dengan perasaan lega melihat Djuwira akhirnya sadar, Key menghela nafas lega. "Kau bisa mendengar dan melihatku, Djuwira?" tanya Key cemas sambil menggenggam tangan Djuwira. "Ya, Pak," jawabnya singkat karena kepalanya masih pusing. Manajer gedung meminta maaf kepada Djuwira atas kejadian tersebut. "Kami sungguh menyesal, Nona Djuwira. Kami tidak pernah mengira hal seperti ini akan terjadi," ucapnya dengan nada yang tulus. Djuwira hanya mengangguk lemah, masih terasa lemas setelah kejadian yang menakutkan tadi. Key mengusap punggung Djuwira dengan lembut, mencoba menenangkan gadis itu. "Tidak apa-apa, Pak. Yang penting saya baik-baik saja sekarang," jawab Djuwira dengan suara yang masih terdengar lemah. Key memandang Djuwira dengan penuh perhatian. "Maafkan saya, Djuwira. Saya seharusnya lebih memperhatikan situasi di kantor," ucapnya dengan nada menyesal. Djuwira tersenyum tipis. "Tidak, Pak Key. Ini bukan salah Anda. Saya juga seharusnya lebih berhati-hati," ucapnya menco
Read more
Bab 44. Ternyata Dia ....
Keesokan harinya di rumah. Djuwira sudah bertemakan peralatan dapur untuk memasak. Sarapan yang disajikan untuk ayah juga adiknya, dia lebihkan untuk seseorang yang membuat malamnya begitu indah. Ia hampir kesulitan tidur karena terbayang wajah Key. Bekal dalam kotak biru dengan susuan rapi dan manis sudah selesai. Sementara bekal Ben dalam kotak hitam. Djuwira bergegas siap-siap ke kantor dan meninggalkan sejenak aktivitas di dapur. Ben keluar dari kamar dengan keadaan sudah rapi. Dia harus berangkat menuju sekolah lebih cepat dari biasa. Ketika ingin mengambil bekalnya, dia malah melihat ada dua kotak di sana. "Eh, ini punya siapa? kenapa ada dua? apa kakak bawa bekal hari ini?" tanyanya sendiri tanpa mau merepotkan kakaknya. Ben penasaran dengan isi bekal biru kemudian membukanya. "Woah, kenapa ada emoji love-nya? ah, kakak lagi jatuh cinta ya?" tebaknya senyum sendiri. Ben cekikikan dan mengambil bekal hitam miliknya dan mendatangi Rinaldi untuk berpamitan. "Ayah, lagi a
Read more
Bab 45. Gara-Gara Demam
Dia mengerutkan kening kemudian menekan bibirnya ke dalam sambil mengatur napas yang tiba-tiba berubah ritme. "Pak, maaf ... ada apa, ya?" tanya Djuwira. "Kau sakit?" Key melangkah mendekati. "Ya, Pak," angguk Djuwira. Ketika Key ingin menyentuh keningnya, gadis itu menolak dengan menyingkirkan wajahnya. "Saya sudah minta izin pulang pada HRD. Apa saya juga harus minta izin sama Bapak?" tanyanya. "Aku antar kau pulang." Key menawarkan diri. "Tidak perlu, Pak. Saya bisa sendiri. Lagi pula, tidak baik terlalu dekat dengan cleaning service. Memalukan citra Bapak." Djuwira ketua sekali menjawabnya kali ini. Saat Djuwira berjalan menuju pintu, Key memanggilnya lagi. "Apa ini milikmu?" Djuwira langsung berbalik arah karena ingat kalau kotak bekal tadi pagi memang tertinggal di ruangan Key. Lebih tepatnya ditinggal secara sengaja sebelum melihat kemesraan Key bersama wanita lain. "Ya, itu punya saya. Ternyata ada di ruangan Bapak," sahutnya, berusaha mengambil bekal tersebut.
Read more
Bab 46. Dipaksa Pergi
Ia mulai merasa kalau sentuhan itu terasa nyata. Tidak mungkin mimpi sebegitu nyata. Djuwira pun memaksa membuka matanya. Begitu dia tersadar, dia pun terkejut dan duduk di tempat tidurnya. "Pak!" Key tersenyum. "Kau masih sakit?" "Eh, Pak, kenapa bapak di dalam?" Djuwira syok karena menyadari kondisi mukanya berantakan. "Ayahmu yang menyuruhku masuk," jawab Key santai. "Ayah? ah, ayah ... kenapa bisa-bisanya nyuruh orang lain ke kamarku," keluhnya merasa tidak senang. "Djuwira, aku antar ke dokter, ya?" rayunya. Djuwira menggeleng cepat. "Tidak, Pak. Saya sudah sembuh," jawabnya. Key berdecak kesal. "Kau masih demam, buktinya aku pegang masih panas," ujar Key memegang keningnya lagi. "Eh, Bapak jangan pegang saya. Saya tidak mau kena masalah dari tunangan Bapak," tegurnya. "Huh?" Key kaget. Djuwira memperbaiki duduknya kemudian rambutnya. "Saya masih ingat siapa Sayuri. Dia tunangan Bapak, bukan?" Key mengerang kecil. "Kami tidak pernah bertunangan, Djuwira. A
Read more
Bab 47. Makan Siang Bareng
Keesokan harinya. Djuwira sudah sehat dan bekerja seperti biasa. Ketika dia membersihkan area staff, suara Key membuatnya berpaling. "Kau melirik bosmu? apa kerajaanmu bertambah?" tegur salah satu karyawan. Djuwira kaget. "Eh, maaf, Pak. Bukan begitu, saya hanya spontan melihat saja karena ada suara," tepisnya. "Kau tahu siapa wanita yang ada bersama Pak Keane?" tanyanya pula. Djuwira menggeleng kepala pura-pura tidak tahu. "Dia pacar Pak Keane. Mereka sudah berencana tunangan, tapi sepertinya waktu itu ada kendala. Ya, tidak tahu kenapa, tapi yang jelas pernah terdengar rumor mereka berpisah. Hem, sayangnya setelah melihat dia datang lagi—aku merasa mereka balikan," jelasnya. Djuwira mengangguk cuek. Dia tidak mau terlibat terlalu jauh dan jug kembali lemah hati menghadapi Key yang memasang sikap berbeda saat berdua dengannya juga saat bersama Sayuri. Key bisa dingin dan seperti tidak kenal ketika di dekat Sayuri dan hangat serta perhatian saat berdua saja.Qesya pun melirik si
Read more
Bab 48. Panggilan Romantis
Ketika Key keluar dari ruang peralatan, matanya mengawasi sekitar. Dia berharap tidak ada yang melihat. Ketika dia merasa aman, secepat mungkin langkahnya mengarah ke ruangan sendiri. Tiba-tiba Qesya muncul dari balik lemari. "Pak," panggilnya. Key sedikit gugup, tapi berusaha dia kontrol. "Ada apa, Bu Qesya?" "Ah, saya mencari Bapak dari tadi. Ini ada proposal yang baru masuk, boleh bapak cek dulu," jawab Qesya. "Ya, saya akan mengeceknya di ruangan," sahut Key, membawa berkas tadi menuju ruangan. Qesya bingung melihat tingkah gugup Key, tapi dia berusaha menepis pikiran negatifnya kemudian kembali bekerja. Tidak lama setelah itu, Djuwira pun berniat mengembalikan kunci tadi, tapi Uwais datang membawanya pergi. "Eh, kita mau ke mana, Pak?" tanya Djuwira heran. Banyak mata memandang ke arah mereka. "Makan siang, aku telat istirahat dan akan mengajakmu," jawab Uwais seenak hati. Dia tidak mengikuti aturan jam kerja kantor. Beberapa saat kemudian, di kafe. Djuwira su
Read more
Bab 49. Disembunyikan Di Bawah Meja
Di tengah-tengah kemesraan, tiba-tiba suara alarm pintu yang dikunci otomatis oleh Key terdengar. Ada yang berusaha membukanya dari luar. Qesya adalah pelakunya yang kaget saat mengetahui pintu dikunci. Dia berniat mengecek kegiatan bosnya bersama si cleaning service.. "Lho, kenapa dikunci? apa Djuwira sedang disidang habis-habisan sampai begitu privasi?" tanyanya sendiri, lalu berdecak heran. Dari ujung koridor, Qesya melihat Sayuri datang dengan jalan gemulainya yang khas. Qesya bisa membaca arah langkahnya ke ruangan Key. "Selamat siang," sapa Sayuri setengah ramah. "Siang, Bu!" sahut Qesya tersenyum palsu. Jujur dia malas sekali melihat saingannya datang. Mana ia merasa curiga pada Djuwira yang sudah terlalu lama di dalam, sekarang malah bertambah lagi beban pikirannya. "Keane, Mana?" tanya perempuan bergaun simpel warna medah muda itu. "Pak Keane di ruangan, tapi sepertinya sedang ada tamu," jawabnya. "Tamu?" Sayuri berdecak tawa kecil. "Buka pintunya," perintahnya
Read more
Bab 50. Key Meyakinkan Djuwira
Di rumah usai pulang kerja. Djuwira melihat Maya datang dan membawanya ke kamar untuk berbincang.Dengan perasaan bahagia, Djuwira menceritakan masalah Key yang mencintainya. Namun, reaksi Maya justru berbeda."Buaya!" pekik Maya spontan."Eh, apa maksudmu, Maya?" Djuwira bingung."Dia hanya ingin pasang dua. Kau disembunyikan sementara si Sayuri diakui dunia. Ah, kau ini terlalu polos, Dju!"Djuwira mengerucutkan bibirnya. "Masa Tuan Key cuma mau mempermainkan aku?""Hei, Djuwira! namanya juga laki-laki. Mana ada yang menolak bangkai.""Maksudmu aku bangkai?"Maya cekikikan. "Dia menerima pertunangan dengan Sayuri, terus nanti kau diundang. Kau melihat mereka bertunangan, lalu kau disuruh berpikir kalau semua itu hanya bohongan?"Djuwira menelaah setiap ucapan Maya. "Katanya dia dendam sama Sayuri," sahutnya masih membela keyakinan hati."Dendam? kau tahu siapa Sayuri? anak konglomerat! mempertahankan hubungan dengan Sayuri jauh lebih menguntungkan daripada mempertahankan kau, Dju."
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status