Semua Bab Mahar Sepuluh Ribu : Bab 41 - Bab 50
114 Bab
41. Usaha Baru
Hati Dimas bagaikan tertusuk belati. Sakit begitu sakit sampai ia tak sanggup untuk menahannya. Sehingga cairan bening mengalir begitu saja, seakan memahami betapa merana hidup Dimas. Bukankah itu sebuah karma? Ya, Dimas menyadari itu. Walau hatinya menepis untuk mengakuinya."Lupakan wanita itu, apa yang terjadi sudah seharusnya terjadi. Dulu kita begitu jahat padanya dan sekarang dia sudah bahagia bersama dengan pria yang memperlakukan baik padanya menjadikan ratu adalah rumah tangganya tidak seperti kita yang dulu mendzolimi Ajeng. Bukan cuma kamu, ibu juga menyesal Dim, seandainya kesempatan itu ada untuk kita tentu ibu akan menjadikan Ajeng sebagai menantu kesayangan ibu. Hanya dia yang memperhatikan Ibu, perlu kamu ketahui usaha Ibu semuanya dari pemberian modal Ajeng di sana Ibu menyadari bagaimana hatinya begitu seperti malaikat jika bukan karena bantuan Ajeng, mungkin ibu masih berada di jalanan mengais sampah dan memungut makanan sisa. Ibu pasti masih di luaran sana tapi di
Baca selengkapnya
41. Tamat Season 1
Hari berlalu meninggalkan sejuta kenangan di masa lalu penuh dengan lika-liku kehidupan. Tak perlu mengingat namun, tak perlu pula mengabaikan. Jadikan semua ujian dan cobaan yang akan membawa kita menuju yang lebih baik.Bukankah, siapa yang menanam kebaikan maka kebaikan pula yang akan kita petik di masa yang akan datang. Begitu sebaliknya, siapa yang menabur keburukan maka keburukan pula yang akan di dapatkan. Itulah hukum alam.Kebaikan yang di tabur Ajeng kini memperlihatkan hasilnya. Hidupnya yang terus mengalah karena kedzaliman suami dan keluarganya. Kini ia petik hasilnya.Keluarga kecil yang kini penuh dengan ceria, tawa dan tangisannya tak jua membuat keluarga Ajeng dan Rayyan berselisih pendapat. Justru sebaliknya mereka senantiasa memberikan yang terbaik untuk putri semata wayangnya. Walau ulah dan prilakunya tak jarang menguji adrenalin jantungnya. Putrinya bak anak laki-laki semua ingin di cobanya, bahkan untuk naik pohon pun selalu di lakukan walau Ajeng melarangnya.
Baca selengkapnya
42. Kehilangan
"Pokoknya kamu harus kerja! Keluargaku juga keluargamu. Jangan jadi istri durhaka kamu!""Tapi mas, aku lagi hamil. Apa kamu tega membiarkan aku kerja dengan perut mulai besar ini? Lagi pula ibu kamu masih sehat kenapa tidak bekerja saja?"Plaaakkkk!!"Lancang, kamu!! Dia itu ibuku, surgaku. Paham kamu, hah?" "K– kamu tampar aku, mas?" "Aisha! Kemari, mas mau bicara. Buka pintunya Aisha!!" "Istri kamu kenapa lagi, Fer? Sudah ibu bilang, dia itu cuma bisanya jadi benalu. Mana kamu nikah sama dia tidak ada hasilnya lagi. Bikin susah aja!" gerutu Bu Winarti kesal melihat menantunya yang hanya menghabiskan uang anaknya."Ferdi tunggu, kamu mau kemana? Kamu belum makan. Tunggu, ibu punya sesuatu buat kamu, ayok!" Ferdi mengikuti ibunya bak anak kecil yang tengah merajuk."Wah, ibu masak enak? Tapi kenapa Aisha bilang masakannya sudah habis, bu?" Ferdi bingung, berdebat dengan Aisha bukan karena Ferdi ingin Aisha kerja. Tapi, ia ingin antara Aisha dan ibunya tidak lagi berdebat hanya kar
Baca selengkapnya
43. Keguguran
Terdengar suara helaan napas panjang dan lelah dari pria yang menikahinya satu tahun lalu. Selama menikah Ferdi tak pernah menyakitinya dengan tangannya, tetapi kata yang keluar dari bibirnya mampu menghantam hatinya.Sesekali Aisha melihat kearah suaminya. Ia pikir suaminya akan membelikan makanan untuknya setidaknya air untuk membasahi tenggorokkannya yang kering. Entah berapa jam ia pingsan namun, yang pasti lebih dari empat jam."Mas–" lirih Aisha. Air matanya kembali menetes setelah kering sejak tadi."Hem،" hanya gumaman yang keluar, tetapi tatapan mata terfokus pada benda pipih di tangannya sesekali bibirnya tersenyum."Bisa belikan air mineral? Aku haus," ujar Aisha, suaranya masih sama lirih tak bertenaga.Tanpa menjawab Ferdi keluar dari ruang perawatan, tanpa ada kata ataupun menayangkan apa yang ia inginkan. Satu, dua, hingga tiga jam berlalu Ferdi tak kunjung keluar waktu telah malam mengingat berapa keluarga korban pergi hanya menyisakan satu orang untuk menjaga pasien.
Baca selengkapnya
44. Tuduhan Tak Beralasan
"Itu kan, menurut anda. Tapi menurut saya jelas berbeda, karena kita memiliki sudut pandang yang tentu berlawanan arah." Sungut wanita paruh baya, semakin memperkeruh suasana di ruang perawatan. "Apa maksud kamu hah? Kalau kamu mau memungut mantu saya yang tidak tahu diri ini silahkan, ambil. Lagi pula anakku akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada dia." Tunjuk Bu Winarti tepat di wajah Aisha."Maaf, ibu tolong jangan ada keributan di sini. Pasien membutuhkan suasana tenang jadi saya minta untuk tidak ada kegaduhan di sini, jika hal itu terjadi maka saya akan meminta keamanan untuk membawa ibu keluar dari sini." Ucap dokter yang tengah memeriksa keadaan pasian yang lain."Maaf dok, kalau bukan dia yang duluan hal ini tidak terjadi." Bu Wiranti tidak mau kalah. Wanita yang memuji Aisha yang harus di salahkan."Kalau begitu ibu diam saja. Lebih baik ibu mengurus menantu ibu saja, abaikan yang lain sehingga tidak terjadi keributan." Tutur dokter muda itu ramah. "Cih! Sud
Baca selengkapnya
45. Tuduhan Tak Beralasan2
"Bisa diam? Aku lebih baik tidak bicara denganmu itu karena apa? Karena aku tidak ingin menghajar kamu bahkan membunuhmu,""Astaghfirullah, mas, Kamu bicara apa?""Jangan panggil aku Mas. Aku muak dan sangat jijik setiap Kamu memanggilku Mas dari mulutmu yang busuk itu." Ferdi menghempaskan tangan Aisha yang berusaha menahannya untuk tidak pergi. "Seribu kali kamu sembunyikan alasan itu padaku, aku tetap tahu apa yang sudah terjadi dan aku tahu kamu sengaja menggugurkan anakku karena pria bajingan itu bukan?" Ferdi mendorong kasar tubuh Aisha, hingga terjungkal ke belakang beruntung Ia jatuh di atas kasur yang empuk."Astaghfirullah, mas. Kamu bicara apa tadi? Kamu menuduhku sengaja mencelakai agar aku bisa keguguran? Istighfar kamu mas." Aisha berusaha untuk menjelaskan pada suaminya jika dugaannya salah besar."Kamu pikir aku percaya, iya? Lalu ini apa?" Ferdi melempar berapa foto yang kini bertebaran di kaki Aisha.Foto dirinya tengah tersenyum bukan cuma itu tetapi foto saat pria
Baca selengkapnya
46. Pulang
"Aku tidak bohong mas dia memang adikku. Arga adakan wali saat kita menikah dulu. Maafkan aku yang tidak memperkenalkan padamu, karena —""Karena apa? Karena dia adalah selingkuhan kamu sehingga dia hadir berpura-pura sebagai saudara kamu, lalu dia mendekati kamu? Dan kalian diam-diam kalian berselingkuh di belakangku?""Tidak mas ini tuduhan tak beralasan. Aku tidak pernah mengkhianati ikatan suci pernikahan kita, mas,""Berapa kali harus aku katakan aku tidak ada hubungannya dengan dia. Kami benar-benar saudara jika kamu ingin bertemu dengannya akan aku pertemukan tapi dengarkanlah semua penjelasanku. Apa kamu tidak bisa berpikir sedikit saja? Bagaimana aku yang sudah bersedia menikah denganmu masih pengangguran saat itu? Aku bersedia menjadi istri kamu bagaimana aku yang menerima mahar yang kamu berikan kepadaku hanya sepuluh ribu? Aku menyadari aku mengerti posisi kamu yang belum bekerja, mas. Kamu janji untuk memberikan yang terbaik untukku, apa selama ini aku terlalu menuntut? S
Baca selengkapnya
47. Cinta Tak Biasa
Ferdi berlari mengejar tetangga yang ia tahu bernama Marini hanya dia yang bisa menjawab semua pertanyaan yang kini memenuhi benaknya. Ya, Ferdi harus tahu siapa Aisyah sebenarnya bagaimana Ibu Marini bisa mengetahui semua terlebih mengaku sebagai asisten dari ibu mertuanya. Selama ini Ferdi tidak mengetahui siapa keluarga istrinya karena yang ia tahu bahwa keluarganya berada di luar kota yang sangat jauh dan saat menikah dulu tidak hadir. Sebab Ferdi tidak bertemu dengan kedua orang tua Aisha, dan pernikahan mereka berlangsung sederhana dan saksi lengkap karena mereka adalah keluarga Aisha. Benar Ferdi merasa aneh saat menikah dia orang yang begitu sederhana mengaku sebagai orang tua Aisha m tetapi sayang hal itu di abaikan olehnya. Baginya apapun keluarga Aisha yang penting Ferdi bisa menikah dengan wanita yang ia cinta tidak peduli dengan sekelilingnya. Kini ia menyesal tidak mengenal mereka semua bahkan ia terkesan masa bodoh dengan hal seperti itu."Bu, Saya mau bicara ada bebera
Baca selengkapnya
48. Cinta Yang Tak Biasa 2
Rayyan menemui dokter yang menangani Aisha lebih dulu sebelum bertemu dengan putrinya. Tercetak jelas rasa sakit dan amarah dalam dadanya. Tetapi, mampu ia bendung, wajahnya tetap tenang sebelum menginjakkan kakinya ke dalam dan bertemu putrinya."Aku baik ayah, sejak tadi aku tidak lihat Arga, kemana dia?" Mereka saling pandang. Tidak mungkin jujur jika Arga mendatangi Ferdi memberikan pelajaran pada pria yang membuat kakaknya terluka. Tidak dengan kekerasan tetapi hal yang mengguncang kehidupan Ferdi."Kamu tahu adikmu, dia pergi sebentar. Ada proyek yang menariknya kembali ke kantor tidak lama sayang, nanti juga dia datang." Ujar Ajeng.Mereka memilih untuk membiarkan Aisha istirahat, entah pengaruh obat atau memang Aisha ingin menghindar dari pertanyaan keluarganya. Aisha memilih tidur, Rayyan menghampiri Ajeng duduk di sampingnya mengusap punggung dengan lembut menyalurkan ketenangan untuknya."Cinta yang tak biasa, mengalahkan segalanya. Aku bangga tapi juga tidak terima. Ingin
Baca selengkapnya
49. Kesempatan
"Bukan itu. Aku ingin minta maaf, aku juga tidak menyalahkan sepenuhnya ibuku. Meski ibu salah yang selalu ikut campur dalam rumah tangga aku dan Aisha, jika Aisha ingin memilih berpisah dariku. Aku terima, aku sadar kesalahan aku tidak bisa di maafkan, aku siap untuk meninggalkan Aisha dan keluar dari pabrik. Rumah itu akan aku jual hasilnya akan aku bagi dua. Tidak ada harta lain selain rumah itu yang kami miliki,""Saya permisi. Besok saya akan mengirim surat pengunduran diri di pabrik. Salam untuk kedua bunda dan ayah sampaikan permintaan maaf pada Aisha dan keluarga besar," sambung Ferdi sebelum pergi, ia pun menyodorkan amplop coklat di hadapan Arga."Apa ini?""Tolong berikan pada Aisha, itu uang tabungan yang selama ini aku simpan tanpa sepengetahuan ibuku. Katakan pada Aisha untuk membeli barang yang sejak lama ia impikan," Sejenak Arga terdiam mendengar semua penuturan Ferdi tetapi mengenai uang yang ada di hadapannya Arga terkejut. Tidak menyalahkan sepenuhnya pada Ferdi k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status