All Chapters of MENANTU JENDERAL NAGA EMAS: Chapter 61 - Chapter 70
174 Chapters
61. Pablo punya ide tapi.....
Namun, Winnie tak bergeming, langsung melemparkan interupsi persuasif pada suaminya. “Suamiku, kenapa kau diam saja? Padahal menantu menumpang ini sudah kelewatan sekali! Kau harus segera menghajarnya!” cecar Winnie tidak akan membiarkan Alexander bisa berbicara seenaknya.Di samping itu, Winnie masih tidak terima kalau dia merupakan istri yang tidak bisa diandalkan. Kendati dia sempat gagal dalam merencanakan pernikahan keponakannya si Letnan Dua, bukan berarti dia akan terus disalahkan sampai kiamat. Bagaimana pun, dia akan tetap terus mencari wajah di hadapan suaminya, dan penawaran kali ini, yakni membiarkan anak kandungnya membantu suaminya, dikira merupakan ide bagus.Alexander membalik badan seraya menyunggingkan senyuman halus sebelum berkata, “Jadi Ibu yakin kalau Gavin memang bisa nantinya membantu Ayah dalam melakukan lobian kepada Tony? Kita semua tahu, Ayah sudah lebih dari tiga tahun menggeluti bisnis tersebut dan tidak ada pencapaian signifikan. Dengan kata lain, saham
Read more
62. Pablo menyebutkan satu nama
Pagi harinya.Biasanya Alexander merupakan orang pertama yang selalu sibuk di pagi-pagi buta. Ada saja kegiatannya di rumah sebelum langsung berangkat keluar, yang mana orang di rumah tidak tahu juga ke mana perginya dia.Mengherankan, pada pagi hari ini, dia tidak mendapati lagi istrinya di kamar tidur. Tidak seperti biasanya. Setelah mandi dan berpakaian formal layaknya pekerja kantoran, Alexander pun keluar dari sana dan betapa terkejutnya dia saat secara tidak sengaja menguping pembicaraan antara Pablo, Gabriella, dan Winnie di ruang makan.Pendengaran Alexander sangat tajam meskipun jarak antara dia dan tiga orang tersebut cukup jauh sehingga dia dengan jelas mendengar apa saja yang mereka perbincangan.Pada saat inilah Pablo mau mengutarakan ide konyolnya kepada sang putri tercinta demi mewujudkan apa yang selama ini dia inginkan.Usai mengelap mulutnya pakai tisu, Pablo menatap mata Gabriella lurus-lurus seraya berkata dengan lemah lembut, “Putriku, Tony Rockefeller masih bujan
Read more
63. Sebuah indikasi
Alexander tersentak.‘Tuan Somers? Apa mungkin dia adalah orangnya?’Alexander masih butuh informasi selanjutnya dan kembali memasang telinganya dengan sangat baik.Adegan kembali berpindah di ruang makan.Tetiba, Pablo menarik napas yang agak dalam sembari menyandarkan punggungnya di kursi. Ada sejumlah kalimat yang tertahan di mulutnya ketika tadi bilang tentang ayah mertuanya.Terang saja, Gabriella lantas bertanya-tanya, “Kakek? Apa hubungannya dengan Kakek? Sudahlah, Ayah tidak perlu menjual nama Kakek supaya aku bisa menuruti apa kemauan Ayah. Tidak perlu!” raung Gabriella masih dengan wajah yang memberengut.Tidak usah lagi ditanya seperti apa kedekatan antara Gabriella dan kakeknya, Somers.Bahkan, kasih sayang yang diberikan oleh Somers jauh lebih dahsyat ketimbang apa yang diberikan oleh Pablo selama ini.Ayah kandung dari Sarah tersebut punya perhatian luar biasa kepada Gabriella semenjak wanita tersebut terlahir ke dunia.Ketika Gabriella meminta untuk dinikahkan saja denga
Read more
64. Gabriella kian berubah
Alexander sengaja mampir sebentar di ruang makan meskipun dia tahu kalau sebentar lagi dia bakalan kena cueki tidak hanya oleh dua mertuanya saja, tapi juga istrinya. Semalaman, Gabriella tidak mengajak bicara Alexander tanpa alasan yang jelas. Mereka tidur layaknya bukan sepasang suami dan istrinya.Dan pagi ini pun begitu, terlebih baru saja Gabriella mendapatkan sesuatu yang sedikit merusak mood-nya pula, jadi wajar kalau dia langsung beranjak dari sana tanpa bicara sama suaminya.Alexander menyadari posisinya sekarang yang cukup sulit ketika berada di rumah. Pasalnya, dia sudah buat masalah besar di rumah ini. Sulit baginya untuk bisa mengharumkan lagi namanya yang benar-benar rusak. Dua tahun menyusahkan dan jadi benalu, lalu lebih dari satu tahun lamanya menghilang entah ke mana.Dia pantas mendapatkan perlakuan semacam ini.Parahnya, sekarang Gabriella juga berubah sikap pasca diselamatkan oleh pahlawan baru baginya : Jenderal Naga Emas!Alexander membalik badan dan tetap mene
Read more
65. Latihan cuma lari
Sore hari di sebuah taman ujung kota. Pemandangan pinggiran Kota Redchester dari atas bukit terlihat begitu menakjubkan. Hijau, asri, dan menyejukkan.Alexander melakukan peregangan dan pemanasan sebentar, “Bryan, tidak ada yang instan di dunia ini. Semua butuh proses. Apalagi niat mu ingin menjadi kuat. Silakan kau pergi ke tempat gym. Tanyakan pada mereka, berapa lama mereka menginvestasikan waktu dan uang untuk membentuk otot di tubuh mereka? Berapa jam dalam seminggu mereka berolahraga? Lalu, silakan kau tanyakan kepada tentara yang sedang bertugas, Mayor Farrell misalnya, berapa lama dia membutuhkan waktu untuk menjadi seperti sekarang?”Dan kalau saja Bryan tahu seperti apa Alexander menjalani kehidupan selama satu tahun penuh di Pulau Lambora.Meskipun satu tahun merupakan waktu yang dirasa singkat untuk membentuk fisik sempurna, mental yang kuat, dan otak yang jenius, namun selama waktu singkat itu Alexander memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Tidak ada hari dan tidak ada detik
Read more
66. Bryan bukan tikus pengecut
Entah kenapa, Bryan menyepak sebuah kerikil kecil dengan kesetanan.Bugh!Saking semangatnya, kacamatanya sampai terlepas dan jatuh. Untung saja tidak pecah.Alexander dan Farrell yang melihat itu hanya bisa tersenyum datar. Wajar, mereka setiap hari ketemu tentara dan orang-orang kuat, jadi pas menyaksikan tingkah aneh dari pria seperti Bryan, mereka menahan tawa untuk tidak menyinggung perasaan Bryan.Tapi, justru Bryan yang terkekeh sendiri. “Hehe. Ngomong-ngomong, sepakanku lumayan kuat juga ya,” serunya sambil memungut kacamatanya yang terserak di tanah di antara serpihan dedaunan.Kalau bukan karena perintah dari sang guru, Warren Rockefeller, Alexander tidak akan menghabiskan waktunya berlama-lama dengan Bryan hanya untuk menjadikan Bryan sebagai pria sejati. Hanya saja, Alexander punya janji pada gurunya tersebut untuk memperbaiki apa yang ada di perusahaan dan juga keluarganya, terutama tentang dua kakak beradik yang tidak pernah akur....Perlu kesabaran ekstra untuk membuat t
Read more
67. Bicara uang
Sembari berlari santai, Alexander melempar beberapa pertanyaan kepada Bryan soal perkara bisnis.Alexander cukup paham soal bisnis dan uang setelah belajar selama satu tahun bersama Warren Rockefeller, seorang pebisnis sukses dan masuk daftar sepuluh orang terkaya di negeri ini.Pada waktu itu dia mendapatkan banyak pengajaran tentang bagaimana caranya me-manage dan mengelola uang sebaik mungkin.Warren merupakan sosok yang sangat benci dengan sistem perbankan konvensional ribawi pada zaman modern. Jika orang pada umumnya menyebut bunga bank adalah bunga, maka dia menganggapnya bunga bank adalah kotoran. Selisih uang yang ditetapkan oleh bank, misalnya pinjam sekian nanti bunganya lima persen atau sepuluh persen atau sekian persen, bunga itu sebenarnya adalah kotoran.Baginya, bunga bank hanyalah anomali. Sesuatu yang sebenarnya jelek dan busuk tapi dibungkus pakai kado ulang tahun. Namanya bagus dan tampilannya keren tapi baunya busuk. Warren tidak pernah menyimpan uang di bank dalam
Read more
68. Mengenang ayahnya
Sebagaimana sudah Alexander ketahui bahwasanya Warren Rockefeller bukanlah berasal dari keluarga kaya raya. Dia berangkat dari seorang buruh pabrik setelah selesai dari studi S1. Karena ingin membawa perubahan besar di dalam hidupnya dan juga keluarganya, dia pun memberanikan diri untuk menjadi seorang pengusaha, merintis bisnis dari nol.Perjuangan Warren Rockefeller begitu terjal dan banyak rintangan yang mesti di hadapi. Meski begitu, yakinlah bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses. Dalam tahun-tahun berikutnya, Warren berani all in menginvestasikan semua uang yang dia miliki ke sektor minyak. Cukup lima tahun, dia sudah punya lima perusahaan minyak di Winland, sampai pada akhirnya dia punya lebih dari dua puluh perusahaan migas dalam satu payung perusahaan bernama : WR-Oil.Total kekayaannya sudah mencapai milyaran dollar meskipun belum pernah menjadi orang terkaya di semua penjuru negeri. Namun, semua harta yang dia miliki sudah cukup untuk menjadikannya sangat tersohor dan d
Read more
69. Terus latihan
Bryan lalu memberikan analogi lain terkait bagaimana caranya bisa menjadi nomor satu. Messi misalnya. Jika diperhatikan secara seksama, ketika Messi bermain bola, di antara sepuluh teman lainnya, Messi adalah yang paling egois. Dia sering drible sendiri, asyik sendiri, dan terkadang tidak begitu peduli dengan rekan satu tim lainnya. Naluri mencetak golnya tinggi dan pada setiap pertandingan dia selalu menjadi pembeda.Lalu bandingkan dengan pemain yang biasa-biasa saja, tidak mau pegang bola terlalu lama, tidak punya skill individu luar biasa, tidak bisa melewati bahkan satu orang musuh saja, dan tidak ada naluri mencetak gol. Sudah barang tentu orang tersebut tidak bakal pernah bisa menjadi yang terbaik.“Dark Triad,” ucap Bryan sambil lari santai. “Egois, tidak peduli, dan ketamakan. Kadang, beberapa sifat buruk akan mengantarkan kita pada kesuksesan sejati.”“Tapi ingat, Bryan, ayah mu juga mengajarkan kau untuk menjadi orang dermawan, peduli, suka membantu, dan tidak mementingkan
Read more
70. Makan malam bersama Tony
Suasana yang masih cerah di sabtu sore hari. Jingga yang menjuntai di angkasa menjadi lukisan indah dari panorama, maha karya yang sungguh memanjakan mata, sama indahnya dengan satu sosok wanita yang begitu menawan dengan tampilan begitu klasik.Sehabis memandangi langit barusan, dia kembali menghadap cermin dan menyelidiki penampilannya sendiri.Karena bukan acara yang mengandung romantisme, Gabriella hanya mengenakan setelan kasual klasik ala cewek Paris yang modis : chic decontracte.Celana yang tidak terlalu ketat warna krem dan baju berwarna putih. Sangat minimalis. Tidak pakai hak tinggi karena dia memang sudah cukup tinggi.Lalu Gabriella merapikan rambut terurai yang membingkai wajahnya yang sangat cantik.Ketika dia mengambil tas kecil di atas meja, lantas dia pun melangkahkan kaki keluar dari kamar tersebut.Di ruangan keluarga, sedari tadi Pablo Callister menunggu tak sabar. “Cepatlah, Nak! Tuan Muda Tony Rockefeller sudah menunggu dari tadi di 101 Cafe n Resto. Lebih tepat
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status