All Chapters of Bukan Salah Istri Kedua: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Bab 11
Tidak tahu apa yang sudah Andra bicarakan dengan kakaknya, Kiara mencoba tersenyum dan bersikap biasa dibalik perasaan gusarnya. "Mas Andra sudah lama di sini?" tanya Kiara pada lelaki yang melihat ke arahnya. "Tidak juga," balasnya singkat. "Ada yang perlu aku bahas dengan Fira. Sekarang sudah selesai, aku pergi dulu."Andra keluar begitu saja tanpa menjelaskan urusannya dengan Fira. Lelaki itu memang seperti tidak pernah melihatnya, walau kadang-kadang Andra cukup bicara banyak jika mereka hanya berdua. "Ara," panggil Fira pada adiknya yang terdiam. Kiara tersenyum sambil duduk di kursi samping ranjang. "Bagaimana keadaan Kakak? Maaf ya, semalam aku tidak bisa menemani Kakak di sini.""Tidak apa, Ra. Kakak 'kan sudah bilang kalau kamu tidak harus selalu menemani Kakak di sini," balas Fira sambil memegang tangan sang adik. "Sudah banyak yang kamu korbankan buat Kakak, jadi ada baiknya kamu melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri. Kakak sudah lebih baik, bahkan sudah bisa dirawat j
Read more
Bab 12
Setiap perempuan pasti ingin memiliki suami yang baik dalam hidupnya. Termasuk Kiara yang ingin memiliki suami yang bisa mencintai dan menyayanginya dengan tulus. Namun, dia tidak pernah menyangka kalau akan memintanya secara tidak langsung pada Andra. Semua karena Andra yang membuatnya kesal dengan tidak segera menjawab pertanyaanya. "Aku tidak bisa menjanjikannya!" ucap Andra dengan wajah serius. Tanpa diberitahu pun Kiara sudah tahu kalau sampai kapanpun Andra hanya akan menjadi suami yang baik untuk Tere, tetapi tidak untuk dirinya. Kiara memang seharusnya cukup sadar diri untuk tidak mengharapkannya dari Andra yang cuma mencintai Tere. Dan Kiara sadar diri untuk tidak merebutnya atau berharap diperlakukan sama oleh Andra. "Hm, aku tau kok. Dibantu buat kesembuhan Kak Fira saja, aku sudah sangat bersyukur," balas Kiara sambil tersenyum. "Tidak ada yang lebih penting selain Kakakku."Ya, Kiara tidak mau apapun karena fokusnya adalah sang kakak. Tidak masalah bagaimana Andra aka
Read more
Bab 13
Hari ini Fira diizinkan pulang dan rawat jalan di rumah. Kiara yang baru baru pulang kerja segera membereskan barang bawaan kakaknya. Tampak wajah berbinat dari Fira yang sudah bosan dengan suasana rumah sakit dan hal itu membuat Kiara merasa senang. "Ra," panggil seseorang membuat Kiara menoleh. "Kamu mau pulang 'kan?" Anggukan diberikan oleh Kiara sambil menatap orang yang Memanggilnya dengan heran. "Iya. Kamu ... kok ada di sini, Re?""Aku baru selesai cek up," balas Tere sambil tersenyum pada kakak beradik di depannya. "Kita pulang bersama saja, rumah kita 'kan searah."Kiara melipat dahinya dengan dalam. Baru akan menyanggah perkataan Tere, wanita itu merangkul lengannya untuk masuk ke dalam mobil yang di dalamnya sudah ada Andra. Lelaki itu menyapa Tere dengan menganggukkan kepala. Sedangkan pada Kiara hanya dilihat saja. "Re, rumah kita 'kan beda arah, nanti kalian harus bolak-balik," seru Kiara berhasil mengatakan yang hendak diucapkan tadi. Tere yang duduk di samping kemu
Read more
Bab 14
"Egois!" ucap Kiara dengan pelan, tetapi masih bisa didebhart oleh Andra. Telalu lama bersama lelaki itu membuat Kiara akan semakin kesal, dia segera keluar dari mobil. Kiara tidak mau membuang waktunya, bisa saja saat ini Andra sudah punya planning bersama Tere. Akak tetapi wanita itu malah menyuruh Andra untuk menemani Kiara lebih dulu. "Tidak perlu bawa yang tidak penting, nanti biar aku belikan sajaa yang baru!" ucap Andra melipat kedua tangannya di depan dada seraya menyandarkan bahunya pada ambang pintu. Kiara hanya mengangguk saja. Dia memang hanya akan membawa barang-barang berharga saja. Tidak banyak barang yang dia miliki, apalagi Kiara jarang membeli barang diinginkan tetapi malah tidak digunakan. Lebih baik uangnya Kiara gunakan untuk pengobatan kakaknya daripada beli barang tidak jelas. "Tidak perlu bawa semua bajumu, nanti biar-- .""Aku tidak mau terlalu banyak utang budi sama kalian," ucap Kiara berbalik menatap suaminya. "Cukup bantu aku untuk pengobatan Kak Fira.
Read more
Bab 15
Kiara menutup pintu dengan rapat, lalu mendekati Andra yang berada di ranjang. Dengan jantung jantung yang terus bertalu-talu, dia berdiri di samping ranjang sambil menatap lantai. "Buka kimonomu, Ara," ucap Andra yang sudah berdiri berhadapan dengan istrinya. Melihat tubuh Andra yang begitu gagah dengan perut kotak-kotak yang begitu menggoda. Segera Kiara mengalihkan pandangan, namun Andra memegang pipinya dengan lembut. "Siap tidak siap, aku akan tetap menyentuh malam ini, Ara," seru Andra mendekatkan wajahnya pada sang istri sembari menempelkan bibirnya padan bibir Kiara yang merah alami. Kejadian itu sangat cepat, hingga Kiara tidak bisa menghindar. Matanya melotot, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Bahkan dia tidak menyadari kalau Andra sudah melepas tali kimononya sampai jatuh ke lantai.Terpampanglah tubuhnya yang berbalut lingerie berwarna hitam transparan. Sadar dengan keadaannya, Kiara menutupi bagian dada dan intinya yang berbalut kain. Kiara sungguh merasa malu d
Read more
Bab 16
Mendengar pintu terbuka, Kiara dan Andra menoleh. Seketika Kiara menjauh dari lelaki itu seraya berdiri. Namun, tubuhnya terasa lemas hingga kembali terduduk. "Ara," panggil Tere merasa khawatir melihat teman sekaligus madunya. Sedangkan Andra refleks memeluk baju Kiara. Meski wajahnya datar, tetapi lelaki itu terlihat khawatir dengan keadaan istri keduanya. Namun, hanya sekian detik baru 'lah Andra terlihat biasa. "Aku tidak apa-apa, sepertinya hanya masuk angin saja," ucap Kiara tidak mau merepotkan Tere, apalagi Andra. "Atau jangan-jangan karena Bang Andra menggempur kamu dengan kasar?" Wajahnya Kiara memerah mendengar ucapan vulgar Tere. Ingin Kiara jawab iya, tetapi dia merasa malu. Dia juga tidak ingin membuat Tere sedih kalau tahu tentang hubungan ranjangnya dengan Andra. "Mungkin dia masuk angin," kata Andra menepis dugaan istri pertamanya. Namun, bagi Kiara perkataan Andra untuk menjaga perasaan Tere. Lelaki itu jelas akan selalu melakukan apapun agar Tere tidak sedih
Read more
Bab 17
Dalam kamar berwarna cream, seorang perempuan terbaring di atas ranjang. Perlahan matanya terbuka dengan pelan. Perlahan Kiara mengubah posisinya menjadi duduk seraya memindai kamar yang di tempati. "Ini bukan kamarku, tapi-- ." Kiara memperhatikan kembali kamar tersebut, lalu berucap dengan pelan, "Kamar tempat biasanya aku berhubungan dengan Mas Andra."Dia tidaknya tahu kenapa Andra dan Tere membawanya ke rumah mereka, daripada membawanya pulang. Kepalanya masih sedikit berdenyut, kemudian dia kembali teringat ucapan Andra sebelum dia benar-benar tidak sadarkan diri. "Aku tidak bisa memperlakukannya sama sepertimu, Sayang. Keberadaan Kiara hanya untuk membantu mewujudkan keinginanmu agar aku punya anak kandung, maka dari itu jangan minta aku untuk menganggapnya sebagai istri seperti kamu. Dia hanya istri pengganti untuk melahirkan anakku, tidak lebih!" ucap Andra yang terdengar serius, lalu Kiara tidak tahu yang terjadi selanjunya. Air mata Kiara luruh membasahi pipinya. Dia tid
Read more
Bab 18
Seharian tidak melakukan apapun membuat Kiara merasa bosan. Ingin bantu-bantu di rumah sendiri, tetapi Fira melarang karena wajah Kiara yang masih pucat. Padahal Kiara sudah merasa lebih baik dari kemarin. Dan akhirnya Kiara menghabiskan waktunya untuk membuat gambar di gazebo samping rumah. Tanpa disadari seseorang datang dan duduk di sampingnya. Sontak Kiara menoleh melihat Andra yang menatapnya dengan datar. "Kenapa? Kamu seperti melihat hantu!" "A-aku cuma terkejut!" balas Kiara menutup buku gambarnya, lalu celingukan dengan raut khawatir. "Mas kenapa di sini? Mas 'kan harusnya di kantor. Lagian bagaimana kalau Kak Fira dan Bi Asih lihat?" Andra menaikan sebelah alisnya. "Tidak ada pekerjaan yang terlalu penting dan Fira diajak Tere keluar, jadi aku diminta jagain kamu. Kalau Bi Asih, dia sudah tau hubungan kita." "A-apa?" Kiara terkejut dengan pernyataan terakhir Andra. Selama bekerja di dengannya, Bi Asih selalu bersikap biasa, tidak memandang aneh ataupun meremehkan
Read more
Bab 19
Setelah kepulangan Andra, Fira sampai di rumah beberapa menit kemudian. Sang kakak langsung istirahat dan akan Kiara bangunkan saat makan malam. Sekarang Kiara sudah berada di dapur bersama Bi Asih untuk membuat makan malam. Walaupun sempat dilarang, Kiara kekeuh ingin membantu sekaligus ada yang mau dibicarakan berdua dengan art rumahnya. "Ehem, Bi. Soal tadi-- ."Bi Asih yang sudah selesai mengoreng perkedel kentang berkata, "Saya minta maaf sudah menganggu Nona dan Tuan Andra.""Em, aku juga salah sudah melakukan seperti tadi di sini, padahal bisa saja Kak Fira yang datang," balas Kiara mendesah pelan. Kiara merasa beruntung karena yang melihatnya berpelukan dengan Andra adalah Bi Asih. Wanita itu hendak membawakan minuman, tetapi terkejut melihat posisinya dan Andra. Walaupun malu, tetapi perasaan lega lebih mendominasi. "Maaf sebelumnya, kalau boleh tau, kenapa Nona mau jadi istri kedua?" tanya Bi Asih dengan raut sungkan, tetapi juga penasaran. "Nona Kiara itu perempuan yang
Read more
Bab 20
"Kiara, kamu sudah mau pulang?" tanya seorang pria saat melihat perempuan berdiri di pinggir jalan. Perempuan itu menatap pria yang bertanya padanya dengan heran. "Iya. Kok Mas bisa di sekitar sini?""Kebetulan lewat, ayo aku antar pulang," ajak Arya yang sudah keluar dari mobilnya. Kiara tidak segera menyahuti ajakan pria di depannya. Bahkan Kiara tidak percaya kalau kebetulan pria itu lewat di sana, apalagi perusahaan milik Arya berbeda arah dengan butik. Terlalu sibuk dengan pemikirannya, Kiara ditarik oleh Arya masuk ke dalam mobil. "Eh, aku sudah pesan taksi online, Mas," ucapnya saat Arya sudah ikut masuk. "Batalkan saja!" sahut Arya dengan santai seraya mulai menyalakan mesin kendaraannya. "Kapan lagi kita bisa pulang bersama, hm?!"Kendaraan roda empat itu melaju membelah jalanan. Kiara masih tidak habis pikir dengan Arya yang seenaknya memaksa pulang, sehingga Kiara terpaksa membatalkan pesanan taksi online-nya. "Mas Arya tidak kebetulan lewat depan butik 'kan?" tanya Ki
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status