Semua Bab Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r: Bab 61 - Bab 70
94 Bab
POV Reno
‘’Hei! Sebaiknya pergi dari sini!’’ usirku seketika setelah turun dari mobil.Membuat dia bergegas meninggalkan pekarangan rumah Nelda dengan wajah masam, sekilas lelaki itu menatap tajam ke arahku. Ya, sebelumnya aku sudah mengira kalau security baru di rumah pribadi Nelda bukanlah orang baik, namun apalah daya. Aku tak bisa dan aku tak berhak melarang dia untuk tak menerima lelaki asing itu sebagai security di rumahnya. Untung sekarang aku datang tepat pada waktunya.Tampak ART Nelda berbisik, entah apa yang dikatakannya pada majikannya itu.Seketika wanita berkerudung pashmina beralih menatap ke arahku.‘’Kamu ada perlu sama aku, Ren?’’ Dia seperti enggan memandangku.‘’Aku cuma ingin memastikan keadaan kamu dan Naisya aja,’’ sahutku sambil menampakkan seulas senyuman.Ya, beberapa hari ini aku sibuk membantu pekerjaan papa di kantor. Saking sibuknya sekadar menghubungi bibi Sumi pun tak sempat. Baru tadi aku menghubungi ART Nelda, itu pun tak diangkat olehnya. Padahal sudah berkal
Baca selengkapnya
Kenapa Harus Kamu?
POV Reno‘’Nelda kenapa sih harus kamu yang bisa mengobati rasa traumaku? Kenapa coba?’’Aku bangkit dari berbaring, lalu mengusap rambut dengan kasar. Aku yang selama ini merasa takut untuk dekat dengan wanita, kini sejak mengenal wanita itu seolah rasa takut dan traumaku hilang begitu saja. Dia sudah mampu mengobati rasa traumaku yang menetap selama bertahun-tahun di diriku.Semakin ke sini, rasa ini semakin mendalam. Rasa kagum berubah dengan rasa cinta seiring berjalannya waktu. Ya, aku sudah lima tahun jadi follower setianya Nelda. Selalu saja hati ini damai tatkala melihat postingannya.Seketika benda canggihku berdering. Aku mengerjap malas dan meraihnya. Kupandangi layarnya yang ternyata tertera nama Dika di layar benda canggih itu.‘’Assalamua’laikum, Dik. Tumben lo nelpon gue.’’‘’Kumsalam. Kan lo biasanya sibuk. Sekarang kan lo libur, jadi makanya gue telpon hari ini.’’‘’Menjawab salam itu yang bener dong, Dik,’’ komentarku seketika. Terdengar suara tertawanya di seberang
Baca selengkapnya
Digerebek?
POV Deno‘’Aku tuh kesal banget sama si Dodo. Disuruh kerja aja ngga becus. Padahal aku udah membayar dia mahal.’’ Bagaimana aku tak kesal pada lelaki itu, berapa pun uang yang dia mau selalu kukirimkan hingga uangku habis dibuatnya.Apalagi aku dapat uang itu dari kekasihku. Kalau tahu Chika, dia pasti akan marah padaku. Karena uang pemberiannya bukan untuk kebutuhan sehari-hari kupergunakan. Ditambah surat perjanjian itu tak kunjung berada di tanganku. Dasar! Kerja itu saja tak becus! Aku tak punya banyak waktu dan tak bisa bermain-main lagi. Aku harus memaksa Dodo supaya dia bisa mengambil surat itu, bagaimana pun caranya.Aku bergegas merogoh saku-saku dan menekan nomor baru yang tadi kusimpan. Tadi katanya dia mengganti nomor baru, dia mengatakan lewat pesan singkat yang dikirimnya. Belum sempat aku menghubungi nomor yang tadi kusimpan. Ponsel seketika berdering.‘’Lah, katanya tadi Dodo ganti nomor.’’‘’Do? Bukannya kamu ganti nomor? Trus kenapa pakek nomor ini lagi?’’‘’Maksud
Baca selengkapnya
Nikah Paksa?
POV Deno‘’Hentikan!’’Tubuhku terasa tak berdaya dibuatnya karena menerima tendangan dan pukulan berkali-kali. Kalau begini bagaimana caranya aku bisa lolos dari mereka. Teriakan Chika tak digubris oleh mereka, hingga aku dikerumuni warga. Berbagai pukulan dan tendangan yang di hadapkan padaku.Tubuhku mungkin sudah babak belur karena terasa begitu tak berdaya. Terasa darah segar bercucuran di hidung. Seketika pemandangan pun kabur dan aku tak ingat apa-apa.***‘’Kalian kenapa main hakim sendiri? Seharusnya dilaporkan sama saya.’’ Terdengar samar olehku, namun mata enggan untuk dibuka karena tubuhku terasa begitu sakit.‘’Dasar! Laki-laki dan perempuan sama saja. Belum menikah eh tahu-tahunya tinggal bersama. Entah apa yang mereka lakukan!’’‘’Membuat kampung ternodai saja!’’‘’Eh, bukannya mereka ini yang lagi viral?’’‘’Percuma kaya raya, kalo kelakuannya mesum begini!’’‘’Ibu Bapak, bagaimana kalo kita nikahkan saja si pembawa petaka ini?’’ Banyak sekali hinaan dan cacian yang di
Baca selengkapnya
POV Si Pelak0r
Aku menghela napas kasar. ’’Nggak semudah itu, Mas,’’ sahutku sambil melipat tangan di dada.Hari ini hidupku sungguh sial sekali. Bagaimana tidak, aku dan mas Deno digerebek warga ke rumah mewahku. Lelakiku itu hingga babak belur dibuatnya dan kami dibawa ke Balai Desa untuk dinikahkah secara paksa. Kenapa bisa-bisanya warga tahu kalau aku membawa lelaki ke rumahku? Aku tak habis pikir dengan warga yang kepo dan suka mengurus hidup orang lain. Apa salahnya aku membawa lelaki ke rumahku? Apa urusannya sama mereka? Toh itu bukan rumah mereka. Aku juga tak minta uang sama mereka untuk biaya hidupku.Terngiang-ngiang di telingaku kata cacian dan hinaan yang dilemparkan para warga padaku. Mereka seperti tak pernah berbuat dosa saja dan kelakuannya sebelas dua belas dengan si Nelda. Tapi, pernikahan paksa ini jadi untung besar juga buat aku. Karena aku bisa bebas membawa mas Deno ke rumahku tanpa adanya larangan dari para warga kepo. Juga tentu ini jadi alasan untuk aku agar mami tak memba
Baca selengkapnya
POV Pelak0r
"Nggak apa-apa rugi sekarang demi menjalankan semua rencanaku."Aku menyunggingkan bibir menatap wanita itu yang tengah berkaca-kaca kedua netranya. Tanpa berpikir lagi, aku bergegas menarik tangannya menuju tempat pembayaran administrasi. ‘’Sus, atas nama Mas Deno ya,’’ kataku tatkala sudah berada di depan pembayaran itu.‘’Baik, Mba.’’ Tak berselang lama wanita berkerudung itu memberikan catatan kecil padaku.Bergegas kukeluarkan kartu dari tas branded milikku. Lalu langsung kusodorkan pada petugas administrasi itu.‘’Fan, nama Papamu siapa?’’Aku beralih menatap wanita berambut sebahu itu yang tengah termangu sedari tadi. Entah apa yang ada di pikirannya.‘’Hem, nama beliau Suhendra.’’‘’Oke. Sus, cek juga administrasi atas nama Om Suhendra ya. Pake kartu yang tadi aja.’’***‘’Btw, makasih banyak ya, Chik.’’‘’Aku janji kalo ada uang. Aku bakalan ganti semua uang kamu,’’ lanjutnya sambil melangkah.‘’Fani, Fani. Emang kamu bisa mengganti uang aku sebanyak itu? Secara kan kamu pen
Baca selengkapnya
Diusir? (POV Pelak0r)
POV Si Pelakor‘’Ma—Mami udah di rumah sekarang?’’ kataku dengan tenggorokan tercekat, namun tak ada sahutan dari seberang sana.‘’Ha—hallo, Mi!’’ Tetap saja tak ada sahutan.Bergegas kupandangi layar benda canggih. Aduh! Ternyata sudah diputuskan sepihak oleh mami. Membuat aku memijit kening yang terasa mulai sakit.‘’Apa Mami udah di rumah? Nggak! Aku nggak mau nanti para warga membongkar semuanya tentang aku. Bisa-bisa Mami akan mengamuk besar sama aku!’’Aku bergegas menghampiri wanita berambut sebahu itu yang tengah tercengang. Rupanya dia sudah memesan minuman dua gelas coffie latte.‘’Chik? Kenapa kok muka kamu kayak gitu?’’‘’Mamiku ternyata pulang, Fan. Aku disuruh ke rumah. Katanya ada hal penting.’’‘’Ka—kamu aku tinggal, nggak apa-apa kan? Lain kali aja kita lanjutkan ngobrolnya ya,’’ lanjutku yang bergegas merogoh tas brandedku. Kuraih dua lembar uang ratusan dan menyodorkannya pada Fani.‘’Ma’af ya, Fan. Aku buru-buru. Ini janji aku tadi ke kamu.’’ Tanpa menunggu jawaban
Baca selengkapnya
Awas Aja Kalian
POV Chika (Pelak0r)Aku menyeka air mata dengan kasar, sambil menatap rumah yang pernah kutempati itu. Sungguh banyak sekali kenangan manis di sini. Aku yang dulu bermain bersama papi dan mami diringi canda tawa. Berlari kecil kian ke mari, semuanya teringat olehku.Namun, kini aku tak lagi dianggap sebagai anak kandungnya. Setega itukah mami padaku? Dia lebih memilih warga sialan itu daripada anak kandungnya? Lalu bagaimana dengan papi, apakah sama sebelas dua belas sama wanita ini?‘’Kita lihat saja nanti. Sampai kapan Mami bisa kayak gini sama aku.’’Kuambil koper dan menentengnya. Dengan pelan aku melangkah, ternyata para warga itu masih memperhatikanku. Mereka jadikan aku sebagai tontonan mengasyikkan lagi gratis. Dasar! Memang kalau orang miskin itu tak ada kerjaan. Ya, beginilah kerjanya. Kepo dengan urusan orang lain. Senang di atas penderitaan orang. Aku menoleh ke arah mereka dan menatap tajam.‘’Rasain tuh. Makanya jangan sombong. Duit aja masih menengadahkan tangan ke oran
Baca selengkapnya
Jadi Pembantu?
POV Chika (Pelak0r)Ah iya. Mama baru teringat sama Papa kamu. Yang sabar ya. Mama akan cari cara agar kita bisa tinggal bareng sama Papa kamu,’’ kataku lirih sambil mengusap perut.Entah kenapa sejak tadi aku malah tak kepikiran mas Deno. Mungkin saking sock dengan apa yang telah terjadi. Aku lebih mementingkan diriku sendiri. Tak terpikir lagi bagaimana dan di mana suamiku. Untung saja dia masih di rumah sakit, jadi aku tak repot-repot mencari tempat tinggal untuknya.Apalagi fasilitas dari mami sudah diambilnya kembali. Ah, diriku saja tak mampu aku untuk mengurusnya. Apalagi mengurus mas Deno.Tapi, sekarang aku pengen istirahat dulu. Untung saja kamar ini sudah bersih dan rapi. Ya, walaupun bentuknya membuat moodku jadi berantakan. Setidaknya aku bisa meregang tubuh terlebih dahulu. Kucoba mencium seprei tempat tidurnya. Mana tahu ada bau menyengat terselip di sana.‘’Hem! Lumayan sih.’’ Aku bergegas membaringkan tubuh karena merasa aman untuk kutiduri.***Aku menggeliat dan men
Baca selengkapnya
Rasakan!
POV Mamanya Fani‘’Ingat, di dunia ini nggak ada yang gratis,’’ bisikku di telinga wanita yang selama ini aku cari keberadaannya. Lalu melangkah kembali ke kamarku. Aku duduk menggoyangkan kaki sambil tersenyum bahagia. Padahal sebelumnya hari-hariku selalu saja meneteskan air mata, karena suamiku yang kembali masuk rumah sakit setelah bertahun-tahun yang tak kambuh penyakitnya. Ya, dia mengidap penyakit asma. Hingga membuat dokter menyarankan agar suamiku itu dirawat dulu seminggu ini di rumah sakit.‘’Anak yang selama ini kucari. Eh, dia sendiri yang datang ke rumahku. Jadi tenagaku nggak terbuang begitu saja untuk mencari wanita manja itu,’’ lirihku sambil tersenyum licik.Tadi Fani bicara padaku, dia meminta izin agar aku membolehkan temannya tinggal untuk sementara di sini. Kukira temannya itu Nelda. Eh, setelah aku tanya ternyata Fani anaknya si Setia. Mengingat nama itu membuat darahku naik ke ubun-ubun. Tapi dengan senang hati aku mengizinkannya. Apalagi aku juga punya serib
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status