Share

45

Tentu Manda kebingungan dengan Naya yang ada dihadapannya tersebut.

"Nay, tenang dulu. Ada apa?"

Naya mengusap air matanya.

"Romi, Mbak."

Mendengar itu, Manda yang justru gemetar.

"Iya benar. Harusnya dari awal aku harus hati hati. Menyelediki di setiap sisinya. Di hari pertunangan, justru dia baru mengaku bahwa menikahiku untuk dijadikan istri ke tiganya. Aku malu Mbak. Malu sekali kepada Mbak Manda,"

Manda masih mengggenggam tangan Naya.

"Tidak perlu malu Nay. Aku juga tidak akan mengolokku. Pak Romi adalah tetanggaku. Jadi aku tau,"

Mendengar itu justru tangis Naya semakin pecah.

"Nay, sudah. Itu artinya Tuhan sudah menyelamatkanmu dari hal yang salah. Kamu tidak perlu malu. Tidak perlu menyesal. Tapi kamu harus bersyukur," pesan Manda.

Naya hanya mengangguk kecil.

"Aku juga minta maaf ya Mbak. Atas topengku. Atas kemunafikan ku. Terutama keluargaku."

Manda mengambil nafas panjang. Sejenak netranya terpejam.

"Iya." jawab Manda singkat.

"Berat ya Mbak? Iya dan aku sudah merasakanya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status