Complicated

Complicated

Oleh:  Nurul Haruna  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
41Bab
5.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Apakah harta akan menjamin kebahagiaanmu?Mungkin sebagian orang berkata ya. Berbeda sekali denganku, meski terlahir berkecukupan. Itu amat rumit dan melelahkan. Selalu saja, dituntut untuk tetap menjadi yang sempurna.Pada akhirnya, kulenyapkan semua kesempurnaan yang kumiliki. Tanpa peduli, apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang terpenting. Kehidupan yang selama ini kuinginkan terwujud.

Lihat lebih banyak
Complicated Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Mblee Duos
seru ceritanya kak... SUKA gaya bahasa dan alurnya... semangat terus berkarya ya kak... bila berkenan saling support di cerita aku ya, kak! MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-23 20:52:52
1
user avatar
Eneng Susanti
Idenya menarik. Rafka, tokoh yang antimainstream. Ini tuh cerita remaja yang penulisnnya rapi, beda dari teenlit kebanyak. Keren deh
2021-08-29 08:08:40
1
41 Bab
Prolog
Sempurna?Orang lain selalu mendambakannya, baik kehidupan, penampilan, dan yang paling diincar status keluarga sempurna.Tidak sepertiku, lahir dalam keluarga bisa dikatakan sempurna. Selalu berkecukupan. Bukan berarti, menjamin sesuatu yang kudambakan selama ini. Berbeda sekali dari orang lain.Yang kudambakan adalah, wujud sebenarnya dari sebuah kebahagiaan dalam keluarga sempurna. Bukan, terlihat sempurna tetapi penuh pengekangan. Sepertinya sulit sekali kudapat.Apapun yang ingin kulakukan, pastinya selalu terbatas. Bukan itu saja, dalam lingkup keluarga sempurna. Bukan berarti, tidak memiliki masalah.Nyatanya, ada masalah rumit penuh hal licik di dalamnya. Entah apa alasannya, aku yang dijadikan target.Hingga akhirnya, aku melepaskan diri dari lingkungan keluarga yang menurut mereka amat sempurna. Guna mencari, kehidupan yang selama ini kudambakan.
Baca selengkapnya
Complicated : 01
Kakinya melangkah santai di koridor sekolah, tidak dengan air mukanya yang menampilkan ekspresi sebaliknya. Amat datar dan tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya, termasuk perbincangan tak berarti yang terkesan mengolok-olok orang terendah di mata mereka.Sempurna, bisa dikatakan mereka semua lebih mementingkan kesempurnaan. Seingatnya, sekolah ini tidak memiliki aturan memperlihatkan seberapa sempurnanya diri mereka hingga gaya hidup.Sepertinya, para siswanya yang membuat aturan itu sendiri. Menggunakan kekuasaan untuk membuat guru terbungkam, meski sebagian tetap ada yang menolak d
Baca selengkapnya
Complicated : 02
Istirahat telah usai, lambat laun siswa mulai memasuki kelas masing-masing, sama halnya dengan Avina. Sudah berada di tempat duduk yang sebenarnya, berjarak satu bangku dengan Raska. Tidak lupa, mengembalikan bangku yang sempat ditarik hingga tepat di posisi Raska.Raska sendiri, sudah menegakkan tubuhnya. Kali ini sedikit bersandar, matanya terus tertuju pada luar jendela kelas. Hingga teralih ke jam dinding, baru ingat part time dimulai pukul tiga sore, sedangkan sekolah usai pukul setengah tiga.Hampir saja, tadi ingin langsung pulang ke kos-kosan kecil dan mengurung diri sebelum dirusuh anak panti. Yap, kebetulan kos yang disewa berdekatan dengan panti asuhan juga restoran tempat bekerjanya.Terkadang heran, kalau libur selalu mengurung diri atau pergi ke tempat favoritnya sendirian. Itu tanpa diketahui siapa pun, pengecualian ibu kos. Yakin, kalau anak panti iseng bertanya hari di mana dirinya akan diam di kos-kosan.Seketika buyar
Baca selengkapnya
Complicated : 03
Raska masih terlihat berkeliaran, padahal waktu sudah menunjukan pukul satu. Hawa semakin dingin, tetap enggan kembali ke kos-kosan kecil. Cermin mata yang selalu membingkai kini terlepas—tepatnya sengaja.Tudung dari jaket hitam yang melekat terbuka, lagi pun suasana amat sepi dan sunyi. Raska bisa bebas, jujur risi bila ada di kerumunan orang. Ditambah lagi, banyak sekali gunjingan yang terlontar padanya.Seakan mereka lebih baik, karena memiliki status tertinggi.
Baca selengkapnya
Complicated : 04
Pukul sepuluh malam, Avina terlihat mengendap-endap keluar dari kamar. Bukan bermaksud kabur, melainkan sedang tidak ingin berpapasan dengan Aldian. Memang dirinya juga salah karena pulang larut, di satu sisi karena Avina malas berseteru. Terlebih lagi, bila sifat keras kepala Aldian menguasai.Seketika lega, karena sudah sepi. Pastinya sudah beristirahat, Avina selalu saja terbangun malam. Padahal tidak mengidap insomnia akut, cara jitu agar bisa tertidur lagi. Makan camilan sebentar, pastinya akan bisa tidur."Hm, hm, hm," gumam Avina, masih asik dengan camilan. Bahkan, kedua kakinya digerak-gerakan. Benar-benar menikmati kesendiriannya.Tidak disangka, Aldian akan terbangun juga. Terbukti, berada di dapur. Anehnya, hanya diam. Biasanya, setiap kali melihat dirinya selalu melontarkan celotehan apapun—berujung permintaan yang terkesan memaksa.Avina meminum habis air mineral dalam botol, kemudian be
Baca selengkapnya
Complicated : 05
Avina terlihat duduk diam di balkon kamar, seperti inilah kegiatannya di rumah. Terlebih lagi, kalau sudah ada Aldian dan kakaknya pulang dan seharian di rumah. Tidak terlalu dekat, faktor dari kehidupan yang dijalani. Selalu menuntutnya untuk menjadi yang sempurna. Keluar kamar kalau memang harus, itu harus tetap bersikap seolah baik-baik saja.Lagi pun yang sering menjadi teman bicara, Avera saja. Selebihnya diam di kamar, memang bisa saja bosan. Tetapi, lebih baik seperti ini dibanding bertemu atau berbincang kecil dengan baik-baik dalam sekejap berganti menjadi sebuah perseteruan.Avina
Baca selengkapnya
Complicated : 06
Sepertinya, ketenangan yang selama ini diimpikan Raska. Bahkan, berhasil dirasakan cukup lama. Memang sudah waktunya, berakhir. Bukan berarti, Raska tidak bisa mendapatkannya lagi. Hanya saja, Raska dengan terpaksa harus bertemu dengan orang sudah tidak ingin dilihatnya lagi.Di penghujung kegiatan sekolah, kala itu Raska sibuk merapikan buku-buku dan ingin cepat pulang. Kebetulan hari libur kerja, tetapi dibatalkan saat mendapatkan pesan singkat dari Zian. Diperintahkan langsung dari manajer untuk memberitahunya, libur part time bukan hari ini, melainkan diganti esok.Ra
Baca selengkapnya
Complicated : 07
Raska melangkah jauh dari restoran milik Andreas, raut wajahnya penuh kekesalan. Muak karena Rendra terus mengatakan hal yang amat tidak ingin didengar. Meskipun, semuanya kebenaran. Raska sejak awal, sudah melepaskan diri dengan sengaja dari mereka, otomatis kehidupannya bukan lagi sama. Melainkan menyamarkan identitasnya menjadi anak yatim, memang sebelumnya Raska tinggal di panti asuhan. Itu sebabnya, bisa mengubah identitasnya.Tangannya yang sedari tadi terkepal amat erat, kini memerah dan lecet. Raska meluapkan kekesalannya dengan meninju keras pohon yang tumbuh dan menjulang tinggi di pinggir jalan. Kekesalannya semakin menjadi, setelah bertemu dengan orang yang paling tidak inginkan.
Baca selengkapnya
Complicated : 08
Sepanjang lorong hingga koridor kelas, entah sudah berapa kali dengkusan kekesalan terdengar. Ya, Raska risi sekaligus muak. Berita yang menurutnya amat tidak terlalu penting, menyebar begitu cepat.Pastinya, kelakuan anak pebisnis entah siapa. Intinya, kebetulan ikut ke pesta yang dibuat oleh Rendra di restoran milik Andreas. Di satu sisi, Raska memikirkan apa yang akan dijelaskan. Saat diinterogasi Andreas. Usai sekolah, diminta menghadap.Memuakkan! Kenapa harus terbongkar?
Baca selengkapnya
Complicated : 09
Raska menyandarkan punggung tegapnya pada dahan pohon besar di halaman belakang sekolah, sesekali mendengkus kesal juga mengusap kasar wajahnya.Masih tidak terima, kalau identitas aslinya akan kembali disandang. Meskipun, hanya identitas bukan kehidupan. Ya, Raska tidak mengharapkannya.Raska berdecih. "Berharap cepat usai, sepertinya butuh waktu lama ya?" Tangannya mengacak-acak kasar surainya. "Tidak ada yang paham, kalau aku lelah. Keinginan kecil, hanya satu ... hidup biasa dan tenang. Itu saja, kenapa terus dipersulit!"Raska berteriak, kembali mengacak-acak sekaligus menjambak kasar surainya. Napasnya memburu, benar-benar emosi. Setelahnya, terpejam. Membiarkan embusan angin menerpa, setidaknya sebelum masalah besar menyerang. Raska ingin istirahat sejenak, meskipun ketenangan yang didapat begitu singkat.Cermin mata bulat, yang biasa membingkai wajah kini terlepas. Bahkan, dibiarkan tergeletak di rerumputan liar.****
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status