Share

DC 02

Seorang pria baru saja datang bersama dengan asisten pribadinya. Di dalam kamar hotel itu, mereka melepas penat sejenak karena perjalanan cukup jauh untuk menempuh kota yang kini mereka kunjungi.

Albert Peterson bersama dengan asisten pribadinya David Joe Taslim. Mereka datang ke kota ini untuk menjalankan proyek yang akan dimulai. Mereka akan mendirikan sebuah pabrik Tas branded di kota tersebut.

Letak pabrik yang akan dibangun tidak terdapat pada tengah kota, melainkan pada salah satu desa yang berada pada kota tersebut. Karena banyaknya pabrik pada desa tersebut, itu dapat  membuka peluang untuk Albert membangun sebuah pabrik.

Mengingat kondisi sekarang yang serba susah, termasuk mencari pekerjaan , ini adalah sebuah peluang untuk dirinya membangun sebuah pabrik. Karena orang akan datang sendiri tanpa dicari.

"Bagaimana dengan data mengenai pembangunan pabrik yang sudah dirancang?" Tanya Albert pada Joe.

"Semua sudah selesai, pembelian tanah sudah dilakukan dan material pembangunan pun sudah datang. Hanya menunggu satu tahun untuk pabrik itu selesai dibangun," Ujar Joe menjelaskan sembari memberikan rekap data yang dia kerjakan.

"Bagus. Lalu bagaimana dengan mesin yang digunakan dalam pabrik nanti?" Tanya Albert lagi.

"Saya dan beberapa tim sudah memesankan mesin jahit, serta mesin press dan potong dari Korea dan Jepang. Semua sudah beres dan akan segera dikirim ketika pabrik sudah selesai dibangun. Untuk penataan dan kelancaran dalam bekerja akan dilakukan sebelum pabrik dibuka untuk umum," Ujar Joe mendetail.

"Baiklah, saya tidak ingin ada kecurangan dalam proyek kita kali ini. Kita harus menguasai beberapa bisnis , entah itu properti atau yang lain!" Pinta Albert pada Joe.

"Baik tuan, saya akan menjamin tidak ada lagi kecurangan yang membuat kerugian besar nantinya," Ujar Joe dengan tersenyum meyakinkan Albert.

"Baguslah jika seperti itu. Saya butuh hiburan saat ini, Carikan aku wanita penghibur sekarang juga," Perintah Albert pada Joe . Dengan segera Joe memboking wanita penghibur untuk bosnya itu.

Joe sudah terbiasa dengan Albert yang sering bermain dengan para wanita penghibur , karena biasanya Albert tidak sungkan untuk bermain ditempat terbuka seperti kolam renang dan pantai. Tidak tahu mengapa tapi Albert memang suka sekali berganti wanita. Bahkan banyak model yang mengantri untuk menjadi pasangannya.

•••••••••••

Desahan Albert menggema ketika wanita yang berada diatasnya bergerak memutar yang membuat inti tubuhnya terasa seperti dipilin. Ya Albert tengah bercinta disiang hari dengan wanita itu penghibur yang Joe siapkan untuknya.

Wanita itu menaik turunkan tubuhnya dan menjepit inti tubuh Albert yang berada dalam pusat tubuhnya. Tidak sempit dan tidak longgar, masih pas untuk ukuran inti Albert yang terbilang besar , karena Albert sendiri lebih menyukai sensasi sempit untuk menjepit dan memuaskan pusat tubuhnya.

Albert meremas dua buah gunung yang menggantung indah dan bergoyang tersebut. Dia meremasnya kasar hingga membuat wanita itu menjerit kesakitan namun diselingi desahan.

Albert menyuruh wanita itu untuk menunduk sedikit agar dia bisa dengan mudah melumat kacang pink kecoklatan yang sudah menegang itu .

Desahan Albert dan wanita itu menggema bersahutan, Albert memejamkan matanya kala wanita itu menjepit inti tubuhnya dan mempercepat gerakannya mengocok pusat tubuhnya.

"tuan ini sangatlah enak."

Wanita itu terus meracau dan semakin cepat menaikkan tempo permainannya. Albert tidak perduli dengan desahan wanita itu, yang dia mau adalah dirinya yang terpuaskan dan mendapatkan pelepasan untuk saat ini.

Albert menampar punggung wanita itu hingga memerah, wanita itu pun hanya meringis nikmat. Sesekali juga Albert menampar dua gunung wanita itu kemudian dikulumnya dan digigitnya kacang mungil wanita tersebut.

" sakit tuan."

Wanita itu mengejang menandakan dia baru saja mencapai puncaknya. Karena Albert belum mencapai kepuasan kini ia mengubah posisi menjadi diatas. Dengan cepat dan kasar dia menghujami inti wanita itu.

Setiap hujaman yang kasar itu, Albert juga menampar dua gunung wanita itu hingga memerah. Wanita itu yang baru saja dikasari hanya bisa mendesah pasrah dengan orang yang menyewanya kini.

"Shitt jalang !"

Desah Albert ketika inti wanita itu menyedot pusat tubuhnya untuk masuk lebih dalam. Albert tidak perduli lagi jika wanita itu kuwalahan dengan permainannya. Yang ia inginkan hanyalah pelepasan.

Setelah 30 menit Albert menghujami inti wanita itu kini Albert memuntahkan cairannya. Albert mengeluarkan inti tubuhnya itu dan melepas kondom yang dia pakai.

"Tugas anda sudah selesai. Silahkan bersihkan diri anda dan segera keluar dari kamar ini. Uang mu sudah saya transfer," Ujar Albert pada wanita itu. Wanita itu mengangguk patuh dan melakukan yang disuruh oleh Albert.

••••••••••

"Kau sudah selesai dengan wanita penghibur mu tuan?" Tanya Joe yang baru saja datang dan menemui bosnya itu dengan kondisi yang masih polos tertutupi oleh selimut.

"Ya. Dan kali ini kau memilih partner yang kurang handal, karena permainan nya tidak seenak wanitaku di Jakarta," Ujar Albert membuat Joe tertawa.

"Wajar saja tuan, wanita disini tidak terlalu liar. Hanya wanita penghibur yang berani berperilaku liar. Tapi katamu mereka tidak pandai bermain. Mungkin mereka butuh pelatihan dari tuan. Benar begitu tuan?" Tanya Joe diiringi kekehan.

Albert mendengus karena ucapan Joe. Dengan segera dia mengambil handuk yang berada disisi Kanannya dan memakainya. Dia berjalan kearah kamar mandi meninggalkan Joe yang geleng-geleng kepala melihat tingkah Boss nya itu.

"Ah tuan, apa nanti kau mau melihat dimana letak lokasi pabrik yang akan kau bangun?" Tanya Joe sebelum Albert masuk kedalam kamar mandi.

"Ya setelah aku selesai mandi kita akan melihat lokasi itu," Ujar Albert kemudian segera masuk kedalam kamar mandi.

Setelah 15 menit, Albert sudah selesai dengan mandinya. Dia menggunakan kaos putih polos dengan celana jeans hitam untuk ia gunakan kali ini. Karena ini hanya untuk melihat lokasi, mungkin menggunakan pakaian sedikit santai tidak masalah.

"Kau ingin makan dulu tuan?" Tanya Joe kala melihat Albert keluar dari lift.

"Ya, pesankan aku nasi Padang. Aku akan memakannya di mobil," Ujar Albert pada Joe.

Setelah memesankan makanan Albert, kini Albert dan Joe menuju lokasi untuk pembangunan pabrik. Sangat luas, hampir sama dengan ukuran pabrik sepatu yang berada disampingnya.

Mata Albert terfokus pada gadis yang baru saja keluar dari pabrik sepatu itu. Albert tebak gadis itu sedang mencari pekerjaan. Albert memperhatikan gadis tersebut, beberapa kali gadis itu menunduk sedih. Mungkin dia ditolak dari beberapa kios yang dia datangi.

"Joe, kau turunlah. Dan tawarkan wanita pekerjaan," Ujar Albert menunjuk pada wanita yang sedang berdiri disamping sebuah kios.

"Baiklah tuan," Ujar Joe segera turun dari mobil dan mendekati wanita itu.

"Apa anda mencari pekerjaan nona?" Tanya Joe pada gadis itu.

"I— iya, anda siapa?" Tanya gadis itu was-was karena melihat Joe yang terlihat misterius.

"Ambil kartu namaku. Jika kau berniat mencari pekerjaan, kau bisa menghubungiku pada nomor yang tertulis pada kartu nama itu ," ujar joe kemudian meninggalkan gadis tersebut.

"Ta— tunggu!" Gadis itu tidak menyelesaikan ucapannya karena Joe sudah pergi meninggalkannya.

Setelah Joe kembali kedalam mobil, gadis itu menyetop angkot dan pergi bersama dengan angkot itu.

"Kau sudah memberinya penawaran?" Tanya Albert pada Joe.

"Sudah tuan. Jika dia butuh pekerjaan langsung maka saya yakin dia akan menghubungi tuan dalam waktu dekat," Ujar Joe pada Albert.

"Ya sudah. Ayo kembali ke hotel, badanku sudah lelah ingin tidur," Ujar Albert kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil.

"Baik tuan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status