Di tengah kota yang dipenuhi dengan kegelapan dan intrik, ada seorang putri tunggal dari seorang mafia besar yang kuat dan tak terkalahkan. Bernama Lavrinda, dia tumbuh di tengah kekayaan dan kekuasaan, tetapi kesendirian selalu menyelimutinya. Hidupnya berubah saat dia bertemu dengan Ratha, seorang bawahan setia ayahnya yang telah mengubah kehidupannya. Awalnya, pertemuan mereka dipenuhi dengan ketegangan dan ketidakpercayaan. Namun, di antara dunia kekerasan dan kecurigaan, cinta tumbuh di antara keduanya secara perlahan. Ratha adalah seseorang yang selalu berada di sisinya, melindunginya tanpa pamrih, dan membuatnya bisa merasakan rasa cinta yang ia butuhkan.
Lihat lebih banyak“Tembak,” perintah dari Ratha.Satu peluru melayang di udara dengan cepat mengenai roda mobil konvoi. Tembakan dari Agnes menyebabkan mobil tersebut oleng dan minggir menabrak pohon di jalun lintas hutan hujan. Pohon tersebut ambruk dan menghadang jalan.Ratha memencet tombol peledak dan menghancurkan jembatan di belakang konvoi mereka. Konvoi transportasi berisi sampel virus itu kini berhasil dihentikan. “02 konvoi berhasil dihentikan.”“Lanjut ke rencana berikutnya.” Jawab Lavrinda.Ratha melemparkan granat asap ke arah jalan. Kemudian dia memasang alat penglihatan panasnya supaya bisa melihat dalam asap. Dia memimpin semua timnya untuk menembaki para tentara yang menjaga konvoi tersebut.“Cek setiap kendaraan, VIP kita ada di salah satu kendaraan ini. Kode nama 05-1.” Kata Ratha.Dengan perlahan dia berjalan di dalam asap tebal dan menembaki tentara Brazil yang kebingungan. Ratha memecahkan kaca jendela mobil di sampingnya, “05-1 kamu di sini?”Dia hanya menemukan para tentara yang
“Bangun Lavrinda.” Elaina kecil membangunkan Lavrinda. “Kamu tidak berangkat ke sekolah?”Lavrinda mengucek matanya dan menguap. “Eh? Sudah pagi? Ratha di mana?”“Di sini, ayo.”Mendengarkan suara dari Lavrinda terbangun dan segera mandi. Apakah ini mimpi? Kenapa mereka semua menjadi kecil lagi? Selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya, hati Lavrinda terasa sakit melihat Ratha dan Elaina berbicara dengan akrab di depan pintu kamarnya.Eh? Kenapa? Bukannya kamu milikku? Kenapa kamu berbicara kepada wanita lain semesra dan seakrab itu? Kalau Agnes bisa aku pahami karena kamu seperti kakak baginya. Tapi jika itu Elaina.Aku tidak bisa terima. Lavrinda beranjak mengambil tas sekolahnya dan menghampiri mereka. “Agnes di mana?”“Agnes sudah berangkat duluan karena piket kelas.” Balas Elaina.Hati Lavrinda semakin sakit melihat Elaina dan Ratha berjalan bersama. Sementara dia ada di belakang mengekor mereka. “Dia kesatriaku kan? Kenapa kamu mendekati gadis lain?” ada di dalam pikirannya.
“Sayang? Kamu kenapa?” tanya Ratha sambil merangkul Lavrinda dari belakang. Karena heran melihat kekasihnya itu semenjak pagi termenung.Lavrinda menutup laptopnya dan mencium pipi Ratha. “Aku hanya berpikir untuk ke depannya nanti. Kita tinggal bertiga sama Agnes, memiliki beberapa anak. Ah sungguh indah.”Meskipun hujan suasana di ruang tamu di apartemen mereka terasa hangat. Lavrinda menatap mata Ratha dengan tajam. “Kamu benar-benar mencintaiku sekarang? Tumben kamu seromantis ini.”“Aku sedikit membaca buku tentang cara bertindak romantis. Juga menonton beberapa karakter film yang kamu suka.” Ratha menatapkan dahinya ke dahi Lavrinda. “Kamu sudah mandi?”“Belum. Aku tadinya menunggu Agnes pulang, tapi sepertinya Agnes lembur ya?” tanya Lavrinda.“Dia masih berada di lapangan latih tembak mengasah tembakannya.” Jawab Ratha. “Papa menyuruhku pulang dengan cepat begitu aku sudah menyelesaikan semua pekerjaan administrasiku.”“Kalau begitu kita mandi dahulu bagaimana?” tanya Lavrinda
Elaina menuju tempat yang diinginkan Lavrinda. Tempat tersebut ada di tengah hutan hujan di Brazil. Kini dia berada di atas pesawat bersiap untuk terjun. Tugas yang diberi Lavrinda kepadanya adalah menyusup dan mendapatkan kembali sampel Crandespol yang dicuri oleh mata-mata asing.“Laboratoriumnya terletak di bawah tanah ya, lokasinya tepat dibekas tambang emas.” Elaina membuka petanya. “Dengan keahlianku aku yakin ini bisa selesai dalam waktu dua hari.”Elaina membaca lagi buku dan dokumen palsunya. Kini dia akan menyamar sebagai Ravina Cristine, seorang peneliti tingkat 2 di laboratorium ini. Di dalam tasnya sudah ada peralatan baginya untuk menyamar menjadi Ravina. Ravina yang asli saat ini sedang disekap oleh organisasi dan akan dilepaskan bila Elaina berhasil, serta informasi yang dia berikan valid.Ada sebuah komunikasi masuk dari Lavrinda. Elaina menerimanya, “Ada apa? Kamu mau memberiku saran atau kata-kata semangat.”“Ya. Dengarkan suara ini.” balas Lavrinda. Terdengar suara
“Kamu bengong, ada apa?” Ratha menempelkan kaleng soda yang dingin pada kekasihnya itu. Sedari tadi, ia amati kekasihnya itu bengong melihat ke luar jendela ke arah pemandangan malam Kota London. “Kamu sudah wisuda, jangan bengong.”“Ya, saatnya menentukan bagaimana pernikahan kita berlangsung.” kata Lavrinda dan duduk di pangkuan Ratha. Ratha menyalakan televisi dan melihat berita. Lagi dan lagi beritanya memuat tentang Negara Kermenchik.Dengan lantang dan berani terlihat Adler dan Herman berpidato kalau negaranya menemukan obat kanker. Crandespol, obat yang terbuat dari mineral dan tanaman herbal yang hanya bisa tumbuh di Kermenchik.“Besoknya pasti ada banyak mata-mata asing mencoba masuk ke negara kita.” Kata Ratha. “Tapi untuk sekarang kita bersenang-senang saja di sini dahulu.”“Maria dan Agnes lama sekali.” Kata Lavrinda. “Atau kita duluan dan tidak memakai kondom?”Tonjolan besar dan keras mulai muncul di celana Ratha. Lavrinda tersenyum dan menggoyangkan pantatnya. “Sekarang
Dengan napas terengah-engahnya, gadis kecil itu berlari menghindari pencarian anak buah ayahnya. Hingga ia sampai ke tepian sungai, berhentilah sebentar ia untuk mengambil napas. Matanya melirik ke sana-sini memastikan apakah dia sudah berhasil kabur.“Papa bodoh,” ujar gadis itu. “Selalu tidak hadir.”Matanya meneteskan air mata. Rambut putih peraknya melambai-lambai terkena angin kencang. Duduklah ia di tepian sungai dan memeluk lututnya.“Kamu tidak apa-apa?” tanya seorang anak kecil seusianya, “Kenapa kamu menangis?”“Pergi! Aku ingin sendiri!” jawab gadis itu.“Firasatku mengatakan kalau kamu ditinggal sendirian sesuatu yang buruk akan terjadi. Akan aku temani saja.” anak laki-laki tersebut mengambil tempat di sebelah Lavrinda. Terasa rasa dingin di pipinya.Lavrinda terkejut dan menatap ke anak laki-laki tersebut. “Hei! Apa maksudmu? Dingin tahu kena pipiku.”Anak laki-laki tersebut menawarkan dirinya sebuah kaleng minuman soda rasa limun. Karena penasaran tak pernah meminum min
Lavrinda melirik jam dinding di kamarnya. Sudah saatnya Ratha akan pulang ke rumah. Saat beranjak ke dapur saat melihat Maria ada di sana raut mukanya langsung cemberut. “Cepat memasaknya. Aku ingin memasakkan sesuatu spesial untuk kekasihku.”“Ya, Mamamu ini tahu. Tapi ini Mama memasakkan sesuatu yang spesial untukmu.” Balas Maria.“Kemarin aku hanya ingin mencegahmu disentuh pria lain. Kamu di sini adalah milik Papaku. Kamu harusnya tidak boleh membiarkan dirimu disentuh pria lain.” Kata Lavrinda. “Aku masih tidak akan menerimamu sebagai ibu tiriku.”“Nih lihat apa yang aku masak. Sup sehat, berpotensi untuk mengencangkan kulit, memudakan tubuh dan stamina.” Maria menunjukkan masakannya. “Kamu kalau tetap gampang marah dan cemberut begitu. Nanti garis kerut di mukamu cepat terbentuk dan kamu akan kelihatan lebih tua.”“Tersenyum pun juga sama.” Balas Lavrinda dengan nada merendahkan. “Ya sudah. Aku memasak di kompor lainnya saja.”“Dengarkan Mamamu ini Lavrinda. Kamu mau awet muda k
Selesai melakukan pembayaran tunai. Lavrinda meminta ijin kepada Andrian untuk mengambil foto dirinya menggunakan gaun itu. Maria membantunya untuk mengambil gambar, memang benar ketika Lavrinda menggunakan gaun berwarna kuning keemasan itu tampak dirinya seperti seorang tuan putri.“Cantiknya putriku.” Puji Maria.Lavrinda mengirimkan fotonya kepada Ratha. Menunggu balasan dari kekasihnya soal gaun yang baru ia beli. Barulah ia lepas gaun tersebut untuk dikemas oleh Andrian. Ratha membalas foto yang ia kirimkan dengan satu balasan, cantik.Ratha memasukkan kembali ponselnya di sakunya. “Ayo Agnes kita akan menangkap pengkhianat satu ini. Sudah lama dia dibiarkan menjadi mata-mata. Pedro dan timnya akan masuk melalui pintu depan.”Mereka berada di sebuah gedung apartemen di Provinsi ke 7. Dia ada di lantai nomer 17 berhadapan langsung dengan gedung sebelahnya yang kini mereka incar. Agnes menyiapkan senapan runduk mereka berdua. Kemudian membuka jendela dan mengatur meja yang akan mer
“Jadi Lavrinda, kamu mama buatkan apa untuk besok?” tanya Maria kepada Lavrinda yang sedang baca buku di ruang tamu.“Bukannya sudah pernah kubilang untuk tidak coba dekat denganku?” Balas gadis itu dengan nada tinggi.“Ayolah, aku tidak ingin merasa terasingkan di keluarga ini.” pinta Maria. “Hitungannya kamu kan juga putriku.”“Heerrgh.” Lavrinda mengerang marah.Melihat anak tirinya semakin geram. Wanita itu menyingkir ke dapur dan takut. Ah tidak, Maria tidak ingin kehilangan nyawanya. Maria berpikir hal apa yang disukai Lavrinda. Piano? Aku tidak bisa memainkannya. Lalu apa yang identik dengan hal-hal klasik?Herman tiba-tiba muncul dan mengagetkan Maria. “Ada yang tampak panik akibat tantanganku. Jika kamu gagal aku akan menikmati bagaimana caraku untuk membunuhmu.”“Kamu tidak mau membantuku sedikit kah? Kasih petunjuk atau apalah itu?” tanya Maria.“Apa yang kamu tukarkan? Aku bisa memberitahumu sesuatu kalau kamu memberiku juga.” Jawab Herman.“Apa yang kamu inginkan. Ini ber
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.