Share

Bab 42

Usai membaca pesan yang dikirim Juragan Asep pada ibu, Kang Dadan hanya diam sambil meremas ponsel itu. Rahangnya mengeras, bahkan kini tatapannya menjadi begitu tajam ke arah hotel.

“Kang….”

“Enggak bisa dibiarin Dek, mereka semakin semena-mena! Ibu pasti ketakutan sekarang.”

Siapa yang tidak takut diancam seperti itu. Ibu pasti berpikir untuk melarikan diri. Entah ke mana ia akan pergi.

Aku yang masih termenung, seketika bangkit melihat Kang Dadan yang mengambil langkah lebar, menyeberangi jalah, lantas masuk ke hotel. Aku yang memanggilnya sejak tadi bahkan tak dihiraukan sama sekali. Pria itu malah semakin mempercepat jalannya.

Aku sudah kuawalahan, mengikuti langkahnya yang lebar dan panjang.

Sampai ia berhenti di meja resepsionis dengan keadaan yang masih emosi pria itu menanyakan keberadaan Juragan Asep.

Ia jelas tahu, setiap hotel punya kebijakan tersendiri dalam melindungi privasi pelanggannya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status