Share

115

Nasya tersenyum semringah saat keluar dari kamarnya diiringi oleh Bi Ina. Ia menghampiriku dan sama sekali tak memperdulikan Roy yang justru dari tadi menunggu dengan gelisah di depan pintu kamarnya.

“Kupikir aku hanya berhalusinasi, Mas. Rupanya Mas Fahry memang ada di sini.”

Aku sedikit menggeser dudukku ketika Nasya duduk di sampingku.

“Kita mau ke mana?”

Aku bergeming, melirik Roy yang menatap tajam ke arah kami.

“Hari ini ulang tahun Mas Fahry, kan? Aku senang Mas Fahry mengunjungiku kemari.”

“Sebentar ya, Sya. Aku mau bicara dengan Roy dulu.”

Kutinggalkan Nasya yang kemudian menatap tak suka.

“Dia kalau gini kelihatan normal. Terus mau kita bawa ke mana dia?” tanyaku pada Roy dengan suara pelan.

“Gue juga bingung. Tapi lu liat sendiri kan tadi dia seperti apa kalau lagi kumat? Apa mungkin kita bawa ke rumah sakit aja dulu.”

Aku meremas kasar rambutku.

“Lu putusin segera, Roy! Gue enggak mau lama-lama di sini. Istri gue nungguin gue!” Aku mulai emosi.

Roy menatapku, masih dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status