Share

KETAHUAN

“Arghhh...” Aku melempar kasar ponsel ke atas ranjang.

Sepertinya aku sudah tahu siapa pengirim pesan itu. Laki-laki sama yang datang saat aku mengandung Miko dulu. Tak ingin memperpanjang urusan, aku segera memblokir nomor tersebut. Rasanya aku lagi enggak mau berpikir berat.

Merasa bosan di kamar, aku beranjak turun ke lantai dua untuk memasak sarapan. Baru ingin mengambil bahan di kulkas, dari dalam perutku terasa sesuatu yang melesak ingin keluar. Aku segera lari ke wastafel pencuci piring dan keluarlah cairan tak sedap dari mulutku.

“Mama sakit, ya?” tanya Miko sembari menarik-narik bajuku dari bawah.

“Enggak sayang, mama cuma masuk angin.” Aku menoleh dan tersenyum pada Miko.

“Aku telepon Ayah ya, Ma?”

“Ayah kan lagi sibuk kerja,” ujarku beralasan.

“Kerja kok enggak pulang-pulang.” Miko mengerucutkan bibir sambil berjalan menuju meja makan.

Sudah hampir setengah jam aku dan Miko duduk di depan gerbang toko. Bukan tanpa alasan, kami sedang menunggu makanan yang aku pesan dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status