Share

GALAU

"Oh, ternyata toko ini berubah jadi warung jajanan kuno," sindir Mbak Silvi sembari mengitari rak-rak yang berisi makanan ringan.

"Mantan kuli mana bisa diandalkan mengelola toko, yang ada bangkrut kayak gini. Kasihan keluarga Rafi yang sebentar lagi pasti toko ini di jual," imbuhnya.

Aku memilih diam, dan terus menata brownis lumer di loyang.

"Emang jual kayak gini untung berapa, sih?" Mbak silvi mencomot brownis dengan topping keju dan menyendoknya sedikit.

"Itu harganya dua puluh lima ribu. Mbak," ujarku.

"Oh, cuma dua lima, pantes aja rasanya aneh. Gulanya pasti pakai pemanis buatan, terasa banget di tenggorokan," cela Mbak Silvi namun terus memakannya.

"Lapar, Mbak?"

"Mubazir kalo enggak di habisin," ucapnya setelah menelan suapan terakhirnya.

"Kalo kurang, masih banyak varian kue yang lain kok, Mbak." Aku menunjuk beberapa macam kue yang ada di dalam etalase.

"Enggak, aku enggak bisa makan makanan sembarangan. Aku harus menjaga bentuk tubuhku biar tetap bagus."

"Kalo gitu di k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status