Share

Bab 44

Mobil porsche hitam berhenti tepat di rumah besar bernuansa putih. Suasana rumah terlihat sepi seperti tidak ada penghuninya. Kejadian malam ini membuatnya cukup trauma, melihat Akmal memukul dokter Adryan dengan beringas. Selama mereka bersama, Akmal tidak pernah seperti itu.

Helsa mengalihkan pandangannya pada dokter Adryan, namun dia tersentak saat pria itu sudah menatapnya lebih dulu. Bahkan sejak tadi.

Seulas senyum terpancar dari wajah lebam itu, masih tetap tampan.

"Mas, maaf. Karena Akmal-"

Suaranya mendadak putus saat Adryan mencium keningnya. Matanya mengerjap berulang kali, Helsa tidak mengerti apa maksud semua ini.

"Untuk pukulan tadi mas maafin dia, tapi tidak untuk semua air mata kamu," ungkap Adryan sembari menatap dalam manik mata perempuan dihadapannya.

"Helsa boleh minta sesuatu?" tanyanya.

"Apa?"

"Bawa pergi Helsa sejauh mungkin," ujarnya.

"Maksud kamu?"

"Helsa mau lurusin amanah papa," ucapnya final.

Adryan melepaskan seat belt, mengambil posisi duduk sed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status